TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA



dokumen-dokumen yang mirip
BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

EVITAWATI KUSUMANINGTYAS C

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

STUDI TENTANG GUGATAN INSIDENTIL DALAM TUSSENKOMST ( STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA )

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

PERANAN HAKIM DAN PARA PIHAK DALAM USAHA UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat komplek dalam proses litigasi. Keadaan kompleksitasnya

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. Latar Belakang Untuk menjamin penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap benturan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

III. METODE PENELITIAN. penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

BAB I PENDAHULUAN. mengatur agar kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat dan negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zwachmatigheit) dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif dan empiris,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

BAB I PENDAHULUAN. yang diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang. Perdata. Dalam Pasal 51 UUPA ditentukan bahwa Hak Tanggungan dapat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

HUKUM ACARA PERDATA MATERI UAS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua (2) pendekatan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. dimenangkan dan pihak yang dikalahkan. Terdapat dua pilihan bagi pihak yang. putusan serta-merta(uitvoerbaar Bij Voorraad).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua hal pendekatan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

JAMINAN. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

Oleh : YUDI PRASETYO

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klaten) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : PANDU WIRATNA DWI PRASETYO C 100 020 134 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam proses pemeriksaan sengketa perdata dimungkinkan berperkara dengan lebih dari satu pihak (kumulasi subyektif). Paling sedikit yang terlibat harus dua pihak yaitu pihak penggugat dan tergugat. Tetapi kadang ada pihak ketiga yang ikut serta di dalam proses pemeriksaan sengketa perdata. Ikut sertanya pihak ketiga tersebut dapat atas inisiatif sendiri, dapat juga atas inisiatif dari masing-masing pihak. Ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dalam pemeriksaan sengketa perdata, disebut intervensi, hal ini diatur di dalam Reglement Rechtsvordering (RV) dimana ikut sertanya pihak ketiga (intervensi) diatur di dalam pasal 279 sampai dengan pasal 282 Reglement Rechtsvordering (RV). 1 Di dalam intervensi yaitu ikut sertanya ketiga di dalam proses pemeriksaan sengketa perdata yang diatur di dalam reglement rechtsvordering (RV) terdapat beberapa bentuk intervensi atau ikut sertanya pihak ketiga tersebut 1 Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Ikut Sertanya Pihak Ketiga dalam Proses Pemeriksaan Sengketa Perdata, Gramedia Jakarta. 1989. 1

2 Salah satu bentuk ikut sertanya pihak ketiga dalam suatu pemeriksaan perkara perdata adalah apa yang dinamakan voeging. Voeging adalah ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dalam pemeriksaan sengketa perdata dengan jalan memihak atau menggabungkan diri kepada salah satu pihak. Biasanya pihak ketiga tersebut menggabungkan diri dengan pihak tergugat. 2 Prosedur atau tata cara dari voeging ini adalah bahwa pihak ketiga yang atas inisiatifnya sendiri ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata tersebut mengajukan intervensi kepada ketua pengadilan negeri melawan pihak penggugat dan menggabungkan diri dengan pihak tergugat. Setelah gugatan tersebut diajukan mka kemudian hakim yang memeriksa perkara atau ketua pengadilan negeri memeriksa gugatan pihak ketiga yang nantinya akan ditentukan atau diputuskan apakah pihak ketiga tersebut diterima atau ditolak untuk ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata yang disidangkan. Voeging sebagai salah satu bentuk ikut sertanya pihak ketiga dalam pemeriksaan sengketa perdata pada prinsipnya adalah juga mempunyai kepentingan sendiri walaupun ia membela pihak tergugat. Disini diartikan bahwa kepentingan akan terganggu jikalau ia tidak mencampuri proses pemeriksaan itu, dengan mencampuri proses pemeriksaan itu maka ia dapat mempertahankan hak-haknya jikalau nanti perkara atau sengketa tersebut diputus oleh hakim pengadilan negeri. 2 R. Subekti, Intervensi dan Akibat Hukumnya. Liberty. Yogyakarta. 2004

3 Jika melihat dari ketentuan diatas maka dapat diuraikan terdapat suatu yurisprodensi yaitu meskipun putusan hakim tidak mempunyai kekuatan yang mengikat terhadap pihak ketiga, ini tidak berarti seolah-olah putusan itu terhadap pihak ketiga tidak mempunyai arti sama sekali. Putusan hakim yang nantinya dibacakan mempunyai kekuatan bukti terhadap pihak ketiga. Seberapa jauh kekuatan bukti itu adalah terserah kepada kebijaksanaan hakim sehingga putusan hakim itu terhadap pihak ketiga mempunyai arti sebagai persangkaan, tergantung kepada tiap-tiap peristiwa yang konkrit, apakah hakim akan memberi kekuatan bukti yang sempurna atau kurang dari itu kepada suatu putusan hakim terhadap pihak ketiga. Dari uraian diatas maka untuk lebih dapat melindungi kepentingannya, yang secara tidak langsung dapat terpengaruh oleh putusan pengadilan, maka pihak ketiga disini lebih memilih untuk ikut berperkara langsung dan melibatkan diri dalam proses pemeriksaan perkara, untuk lebih dapat melindungi kepentingannya tersebut. Dalam keikutsertaan pihak ketiga pada pemeriksaan perkara perdata di Pengadilan Negeri Klatn ini, sengketa yang terjadi adalah sengketa utang piutang antara pihak penggugat sebagai kreditur dan pihak tergugat sebagai debitur, dimana benda jaminan yang dipergunakan dalam utang piutang tersebut adalah milik pihak ketiga yang dalam kedudukannya adalah saudara dari pihak tergugat. Pihak ketiga disini merasa perlu ikut serta dalam pemeriksaan perkara tersebut dan menggabungkan diri dengan pihak tergugat

4 (voeging) adalah untuk melindungi kepentingannya atas benda jaminan yang menjadi agunan dalam sengketa utang piutang ini. Untuk lebih mengetahui tentang voeging ini maka penulis tertarik dengan suatu perkara utang piutang yang terjadi di Pengadilan Negeri Klaten dimana pihak ketiga yang atas inisiatifnya sendiri ikut serta sebagai pihak yang terlibat didalamnya sebagai upaya mempertahankan hak-haknya, dengan mengambil suatu judul skripsi yaitu TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klaten) B. Rumusan Masalah Dalam penulisan ini maka penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan bahwa pihak ketiga itu diperbolehkan untuk ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata? 2. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan perkara utang piutang tersebut jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta? 3. Bagaimana akibat hukum dari putusan tentang piutang jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta?

5 C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan ini penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Penulis ingin mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan bahwa pihak ketiga itu diperbolehkan untuk ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata? 2. Penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pemeriksaan perkara utang piutang tersebut jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta? 3. Penulis ingin mengetahui akibat hukum dari putusan tentang piutang jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta? D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan adanya penulisan ini, penulis harapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan hukum, khususnya hukum acara perdata. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya penulisan ini, penulis harapkan hasil penelitian dapat digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang mengajukan gugatan ke pengadilan negeri. 3. Bagi Penulis Dengan adanya penulisan ini, penulis harapkan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau akan dihadapi khususnya tentang ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri dengan membantu tergugat (voeging) dalam pemeriksaan sengketa perdata.

6 E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang mempunyai maksud untuk mengungkapkan legalitas hukum berupa aturan-aturan hukum aspek hukum tentang intervensi pihak ketiga dalam pemeriksaan sengketa perdata. 1. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif karena penulis ingin menggambarkan secara menyeluruh dan sistematis tentang intervensi pihak ketiga dalam prses pemeriksaan sengketa perdata. 2. Bahan Penelitian a. Penelitian kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa bahan hukum. Dalam penelitian kepustakaan ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari: a) HIR b) Reglement Rechtsvordering (RV) c) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata d) Yurisprudensi e) Undang-Undang No. 4 tahun 2004 2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, terdiri dari:

7 a) Buku-buku yang membahas tentang intervensi b) Bahan-bahan hukum yang membahas tentang intervensi pihak ketiga. 3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu kamus hukum. b. Penelitian Lapangan 1) Lokasi penelitian Penulis memilih lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Klaten. 2) Subyek penelitian - Ketua Pengadilan Negeri Klaten - Hakim yang memeriksa perkara - Para pihak (tergugat, penggugat dan pihak ketiga) 3. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian kepustakaan Penulis mencari, menyusun dan mempelajari ketiga bahan hukum di atas. b. Penelitian lapangan 1) Pengamatan (observasi) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat secara sistematis datadata yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Adapun pengamatan ini penulis lakukan pada obyek penelitian, yaitu di Pengadilan Negeri Klaten.

8 2) Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden 3) Questioner Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara tidak langsung atau tertulis dengan responden. 4. Pengambilan Sampel Dalam penulisan ini penulis menggunakan tata cara pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu bahwa pengambilan sampel ini tidak semua individu diambil sebagai sampel namun hanya sebagian dengan kriteria bahwa orang tersebut berkompeten untuk diwawancarai tentang intervensi pihak ketiga dalam pemeriksaan sengketa perdata yaitu hakim yang memeriksa perkara sehingga dapat diambil kesimpulan sesuai dengan obyek yang diteliti. 5. Metode Analisa Data Metode analisis data yang sesuai dengan jenis penelitian diskriptif adalah dengan menggunakan analisa data secara kualitatif yaitu analisis data yang mengungkapkan dan mengambil kebenaran yang diperoleh dari kepustakaan, peraturan-peraturan serta yurisprudensi dan literatur yang ada hubungannya dengan intervensi pihak ketiga dipadukan dengan pendapat responden di lapangan, dianalisis secara kualitatif, yaitu tentang intervensi dan dicari pemecahannya, kemudian disimpulkan dalam masalah-masalah yang umum, hasil analisis tersebut selanjutnya di gunakan untuk menjawab permasalahan yang ada.

9 F. Sistematika Skripsi Didalam menyusun skripsi ini, agar memudahkan pembaca untuk mengetahui isi yang terkandung di dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang pemeriksaan perkara pedata di pengadilan negeri 1. Pengajuan gugatan 2. Penetapan hari sidang 3. Panggilan sidang terhadap para pihak 4. Pemeriksaan perkara dipersidangan 5. Putusan B. Tinjauan tentang Voeging 1. Pengertian Voeging 2. Pengajuan Voeging 3. Alasan pihak ketiga mengajukan voeging 4. Pertimbangan hakim tentang ditolak atau diterimanya voeging

10 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan bahwa pihak ketiga itu diperbolehkan untuk ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata? 2. Bagaimana akibat hukum dari putusan tentang piutang jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta? B. Pembahasan 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan bahwa pihak ketiga itu diperbolehkan untuk ikut serta dalam pemeriksaan sengketa perdata? 2. Bagaimana akibat hukum dari putusan tentang piutang jika disitu ada pihak ketiga yang ikut serta? BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA