KAJIAN KEKUATAN KOLOM-PONTON SEMISUBMERSIBLE DENGAN KONFIGURASI DELAPAN KOLOM BERPENAMPANG PERSEGI EMPAT AKIBAT EKSITASI GELOMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3)

Kajian Kekuatan Kolom-Ponton Semisubmersible dengan Konfigurasi Delapan Kolom Berpenampang Persegi Empat Akibat Eksitasi Gelombang

OLEH : Firmansyah Raharja NRP Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Wisnu Wardhana, SE., M.

Kajian Kekuatan Struktur Semi-submersible dengan Konfigurasi Enam Kaki Berpenampang Persegi Empat Akibat Eksitasi Gelombang

Analisis Kegagalan Akibat Kepecahan Pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semisubmersible Essar Wildcat

Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M. Sc. Ph. D. NIP dan NIP

Studi Karakteristik Respon Struktur Akibat Eksitasi Gelombang Pada Semi-Submersible Drilling Rig Dengan Kolom Tegak Dan Ponton Persegi Empat

Bayu Pranata Sudhira NRP

Mainas Ziyan Aghnia ( ) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc., Ph.D. Ir. Murdjito, M.Sc.Eng. Company. Click to add subtitle

Analisa Kekuatan Struktur antara Deck dan Lambung Bagian Dalam Kapal Katamaran

M.Mustaghfirin Ir. Wisnu W, SE, M.Sc, Ph.D Yoyok Setyo Hadiwidodo,ST.,MT

2/11/2010. Motion Response dan Motion Statistic MCH-TLP Seastar kondisi tertambat

Studi Karakteristik Gerakan dan Operabilitas Anjungan Pengeboran Semi-submersible dengan Dua Kolom Miring dan Ponton Berpenampang Persegi Empat

Optimasi Konfigurasi Sudut Stinger dan Jarak antara Lay Barge dan Exit Point pada Instalasi Horizontal Directional Drilling

Analisis Geometri dan Konfigurasi Kolom- Ponton terhadap Intensitas Gerakan dan Stabilitas Semisubmersible

Analisa Stabilitas Akibat Konversi Motor Tanker (MT). Niria Menjadi Mooring Storage Tanker

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

STUDI KARAKTERISTIK GERAKAN DAN OPERABILITAS ANJUNGAN PENGEBORAN SEMI-SUBMERSIBLE DENGAN KOLOM TEGAK DAN PONTON BERPENAMPANG PERSEGI EMPAT

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Analisis Karakteristik Gerakan dan Operabilitas Self Propelled Coal Barge (SPCB)

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

ANALISA KEANDALAN STRUKTUR TOPSIDE MODULE FPSO PADA SAAT OPERASI ABSTRAK

Kata kunci : Katamaran, Tegangan, Beban Gelombang, MEH, Von Mises, Bending Moment. : Catamaran, Stress, Wave Load, FEM, Von Mises, Bending Moment

STUDI KARAKTERISTIK RESPON STRUKTUR AKIBAT EKSITASI GELOMBANG PADA SEMI- SUBMERSIBLE DRILLING RIG DENGAN DUA KOLOM MIRING DAN PONTON PERSEGI EMPAT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Bagaimana menentukan spesifikasi kantung udara yang efektif dengan memvariasikan ukuran tongkang, spesifikasi airbag dan jarak antar airbag?

ANALISA PENGARUH VARIASI BENTUK BOTTOM TERHADAP NILAI HEAVE DAN PITCH FPSO BERBENTUK SILINDER DI PERAIRAN LEPAS PANTAI UTARA NATUNA-INDONESIA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: G-118

Analisa Greenwater Akibat Gerakan Offshore Security Vessel

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

Analisis Fatigue Top Side Support Structure Silindris Seastar Tension Leg Platform (TLP) Akibat Beban Lingkungan North Sea

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisa Stabilitas Semi-submersible saat terjadi Kebocoran pada Column

Analisis Tegangan Akibat Beban Gelombang pada Struktur Kapal Perang Tipe Corvette

DINAMIKA KAPAL. SEA KEEPING Kemampuan unjuk kerja kapal dalam menghadapi gangguan-gangguan disaat beroperasi di laut

Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS

Analisis Ultimate Strength Pada Sambungan Ponton dan Kolom Semi-submersible Essar Wildcat Terhadap Beban Ekstrem

Analisis Tegangan Lokal Konstruksi Windlass pada Bow FSO Akibat Pengaruh Modifikasi Sistem Offloading

ANALISA STOKASTIK BEBAN-BEBAN ULTIMATE PADA SISTEM TAMBAT FPSO SEVAN STABILIZED PLATFORM

Analisa Tegangan pada Cross Deck Kapal Ikan Katamaran 10 GT menggunakan Metode Elemen Hingga

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Analisis Kekuatan Konstruksi Crane Pedestal Pada Mooring Storage Tanker Niria

Waterplane m^ Cp Cb Cm Cwp LCB from zero m 0.

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Hasil Dimensi Benda Uji pada Program AutoCAD

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Studi Kekuatan Puncak Struktur Crane Pedestal Fpso Belanak Akibat Interaksi Gerakan Dinamis Cargo pada Crane

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Analisa Beban Gelombang pada Konstruksi Kapal Perang Tipe Corvette di Kondisi Perairan Indonesia

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

Studi Perbandingan Analisis Gerak Ponton Model Tripod Secara Numeris dan Empiris

Evaluasi Aspek Slamming pada Perancangan Drillship Displasemen Ton

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

Evaluasi Aspek Greenwater pada Perancangan Drillship Displasemen Ton

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-5

ANALISA STRUKTUR PELAT DUA ARAH TANPA BALOK (FLAT SLAB)

ANALISA PERILAKU DINAMIS STRUKTUR FLOATING WIND TURBINE (FWT) DENGAN KONDISI LINGKUNGAN DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

Analisis Kegagalan Ultimate pada Topside Support Structure Seastar Tension Leg Platform (TLP) dengan Metode Incremental Extreme Load

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

Analisa Kegagalan akibat Kepecahan pada Sambungan Ponton dan Kolom Struktur Semi-submersible Essar Wildcat

Analisis Perbandingan Stabilitas Dinamis Barge Menggunakan Flounder Plate dengan Single Lead Pendant Pada Operasi Towing

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA SEKITAR BUKAAN PALKAH. Disusun oleh : Harquita Rama Dio Nugraha ( ) M. NURUL MISBAH, S.T., M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

Keandalan Struktur Geladak Kapal Tongkang pada Transportasi Jacket Platform

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA HAMBATAN DAN SEAKEEPING PADA FAST RESCUE BOAT

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

BAB IV METODE PENELITIAN

POWER UNTUK MENGGERAKKAN KATAMARAN

Perumusan masalah. Tujuan Penulisan

Analisa Kegagalan Crane Pedestal Akibat Beban Ledakan

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

Analisa Kekuatan Memanjang Double Hull CPO Barge Pengaruh Gerakan Heaving-Piching Coupled pada Operasi Towing

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

KAJIAN NUMERIK RESPON GERAKAN KAPAL FPSO/FSO DAN TEGANGAN MOORING HAWSER SAAT DITAMBAT

Transkripsi:

KAJIAN KEKUATAN KOLOM-PONTON SEMISUBMERSIBLE DENGAN KONFIGURASI DELAPAN KOLOM BERPENAMPANG PERSEGI EMPAT AKIBAT EKSITASI GELOMBANG YOSIA PRAKOSO 4310 100 017 PEMBIMBING: Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M. Sc., Ph. D. Ir. Murdjito, M. Sc. Eng.

OUTLINE PRESENTASI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN BATASAN MASALAH METODOLOGI PENELITIAN PEMBAHASAN KESIMPULAN

LATAR BELAKANG (sumber: kompas.com) (sumber: oilrig-photos.com) Kebutuhan minyak dan gas bumi semakin meningkat Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mulai beralih ke laut dalam Dibutuhkan rancangan semisubmersible yang handal Dibutuhkan penilaian terhadap respon gerak dan kekuatan pada semisubmersible

PERUMUSAN MASALAH Bagaimana respon struktur semisubmersible akibat eksitasi gelombang pada saat terapung bebas? Berapa besar kekuatan memanjang semisubmersible pada kondisi still water dan gelombang dengan mode hogging/sagging? Berapa besar kekuatan sambungan kolom-ponton semisubmersible pada kondisi still water dan gelombang dengan mode hogging/sagging?

TUJUAN PENELITIAN Mengetahui respon struktur semisubmersible akibat eksitasi gelombang pada saat terapung bebas. Mengetahui besar kekuatan memanjang semisubmersible pada kondisi still water dan gelombang dengan mode hogging/sagging. Mengetahui besar kekuatan sambungan kolom-ponton semisubmersible pada kondisi still water dan gelombang dengan mode hogging/sagging.

MANFAAT PENELITIAN Dapat mengetahui prosedur analisis dan menghitung respon struktur semisubmersible akibat eksitasi gelombang pada saat terapung bebas. Dapat mengetahui besar kekuatan memanjang dan sambungan kolom-ponton semisubmersible akibat kondisi still water dan beban gelombang dengan mode hogging/sagging.

BATASAN MASALAH Ukuran utama mengacu pada parameter utama struktur deck semisubmersible Essar Wildcat. Ukuran dari kolom dan ponton akan dirancang untuk memenuhi parameter utama displasemen. Konfigurasi semisubmersible akan ditetapkan mempunyai simetri antara dua sisi ponton. Jumlah kolom yang akan ditinjau yaitu komposisi rancangan delapan kolom tegak lurus. Analisa akan dilakukan terhadap semisubmersible pada kondisi bebas terapung. Semisubmersible dalam kondisi operasional.

BATASAN MASALAH Arah pembebanan yang bekerja pada semisubmersible adalah 90 o (beam seas), 120 o, 135 o (quartering-head seas), 150 o dan 180 o (head seas). Prediksi gerakan struktur pada gelombang reguler dilakukan dengan menerapkan teori difraksi 3-dimensi. Prediksi gerakan pada gelombang acak akan dilakukan dengan menerapkan analisis spektra. Kondisi yang dipertimbangkan dalam analisis adalah beban gelombang. Daerah operasi semisubmersible ditetapkan di perairan Laut Natuna dengan kedalaman operasi 90 m. Perhitungan dalam analisis ini menggunakan bantuan software AUTOCAD, MOSES, ANSYS MECHANICAL dan Microsoft Excel 2013.

DASAR TEORI SHEAR FORCE DAN BENDING MOMENT

DASAR TEORI SHEAR FORCE DAN BENDING MOMENT V x = M x = dengan: V x M x w Δ x 0 x 0 w x x dx V x dx : Shear force pada sumbu x dari haluan (atau buritan) (N) : Bending moment pada sumbu x dari haluan (atau buritan) (N.m) : Beban per satuan panjang (N/m) : Bouyancy per satuan panjang (N/m)

Respons struktur tersebut dihitung dengan mempertimbangkan dua bagian badan kapal SWATH, sehingga persamaan umum respons adalah: DASAR TEORI RESPON STRUKTUR SEMISUBMERSIBLE AKIBAT EKSITASI GELOMBANG x M 4 z M 6 V 3 V 2 V 1 M 5 y V1 (gaya geser memanjang), V2 (gaya geser sisi), V3 (gaya geser vertikal), M4 (momen lengkung melintang), M5 (momen torsi), dan M6( momen yaw)

DASAR TEORI RESPONSE AMPLITUDE OPERATOR RAO di definisikan sebagai amplitudo respon (R a ) per amplitudo gelombang (ζ a ), di mana dalam perhitungannya RAO selalu di anggap sebagai gelombang reguler dan frekuensi gelombang yang di pilih dimasukkan ke dalam range frekuensi yang di pakai dalam membuat spektrum gelombang. Persamaan RAO dapat dicari sebagai berikut: dengan: R a ζ a RAO ω = : amplitudo respon struktur (m) : amplitudo gelombang (m) R 2 a ζ a

DASAR TEORI TEGANGAN Tegangan Normal adalah intensitas gaya pada suatu titik yang tegak lurus atau normal terhadap penampang, yang didefinisikan sebagai berikut: F σ = lim A 0 A dengan: σ : Tegangan normal (N/m 2 ) F : Gaya yang bekerja dalam arah tegak lurus atau normal terhadap penampang (N) A : Luas penampang (m 2 )

DASAR TEORI TEGANGAN Tegangan Geser adalah intensitas gaya pada suatu titik yang sejajar terhadap penampang. Yang didefinisikan sebagai: dengan: τ : Tegangan Geser (N/m 2 ) τ = lim A 0 V : Gaya yang bekerja dalam arah sejajar terhadap penampang (gaya geser) (N) A : Luas penampang (m 2 ) V A

Tegangan Von Mises bekerja pada elemen tiga dimensi, bekerja tegangan-tegangan searah sumbu x, y dan z. Yang didefinisikan sebagai: σ VM = 1 2 2 2 σ x σ y + σy σ z + σx σ 2 z + 6 τ 2 xy + τ 2 2 yz + τ xz DASAR TEORI TEGANGAN dengan: σ 0 σ x σ y σ z τ xy τ xz τ yz = tegangan Von Mises = tegangan arah sumbu x = tegangan arah sumbu y = tegangan arah sumbu z = tegangan geser arah sumbu xy = tegangan geser arah sumbu xz = tegangan geser arah sumbu yz

A Mulai STUDI LITERATUR ANALISIS RESPON STRUKTUR AKIBAT BEBAN GELOMBANG METODOLOGI PENELITIAN FLOWCHART Tidak PENGUMPULAN DATA Data met-ocean dan struktur PEMODELAN AUTOCAD PEMODELAN STRUKTUR MENGGUNAKAN MOSES PEMODELAN KOLOM DAN PONTON MENGGUNAKAN AUTOCAD PEMODELAN KOLOM-PONTON MENGGUNAKAN ANSYS MECHANICAL VALIDASI MODEL panjang, lebar dan displasmen ANALISIS KEKUATAN KOLOM-PONTON AKIBAT BEBAN GELOMBANG Ya KESIMPULAN A Selesai

METODOLOGI PENELITIAN LANGKAH PENGERJAAN Studi Literatur Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur, yaitu pengumpulan publikasi ilmiah dari literatur terbuka yang relevan yang dapat dijadikan acuan dalam pengerjaan Tugas Akhir. Pengumpulan Data Pada tahapan ini akan dilakukan pengumpulan data, yaitu pengumpulan data yang berkaitan dengan Tugas Akhir meliputi: data struktur, data met-ocean dan data semisubmersible. Pemodelan Struktur Pada tahapan ini akan dilakukan pemodelan struktur, yaitu memodelkan geometri semisubmersible dengan AUTOCAD, kemudian melakukan pemodelan masalah dengan menggunakan software MOSES (masalah hidrodinamis) dan ANSYS MECHANICAL (masalah struktural).

DATA STRUKTUR GENERAL ARRANGEMENT

DATA STRUKTUR SCANTLING VIEW

Laut Natuna metocean data (100-years Return Period) DATA LINGKUNGAN LAUT NATUNA Parameter Kedalaman Gelombang: Tinggi glb. signifikan Periode puncak Arus: Permukaan Kedalaman tengah Dasar Angin: Kecepatan angin 1 menit 100-years Return Period 90 m 5.3 m 13.9 sec 1 m/s 0.8 m/s 0.8 m/s 24 m/s

Principal dimension semisubmersible model PEMODELAN PRINCIPAL DIMENSION Parameter Satuan Model Jarak melintang antar kolom m 56.38 Jarak memanjang antar kolom m 22.85 Panjang Ponton m 108.2 Lebar Ponton m 10.5 Lebar Kolom m 7.92 Tinggi Ponton m 6.71 Tinggi Kolom m 29.87 Diameter Bracing m 2.2 Sarat Operasi m 21.335 Displasemen m 3 21458

PEMODELAN SOFTWARE AutoCAD MAXSURF MOSES AutoCAD

PEMODELAN ANSYS MECHANICAL

Parameter Satuan Data Moses Maxsurf Error (%) Ket Displasemen ton 24173 24158 24254 0.062% OK PEMODELAN VALIDASI MODEL Volume m 3 23583 23569 23662 0.062% OK KB m - 7.7 7.65 0.649% OK LCB m - 0 0 0.000% OK KMt m - 28.5 28.704 0.716% OK KMl m - 25.11 24.7 1.633% OK BMt m - 20.8 20.269 2.55% OK BMl m - 17.41 16.944 2.677% OK LCF m - 0 0 0.000% OK

METODOLOGI PENELITIAN LANGKAH PENGERJAAN Analisis Respon Struktur akibat Beban Gelombang Pada tahap ini akan dihitung respon struktur pada 6 derajat kebebasan untuk setiap ukuran ponton-kolom pada gelombang reguler. Analisis Kekuatan Memanjang akibat Beban Gelombang Pada tahap ini akan dihitung kekuatan memanjang semisubmersible akibat beban gelombang. Analisis Kekuatan Kolom-Ponton akibat Beban Gelombang Pada tahap ini akan dihitung kekuatan kolom-ponton akibat beban gelombang. Kesimpulan Penarikan kesimpulan setelah melakukan berbagai analisis yang dibutuhkan dalam pengerjaan Tugas Akhir.

1 0,8 0,6 90 deg PEMBAHASAN RESPON GERAKAN m/m 0,4 0,2 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513-0,2 freq (rad/s)

1 0,9 0,8 PEMBAHASAN RESPON GERAKAN m/m 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 90 deg 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0,2 0,1 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513 freq (rad/s)

1,6 1,4 1,2 PEMBAHASAN RESPON GERAKAN m/m 1 0,8 0,6 0,4 90 deg 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0,2 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513-0,2 freq (rad/s)

1,2 1 0,8 90 deg PEMBAHASAN RESPON GERAKAN deg/m 0,6 0,4 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0,2 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513 freq (rad/s)

2,5 2 PEMBAHASAN RESPON GERAKAN deg/m 1,5 1 90 deg 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0,5 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 freq (rad/s) 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513

0,45 0,4 0,35 PEMBAHASAN RESPON GERAKAN deg/m 0,3 0,25 0,2 0,15 90 deg 120 deg 135 deg 150 deg 180 deg 0,1 0,05 0 0,2513 0,4513 0,6513 0,8513 1,0513 1,2513 1,4513 1,6513 1,8513 2,0513 freq (rad/s)

Grafik Distribusi Beban Total (LWT+DWT) 1400,00 1200,00 PEMBAHASAN DISTRIBUSI BEBAN 1000,00 (Ton) 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 (Station)

PEMBAHASAN DISTRIBUSI CROSS SECTION AREA

PEMBAHASAN STILL WATER SF DAN BM

PEMBAHASAN HOGGING L=108.2 m SF DAN BM

PEMBAHASAN SAGGING L=108.2 m SF DAN BM

PEMBAHASAN HOGGING L=290 m SF DAN BM

PEMBAHASAN SAGGING L=290 m SF DAN BM

25 SF Still Water SF Hogging H=5.25m L=108.2m 20 SF Sagging H=5.25m L=108.2m SF Hogging 2 H=5.25m L=290m 15 SF Sagging 2 H=5.25m L=108.2m PEMBAHASAN KOMPARASI SHEAR FORCE MN 10 5 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45-5 -10 Station

150 100 50 PEMBAHASAN KOMPARASI BENDING MOMENT MN.m 0-50 -100-150 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Station -200-250 -300 BM Still Water BM Hogging H=5.25m L=108.2m BM Sagging H=5.25m L=108.2m BM Hogging H=5.25m L=290m BM Sagging H=5.25m L=290m

PEMBAHASAN MESHING SENSITIVITY

PEMBAHASAN INPUT SF DAN BM

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL TANPA DECK

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL TANPA DECK

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL TANPA DECK

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK SMEARED

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK SMEARED

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK SMEARED

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK RIGID

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK RIGID

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL DECK RIGID

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL LOKAL

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL LOKAL

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL LOKAL

PEMBAHASAN ANALISIS KEKUATAN MODEL LOKAL

KESIMPULAN Nilai shear force maksimum terjadi pada lokasi 64.9 m dari buritan sebesar 18.128 MN untuk kondisi hogging pada lokasi yang sama sebesar 19.219 MN untuk kondisi sagging. Nilai bending moment terbesar untuk kondisi hogging terletak di lokasi 35.2 m dari buritan sebesar -203.237 MN.m dan kondisi sagging terletak pada lokasi 40.6 m dari buritan sebesar -259.585 MN.m.

KESIMPULAN Tegangan maksimum pada model global didapat dengan hasil sebagai berikut: Pada model global tanpa deck, tegangan maksimum terjadi pada sambungan ponton dan kolom pada kolom kedua (lokasi 46.6 m dari buritan) dengan nilai tegangan yang terjadi sebesar 157 MPa. Pada model global dengan deck smeared, tegangan maksimum terjadi pada sambungan ponton dan kolom pada kolom keempat (lokasi 92.3 m dari buritan) dengan nilai tegangan yang terjadi sebesar 80 MPa. Pada model global dengan deck rigid, tegangan maksimum terjadi pada sambungan ponton dan kolom pada kolom keempat (lokasi 92.3 m dari buritan) dengan nilai tegangan yang terjadi sebesar 71 MPa. Tegangan maksimum pada model lokal terjadi pada sambungan ponton dan kolom pada kolom kedua (lokasi 46.6 m dari haluan) dengan nilai tegangan yang terjadi sebesar 182 MPa.

SARAN Menggunakan model scantling yang lebih lengkap dan memodelkan struktur deck yang realistis untuk mendapatkan distribusi tegangan yang dapat mewakili kondisi sebenarnya dari struktur semisubmersible. Melakukan analisa kekuatan melintang (pry/squeeze force) pada semisubmersible.