berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menitik beratkan pada empat

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang penting untuk mempersatu kan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imam Akhmad, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan sangatlah menunjang keberhasilan berbahasa seseorang. Marahimin (2009: 9) Ada empat keterampilan berbahasa yang perlu kita kuasai untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Ada teknik-teknik tertentu untuk masing-masing keterampilan berbahasa ini, dan teknik-teknik ini perlu dikuasai agar komuniasi kita dengan orang lain itu bisa berjalan lancar, efektif dan efisien. Oleh sebab itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan teknik 1

2 pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) bahwa kemampuan Menulis adalah salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Hal tersebut terjabarkan dalam standar kompetensi menulis khususnya kemampuan bersastra, yakni siswa diharapkan dapat mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, dan drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas, 2006: 22). Pembelajaran menulis puisi di SMP dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasikan karya sastra. Hal itu berkaitan erat dengan latihan mempertajam penalaran, perasaan, daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pemikiran yang dianggap bahwa menulis puisi adalah hal yang sulit itu sudah seharusnya dihilangkan, terkhusus siswa SMP yang rata-rata berusia 12-14 tahun. Pada umumnya anak pada usia tersebut bisa menuangkan pikiran dan perasaan yang ada pada dirinya dalam bentuk puisi. Namun, kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara optimal. Menulis puisi termasuk kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi ini tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP 2006 pada semester genap, yaitu standar kompetensi: 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.

3 Kompetensi dasar: 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai (diksi ) dan memperhatikan unsur persajakan (rima). Menulis puisi sangat tepat untuk pembelajaran menulis pada siswa kelas VIII (MTS), karena pada taraf ini siswa mulai melakukan ekspresi dan penjiwaan dirinya, membayangkan dalam pikiran kemudian dituangkan dalam puisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 1219), menulis didefinisikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran/ perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis adalah kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis termasuk kegiatan yang produktif dan ekspresif. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. Puisi disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa lewat penataan bunyi, irama, dan pilihan kata dengan makna khusus. Puisi bebas adalah puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan sebagaimana puisi lama (seperti pantun, syair, seloka, gurindam, talibun, bidal, dsb), juga tidak dipengaruhi oleh puisi barat seperti puisi baru (distikon, terzina, kuatrain, kuin, dsb). Puisi bebas lebih menonjolkan isi daripada unsur lainnya seperti rima/persajakan, bahasa atau lainnya. (Seribu Pena Bahasa Indonesia, 2008 : 112). Kemampuan menulis ini harus dilatih dan dikuasai oleh siswa, dengan memiliki kemampuan ini siswa dapat lebih bebas mengembangkan gagasan, ilmu dan pemikirannya sebagai wujud sosialisasi individu dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya dalam bentuk puisi. Meskipun telah disadari kemampuan menulis mutlak diperlakukan dalam kehidupan modern, namun pada

4 kenyataannya menulis di sekolah-sekolah, termasuk menulis puisi masih jauh dari harapan. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas yaitu pada kenyataannya, banyak siswa cenderung menghindari pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang sulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa, di antaranya adalah minat siswa yang masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu guru di MTS Negeri 2 Medan yaitu Ibu Nirmala, S.Pd. Bahkan penyebab lain dari kemampuan menulis puisi masih sangat rendah karena siswa masih kesulitan dalam mengekspresikan ide mereka ke dalam suatu tulisan, yaitu puisi yang indah. Selain itu penggunaan teknik yang kurang bervariatif menyebabkan kurangnya minat siswa dalam menulis puisi. Hal ini ditunjukkan dari seluruh siswa hanya Lebih dari 50% siswa mengeluh menerima tugas tersebut, dikarenakan siswa belum terbiasa menulis puisi Selain itu Meilany (2013:316) menyebutkan variasi pembelajaran menulis belum dilaksanakan secara maksimal di sekolah, belum maksimalnya penggunaan teknik, strategi, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi sehingga membuat siswa terkadang merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik untuk berlatih secara terus menerus menulis puisi, sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan menemukan ide-ide cemerlang, gagasan dan pemikiran kreatif mereka di dalam tulisan. Menghadapi hal tersebut para siswa harus dibiasakan untuk menulis sebuah puisi melalui suatu pendekatan proses. Dalam menulis puisi, siswa harus memiliki keterampilan kebahasaan yang baik, kreatif dan

5 imajinatif. Peran seorang guru sangat penting karena untuk menjalankan sebuah pendekatan proses dan menghasilkan tulisan yang baik tidak semata-mata hanya hasil akhir siswa yang dinilai, tetapi lebih pada proses bagaimana tulisan (puisi) tersebut dihasilkan. Peran seorang guru sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran menulis puisi pada siswa. Guru tidak hanya mengajarkan teori bagaimana cara menulis puisi yang baik dan menilai hasil akhir tulisan (puisi) siswa, tetapi guru juga harus berperan aktif membimbing dan mendampingi siswa dalam proses menulis puisi. Guru sulit menerapkan bahan ajarnya kepada siswa. Kartini (2011:1) Dalam proses pembelajaran menulis puisi di sekolah-sekolah, sebagian besar guru hanya mengajarkan tentang teori-teori puisi dan bagaimana cara menulis puisi yang baik tanpa berusaha membimbing siswa dalam belajar menulis sebuah puisi. Para guru kebanyakan masih menggunakan cara pengajaran lama yang lebih menitikberatkan pada ceramah, tanya jawab, dan penugasan untuk siswa. Salah satu penunjang keberhasilan dan cara untuk meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekitar. Dengan melihat kelebihan dari pembelajaran di luar kelas yaitu dengan menggunakan teknik teratai adalah solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar menulis puisi secara afektif. Siswa secara langsung diajak berinteraksi dengan objek yang akan dijadikan bahan untuk menulis puisi, sehingga proses pembelajaran menulis puisi suatu objek akan menjadi lebih jelas dan lebih nyata. Metode ini digunakan untuk merangsang daya kreasi dan imajinasi siswa agar dapat menuangkan segala ide,

6 pikiran, maupun gagasannya kedalam bentuk puisi. Selain itu, proses belajar mengajar akan terasa lebih hidup dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas saja. Sagoro (2008:10) Teknik teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode konsektual. Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar sesuai dengan dengan nama teknik tersebut. Teknik teratai ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at; amati, ai; rangkai. Terjun mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Amati mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai objek di alam sekitar. Rangkai, setelah siswa sudah selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang akan dijadikannya sebagai bahan dalam pembuatannya puisi, selanjutnya Rangkai, siswa mulai menyususn dan merangkai hasil amatan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi sebuah puisi. Teknik teratai tidak hanya menyuguhkan pembelajaran dengan menghubungkannya dengan kehidupan nyata, tetapi juga membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa lebih kreatif dalam menuangkan ideidenya. Dengan demikian, menulis puisi dengan menggunakan teknik pembelajaran teratai (terjun, amati, dan rangkai) dapat meningkatkan kemampuan menulis khususnya dalam menulis puisi. Meilany (2013:316) mengatakan bahwa Penggunaan teknik teratai dalam pembelajaran menulis puisi telah mendapatkan nilai yang positif, karena Teknik teratai tidak hanya menyuguhkan pembelajaran dengan menghubungkannya dengan kehidupan nyata, tetapi juga membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa lebih kreatif dalam menuangkan ide-idenya. hal ini telah

7 dibuktikan dari hasil penelitiannya. Begitu Sulistiawati (2013:40) mengatakan bahwa penggunaan Teknik teratai adalah salah satu teknik mengajar yang menyenangkan dan mendapatkan nilai positif dan teknik ini sangat cocok dikaitkan sebagai salah satu penunjang keberhasilan dan cara untuk meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Gambaran pemikiran diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh penggunaan teknik teratai (terjun, amati, rangkai) terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka teridentifikasi masalahmasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Siswa mengalami kesulitan dalam mendapatkan ide dan menggunakan pilhan kata yang sesuai saat menulis puisi 2) Siswa kurang minat pada saat menulis puisi di karenakan Penggunaan teknik pembelajaran yang kurang bervariasi 3) Guru kurang inovatif dan kurang memotivasi menulis kepada siswa 4) Siswa memiliki kemampuan menulis puisi sangat rendah 5) Guru sulit menerapkan bahan ajarnya kepada siswa C. Pembatasan Masalah Melihat dari identifikasi masalah diatas ada 5 masalah yang teridentifikasi, Namun penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian ini mencapai sasarannya. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu Penggunaan teknik pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa

8 dalam meningkatkan kemampuan puisi. Dan di fokuskan pada permasalahan tentang teknik teratai terhadap kemampuan menulis puisi bebas oleh siswa kelas VIII MTS Negeri Medan tahun Pembelajran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a) Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII MTS Negeri Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan teknik teratai? b) Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII MTS Negeri Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 setelah menggunakan? c) Apakah ada pengaruh teknik teratai terhadap kemampuan menulis puisi bebas terhadap siswa kelas VIII MTS Negeri Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini, yaitu: 1) Untuk mengetahuai kemampuan menulis puisi bebas siswa Kelas VIII MTS Negeri Medan 2016/2017 sebelum menggunakan teknik teratai. 2) Untuk mengetahuai kemampuan menulis puisi bebas siswa Kelas VIII MTS Negeri Medan 2016/2017 setelah menggunakan teknik teratai. 3) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik teratai terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas VIII MTS Negeri Medan 2016/2017.

9 F. Manfaat penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi teori pembelajaran menulis puisi serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, sebab penggunaan teknik pembelajaran tertentu dapat mempengaruhi pencapai tujuan pembelajaran serta membuat suasana belajar yang lebih variatif, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan khususnya dalam puisi. Secara praktis hasil penelitian inib bermanfaat sebagai berikut. 2) Secara praktis a. Sebagai bahan masukkan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia termasuk peneliti dalam mengajar nantinya. Memalui teknik ini, guru akan lebih fokus meneliti kemampuan menulis puisi siswanya di dalam kelas ketika proses pembelajaran lebih lancar, terarah, dan tetap terkondisi b. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia, serta mendapatkan pengalaman baru belajar menulis puisi dengan teknik teratai dan mempermudah siswa dalam menuangkan pikiran dan perasaannya kedalam puisi c. Dapat menginspirasi guru untuk meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam peembelajaran menulis puisi.