BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

ADIK-ADIK PRAMUKA YANG SAYA BANGGAKAN DI SELURUH INDONESIA, WABARAKATUH, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA, SALAM PRAMUKA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 223 TAHUN 2007

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

43 Universitas Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DARMA PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM B. MAKSUD DAN TUJUAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG SEMARANG MASA BAKTI

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 053 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WIDYA BUDAYA BAKTI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE 52 TAHUN 2013

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNABUMI

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA. Salam Pramuka,

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAHARI

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007

Sejarah Gerakan Pramuka

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENILAIAN DEWAN KERJA CABANG TERGIAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

PEDOMAN UMUM DRAFT AWAL PRAMUKA

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 018 TAHUN 1991 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

RANCANGAN MENGAJAR ( RM )

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 46 TAHUN 1984 (46/1984) TENTANG ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK

BAB IV TEKNIS PRODUKSI. data dan konsep yang telah peneliti dapat. Dalam membuat website kwartir nasional gerakan pramuka ini,

PEMBENTUKAN SAKA ADYASTA PEMILU

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN SAKA BAKTI HUSADA Pengertian:

ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA PERSATUAN

- - - = Insidental Semua pramuka

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1 Sejarah Organisasi Scouting yang di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan, ia menerapkan scouting secara intensif kepada 21.1. Baden Powell pinterest.com (2016) orang pemuda dengan berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Pengalaman keberhasilan Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan di Brownsea ditulis dalam buku yang berjudul Scouting for Boys. Melalui buku Scouting for Boy itulah kepanduan berkembang termasuk di Indonesia. Pada kurun waktu tahun 1950-1960 organisasi kepanduan tumbuh semakin banyak jumlah dan ragamnya, bahkan diantaranya merupakan organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik, tentunya hal itu menyalahi prinsip dasar dan metode kepanduan. Pada tahun 1917 untuk pertama kali berdirilah sebuah organisasi Kepanduan Nasioanl Indonseia di Kota Surakarta, dengan nama Javanese Padvinders Organizatie (JPO). Organisasi Kepanduan Indonesia didirikan oleh Sri 16

17 Mangkunegara VII, seorang nasionalis, aktivis Pergerakan Nasional yang pernah diangkat menjadi Presiden Budi Utomo tahun 1915/1916 membawahi 40 cabang di seluruh Indonesia, serta pernah dipercaya sebagai pelindung Jong Java selama 11 tahun. Setelah JPO lahir, lahir pula berbagai organisasi kepanduan seperti Jong Java Padvindery (JJP), Nationale Islamitische Padvindery (NATIPIJ), Sarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP), Hisbul Wathon (HW) dan lain sebagainya. Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi perkembangan jaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa. Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku mandataris MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk

18 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka. Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA. 2.2 Lingkup Bidang Usaha Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan non formal yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Di tingkat pusat organisasi ini dikelola oleh

19 Kwartir Nasional (Kwarnas), di tingkat daerah dikelola oleh Kwartir Daerah (Kwarda), di tingkat kota/kabupaten dikelola oleh Kwartir Cabang (Kwarcab), di tingkat kecamatan dikelola oleh Kwartir Ranting (Kwarran) dan di setiap pangkalan sekolah/perguruan tinggi/komunitas dikelola oleh gugus depan (Gudep). 2.3 Sumber Daya Gambar 2.2 Struktur Organisasi Gerakan Pramuka Sumber: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2015) Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka:

20 1. Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan moril, organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya pramuka. Majelis Pembimbing dibentuk di tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugusdepan dan Saka. Majelis Pembimbing diketuai secara ex-officio: a. di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia b. di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur c. di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota d. di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat e. Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota Mabigus yang ada dan di tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/ departemen terkait. 2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka. 3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat : a. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun. b. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (Musda) dengan masa bakti 5 tahun. c. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Musyawarah Cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.

21 d. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun. e. Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa dikoordinasikan oleh Koordinator Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun. 4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan peserta didik yang merupakan wadah pendidikan dalam organisasi Gerakan Pramuka. 5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia. 6. Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas membantu kwartir. Badan Kelengkapan Kwartir meliputi: a. Dewan Kehormatan b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdikanas (di tingkat Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan Lemdikacab (di tingkat Cabang). c. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan Kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di tingkat Nasional), DKD atau Dewan Kerja Daerah (di tingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja Cabang (di tingkat Cabang), dan DKR atau Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting). d. Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka)

22 e. Pembantu Andalan f. Badan Usaha Kwartir g. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat situasional. h. Staf Kwartir. 7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia (Presiden). 8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas: a. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida. b. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Musda terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab. c. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran. d. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Musran terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.

23 e. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus. 2.4 Visi dan Misi Organisasi 2.4.1 Visi Terwujudnya PRAMUKA yang relevan dengan kebutuhan anak muda untuk melakukan perubahan (Scout for Change). 2.4.2 Misi Mengarahkan dan menjadikan kaum muda sebagai subjek kunci PRAMUKA yang inovatif, relevan, dan yang menciptakan dan menggerakkan perubahan bangsa, Negara, dan masyarakat Indonesia pada Abad XXI sesuai misi suci Gerakan Pramuka. 2.5 Tantangan Organisasi Tantangan utama yang dihadapi oleh Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal yang turut berperan dalam pendidikan kaum muda Indonesia adalah bagaimana menempatkan organisasi dan kegiatan kepramukaan sebagai kegiatan yang menarik dalam kehidupan kaum muda. Sehubungan dengan tantangan organisasi tersebut, organisasi pramuka tingkat nasional (Kwarnas) di bawah bidang komunikasi dan informasi (Kominfo) memiliki beberapa program kerja untuk tahun 2015 sebagai berikut: 1. 3 Tugas Pokok

24 a. Meningkatkan citra gerakan pramuka b. Meneingkatkan alur komunikasi kegiatan internal dan eksternal c. Meningkatkan infrastruktur outlet informasi 2. 4 + 1 Prioritas Kominfo 2015 a. Visit influence people dan media b. Pramuka cyber army c. Integrasi outlet informasi d. Media coverage setiap kegiatan e. Prioritas utama: lebih gila membuat konten positif untuk media dan memperkuatnya ke publik 3. 10 Program Pokok 2015 a. Pembuatan poster, kelender, leaflet, agenda, dll b. Lomba kegiatan kepramukaan c. Membuat aplikasi / education games kepramukaan d. Integrasi informasi gerakan pramuka (sosial media, situs, majalah oramuka, radio pramuka, warta kwarnas, dll) e. Pembuatan iklan/ talk show, kerjasama dan placement-nya f. Pembentukan pramuka cyber army g. Media visit dan stakeholder h. Media coverage setiap kegiatan i. Perkemahan pramuka wartawan j. Pelatihan jurnalistik dan sosial media tingkat nasional

25 Program promosi Gerakan Pramuka bertujuan untuk menciptakan kesadaran masyarakat luas akan kiprah Gerakan Pramuka sebagai wadah penempaan diri generasi muda yang berwatak dan berbudipekerti luhur. Media komunikasi di alam globalisasi saat ini sangat dominan dan penting, disamping dapat menginformasikan dengan cepat dan tepat tentang pesan yang disampaikan juga dapat mengubah dan membentuk opini yang kita inginkan. Mass media dapat dijadikan alat untuk mengkomunikasikan kebijakan dan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh induk organisasi atau lembaga, termasuk didalamnya Gerakan Pramuka. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan pada bulan Desember 2013 menjadi awal langkah kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 2013-2018. Rumusan-rumasan yang disepakati menuju Gerakan Pramuka menjadi pijakan dan sesuatu yang penting untuk disosialisasikan dan dipromosikan keberbagai kalangan termasuk kalangan Gerakan Pramuka keseluruh Indonesia. Dan himbauan Menteri Pemuda dan Olahraga untuk perlunya meningkatkan peran kehumasan dalam mengkomunikasikan Gerakan Pramuka sebuah selusi yang handal dalam upaya menumbuhkembangkan pembinaan Gerakan Pramuka. Promosi adalah sarana yang efektif untuk mengkomunikasikan semua langkah dan kebijakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebagai induk organisasi melalui media massa baik media internal maupun media eksternal.

26 Semakin tinggi pemanfaatan media massa, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan dan dukungan masyarakat internal dan ekstrernal Gerakan Pramuka. Disadari bahwa saat ini informasi yang ingin disampaikan melalui media massa masih terasa sangat kurang. Banyak khalayak luar belum tahu perkembangan Gerakan Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka sangat sulit memperoleh dukungan masyarakat. Secara jujur bahwa isu-isu yang disampaikan Gerakan Pramuka tidaklah menjanjikan bila dilihat dari aspek bisnis media massa, belum lagi persaingan isu semakin kompetitif. Namun demikian perlu disepakati bahwa penggunaan media massa bagi Gerakan Pramuka sangatlah penting dalam upaya menjadikan salah satu alat untuk membentuk opini dan meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Hal ini sejalan dengan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang tengah dijalankan oleh Gerakan Pramuka, dan perlu mendapat dukungan penuh dari mass media sebagai media promosi serta media terbitan Internal Gerakan Pramuka (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Program Promosi Gerakan Pramuka 2016) 2.6 Proses Kenaikan Tingkat Pada Tiap Golongan Peserta Didik Keanggotaan peserta didik dalam gerakan pramuka dimulai dari golongan siaga yang berusia 7 tahun, hingga golongan pandega yang berusia 25 tahun. Proses kenaikan tingkat pada tiap golongan dan proses pindah golongan peserta didik dalam gerakan pramuka bisa kita lihat pada gambar di bawah ini: SIAGA 7 10 tahun Calon Siaga Siaga Mula Siaga Bantu Siaga Tata Pindah Golongan Siaga ke Penggalan g

27 PENGGALANG 11 15 tahun PENEGAK 16 20 tahun PANDEGA 21 25 tahun Gambar 2.3 Proses Kenaikan Tingkat Pada Tiap Golongan Peserta Didik Sumber: Diolah dari berbagai sumber (2016) Saat seorang anggota pramuka telah berusia 26 tahun ke atas, maka ia tidak lagi sebagai peserta didik, melainkan sudah disebut sebagai anggota dewasa. Anggota dewasa terdiri atas Anggota dewasa biasa terdiri atas: Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan serta Anggota Majelis Pembimbing.