BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model

BAB I PENDAHULUAN. berpengetahuan, serta manusia terdidik (Hamzah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui penampilannya dengan menggunakan berbagai upaya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. ini sanggul tersebut hanya dapat ditemui pada saat-saat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan. mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat,

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Juliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang serasi dan jika kemudian setiap wanita, yang ingin tampil menarik,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

KODE MODUL - 312E. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

KODE MODUL: RAM-312C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat

KODE MODUL: RAM-312F. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

KODE MODUL: RAM-312A. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. bahkan rambut yang turut serta memiliki peran dalam menjaga penampilan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang tata kecantikan. Kecantikan merupakan keelokan baik wajah

KODE MODUL: RAM-312B TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang. Maju tidaknya pendidikan dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

Penyusun: HAPSARI KUSUMAWARDANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ada tahapan didalam proses pendidikan itu. Sekolah merupakan suatu instansi atau

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam menunjang penampilan seseorang. Busana maupun pakaian yang dikenakan orang setiap hari dibuat tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat mengembangkan diri, memanfaatkan. yang lebih baik dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR RIAS WAJAH PADA MALAM HARI DI SMK NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keserasian berbusana, cara komunikasi dan kecantikan wajah.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar, pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti kemajuan pengetahuan dan teknologi dengan segala kemudahan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut UUD 1945 No 20 tahun 2003, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional, telah berupaya memperbaiki sistem pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, diantaranya perbaikan dan pembaharuan kurikulum, pengadaan bukubuku paket bidang studi, dan penataran guru-guru bidang studi (Fauziah, 2012). Salah satu upaya pemerintah berkaitan dengan hal tersebut adalah dengan didirikannya sekolah-sekolah kejuruan di berbagai daerah di Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi (Djamarah, 2011). Sekolah Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada di SMK para siswa dididik dan dilatih agar terampilan dalam bidang 1

2 keahliannya masing-masing. Dari observasi awal yang dilakukan pada 20 November 2014 di SMK Awal Karya Pembangunan, khususnya pada kelas Tata Kecantikan rambut, mengenai mata pelajaran penataan sanggul Up Style. Tata kecantikan rambut merupakan seni mempercantik dan memperindah rambut. Tata kecantikan berfungsi untuk mengubah (makeover) kekurangan-kekurangan yang ada ke arah yang lebih cantik dan sempurna. Untuk memperoleh hasil penataan rambut yang optimal, diperlukan keahlian dan keterampilan dari seorang penata rambut. Dalam hal ini seorang penata rambut, harus memiliki kemampuan makeover yang memerlukan pengetahuan, keahlian, ketelitian, kreativitas, serta terus bereksperimen untuk mendapatkan hasil yang optimal. Mata pelajaran Penataan Sanggul Up Style merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang ada di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang. Dalam proses pembelajaran Penataan Rambut Up Style pada siswa SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, siswa diharapkan harus memiliki kemampuan dalam mengetahui macam-macam pola penataan rambut, menentukan bentuk penataan rambut yang sesuai dengan bentuk wajah, mengidentifikasi alat dan lenan serta bahan kosmetik yang digunakan dan kemampuan dalam melakukan praktek penataan rambut baik itu menggunakan sasakan maupun tanpa menggunakan sasakan. (Rostamailis,dkk, 2008) Perkembangan peralatan dan selalu diperbaikinya mutu kosmetik dalam bidang penataan rambut, merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan teknis dan variasi penataan. Betapapun mahirnya seorang penata rambut, kemampuannya tidak mempunyai arti jika tidak didukung oleh

3 tersedianya peralatan dan kosmetika rambut yang diperlukan untuk mencapai bentuk penataan sanggul. Kemampuan mempergunakan peralatan yang serba modern dan pengetahuan yang baik tentang produk produk kosmetika rambut merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh penata rambut untuk menentukan penataan (Kusmadewi, 1999). Penataan Up Style merupakan tindakan memperindah rambut dalam bentuk penyanggulan, dalam penataan Up Style kita mengenal dua bentuk penataan, yaitu penataan dengan menggunakan sasakan, dan penataan tanpa menggunakan sasakan. Dalam penataan Up Style terdapat lima pola penataan yaitu penataan simetris, penataan asimetris, penataan puncak, penataan belakang dan penataan depan. ( Rostamailis,dkk, 2008) Pola Penataan depan pada penataan Up Style merupakan penataan yang menitik beratkan pada daerah dahi, pola penataan ini belum pernah dikemukakan di literatur tentang penataan rambut, namun perkembangan model penataan rambut khusunya menjelang tahun- tahun terahir 1980, banyak mengetengahkan penataan di daerah dahi dengan hasil yang tidak kalah indahnya. Pola penataan rambut depan memberi kesan anggun dan gerak alamiah bagi suatu kreasi dalam satu keseluruhan. Kecuali itu juga dapat dijadikan penataan koregtif bagi pembentuk dahi yang terlalu menonjol( Rostamailis,dkk, 2008). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang study menyatakan bahwa nilai siswa kurang mencapai nilai KKM sehingga guru sering mengadakan ujian remedial dan siswa sering mengalami kesulitan dalam melakukan praktek penataan rambutl Up Style dan dilihat dari hasil belajar yang

4 dialami siswa - siswa angkatan sebelumnya pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut masih belum mencapai kompetensi yang diharapkan, karena aspek penilaian hasil praktek pada kompetensi Penataan Rambut dimulai dari persiapan, proses kerja dan hasil praktek. Dimana pada aspek penilaian dalam hasil pembelajaran dan praktek penataan rambut Up Style didapati nilai praktek yang kurang maksimal terlihat pada hasil nilai praktek yang kurang memenuhi standard Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Jadi siswa yang dapat dikatakan lulus/tuntas apabila mencapai nilai > 75. Kesulitan Siswa dalam hal melakukan penataan rambut dengan benar dan banyaknya pemakaian kosmetika dalam proses penataan sanggul Up Style. Seperti hair spray, aerosol, hair gel dan lainya. Bahan kosmetik yang sering digunakan tidak sesuai dengan fungsi tepatnya, seperti contohnya penggunaan hairspray dan aerosol, kedua bahan ini sama- sama disemprotkan pada rambut untuk merapikan tatanan rambut, tetapi keduanya memiliki fungsi tersendiri. Hairspray berfungsi untuk merapikan rambut/mengkilatkan rambut agar tidak terlalu gersang setelah pengaplikasian aerosol, sedangkan aerosol adalah kosmetika yang digunakan untuk merapikan rambut yang sudah ditata agar lebih tahan lama. Alat bahan yang berbeda tentunya berbeda pula fungsi dan cara penggunaanya, hal inilah yang membuat siswa sulit memahami fungsi dan cara kerja yang tepat dan sesuai dengan prosedur kerja dalam melakukan penataan. Dalam proses pembelajaran penataan rambut pada siswa SMK Awal Kaya Pembangunan (AKP) Galang, siswa diharapkan harus memiliki kemampuan dalam mengetahui macam macam pola penataan rambut, menentukan bentuk

5 penataan rambut yang sesuai dengan bentuk wajah, mengidentifikasi alat dan bahan kosmetika yang digunakan dan kemampuan dalam melakukan praktek penataan rambut. Dengan adanya kondisi ini siswa diharapkan lebih memiliki kemampuan tentang pemahaman mengenai bahan kosmetika penataan sanggul Up Syle khususnya pada pola penataan depan baik itu dari fungsi maupun cara kerjanya. Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Kosmetika Penataan Rambut Dengan Kemampuan Menata Sanggul Up Style Kelas XII SMK Awal Karya Pembangunan Galang. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pengetahuan siswa tentang kosmetika penataan rambut? 2. Bagaimana pengetahuan siswa dalam melakukan persiapan penataan rambut? 3. Bagaimana pengetahuan siswa dalam menggunakan kosmetika penataan rambut pada penataan rambut Up Style? 4. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan penataan rambut Up Style? 5. Bagaimana pengetahuan siswa mengenai pemakaian rambut tambahan pada penataan rambut? 6. Apa saja Faktor faktor yang mempengaruhi penataan rambut?

6 7. Bagaimana hubungan antara pengetahuan kosmetika penataan sanggul up style dengan kemampuan menata sanggul Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang? C. Pembatasan Masalah Mengingat kompleksnya pembahasan pada identifikasi masalah diatas, keterbatasan waktu dan tenaga serta kemampuan peneliti untuk meneliti secara keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu dibuat batasan masalahnya sebagai berikut : 1. Pengetahuan siswa tentang kosmetika penataan rambut Up Style tanpa sasakan dalam pola penataan rambut depan yang dijaring melalui tes. 2. Kemampuan siswa dalam melakukan penataan rambut Up Style pola penataan depan tanpa sasakan dengan yang dijaring melalui lembar pengamatan. 3. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XII Tata Kecantikan Rambut SMK Awal Karya Pembangunan Galang sebanyak 24 orang. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengetahuan siswa mengenai kosmetika penataan sanggul Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang?

7 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan penataan Up Style tanpa menggunakan sasakan di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang? 3. Bagaimana hubungan pengetahuan kosmetika penataan rambut dengan kemampuan menata sanggul Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang. E.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang kosmetika penataan rambut pada penataan sanggul Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penataan Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan siswa tentang kosmetika penataan rambut terhadap kemampuan menata sanggul Up Style di kelas XII Tata Kecantikan SMK Awal Karya Pembangunan Galang. F.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan, dijadikan sebagai bahan informasi dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang target kurikulum dan daya serap siswa sesuai yang di harapkan.

8 2. Guru sebagai pengelola pembelajaran, untuk menjadi bahan informasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Siswa dijadikan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajarnya. 4. Pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan pembanding untuk penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.