BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian, harus terlebih dahulu dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memudahkan penulis menganalisis dan menarik kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan-hubungan antar variabel secara komprenshif sedemikian rupa agar hasil

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahun. mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 dan berbagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu perpajakan khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah termasuk didalamnya sumber penerimaan asli pada penerimaan PAD

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB IV METODA PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB III METODE PENELITIAN. Buleleng (4) Kab. Gianyar (5) Kab. Jembrana (6) Kab. Karangasem (7) Kab. Klungkung (8) Kab. Tabanan (9) Kota Denpasar.

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN dengan menggunakan data. Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Otonomi. daerah merupakan suatu langkah awal menuju pembangunan ekonomi

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

ANALISIS EFEKTIVITAS RETRIBUSI SEWA ALAT LABORATORIUM UJIMATERIAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TEGAL

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti memilih lokasi di Dinas Pendapatan. dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

M. Wahyudi Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

SKRIPSI. Oleh : PURNOMO NIM: B

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat 7

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdiri dari dua kata yakni antos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

I. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. daerah membutuhkan sumber-sumber penerimaan yang cukup memadai. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan membahas yang diteliti, dianalisis berdasarkan data yang ada, kemudian menarik kesimpulan. Metode penelitian tersebut harus berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan agar memberikan gambaran kepada peneliti tentang urutan pekerjaan yang ada dalam suatu penelitian untuk membantu dalam pemecahan masalah. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1982:140) memberikan batasan sebagai berikut : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu maka metode ini sering disebut metode analitik). Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, maka pada penelitian ini penulis bermaksud menganalisis dan memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi dan efektivitas penerimaan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah dalam rangka menuju kemandirian daerah kota Bandung. 45

46 3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.1 Definisi Variabel 1. Kontribusi dan Efektivitas Penerimaan Pajak Reklame Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kontribusi berarti uang iuran atau sumbangan, dan efektivitas pajak reklame adalah perbandingan atau rasio antara penerimaan dengan target pajak reklame yang telah ditetapkan setiap tahunnya berdasarkan potensi yang sesungguhnya (Abdul Halim, 2002:130). Pengertian pajak reklame dalam UU No.08 tahun 2003 adalah pajak reklame yang selanjutnya disingkat pajak adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan penger tian reklame itu sendiri adalah : Benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragam nya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan ata u memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. (Ahmad Yani, 2004:48). 2. Pendapatan Asli Daerah Definisi dari PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumbersumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Ahmad Yani, 2002:39).

47 3. Kemandirian Daerah Pengertian kemandirian daerah tertuang dalam UU No.32 Tahun 2004, pasal 2 ayat (2) yaitu : pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 1.2.2 Operasionalisasi Variabel Berdasarkan uraian dari kerangka pemikiran diatas, maka bentuk operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel Konsep Indikator Skala Sumber Data Eektivitas Rasio Laju Rasio Penerimaan Pertumbuhan Pajak Rasio efektivitas Reklame Efektivitas pajak reklame adalah perbandingan atau rasio antara penerimaan dengan target pajak reklame yang telah ditetapkan setiap tahunnya berdasarka n potensi yang sesungguhnya Laporan target dan realisasi Penerima an Pajak reklame kota Bandung tahun 2001-2007 Kontribusi Pajak Reklame Kontribusi pajak reklame adalah perhitungan jumlah sumbangan yang berasal dari total penerimaan pajak reklame yang Rasio kontribusi pajak reklame terhadap PAD Menghitung tingkat Kemandirian Daerah

48 Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipungut berdasarkan obyek dan subyek yang telah ditentukan PAD adalah Penerim aan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Besarnya pendapatan asli daerah dari : Hasil pajak daerah, Hasil retribusi daerah, Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan. dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Rasio Laporan target dan realisasi APBD kota Bandung tahun 2001-2007 Kemandiri -an Daerah Kemandirian daerah adalah bagaimana daerah tersebut mampu menjalankan fungsinya untuk mensejahterakan masyarakat daerahnya tanpa bergantung kepada daerah lain Dilihat dari perhitungan derajat desentralisasi fiskal antar pemerintah pusat dan daerah yaitu : Rasio Laporan Target Dan Realisasi APBD Kota Bandung tahun 2001-2007 1.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006:129). Di dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dengan dokumen atau catatan yang menjadi sumber datanya. Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu laporan target dan realisasi Penerimaan pajak reklame kota Bandung tahun 2001-2007 dan Laporan target dan realisasi APBD kota Bandung dari tahun 2001-2007, secara

49 spesifik data yang diperlukan yaitu jumlah target dan realisasi penerimaan pajak reklame kota Bandung dari tahun 2001-2007, jumlah target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung dari tahun 2001-2007 dan jumlah total penerimaan daerah kota Bandung yaitu PAD, Bagi hasil pajak dan bukan Pajak (BHPBP) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dari tahun 2001-2007. 1.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut : 1. Metode studi Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa APBD kota Bandung, laporan keuangan dan realisasi PAD kota Bandung, pengambilan data dari kantor badan pusat statistik, kantor pemerintah Kota Bandung (Dsipenda), Dinas Pertamanan dan dari internet yang berhubungan dengan penelitian tersebut. 2. Telaah Kepustakaan Telaah kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian sebagai landasan untuk pengambilan kerangka pemikiran. 3. Wawancara Dengan melakukan wawancara yaitu kegiatan tanya jawab langsung dengan pihak dinas pendapatan daerah kota Bandung berhubungan dengan objek

50 yang diteliti mengenai pajak reklame dan pendapatan asli daerah dalam rangka kemandirian daerah kota Bandung 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan data sekunder, yang dilakukan untuk mengukur suatu fenomena penelitian dengan menggunakan indikator rasio keuangan daerah, yang dipergunakan untuk memperoleh gambaran mengenai mekanisme penerimaan pajak reklame di kota Bandung dari data kuantitatif serta untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah dalam rangka menuju kemandirian daerah, yang terdiri : 1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan Pajak reklame menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya dalam memungut pajak reklame. Rumus untuk menghitung laju pertumbuhan adalah : GX = x100% (Abdul Halim, 2004:162) Keterangan : GX = Laju Pertumbuhan Pajak reklame per tahun Xt = Realisasi penerimaan pajak reklame per tahun X (t-1) = Realisasi penerimaan pajak reklame tahun sebelumnya

51 2. Efektivitas Efektivitas adalah perbandingan atau rasio antara penerimaan dengan target pajak reklame yang telah ditetapkan setiap tahunnya berdasarkan potensi yang sesungguhnya. Adapun rumus perhitungan efektivitas menurut Abdul Halim (2004:93) adalah sebagai berikut : Efektivitas = Realisasi Pajak Reklame 100%X Potensi pajak reklame Dan sebagai pembanding digunakan rumus efektivitas berdasarkan target yang telah ditentukan sebagai berikut: Efektivitas = Realisasi Penerimaan Pajak Reklame X 100% Target Penerimaan Pajak Reklame Dalam perhitungan efektivitas menurut Abdul Halim (2008:234) apabila yang dicapai minimal satu atau 100% maka rasio efektivitas semakin baik, artinya semakin efektif pajak reklame. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil persentase efektivitasnya menunjukkan pemungutan pajak reklame semakin tidak efektif. Untuk mengukur nilai efektivitas secara lebih rinci digunakan Kriteria berdasarkan Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996 tentang pedoman penilaian dan kinerja keuangan yang disusun dalam tabel berikut:

52 Tabel 3.2 Kriteria Kinerja Keuangan Persentase kinerja keuangan Kriteria Di atas 100% Sangat efektif 90%-100% Efektif 80%-90% Cukup efektif 60%-80% Kurang Kurang dari 60% Tidak efektif Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996 (Yuni Mariana,2005:26) 3. Kontribusi Pajak Reklame terhadap PAD Untuk menghitung sumbangan dan penerimaan pajak reklame terhadap pajak daerah dan sumbangannya terhadap PAD maka digunakan formula sebagai berikut : Kontribusi Pajak reklame terhadap PAD = X 100% Kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah = X 100 % Keterangan : X = Realisasi penerimaan pajak reklame Y = Realisasi penerimaan pajak daerah Z = Realisasi peerimaan PAD Sumber: Abdul Halim (2004:163) Kontribusi pajak reklame terhadap PAD, kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang telah disusun oleh Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM tahun 1991 yang disusun dalam tabel berikut ini :

53 Tabel 3.3 Kriteria Kinerja Keuangan Persentase kinerja keuangan Kriteria 0-10,00% Sangat kurang 10,10-20,00% Kurang 20,10-30,00% Cukup 30,10-40,00% Sedang 40,10-50,00% Baik >50,00% Sangat baik Sumber : Yuni Mariana (2005:26) 4. Menghitung Tingkat Kemandirian Daerah Menghitung tingkat kemandirian daerah kota Bandung berdasarkan perhitungan rasio PAD terhadap total penerimaan daerah (TPD). Abdul Halim (2004:24) menjelaskan perhitungan dengan menggunakan rumus : Rasio PAD terhadap Total penerimaan daerah (TPD) : x100% Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian dideskripsikan, dibantu dengan tabel pola hubungan dan tingkat kemampuan daerah berikut ini :

54 Tabel 3.4 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah Kemampuan keuangan Kemandirian Pola hubungan Rendah sekali 0%-25% Instruktif Rendah 25%-50% Konsultatif Sedang 50%-75% Partisipatif Tinggi 75%-100% Delegatif Sumber : Abdul Halim (2004:189)