UPAYA PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA SATYA DHARMA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA BANK MANDIRI CABANG UBUD

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJASAMA SEKOLAH DASAR NOMOR 3 PENATIH DENGAN PT.PRIMAGAMA DENPASAR MEGA KARLINA NPM.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN (STUDI DI BANK BNI CABANG GATSU BARAT) *

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

EKSISTENSI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN BANK UMUM SYARIAH DI DENPASAR

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Disusun dan. Oleh : SEPTIAN C

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pihak kreditur membuat perjanjian kredit dalam bentuk akta

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN PERKARA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA KOPRASI SIMPAN PINJAM PRAJA KARYA BHAKTI DESA CANGGU BADUNG LUH PUTU KUSUMA WARDANI NPM

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

O Pembingbing. 1. Ida Bagus Putra Atmadja 2. Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 04 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN. (Studi Kasus di PT. Bank Danamon Tbk. DSP Cabang Tanjungpandan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

Transkripsi:

UPAYA PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI SERBA USAHA SATYA DHARMA DENPASAR Oleh: Ida Ayu Pramesthi Kusuma I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The main income source of business cooperatives saving and loan units, in lending activities trhough a cooperative is usually the case the obstacles often faced such as lonas or borrowers are often unable to refund the amount of money borrowed. Resulting in channeling funds to members or cooperative customers become obstructed. Purpose of this paper is to determine the effort and law against non-performing loans in the saving and loans cooperative unit satya dharma. This study uses the type emperis lae. Emperis research is that reveals the law of life in society through action carried out by the community. This action doubles as a pattern that is applied and become the normative legal form and applicable law living in the community. Factor in causing the unit loan savings and loan business cooperatives is satya dharma can be seen from two factors internal and external, factors internal factors as the cause of the troubled loans in the form of weakness in the loan disbursement policy, whereas external factors as the cause of the troubled loans may be the occurrence of natural disasters and war. Efforts in the completion of the law against non-performing loans in the unit savings and loan business coopperatives satya dharma with debtors resolved by way of settlement of non-performing loans nonditigasi is to perform some action that is repressive and preventive measures. Keywords : efforts completion, troubled loans, business cooperatives. ABSTRAK Sumber pendapatan utama dari koperasi serba usaha yang memiliki unit simpan pinjam, dalam kegiatan pemberian pinjaman melalui koperasi ini biasanya terjadi suatu kendala yang sering dihadapi seperti pinjaman atau debitur seringkali tidak mampu mengembalikan jumlah uang yang dipinjamnya. Sehingga menyebabkan penyaluran dana terhadap anggota atau nasabah koperasi yang lain menjadi terhambat. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui upaya penyelesaian hukum terhadap pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam koperasi simpan pinjam satya dharma. Penelitian ini menggunakan jenis hukum empiris. Penelitian empiris adalah penelitian hukum empiris mengungkapkan hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perbuatan ini berfungsi ganda yaitu sebagai pola terapan dan sekaligus menjadi bentuk hukum normatif hukum yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Faktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma adalah dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern faktor intern sebagai penyebab terjadinya pinjaman bermasalah tersebut berupa kelemahan di dalam kebijakan pencarian pinjaman, Sedangkan faktor ekstern sebagai penyebab terjadinya pinjaman bermasalah tersebut dapat berupa terjadinya bencana alam dan terjadinya perang. Upaya dan 1

penyelesaian hukum terhadap pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma dengan debitur diselesaikan melalui jalur nonditigasi cara penyelesaian pinjaman bermasalah adalah dengan melakukan beberapa tindakan yaitu tindakan preventive dan tindakan repressive. Kata kunci : Upaya Penyelesaian, Pinjaman Bermasalah, Koperasi Serba Usaha. I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam upaya mendukung keseimbangan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan, lembaga keuangan bukan bank seperti koperasi ini telah menunjukan perkembangan yang pesat seiring dengan kemajuan pembangunan di Indonesia dan perkembangan ekonomi internasional serta sejalan dengan peningkatan tuntutan kebutuhan masyarakat akan jasa yang tangguh dan sehat. 1 Sumber pendapatan utama dari koperasi serba usaha yang memiliki unit simpan pinjam adalah pendapatan bunga dari pinjaman yang disalurkan kepada anggota, calon anggota atau anggota koperasi lain melalui koperasinya. Oleh karena itu pinjaman harus dikelola dengan prinsip kehati-hatian (prudential). Dasar hukum adanya lembaga koperasi di Indonesia adalah undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pada Pasal 3 ditentukan bahwa tujuan koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut : memajukan kesejahtraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang 1945 2. Dari pinjaman bermasalah yang dilakukan oleh Debitur atau peminjam tersebut, maka pemberi pinjaman atau Kreditur yang dalam hal ini adalah koperasi dapat memilih diantara beberapa kemungkinan tuntutan terhadap Debitur yaitu : dapat menuntut pemenuhan perikatan disertai dengan ganti kerugian ; atau menuntut ganti rugi saja atau menuntut pembatalan perjanjian disertai dengan ganti kerugian. Koperasi serba usaha satya dharma merupakan salah satu koiperasi yang berkedudukan di Jalan Trenggana Nomor 147 kelurahan penatih, kecamatan denpasar Jakarta hal.40. 1 C.S.T. Kansil, 1987, Hukum Perusahaan Indonesia PT. Pradnya Paramita, Jakarta, hal.75. 2 R.T. Sutantya Raharja Hadi Kusuma, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grapindo Persada, 2

timur, Kota Denpasar. Kegiatan utama yang dilaksanakan adalah unit simpan pinjam yang menerima simpanan dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan simpanan sukarela berjangka dari anggota koperasi dan calon anggota koperasi atau masyarakat di lingkungan koperasi serta membantu anggota koperasi dan masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman sehingga secara tidak langsung ikut berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Namun didalam kegiatan pemberian pinjaman melalui koperasi ini biasanya terjadi suatu kendala yang sering dihadapi seperti pinjaman atau debitur seringkali tidak mampu mengembalikan jumlah uang yang dipinjamnya. Sehingga menyebabkan penyaluran dana terhadap anggota atau nasabah koperasi yang lain menjadi terhambat. Dari uraian diatas judul yang dapat diangkat dalam tulisan ini adalah Upaya Dan Penyelesaian Hukum Terhadap Pinjaman Bermasalah Di Unit Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam Satya Dharma. 1.2 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui upaya penyelesaian hukum terhadap pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam koperasi simpan pinjam satya dharma. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis hukum empiris. Penelitian empiris adalah penelitian hukum empiris mengungkapkan hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perbuatan ini berfungsi ganda yaitu sebagai pola terapan dan sekaligus menjadi bentuk hukum normatif hukum yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. 3 Penelitian dugunakan untuk mengkaji permasalahan dari segi hukum dan segi sosiologisnya yang artinya membahas penelitian tersebut berdasarkan pada kenyataan kenyataan yang ada di lapangan. 2.2.HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pinjaman Bermasalah di Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma hal.155. 3 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 3

Faktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam koperasi serba usaha satya dharma ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut Bapak I Made Sudarmawan selaku Ketua Pengurus di Koperasi Serba Usaha Satya Dharma, pinjaman bermasalah kerena faktor intern yaitu pinjaman bermasalah yang timbul karena adanya faktor yang terdapat di dalam koperasi itu sendiri, baik itu pengurus selaku penaggungjawab maupun diakibatkan oleh karyawan pengelola. Adapun faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam koperasi serba usaha satya dharma dilihat dari faktor intern dapat digolongkan sebagai berikut : a. Kelemahan didalam kebijakan pencairan pijaman. b. Kelemahan dalam penandatangan dokumen pinjaman, pengarsipan dokumen dalam pencairan pinjaman. c. Kelemahan dalam pembeinaan dan pengawas. Selain faktor intern yang dapat menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma, terdapat juga faktor ekstern yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah tersebut. Faktor ekstern yaitu meliputi halhal berada di luar jangkauan dari pengurus koperasi. Adapun faktor-faktor ekstern yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah antara lain : a. Bencana Alam. Bencana alam merupakan suatu keadaan yang terjadi diluar perhitungan manusia, seperti misalnya, gempa bumi, kebakaran, banjir, gunung meletus, badai topan dan lain sebagainya. b. Terjadinya Peperangan. Peperangan merupakan suatu bencana atau perusakan yang dibuat oleh manusia sendiri. c. Perubahan Kondisi Ekonomi. Perubahan kondisi ekonomi ini terjadi sebagai akibat dari kebijakan pemerintah seperti adanya devaluasi atau karena krisis energi yang menimbulkan kesulitan-kesulitan keuangan kepada Debitur. d. Terjadinya Perkembangan Teknologi. 4

Terjadinya perkembangan teknologi karena timbulnya kesulitan-kesulitan sebagai akibat persaingan dari perusahaan yang menggunakan teknologi modern, sedangkan Debitur masih menggunakan alat non mesin, maka Debitur akan mengalami kemerosotan terutama dalam hal pndapatan. 4 Menurut Bapak Sena selaku Koordinator pinjaman di Koperasi Serba Usaha Satya Dharma, selain adanya faktor ekstern seperti bencana alam, terjadinya peperangan, perubahan kondisi ekonomi, terjadinya perkembangan teknologi, terdapat dua faktor ekstern tambahan yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah yaitu : a. Masalah Keluarga. b. Watak Buruk Debitur. 2.2.2 Upaya dan Penyelesaian Hukum Terhadap Pinjaman Bermasalah Upaya penyelesaian bisa dilakukan dengan penyelesaian melalui jalur non litigasi. Penyelesaian sengketa secara non litigasi yang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif penyelesaian sengketa, dimana dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tersebut, disamping mengatur secara panjang leber tentang arbitrase, memperlihatkan bahwa undang-undang tersebut menekankan kepada penyelesaian sengketa alternatif lain berbentuk mediasi (menggunakan tenaga ahli). Dalam penyelesaian jalur non litigasi salah satu upaya penyelamatan pinjaman adalah dengan melakukan retrukturisasi pinjaman. Retrukturisasi merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajiban, antara lain melalui : a. Penjadwalan kembali (rescheduling). b. Persyaratan kembali (reconditioning). c. Penataan kembali (restructuring). Selain itu dapat juga diselesaikan dengan penyelesaian melalui jalur litigasi. Upaya penyelesaian litigasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Somasi (surat peringatan utang). b. Gugatan kepada Debitur melalui pengadilan Negeri Uitvoer Bij Voorad. c. Eksekusi putusan pengadilan. 185. 4 Edy Putra Tje Aman, 1986, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Liberty, Yogyakarta, hal 5

d. Eksekusi akta pengakuan hutang. e. Eksekusi hak tanggungan. f. Parate eksekusi hak tanggungan. g. Eksekusi terhadap penjamin. h. Lembaga paksa badan. i. Kepailitan melalui pengadilan Niaga. III. KESIMPULAN 1. Faktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma adalah dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 2. Upaya dan penyelesaian hukum terhadap pinjaman bermasalah di unit simpan pinjam Koperasi Serba Usaha Satya Dharma dengan debitur diselesaikan melalui jalur nonlitigasi dan jalur litigasi. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. C.S.T. Kansil, 1987, Hukum Perusahaan Indonesia PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Edy Putra Tje Aman, 1986, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Liberty, Yogyakarta. R.T. Sutantya Raharja Hadi Kusuma, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grapindo Persada, Jakarta. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. 6