STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA VS AGAMA. Dosen Pengampu: Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma. Disusun oleh : Abdul Wahab Kelompok E. Teknik Informatika

PANCASILA VS AGAMA Disusun oleh :

Makalah Pendidikan Pancasila

PANCASILA VS AGAMA BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA dan AGAMA. : Deny Hendry Saputra NIM : Program Studi : PANCASILA. : Drs. Mohammad Idris

DAFTAR ISI BAB 3 KEBERADAAN PANCASILA DAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DAN AGAMA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA

PANCASILA VS AGAMA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Kontroversi Agama dan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA BAB I ABSTRAKSI

KETUHANAN YANG MAHA ESA

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

Nilai-Nilai Pancasila

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

BERPERILAKU PANCASILA

LAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

TUGAS AKHIR PANCASILA PANCASILA ADALAH CERMIN HIDUP BANGSA INDONESIA

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

Pancasila dan Implementasinya

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

PLEASE BE PATIENT!!!

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

PENDIDIKAN PANCASILA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

Realisasi Pengamalan Pancasila. dalam Menghargai Kebebasan Berpendapat. Dosen Pengampu : DR. Abidarin Rosyidi, MMa

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

Lemahnya Kesadaran Masyarakat Indonesia Terhadap Nilai-nilai Pancasila

HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DALAM PANCASILA di INDONESIA

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PANCASILA PANDU JOKO PRASETYO KELOMPOK F S1 TEKNIK INFORMATIKA. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

PERGESERAN POLA PIKIR REMAJA TENTANG KONSEP PANDANGAN HIDUP DAN UPAYA MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI SEMANGAT HIDUP REMAJA.

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

MINORITAS DIBALIK TAMENG PIAGAM JAKARTA

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

MAKALAH PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM BIDANG PROFESI MANUSIA

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEAGAMAAN OLEH FERIYANSYAH DOSEN 11.01.2975 PENGAMPU : Bapak KELOMPOK IRTON, SE, B MSi D3 TEKNIK INFORMATIKA Bapak Irton, SE, MSi. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara, Condong Catur Yogyakarta Telp. (0274) 882401-204, Faks : (0274) 884208

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEAGAMAAN FERIYANSYAH DOSEN 11.01.2975 PENGAMPU : Bapak KELOMPOK IRTON, SE, B MSi D3 TEKNIK INFORMATIKA Bapak Irton, SE, MSi. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara, Condong Catur Yogyakarta Telp. (0274) 882401-204, Faks : (0274) 884208

ABSTRAKSI Agama dan Pancasila adalah ikatan rantai yang tidak bisa dipisahkan. Bayangkan saja agama tanpa ideologi bangsa(pancasila), begitu juga sebaliknya Pancasila tanpa Agama?.. mau jadi apa dunia ini. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila yang sampai saat ini masih sering dijadikan sumber perang pendapat para oknum-oknum yang ingin mempengaruhi masyarakat dengan pemahan-pemahaman dan ideologi yang mereka anut terutama bagi mereka yang berlatar belakang atau berbasis Agama. Penghasutan atau konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan agama, itu hanya sekedar kedok belaka. Mereka (oknum-oknum tertentu) melakukan itu hanya untuk merubah paradigma dan mempengaruhi masyrakat luas agar mau mengikuti dan menerapkan ideologi atau kepercayaan yang mereka anut. Selain itu, mereka bertujuan untuk membuat butir sila pertama ini menjadi seolah-olah tidak cocok atau pantas diterapkan di negara ini. Namun, apapun bentuk protes dan tindakan-tindakan dalam rangka menjatuhkan sila pertama ini, semuanya tidak bisa merubah keabsahannya (pancasila). Memang tidak bisa dipungkiri, ideologi yang benar-benar abstrak dan cocok dalam mempersatukan bangsa ini adalah PANCASILA. Sebuah ideologi yang sederhana namun pengaruhnya sangat luar biasa.

BAB I A. Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak kenal dengan Bung Karno?.. seorang proklamator yang telah melahirkan gagasan pancasila yang tepatnya pada tanggal 1 juni 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup, ideologi bangsa, dan alat pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Pengaruh pancasila dalam kehidupan bangsa ini sangatlah besar. Mengapa demikian?, karena di Negara ini, terdapat berbagai macam suku, agama, kebudayaan, kepercayaan, daerah, pulau, dll, yang kesemuanya itu berbeda-beda dan mutlak harus dipersatukan. Pancasila merupakan hal yang sakral dalam perjalanan bangsa Indonesia ini. Sehingga, tidak heran jika rakyat Indonesia menganggap pancasila itu sesuatu ysng harus dihafalkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tetap ada oknum-oknum tertentu yang sama sekali tidak menghiraukan keberadaan pancasila itu sendiri. Masih ingatkah tentang kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi komunis, atau dengan kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka)? Jika melihat semua kejadian diatas, maka itu semua bersumber pada perbedaan dan ketidak cocokan ideologi Pancasila dan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang melakukan kudeta atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlandaskan/berlata belakang prinsip agama. Oleh sebab itulah saya tertarik menulis makalah dengan judul : Agama VS Ideologi Bangsa, dan masalah pokok yang hendak saya sampaikan dalam masalah ini adalah kenyataan bahwa pancasila dan agama itu masih menjadi hal yang Trending Topic sampai saat ini, bahkan sejak Bangsa Indonesia merdeka.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang saya jelaskan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apakah pancasila masih cocok menjadi ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam kepercayaan ini (agama). 2. Apakah dengan terus menjadikan pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dapat menuju negara yang lebih baik, aman dan stabil. C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Tujuan a. Mengetahui sejauh mana pancasila cocok dengan agama. b. Mengetahui arti penting pancasila dalam Negara Indonesia yang memiliki beragam agama. 2. Kegunaan a. Pemenuhan tugas terstruktur dari matakuliah pancasila (dosen pengampu : Bpk. Irton, SE. M.Si). b. Diharapkan berguna sebagai referensi dan penambahan ilmu penegetahuan bagi pihak yang membutuhkan. c. D. Batasan Masalah 1. Makalah ini hanya membahas tentang sangkut paut agama dengan pancasila. 2. Agama yang menjadi objek dalam makalah ini adalah agama yang ada di Indonesia (Islam,dll). E. Penulisan dan Pendekatan Makalah ini ditulis melalui metode Deskriptif Analisis (sesuai fakta dan penggalian daftar pustaka baik dalam media cetak/tulis dan web), melakukan pendekatan secara sosiologis (kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini),dan historis (sejarah masa lalu).

BAB II PEMBAHASAN KEBERADAAN PANCASILA DAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA A. Arti Penting Keberadaan Pancasila Pancasila sebagai dasar negara memang sudah tidak bisa diganggugugat. Menggugat pancasila hanya akan menimbulkan ketidakpastian baru. Bukan hal yang tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan (chaos) yang akan memecah belah kesatuan NKRI. Dampaknya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang memiliki agama dan suku yang berbedabeda. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (termasuk adat) dalam sistem negara harus diterapkan. Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan kumpulan kerajaan yang berbasis agama dan suku memperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama dan suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku. B. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sebagai negara yang mayoritas pendduknya beragama islam, pancasila sendiri yang sebagai dasar negara tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang pada awalnya berbunyi : dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya yang sejak itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan Piagam Jakarta tersebut, karena dua Ormas ini menyadari bahwa bahwa jika penerapan syariat islam diterapkan secara tidak langsung namun pasti akan

menjadikan Indonesia sebagai negara islam dan secara fair hal tersebut dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama non-islam. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa yang berarti bahwa pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha sebagai agama resmi negara pada saat itu. C. Butir-butir Sila Pertama Atas perubahan sila pertama menjadi ketuhanan yang maha esa membuat para pemeluk agama lain diluar islam merasa puas dan dihargai. Searah dengan perkembangan, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dijabarkan dalam beberapa point penting atau biasa disebut dengan butir-butir pancasila. Diantaranya : - Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Masyarakat Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. - Mengembangkan sikap hormat dan menghormati antar sesama. - Membina kerukunan hidup. - Agama dan kepercayaan itu adalah urusan pribadi antara manusia dan Tuhan. - Memberikan kebebasan untuk menjalankan ibadah. - Tidak memaksakan satu agama kepada orang lain. Dari butir-butir ini dapat dipahami bahwa setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu agama yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan saling toleransi antara agama yang satu dengan yang lainnya.

BENTUK KOLABORASI PANCASILA DENGAN AGAMA A. Ideologi Pancasila Sebagai Pilihan Keberadaan agama dan pemeluk agama di Indonesia menjadi suatu kenyataan yang tak terbantahkan. Kenyataan ini menuntut adanya kesadaran dari setiap pemeluk agama untuk menjaga keharmonisan hubungan diantara mereka. Semua pemeluk agama memang harus mawas diri. Yang harus disadari adalah bahwa mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan keyakinan agama yang beragam. Dengan demikian, semestinya tak ada satu kelompok pemeluk agama yang mau menang sendiri. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku dan agama. Dengan kondisi seperti ini dibutuhkan sebua ideologi yang netral namun mampu mengayomi dan menyatukan perbedaan tersebut. Karena itulah pancasila dipilih sebagai dasar negara. Tapi saat ini yang menjadi masalah adalah bunyi dan butir pada sila pertama. Sedangkan sejauh ini tidak ada pihak manapun yang secara terang-terangan menentang sila dan butir-butir pada sila lainnya. Akibat maraknya Parpol dan Ormas Islam yang tidak mengakui keberadaan pancasila dengan menjual nama Syariat Islam dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang cinta akan keutuhan NKRI maka banyak dari mereka yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Islam Pancasilais,atau Islam Nasionalis. Konsep negara pancasila adalah konsep negara agama-agama. Konsep yang menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan agamanya secara utuh, penuh dan sempurna. Negara pancasila bukanlah negara agama, bukan pula negara sekuler, apalagi negara atheis. Sebuah negara yang tidak tunduk pada salah satu agama tidak pula memperkenankan pemisahan negara dari agama, apalagi sampai mengakui tidak tunduk pada agama manapun. Negara pancasila mendorong dan memfasilitasi semua penduduk untuk tunduk pada agamanya. Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena

hukum-hukum agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsepkonsep agama akan menghapus superioritas satu agama atas agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas dan minoritas. Bahkan pemeluk agama dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum-hukum agama dalam negara pancasila akan menjamin kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Sekarang dibeberapa provinsi telah terjadi, dengan alasan moral dan budaya maka diterapkanlah aturan tersebut. Sebagai contoh, kini disebuah provinsi semua wanita menggunakan jilbab. Mungkin bagi sebagian kecil orang yang tinggal di Indonesia merupakan keindahan namun bagaimana dengan budaya yang selama ini telah ada? jangankan di Papua, pakaian Kebaya pun artinya dilarang dipakai oleh putri daerah. Bukankah ini merupakan pengkhianatan terhadap kebhinekaan bangsa Indonesia yang begitu heterogen. Jika anda masih ragu, silahkan lihat apa yang terjadi di Saudi Arabia dengan Aliran Salafy Wahabiya. Tidak ada pemilu, tidak ada kesetaraan gender dan lihat betapa tersisihnya kaum wanita dan penganut agama minoritas. Jika memang anda cinta dengan Adat, Budaya dan Toleransi umat beragama di Indonesia dukung dan jagalah kesucian Pancasila sebagai IDEOLOGI pemersatu bangsa. B. Kontroversi Pancasila Sebagai dasar negara RI, pancasila bukanlah murni dari nilai-nilai yang berkembang di Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam pancasila itu sama persis dengan asas Zionisme dan Freemasonry. Tegasnya, Bung Karno, Yamin dan Soepomo mengadopsi (memaksakan) asas Zionis dan Freemansonry untuk diterapkan di Indonesia. Pada masa pra-kemerdekaan, tatanan sosial masyarakat di Nusantara kebanyakan terdiri dari Kerajaan-kerajaan Hindu. Dari sistem monarkis seperti ini, belum dikenal konsep musyawarah untuk mufakat, tapi yang berlaku adalah sabda Pandita Ratu. Rakyat harus tunduk dan patuh pada titah sang raja

tanpa pengecualian. Sekaligus, minus demokrasi, karena keturunan raja diwarisi turun temurun. Kala itu, tidak ada persatuan. Perpecahan, keributan, perebutan kekuasaan dan wilayah, selalu mengundang pertumpahan darah. Sejak awal, pancasila agaknya tidak dimaksudkan sebagai alat pemersatu, apalagi untuk mengakomodir ke-bhinekaan yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Tetapi untuk menjegal peluang berlakunya Syariat Islam. Para nasionalis sekuler, terutama non-muslim, hingga kini menjadikan pancasila sebagai senjata ampuh untuk menjegal Syariat Islam, meski konsep Ketuhanan yang terdapat dalam pancasila berbeda dengan konsep (bertuhan banyak) yang mereka anut. Mereka lebih sibuk menyerimpung orang Islam yang mau menjalankan Syariat agamanya, ketimbang dengan gigih memperjuangkan haknya dalam menjalankan ibadah dan menerapkan ketentuan agamanya. Bagaimana toleransi bisa dibangun diatas konstruksi filsafat yang menghasilkan anarkisme ideologi seperti ini? Pancasila, sudah kian terbukti, cuma sekadar alat politisi busuk yang anti islam, namun mengatasnamakan ke-bhinekaan. Padahal bukan hanya Indonesia yang masyarakatnya multietnis, multi kultural, dan multi agama. Di Amerika, untuk mempertahankan ke-bhinekaannya mereka tidak perlu pancasila, begitupun negara jiran Malaysa. Nyatanya, justru mereka lebih maju dari negara Indonesia. Kenyataan ini, betapapun pahitnya haruslah diakui secara jujur. Sayangnya, sejumlah pejabat dan mantan pejabat di negeri ini, belum juga siuman dari mimpinya tentang kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagaimana sila kedua pancasila. Sedang sejarah membuktikan, apa yang dilakukan rezim penguasa selama 60 tahun Indonesia merdeka, justru penindasan terhadap kemanusiaan. Dalam memperingati hari lahir pancasila 04 juni 2006 di Bandung, muncul sejumlah tokoh nasional berupaya memperalat isu pancasila untuk kepentingan Zionisme. Celakanya, mereka menggunakan cara yang tidak cerdas dan manipulative. Dengan berlandaskan asas Bhineka Tunggal Ika, mereka memosisikan agama seolah-olah perampas hak-hak dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Segala hal yang berkaitan

dengan agama dianggap membelenggu kebebasan. Kebencian pada agama, pada gilirannya, menyebabkan parameter kebenaran porak-poranda, kemungkaran akhlak merajalela. Kesyirikan, aliran sesat, dan perilaku menyesatkan membawa epidemi kerusakan dan juga bencana. Selain itu, upaya penyeragaman budaya, maupun moral atas nama agama juga dikritik pedas. Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan awal bangsa Indonesia harus dipertahankan. Masyarakat Indonesia beraneka ragam, sehingga tindakan menyeragamkan budaya itu tidak dibenarkan, kata Megawati. Penyeragaman yang dimaksud, sebagaimana yang dikatakan Akbar Tanjung, Keberagaman itu tidak dirusak dengan memaksakan kehendak. Pihak yang merongrong Bhineka, adalah kekuatan-kekuatan yang ingin menyeragamkan. Padahal, justru Bung Karno pula orang pertama yang menghianati Pancasila. Dengan memaksakan kehendak, dia berusaha menyeragamkan ideologi, budaya dan seni. Ideologi NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunis) dipaksakan berlaku secara despotis. Demikian pula seni yang boleh dipertunjukkan hanya seni gaya Lektra. Sementara yang berjiwa keagamaan dinyatakan sebagai musuh revolusi. Begitupun Soeharto, berusaha menyeragamkan ideologi melalui asas tunggal Pancasila. Hasilnya adalah Kehancuran. C. Pemahaman dan Pelanggaran Terhadap Pancasila Saat Ini Ideologi pacasila merupakan dasar-dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas ideologi pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi pancasila adalah ideologi beragama. Sesama umat beragama seharusnya kita saling tolong menolong. Tidak perlu melakukan permusuhan ataupun diskriminasi terhadap umat yang

berbeda agama, berbeda keyakinan maupun berbeda adat istiadat. Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk agama lainnya dengan dalih moralitas. Hendaknya kita tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia. Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengerjakan permusuhan. Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu : Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu. Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama. Kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari islam, dan agama lainnya bukan berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas. MAKNA SESUNGGUHNYA DIBALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA Sejarah mengatakan bahwa Pancasila dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir pada 1 juni 1945. Pancasila lahir didasarkan pada pemikiran tokoh proklamator yang tidak lain adalah Bung Karno. Mungkin banyak diantara kita yang tidak mengetahui apa dasar pemikiran Bung Karno pada waktu mencetuskan ide dasar negara hingga tercetuslah ide dasar pancasila. Dasar pemikiran Bung Karno dalam mencetuskan istilah Pancasila sebagai Dasar Negara adalah mengadopsi istilah praktek-praktek moral orang jawa kuno yang didasarkan pada ajaran Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme terdapat praktek-praktek moral yang disebut dengan panca sila (bahasa Sansekerta/Pali) yang berarti 5 kemoralan, yaitu :

a. Bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup. b. Bertekad menghindari berkata dusta. c. Bertekad menghindari perbuatan mencuri. d. Bertekad menghindari perbuatan zinah, dan e. Bertekad untuk tidak minum minuman yang menimbulkan ketagihan dan menghilangkan kesadaran. Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita ajarkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dalam sudut pandang bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah bermakna Tuhan Yang Satu. Lalu apa makna sebenarnya? mari kita bahas satu persatu kata dari kalimat sila pertama ini. Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke-dan akhiran-an. Penggunaan awalan ke-dan akhiran-an pada suatu kata dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan ke-dan akhiran-an dapat memberi perubahan makna menjadi antara lain : mengalami hal, sifat-sifat contoh kalimat : ia sedang kepanasan. Kata panas diberi imbuhan ke- dan an maka menjadi kata kepanasan yang bermakna mengalami hal yang panas. Begitu juga dengan kata ketuhanan yang berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan ke- dan an yang bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain Ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau sifat-sifat yang berhubungan dengan tuhan. Kata Maha berasal dari bahasa Sansekerta/Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dlalml pengertian bentuk). Kata Maha bukan berarti Sangat. Jadi adalah salah jika penggunaan kata Maha dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi Maha Besar yang berarti sangat besar.

Kata esa juga berasal dari bahasa Sansekerta/Pali. Kata esa bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata esa berasal dari kata etad yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata ini (this-inggris). Sedangkan kata satu dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sansekerta 1 maupun bahasa Pali 2 adalah kata eka. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan adalah eka, bukan kata esa. Dari penjelasan yang telah disampaikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah bersrti Tuhan yang hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi, sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa berarti sifat-sifat Luhur/Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur / mulia, bukan Tuhannya. Dan apakah sifat-sifat luhur/mulia (sifat-sifat Tuhan) itu? sifat-sifat luhur/mulia itu antara lain : cinta kasih, kasih saying, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dll. Setelah kita mengetahui hal ini kita dapat melihat bahwa sila pertama dari Pancasila NKRI ternyata begitu dalam dan bermakna luas, tidak membahas apakah Tuhan itu satu atau banyak seperti anggapan kita selama ini, tetapi sesungguhnya sila pertama ini membahas sifat-sifat luhur/mulia yang harus dimiliki oleh segenap bangsa Indonesia. Sila pertama dari Pancasila NKRI ini tidak bersifat arogan dan penuh paksaan bahwa rakyat Indonesia harus beragama dan percaya pada Satu Tuhan saja, tetapi membuka diri bagi agama yang juga percaya pada banyak Tuhan, karena yang ditekankan pada sila pertama Pancasila NKRI ini adalah sifat-sifat luhur/mulia. Dan diharapkan negara dimasa yang akan datang dapat membuka diri bagi keberadaan agama yang juga mengajarkan nilainilai luhur dan mulia meskipun tidak mempercayai adanya SATU TUHAN. 1 Bahasa Sansekerta adalah bahasa India Kuno yang biasa digunakan oleh kaum terpelajar. 2 Bahasa Pali adalah bahasa India Kuno yang biasa digunakan oleh orang kebanyakan.

BAB III KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan dinegara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. Sehingga jika ideologi pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama diluar agama yang dijadikan ideologi negara tersebut. Dengan mempertahankan ideologi pancasila sebagai dasar negara, jika melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan sejahtera pasti akan terwujud. B. Implikasi Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap pancasila, maka perlu adanya peningkatan pengamalan butir-butir pancasila khususnya sila ke- 1. Salah satunya denga saling menghargai antar umat beragama. Untuk menjadi sebuah negara pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukan adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada didalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan peribadahan. C. Saran Untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila dan memadukannya dengan agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Contohnya, kita harus memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada didalamnya.

REFERENSI - Media Internet - Media cetak (buku, majalah dan koran) - Wawancara ustadz dimasjid - Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila. Jakarta : Pancoran Tujuh. - Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta : Rineka Cipta - Dahlan Thaib, SH, MSi. - http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm - http://www.teoma.com - http://www.kumpulblogger.com - http://forum.wgaul.com