DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 241/DIRJEN/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI

FORMULIR PERMOHONAN PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI KOP DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFROMATIKA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAKUAN BALAI UJI NEGARA ASING DI LINGKUP ASEAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR XXXXX TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Pelaksanaan. Post Market Surveillance. Tata cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 ten

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 66 TAHUN 2003 T E N T A N G TATA CARA SALING PENGAKUAN HASIL UJI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 10 TAHUN 2005 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Perkumpulan. Pengesahan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.03/2014 TENTANG PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

2017, No Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/ PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian (Berita N

Peraturan Menteri Keuangan 229/PMK.03/2014 tgl 18 Desember 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN. SNI. Baterai Primer.

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektr

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.03/2014 TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamb

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No dan Pemberitahuan Berakhirnya Status Badan Hukum Yayasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

2017, No Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1806); 4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77/M- DAG/P

Transkripsi:

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR XXXXX TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pasal 74 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi mengamanatkan agar pengujian alat dan perangkat telekomunikasi dilakukan oleh Balai Uji yang ditetapkan oleh Menteri; b. bahwa Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 15 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Balai Uji Dalam Negeri lingkupnya hanya terbatas untuk Mutual Recognition Arrangement (MRA); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Balai Uji Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

- 2-2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749); 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 96); 8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M- DAG/PER/5/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa; 9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 882) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 178);

- 3-10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 103); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Alat Telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi. 2. Perangkat Telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi. 3. Balai Uji adalah laboratorium pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi milik negara atau milik swasta yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal. 4. Balai Uji Dalam Negeri adalah Balai Uji yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia. 5. Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disingkat KAN adalah badan akreditasi dalam wilayah hukum negara Indonesia. 6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. 7. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

- 4 - BAB II PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI Pasal 2 (1) Direktur Jenderal menetapkan Balai Uji Dalam Negeri untuk menguji alat dan perangkat telekomunikasi. (2) Balai Uji Dalam Negeri sebagamana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Balai Uji pihak pertama (pabrikan); b. Balai Uji pihak kedua (pemakai alat dan perangkat telekomunikasi); dan c. Balai Uji pihak ketiga (selain pabrikan dan pemakai alat dan perangkat telekomunikasi). (3) Penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan ruang lingkup persyaratan teknis dengan penerapan ISO 17025. BAB III TATA CARA PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI Pasal 3 Penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berada di wilayah dan berbadan hukum Indonesia; b. memiliki kemampuan dan sumber keuangan yang cukup untuk biaya operasional; c. memiliki keahlian, kemampuan, kompetensi teknis, dan peralatan untuk melakukan pengujian perangkat telekomunikasi sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan Menteri atau persyaratan teknis negara lain; d. menerapkan ISO/IEC 17025; dan e. memiliki dan/atau dalam proses akreditasi dari KAN atau lembaga yang berwenang lainnya.

- 5 - Pasal 4 (1) Permohonan penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diajukan kepada Direktur Jenderal dengan mengisi formulir permohonan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Permohonan penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dengan melampirkan: a. rekaman bukti sebagai badan hukum Indonesia untuk Balai Uji yang merupakan lembaga uji dan rekaman bukti organisasi induk sebagai badan hukum Indonesia untuk Balai Uji yang merupakan laboratorium di bawah organisasi induk tertentu; b. salinan Sertifikat Akreditasi yang menunjukkan ruang lingkup akreditasi; c. surat keterangan dalam proses akreditasi dari KAN atau lembaga yang berwenang lainnya dalam hal Balai Uji belum memiliki sertifikat akreditasi; d. struktur organisasi dan daftar riwayat pekerjaan karyawan; e. surat pernyataan mengenai fasilitas pengujian dan instruksi kerja yang digunakan untuk menguji perangkat telekomunikasi terhadap persyaratanpersyaratan teknis, standar dan/atau spesifikasi; f. sampel salinan laporan hasil uji yang telah diterbitkan; dan g. daftar periksa (checklist) Persyaratan Kompetensi Teknis dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. (3) Pemohon membayar biaya penetapan Balai Uji Dalam Negeri yang besarannya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

- 6 - Pasal 5 (1) Persyaratan permohonan penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan evaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal. (2) Evaluasi yang dilaksanakan oleh Tim sebagaimana pada ayat (1) meliputi: a. memeriksa kelengkapan dokumen persyaratan; dan b. meninjau langsung ke sarana pengujian yang dimiliki oleh Balai Uji Dalam Negeri. Pasal 6 (1) Hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dilaporkan kepada Direktur Jenderal. (2) Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak permohonan penetapan Balai Uji Dalam Negeri. (3) Persetujuan atau penolakan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak persyaratan permohonan dinyatakan lengkap. (4) Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat Penetapan untuk Balai Uji yang disetujui sebagai Balai Uji Dalam Negeri dengan format Sertifikat sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. (5) Dalam hal permohonan ditolak, Direktur Jenderal menerbitkan surat penolakan dengan disertai alasan penolakan. Pasal 7 (1) Balai Uji yang telah mendapatkan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri dimasukkan ke dalam laman resmi Direktorat Jenderal.

- 7 - (2) Balai Uji yang telah mendapatkan Sertifikat penetapan sebagai Balai Uji Dalam Negeri dari Direktur Jenderal dapat mengumumkan status penetapan ruang lingkup pengujian ke dalam laman resmi miliknya. Pasal 8 (1) Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang. (2) Perpanjangan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan melalui permohonan kepada Direktur Jenderal, dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. surat permohonan; b. salinan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri; c. persyaratan sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2). (3) Permohonan perpanjangan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi oleh tim evaluasi. (4) Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri untuk permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disetujui. (5) Dalam hal permohonan perpanjangan ditolak, Direktur Jenderal menerbitkan surat penolakan dengan disertai alasan penolakan. Pasal 9 (1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap Balai Uji yang telah mendapatkan Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri untuk menjamin kesinambungan pemenuhan persyaratan kompetensi terkait persyaratan teknis. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memeriksa konsistensi kualitas laporan hasil uji.

- 8 - BAB III KEWAJIBAN BALAI UJI DALAM NEGERI YANG TELAH MENDAPAT SERTIFIKAT PENETAPAN Pasal 10 Balai Uji yang telah mendapat Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri dari Direktur Jenderal wajib: a. melaksanakan status akreditasi yang diberikan oleh KAN atau lembaga yang berwenang lainnya; b. menjamin bahwa pengujian dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. melaporkan kepada Direktur Jenderal mengenai: 1. perubahan status hukum, usaha, organisasi atau akreditasi; 2. perubahan tempat kedudukan; dan 3. perubahan yang dapat mempengaruhi kesinambungan penilaian kesesuaian dengan setiap kriteria yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau Badan Penetap Negara Asing jika lingkup akreditasinya mencakup persyaratan teknis negara asing. Pasal 11 (1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi ulang pada Balai Uji Dalam Negeri, dalam hal terdapat: a. perubahan status hukum; b. perubahan status akreditasi; c. penurunan kualitas dan fasilitas pengujian; atau d. perubahan lainnya yang mempengaruhi kesinambungan pemenuhan Penilaian Kesesuaian persyaratan dalam Peraturan Menteri ini. (2) Selama evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagian atau seluruh ruang lingkup dalam Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri dapat ditangguhkan.

- 9 - (3) Direktur Jenderal menerbitkan surat penangguhan ruang lingkup selama evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 12 Direktur Jenderal dapat mencabut ruang lingkup dalam Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam Negeri, Dalam hal evaluasi ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ditemukenali terdapat: a. akreditasi Balai Uji Dalam Negeri telah dicabut oleh KAN atau lembaga yang berwenang lainnya; b. Balai Uji Dalam Negeri tidak dapat memenuhi kewajiban dalam Peraturan Menteri ini; dan/atau c. Balai Uji Dalam Negeri tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pasal 13 Ruang lingkup yang ditangguhkan atau dicabut sebagai mana yang dimaksud dalam Pasal 12 dihapus dari daftar ruang lingkup penetpan Balai Uji Dalam Negeri. Pasal 14 (1) Balai Uji Dalam Negeri yang ditangguhkan atau yang dicabut ruang lingkupnya oleh Direktur Jenderal wajib menghentikan kegiatannya. (2) Penangguhan atau pencabutan ruang lingkup pengujian dibatalkan dalam hal Balai Uji Dalam Negeri melaporkan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 15 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Balai Uji Dalam Negeri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

- 10 - Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.