BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Cara dan Instruksi Kerja Pengambilan Sampel Minyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Perbandingan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Transformator Diala B Dan Mesran Super Sae 40 W Menggunakan Hypot Model 04521aa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Dissolved Gas Analysis) ini diperlukan alat penelitian seperti : Syringe, Oil

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik.

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Analisa Tegangan Tembus Minyak Nabati Dengan Perlakuan Pemanasan Berulang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Penilaian Kondisi

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

BAB 3 METODE PERCOBAAN

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Pemeliharaan Trafo Distribusi

III. METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE PENGAMBILAN CONTOH UJI AIR.

III. METODE PENELITIAN

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

PERBAIKAN PARAMETER DIELEKTRIK (TEGANGAN TEMBUS, TAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

Cara uji berat jenis tanah

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN

Analisis Pengujian Kinerja Minyak Isolasi Pada Transformator Tenaga 70kV

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini antara lain adalah : 1. Studi literatur, yaitu dengan cara menelaah, menggali, serta mengkaji teori-teori yang mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti. Teori-teori tersebut didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun dari buku-buku referensi yang mendukung penelitian ini. Selain itu, studi literatur pun dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dapat dijadikan acuan 2. Observasi, yaitu mengumpulkan data - data yang yang diperlukan untuk penelitian yang didapatkan dari lapangan dengan melakukan pengujian secara langsung di Lab karakteristik minyak trafo PT PLN (PERSERO) P3B Jawa-Bali Region Jawa Barat. 3. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen, pembimbing di PT PLN (PERSERO) P3B Jawa-Bali Region Jawa Barat dan pihak-pihak lain yang dapat membantu terlaksananya penelitian ini. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian skripsi ini berlangsung selama 4 (empat) bulan dari 6 februari 2014 s.d 6 mei 2014 dengan rincian 1 bulan kajian pustaka, 2 bulan observasi data, dan 1 bulan melakukan analisis data. Lokasi penelitian ini bertempat di lab pengujian karakteristik minyak trafo di PT PLN (PERSERO) P3B Jawa-Bali APP Bandung jalan Moch.Toha km 4.

25 C. Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian karakteristik minyak transformator diantaranya adalah pengujian viskositas, kadar air dan tegangan tembus. Penelitian ini menguji dan menganalisis bagaimana pengaruh temperatur terhadap karakteristik minyak dan pengaruh perubahan nilai karakteristik viskositas serta kadar air minyak terhadap tegangan tembus minyak transformator. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran baru bagaimana pengaruh temperatur terhadap karakteristik minyak transformator serta pengaruh nilai viskositas dan kadar air terhadap tegangan tembus minyak transformator. Adapun data yang di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Minyak Transformator Baru Merk : Nynas Nitro Jenis Minyak : Minyak Mineral Waktu Penyimpanan : 8 Bulan Kondisi : Belum di Treatment Tabel 3.1 Standar Minyak Transformator Baru Standar Pabrik Viskositas 40 /100 C (cst) ISO 3104/Astm D-445 Kadar air (mg/kg) IEC 60814 Tegangan tembus (kv) IEC 60156 8,0 / 3,0 30 30 / 70 2. Data Minyak Transformator Bekas Merk : Nynas Nitro 10XN

26 Jenis Minyak Waktu Penyimpanan Kondisi : Minyak Mineral : 1 Tahun : Belum di Treatment Tabel 3.2 Standar Minyak Transformator Pakai Kategori Trafo 70 KV Standar IEC 60422 Tahun 2005 Viskositas Kadar air Tegangan Tembus ASTM-D445 IEC 60814 IEC 60156 (cst) (ppm) (kv) I II III I II III I II III < 3 3 > 3 < 10 10-25 > 25 > 40 30-40 < 25 *(I,II,III adalah menunjukan kelas) D. Langkah-Langkah Penelitian Langkah langkah penelitian dalam skripsi ini adalah dengan melakukan eksperimen pengujian karakteristik minyak isolasi trafo yang bertempat di lab karakteristik minyak transformator PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Bandung. Eksperimen yang dilakukan meliputi pengujian viskositas, kadar air dan tegangan tembus pada minyak isolasi baru dan bekas dengan tingkatan temperatur meliputi 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 C. Data eksperimen tersebut akan diperoleh data-data seperti nilai viskositas pada temperatur 50-100 C, nilai kadar air pada temperatur 50-100 C, nilai tegangan tembus

27 pada temperatur 50-100 C. Kemudian di analisis bagaimana pengaruh karateristik viskositas, kadar air dan tegangan tembus terhadap temperatur serta hubungan perubahan nilai antara viskositas, kadar air terhadap tegangan tembus. Langkah-langkah yang sistematis dalam penelitian harus diperhatikan. Hal tersebut berguna untuk memberikan arahan untuk mempermudah pemahaman tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian. Langkah-langkah penelitian tersebut diperlihatkan pada gambar bagan alir penelitian dibawah ini : Mulai Pengumpulan data, observasi, literatur dan diskusi Persiapan Penelitian Sample minyak baru dan pakai Alat Uji Pengujian Karakteristik Minyak Catat Hasil Data Pengujian Data Valid? Tidak Ya Analisa data hasil pengujian karakteristik minyak Membuat laporan Selesai

28 Mulai `Persiapan alat dan bahan Minyak trafo pakai dan baru Alat uji Pengukuran Temperatur minyak 50, 60, 70, 80, 90, 100 C Gambar 3.1 Diagram Alir (flowchart) Penelitian Pengujian Viskositas Pengujian Kadar Air Pengujian Tegangan Tembus Data Hasil (cst) Data Hasil (ppm) Data Hasil (kv) Pengolahan Data Tidak Ya Data Valid? Membuat laporan Selesai

29 Gambar 3.2 Diagram Alir (flowchart) Pengujian E. Persiapan alat dan Penyediaan sample Pengujian dilakukan secara bertahap dari penyediaan sample minyak isolasi lalu persiapan alat uji yang harus sesuai dengan standar cara pengujian hingga pemanasan minyak pada temperatur yang telah ditentukan dan melakukan peneltian. Penelitian pada pengujian karakteristik minyak ini menggunakan minyak baru dan minyak bekas. Adapun cara pengambilan sample untuk minyak bekas adalah sebagai berikut :

30 Gambar 3.3 Sampling minyak baru dan pakai 1. Langkah-langkah Pengambilan Sample Pengujian Karakteristik Minyak Minyak isolasi di ambil melalui tangki pada transformator. Pengambilan sample minyak uji dilakukan pada saat trafo sedang beroperasi. Adapun langkah-langkah pengambilan sample minyak untuk pengujian karakteristik adalah sebagai berikut : Siapkan alat dan botol penyimpan minyak. Bukalah tutup drain valve yang berada agak dibawah badan trafo lalu siapkan ember di bawah saluran tersebut. Kemudian buka keran lalu buang kurang lebih (± 1 Liter) minyak pada ember. Siapkan botol penampung lalu bilas botol menggunakan minyak sample langsung dari trafo. Bilas di awali dari tutup botol hingga dalam botol tersebut lalu kocok dan buang lakukan sebanyak 2 kali.

31 Gambar 3.4 Proses penyucian pada botol sample oleh minyak uji Setelah bersih dari bilasan sebelumnya, pastikan selang masuk ke dalam botol hingga mencapai dasar botol lalu tunggu hingga minyak meluap tutup botol lalu simpan pda box sample. Gambar 3.5 Pengisian minyak uji karakteristik pada botol sample 2. Pemanasan Sample Minyak Minyak isolasi sangat erat kaitanya dengan temperatur. Kondisi transformator yang berkerja secara terus menerus memungkinkan trafo menjadi panas. Minyak isolasi yang berfungsi sebagai isolasi dan media pendingin pada trafo harus memiliki kualitas yang baik untuk melindungi bagian dalam transformator. Pemanasan sample minyak diatur pada temperatur berbeda yaitu 50,60,70,80,90 dan 100 C. Tujuan pemanasan minyak ini untuk mengetahui perbedaan hasil data yang akan didapatkan untuk dianalisis seberapa besar pengaruh temperatur terhadap

32 minyak isolasi. Alat pemanas yang digunakan adalah sebuah pemanas jenis oven yang di atur suhu nya serta termometer untuk memastikan dan memantau kevalidan temperatur. Gambar 3.6 Pemanasan sampling menngunakan alat pemanas (heater)

33 Gambar 3.7 Proses Pengukuran Minyak Menggunakan Termometer F. Pengujian Viskositas Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui kemampuan minyak untuk bersirkulasi dalam trafo. Minyak trafo mempunyai unsur kekentalan dimana jika minyak tidak mampu bersirkulasi dengan baik maka akan berdampak tidak baik bagi trafo. Sirkulasi ini berfungsi sebagai pendingin membawa area yang panas untuk disirkulasikan sehingga dapat menjaga suhu yang ada di dalam trafo itu sendiri. Kekentalan minyak trafo dipengaruhi oleh suhu pada transformator itu sendiri, jika temperatur dingin minyak akan bersirkulasi secara lambat dan jika suhu panas maka minyak akan bersirkulasi dengan baik didalam trafo. Namun temperatur trafo terserbut memiliki batas dan ketentuan sendiri agar minyak trafo berfungsi dengam baik dan trafo tidak mengalami gangguan. Viksositas juga dapat dipengaruhi oleh kontaminan yang terkandung di dalam minyak trafo seperti kadar air dan sedimen/partikel-partikel endapan kotoran. Adapun pengujian dan rumus standar yang digunakan berdasarkan ASTM D-445 dalam perhitungan hasil viskositas adalah sebagai berikut :

34 ( ) ( ) Keterangan : T1 = Timer 1 T2 = Timer 2 L = Lower Bulb U = Upper Bulb Tabel 3.3 Standar perhitungan viskositas mengacu pada ASTM D-445 Standar Viskositas ASTM D-445 Temperatur ( C) Lower Bulb (cst) Upper bulb (cst) 50 0,035263 0,024961 60 0,352970 0,024994 70 0,035330 0,025026 80 0,035364 0,025058 90 0,035397 0,025090 100 0,035431 0,025122 Contoh : Timer 1 Timer 2 Konstanta suhu = 244,2 s = 590,9 s = 50 C

35 Lower Bulb Up Bulb = 0,035263 cst = 0,024961 cst ( ) ) = 8,63 cst Tabel 3.4 Formulir pengisian data uji viskositas Viskositas (Cst) Percobaan 50 60 70 80 90 100 1 2 3 Rata-rata Gambar 3.8 Alat uji Viskositas KOEHLER Type KV 3000

36 Gambar 3.9 Viscosity holder 1. Langkah-langkah Pengujian Viskositas Pengujian viskositas dilakukan sesuai standar pengujian prosedur ASTM- D445 dengan mempersiapkan alat-alat serta menyiapkan sampling. Adapun langkah-langkah pengujian viskositas sebagai berikut : Masukan sampling minyak pada viskositas tube lalu tunggu hingga minyak turun pada garis pertama yang tertera pada viskositas holder. Setelah aliran minyak berada pada garis pertama, tekan saklar timer 1 dan 2 secara bersamaan untuk menghitung waktu laju minyak. Tunggu hingga aliran minyak menuju pada garis kedua. Setelah minyak berada pada garis kedua tekan saklar 1 untuk menghentikan timer 1 kemudian tekan saklar timer 2 setelah minyak berada pada garis ke 3. Catat data yang didapatkan. Rapihkan alat dan bersihkan viskositas holder tunggu hingga kering untuk digunakan kembali. G. Pengujian Kadar Air

37 Fungsi minyak trafo sebagai media isolasi di dalam trafo dapat menurun seiring banyaknya air yang mengotori minyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terlarut atau terkandung di minyak. Kandungan air dan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan korosi, menghasilkan asam, endapan dan cepat menurunkan usia trafo. Dari hasil penelitian EPRI diperolah bahwa setiap peningkatan kandungan air 2 kali lipat pada temperatur yang sama akan menurunkan usia isolasi menjadi 0.5 kali. Kandungan air dalam trafo dapat berasal dari udara saat trafo dibuka untuk keperluan inspeksi, dan apabila terjadi kebocoran maka uap air akan masuk ke dalam trafo karena perbedaan tekanan parsial uap air. Metode yang dipakai adalah metoda Karl Fischer. Metode ini menggunakan satu buah elektroda dan satu buah generator. Generator berfungsi menghasilkan senyawa Iodin yang berfungsi sebagai titer / penetral kadar air sedangkan Elektroda berfungsi sebagai media untuk mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak. Perhitungan berapa besar kadar air di dalam minyak dilihat dari berapa banyak Iodin yang di bentuk pada reaksi tersebut.

38 Gambar 3.10 Alat uji kadar air (Megger Type KF 875)/(KF Karl Fischer) Gambar 3.11 Suntikan sampling Adapun satuan dari hasil pengujian ini adalah ppm (part per million) yang didapat dari perbandingan antara banyaknya kadar air dalam mg terhadap 1 kg minyak. Pengujian ini mengacu pada standar IEC 60814. Banyaknya kadar air didalam minyak akan dipengaruhi oleh temperatur operasi trafo serta kadar air pun dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya tegangan tembus yang dialami oleh minyak trafo. Karena sistem isolasi didalam trafo terdiri dari dua buah isolasi, yaitu minyak dan kertas isolasi dimana difusi air antara kedua isolasi tersebut dipengaruhi oleh temperatur operasi trafo. Untuk mendapatkan nilai referensi sehingga nantinya hasil pengujian dapat

39 dibandingkan terhadap batasan pada standar IEC 60422 perlu dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20 o C yaitu dengan mengalikan dengan faktor koreksi sesuai dengan standar kadar air IEC 60184. Ket : f ts = faktor koreksi = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling Contoh : Kadar air hasil pengukuran Suhu sampling (ts) = 10 mg/kg = 40 o C Faktor koreksi = 0,45 Kadar air terkoreksi = 10 x 0,45 = 4,5 mg/kg Tabel 3.5 Formulir pengisian data uji kadar air Kadar Air (ppm) Percobaan 50 60 70 80 90 100 1 2 3 Rata-rata 1. Langkah-langkah Pengujian Kadar Air

40 Standar pengujian kadar air mengacu pada standar IEC 60814. Dimulai dengan persiapan alat serta sampling hingga cara pengujian. Adapun langkah-langkah pengujian kadar air adalah sebagai berikut : Hidupkan alat uji kadar air (Megger Type KF 875)/(KF Karl Fischer) lalu tunggu hingga alat merekondisi hingga alat siap untuk dipakai dengan munculnya kata ready pada alat uji. Siapkan sampling serta bersihkan suntikan menggunakan sample minyak yang akan d uji sebanyak 3x 5x. Setelah dibersihkan, siapkan sample pada suntikan sebanyak 1 ml lalu suntikan pada gelas titrasi tanpa mengenai cairan yang ada di dalam gelas titrasi lalu tekan alat ready kemudian suntikan sample minyak, cabut suntikan dan tunggu hingga proses titrasi pada alat selesai. Catat data hasil yang tertera lalu rapihkan alat uji. H. Pengujian Tegangan Tembus Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemampuan minyak isolasi dalam menahan stress tegangan. Minyak yang jernih dan kering akan menunjukan nilai tegangan tembus yang tinggi. Kandungan air yang tinggi dan partikel yang mengendap dapat menurunkan tegangan tembus secara dramatis. Dengan kata lain pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan. Pengujian ini mengacu standar IEC 60156.

41 Gambar 3.12 Alat uji tegangan tembus (Megger Type OTS 80 AF/2) Gambar 3.13 Elektroda 2,5 mm pada alat uji tegangan tembus

42 Tabel 3.6 Formulir pengisian data uji tegangan tembus Tegangan Tembus (kv) Percobaan 50 60 70 80 90 100 1 2 3 Rata-rata 1. Langkah langkah pengujian tegangan tembus Pengujian tegangan tembus dilakukan mengacu pada standar IEC 60156. Elektroda yang digunakan pada standar ini adalah 2,5 mm. Adapun langkah langkah pengujian tegangan tembus adalah sebagai berikut : Alat yang digunakan pada uji tegangan tembus adalah MEGGER Type OTS AF/2. Siapkan alat uji dan sample minyak. bersihkan gelas uji dengan membilas gelas uji menggunakan sample minyak yang akan di uji serta bilas juga elektroda dengan sample minyak yang akan diuji. Masukan sample minyak pada gelas uji hingga meluap lalu tutup dengan penutup wadah gelas uji/ wadah yang menyatu dengan eletroda pastikan elektroda terendam oleh minyak sample. Lalu letakan sample minyak pada alat uji pastikan posisi nya benar. Kuci denga pengaman tutup rapat. Tekan saklar ON untuk menghidupkan alat uji, serta pilih acuan standar IEC 60156. Tekan start utnuk memulai proses pengujian. Tunggu dan catat pengujian sebanyak 6 kali. Rapihkan alat serta buang minyak uji lalu bersihkan.

43