BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam membina subyek-subyek didiknya. Hal. kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan manusia itu sendiri (Muhmidayeli, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia atau memanusiakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang mendapatkan pendidikan dan melaksanakan

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah serangkaian kegiatan/aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan dapat mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen. Iskandar (2009) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman baru, perubahan tingkah laku tersebut terjadi akibat interaksi dengan situasi yang ada bukan terjadi dengan sendirinya karena kedewasaan seseorang. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005). Menurut Skinner, (dalam Walgito, 2010) mengatakan bahwa belajar adalah process of progressive behaviour adaptation. Sedangkan menurut Walgito (2010) mendefinisikan belajar sebagai change in behavior or performance. Belajar merupakan proses dimana tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui suatu latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil dari

pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 2008). Sedangkan menurut Khodijah (2014) belajar merupakan suatu proses yang dapat memungkinkan seseorang untuk memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru dimana melibatkan proses mental internal yang mengakibatkan perubahan pada perilaku dan sikap yang sifatnya relatif permanen. Menurut Undang-Undang RI NO 20 Tahun 2003 pasal 1 pendidikan didefenisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan dari pendidikan nasional menurut TAP MPR No II Tahun 1998, adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani. Meskipun sekarang ini banyak terdapat perguruan- perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, namun setelah menyelesaikan pendidikan SMA atau SMK seringkali siswa dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk menentukan harus kemana jalur pendidikan yang dipilih. Bagi para

lulusan sekolah menengah atas (SMA) mempunyai minat dan motivasi ingin secepatnya mendapatkan pekerjaan. Salah satu pilihannya ialah masuk ke sekolah kesehatan. Pendidikan kesehatan lebih diarahkan untuk mempersiapkan lulusan yang profesional, memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah dalam bidang kesehatan, mampu bekerja dengan penuh daya guna dan rasa tanggung jawab serta pengabdian dengan tulus dan ikhlas kepada negara dalam melaksanakan bidang keahlian masing-masing (Alimul, 2002). Berdasarkan Undang-Undang RI no 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 32 ayat 4 dinyatakan bahwa pelaksanaan pengobatan dan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu : faktor dari individu sendiri (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal). Faktor dari individu meliputi intelegensi, bakat, minat, dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar individu antara lain : kelengkapan sarana dan fasilitas, waktu, situasi dan kondisi tempat belajar, media pembelajaran, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Dalyono, 2005).

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar diantaranya adalah motivasi belajar dan adanya minat. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Uno, 2010). Faktor motivasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dimana motivasi akan menentukan keberhasilan mahasiswa baik selama mengikuti pendidikan maupun setelah selesai mengikuti pendidikan. Motivasi mendorong seseorang untuk bertingkah laku (Uno, 2010). Tanpa motivasi seseorang akan melakukan kegiatan tanpa terarah dan tidak sungguh-sungguh, dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil (Sukmadinata, 2005). Nurhidayati (2006) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dalam sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. Minat akan timbul apabila mendapat rangsangan dari luar dan kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif di dalamnya. Mahasiswa yang memiliki minat akan terus tekun belajar sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki minat walaupun ia mau untuk belajar akan tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar (Espandono, 2011). Minat dan motivasi juga memainkan peranan dalam proses belajar mangajar di pendidikan S1 Keperawatan. Tinggi rendahnya minat mahasiswa untuk menjadi

seorang perawat, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap motivasinya dalam belajar. Mahasiswa yang memiliki minat untuk menjadi seorang perawat akan memiliki motivasi belajar yang tinggi, selalu berusaha keras, dan bersungguhsungguh dalam mempelajari bahan atau mata kuliah dengan sebaik-baiknya. Sehingga akan diperoleh prestasi yang lebih baik, memiliki pengetahuan serta kompetensi yang mumpuni dan berkualitas. Dilain pihak, mahasiswa yang tidak memiliki ataupun memiliki minat yang rendah untuk menjadi perawat ia tidak akan bersungguh-sungguh dalam belajar karena tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajarnya sehingga ia akan mendapatkan hasil prestasi yang kurang memuaskan dan akhirnya mahasiswa tersebut tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap ilmiah dan kompetensi yang mumpuni, sehingga ia tidak akan menjadi perawat yang profesional. Efendi dan Praja dalam Nurhidayati (2006) menyatakan bahwa belajar dengan adanya minat akan lebih baik daripada belajar tanpa adanya minat. Menurut Alimuddin (2012) dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang mengemukakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi akademik pada mahasiswa keperawatan di Universitas Muhammadiyah Semarang. Dimana motivasi yang tinggi pada mahasiswa agar dapat dipertahankan demi sebagai pendorong untuk meningkatkan prestasi belajar. Minat dan motivasi menjadi suatu hal yang penting dalam menentukan sikap seseorang untuk meraih sesuatu yang

diinginkan. Apabila mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat, tentunya akan mendorong motivasi belajar yang giat pula. Selain minat dan motivasi ada banyak faktor yang terkait dengan prestasi dan motivasi belajar. Menurut Slamento (2010) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar yaitu : faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari: kesehatan, perhatian, minat dan bakat. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari: metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan. Menurut Uno (2010) beberapa faktor yang terkait dengan motivasi dan prestasi belajar adalah: faktor panca indera, kecerdasan, minat, motivasi, tipe kpribadian, pola tidur, stress, lingkungan keluarga dan masyarakat, sarana prasarana, serta tenaga pendidik. Dari hasil wawancara awal dengan 10 orang mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas angkatan 2015, alasan mereka yang masuk pendidikan keperawatan pada umumnya sangat bervariasi yaitu karena dipaksa orang tua, ikut-ikutan teman daripada tidak kuliah, tidak diterima di jurusan lain, dan ada pula yang merupakan cita-citanya sejak kecil. Bila melihat fenomena sekarang, banyak mahasiswa yang tidak begitu berminat untuk menjadi perawat dan tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Tetapi kenyataannya banyak mahasiswa yang tidak berminat menjadi perawat tetapi memiliki prestasi akademik yang baik. Tentu ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa tersebut baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar

(eksternal). Berdasarkan studi awal yang peneliti lakukan dengan menanyakan mahasiswa yang tidak berminat menjadi perawat, yang ikut-ikutan teman, kemudian karena orangtua, dan yang mengatakan daripada tidak kuliah serta tidak diterima dijurusan lain, bila dihubungkan dengan hasil belajar ternyata mereka memiliki indeks prestasi yang cukup memuaskan dengan rentang nilai 2,96 3,35 sedangkan indeks prestasi rata-rata angkatan 2015 adalah 3,20. Dari hasil wawancara dengan 6 (enam) orang mahasiswa keperawatan dengan menanyakan faktor terkait motivasi dan prestasi belajar, 2 (dua) dari mereka memiliki motivasi untuk belajar yang rendah dan 4 (empat) memiliki motivassi biasa-biasa saja dalam perkuliahan. Mereka mengatakan bahwa tidak ada minat awal untuk kuliah di keperawatan. Alasannyapun beragam mulai dari tidak diterima di jurusan lain dan bukan merupakan pilihan utama. Ada yang mengatakan kuliah di keperawatan karena disuruh oleh keluarga, dan sebagian mengatakan minat di kesehatan tetapi keperawatan bukan merupakan pilihan utamanya. Dari enam orang tersebut tidak ada yang memiliki riwayat penyakit tertentu. Terkadang mereka hanya sakit seperti orang pada umumnya seperti demam ataupun sakit kepala. Sedangkan pola tidur mereka, semua mengatakan waktu tidur mereka 8 sampai 12 jam perhari. Pada saat tidur beberapa orang mengatakan sering terbangun pada saat tidur. Dilihat dari faktor stress, semua mereka menjawab stress. Stress dikarenakan kuliah, tugas, organisasi dan stress karena hal lain diluar perkuliahan.

Dari faktor dukungan keluarga, mereka mengatakan bahwa orang tua sangat mendukung dalam proses perkuliahan/pembelajaran. Dukungan orang tua bukan hanya dukungan finansial saja tetapi dukungan memberikan motivasi dan semangat. Selain orang tua dan anggota keluarga lainnya teman juga sangat mendukung dalam proses perkuliahan. Teman memberikan informasi terkait perkuliahan ataupun tugas dan juga memberikan semangat. Dari sarana prasarana perkuliahan yang ada di kampus, mereka mengatakan fasilitas yang ada dikampus lumayan lengkap seperti alat-alat labor pada saat praktikum, buku-buku di perpustakaan yang lumayan lengkap dan membantu pada saat mengerjakan tugas kuliah, kursi yang baik serta ruangan yang ber-ac walaupun sering mati dan kadang masih terasa panas dan gerah. Tetapi mereka mengatakan pada saat proses perkuliahan berlangsung wireless terkadang tidak tersedia dan rusak pada saat dipakai. Dari fenomena dan hasil studi pendahuluan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai eksplorasi faktor terkait motivasi dan prestasi belajar mahaiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang tahun 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan faktor apakah yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang Tahun 2016.

1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang. b. Tujuan Khusus a. Diketahuinya faktor internal (minat, pola tidur, stress) dan ekstrernal (dukungan teman) yang berhubungan dengan motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang. b. Diketahuinya faktor internal (pola tidur, stress) dan ekstrernal (dukungan teman) yang berhubungan dengan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang. c. Diketahuinya hubungan faktor internal dan eksternal dengan motivasi belajar. d. Diketahuinya hubungan faktor internal dan ekternal dengan prestasi belajar. C. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat bagi peneliti Menambah wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar pada mahasiswa.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan a. Diharapkan memberikan informasi terhadap institusi pendidik bahwa proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik bila disertai dengan adanya motivasi belajar dari peserta didik serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran. b. Diharapkan hasil penelitian dapat dipakai sebagai sumber data dan acuan bagi penelitian selanjutnya.