III. METODE PENELITIAN. Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan berupa data PAD

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BAB III GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Saat dunia mengalami krisis bahan bakar, Indonesiapun ikut terkena imbasnya.

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. dalam bidang pertanian. Bidang peternakan sangat potensial dalam

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. bernama Tanjungkarang-Teluk Betung, yang kemudian diganti menjadi Bandar

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan data sekunder.

BAB IV PEMBAHASAN. Penerapan dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel dan. Pajak Sarang Burung Walet di Kabupaten Karawang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAROS

SUPATI LAMPUNG SELATAN

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA

` PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai salah satu instrumen dalam pembangunan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G Nomor 7 Tahun 1982 Seri : B

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 1 TAHUN : 1994 SERI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan menyangkut ketersediaan dan keterjangkauan terhadap

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 96 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG SELATAN,

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 12 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembangunan ekonomi dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 32 TAHUN 2003 SERI A NOMOR 4

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah pada tahun 1999, yaitu sejak

SALINAN PAJAK PENERANGAN JALAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2004 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 33

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PAJAK PENERANGAN JALAN

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN DAN EFEKTIVITAS PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN GRESIK

SALINAN BUPATI BERAU,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 1993 Seri A NO : 1

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang luas, nyata dan bertanggung jawab Kepada Daerah secara profesional. Hal

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

PERDA KABUPATEN KAYONG UTARA NO.1, LD.2011/NO.1 SETDA KABUPATEN KAYONG UTARA : 22 HLM

III. METODE PENELITIAN. kebenaran. Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting dalam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 37 TAHUN 2003

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Tanggamus, dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

28 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah dan diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan berupa data PAD Kabupaten Lampung Selatan dan PLN Ranting Kalianda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah yaitu berupa data Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Lampung Selatan. 2. Perusahaan Listik Negara Ranting Kalianda yaitu berupa data tentang jumlah pelanggan, golonggan pelanggan, tarif dan jumlah kwh terpakai serta perhitungan bagi hasil antara Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah dengan Perusahaan Listik Negara Ranting Kalianda sebagai pemungut pajak. 3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan (BPS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung.

29 B. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kontribusi penerimaan pajak penerangan jalan terhadap pajak daerah Pendapatan Asli Daerah digunakan rumus sebagai berikut : Realisasi penerimaan pajak Kontribusi = x 100 % Realisasi penerimaan PAD b. Potensi Pajak atas Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan golongan (Rumah Tangga, bisnis dan industri), maka digunakan persamaan sebagai berikut : Dimana : Ri = ( Pi. Qi ) Ri = Potensi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari masing-masing golongan pelanggan PLN ke i. Pi = Persentase PPJ dimana Pi golonggan pelanggan ke i. Q2 = Total Penjualan Listrik ( Biaya Beban + Rupiah Pejualan Per kwh) golonggan pelanggan ke i. i = 1, 2, 3 i i i = 1 pelanggan rumah tangga = 2 pelanggan Bisnis = 3 pelanggan Industri C. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6 o Lintang Selatan. Kabupaten

30 Lampung Selatan mempunyai daerah kurang lebih 2.683,15 Km 2, dengan pusat pemerintahaan di Kota Kalianda sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Lampung Selatan semenjak tanggal 11 Februari 1982. Kabupaten Lampung Selatan mengalami pemekaran sebanyak dua kali. Pertama berdasarkan Undang undang Nomor 2 Tahun 1997 yang ditetapkan pada tanggal 3 Januari 1997 tentang pembentukan Kabupaten Tanggamus. Kemudian yang kedua berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran pada tanggal 10 Agustus 2007. Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Kabupaten Lampung Selatan. Dapat dilihat dalam Gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Peta Kabupaten Lampung Selatan Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2009

31 Tabel 7. Kabupaten Lampung Selatan mempunyai 17 Kecamatan yaitu : No. Nama Kecamatan Luas Wilayah ( km 2 ) Jumlah Penduduk ( jiwa ) 1 Natar 250,88 168.317 2 Jati Agung 164,47 93.420 3 Karang Anyar 179,82 81.446 4 Tanjung Bintang 129,72 65.984 5 Tanjung Sari 103,32 29.148 6 Katibung 188,62 60.032 7 Merbau Mataram 113,94 50.104 8 Way Sulan 46,54 25.380 9 Sidomulyo 158,99 61.306 10 Candipuro 84,90 51.674 11 Way Panji 38,45 17.059 12 Kalianda 179,82 81.446 13 Palas 165,57 55.642 14 Sragi 93,44 33.513 15 Penengahan 124,96 38.438 16 Ketapang 108,60 46.468 17 Bakauheni 57,13 20.729 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2009

32 1. Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah adalah Dinas yang bertugas melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan asas ekonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 2. Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan pasal 72 peraturan daerah nomor 4 Tahun 2008, dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah. 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 4. Pajak Penerangan Jalan Di Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan (PERDA) Kabupaten Lampung Selatan No. 11 tahun 2002 tentang pajak penerangan jalan antara lain dijelaskan sebagai berikut :

33 1. Wajib pajak dan subyek pajak penerangan jalan Subyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik wajib pajak dari pajak penerangan jalan adalah badan yang menggunakan tenaga listrik, sedangkan yang bertanggungjawab atas pembayaran pajak adalah : a) Orang perorangan adalah orang bersangkutan atau kuasanya b) Untuk badan adalah pengurus atas kuasanya Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual tenaga listrik, nilai jual tenaga listrik sebagaimana dimaksud di tetapkan dalam hal tenaga listrik berasal dari PLN dan bukan PLN dengan pembayaran, nilai jual tenaga listrik adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik/rekening listrik. Tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut bayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia dan penggunaan atau taksiran penggunaan listrik serta harga satuan listrik yang berlaku diwilayah daerah. Setiap wajib pajak baik perorangan, badan dan industri akan dikenakan tarif pajak yang berbeda-beda tergantung pada daya listrik yang terpakai sedangkan besarnya tarif pajak penerangan dapat dilihat sebagai berikut : a. Bagi setiap orang atau badan yang mendiami bangunan atau rumah tangga dikenakan pajak 7 persen dari total pemakaian listrik setiap bulannya. b. Bagi setiap orang atau badan yang mendiami bangunan/ tempat umum/ bisnis dikenakan pajak 6 persen dari total pemakaian listrik setiap bulan. c. Bagi setiap perusahaan industri dikenakan pajak sebesar 5 persen dari total pemakaian listrik setiap bulannya.

34 d. Penggunaan Tenaga Listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri dengan daya pembangkitnya diatas 100 Kilo Volt Ampera sebesar 10 persen dari total pemakaian listrik setiap bulannya. e. Penggunaan Tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, untuk industri dengan daya pembangkitnya diatas 100 kilo volt ampera sebesar 6 persen dari total pemakaian listrik setiap bulannya. Dasar perhitungnan pajak penerangan jalan adalah besarnya tagihan penggunaan tenaga listrik. Untuk mengetahui jumlah pelanggan PLN berdasarkan golongan yang dikenakan wajib bayar Pajak Penerangan Jalan dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Jumlah Satuan Sambung Pelanggan PLN Cabang Ranting Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2004-2008 Tahun Golongan Rumah Tangga Golongan Bisnis Golongan Industri 2004 92.994 1.660 40 2005 102.498 1.903 45 2006 118.240 2.239 48 2007 136.104 2.460 54 2008 139.391 2.580 57 Sumber: PLN Cabang Ranting Kalianda,2009 Berdasarkan Tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan PLN golongan rumah tangga lebih besar dibandingkan dengan jumlah golongan pelanggan lainnya. Tabel 9. Jumlah Satuan Sambung Pemakaian kwh berdasarkan Golongan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2004-2008 Tahun Golongan Rumah Tangga Golongan Bisnis Golongan Industri 2004 126.889.027 7.820.726 57.654.074 2005 139.545.655 9.128.006 58.367.271 2006 158.520.128 10.23.781 60.760.233 2007 165.966.489 12.596.273 65.701.182 2008 185.866.838 13.445.090 68.728.460 Sumber: PLN Cabang Ranting Kalianda,2009

35 Berdasarkan Tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kwh golongan rumah tangga lebih besar dibandingkan dengan jumlah kwh pelanggan lainnya. 2. Objek pajak penerangan jalan Objek pajak dari pajak penerangan jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik dengan pengecualiannya adalah : a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah /pemerintah daerah dan ABRI yang dananya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). b. Penggunaan listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsuler, perwakilan PBB, serta badan-badan khususnya atau organisasi internasional dan tenaga ahli asing yang diperuntukkan kepada pemerintah Indonesia. c. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat ibadah. 3. Pelaksanaan Pemungutan dan sistem pembayaran pajak penerangan jalan. Sistem atau mekanisme pembayaran Pajak Penerangan Jalan dilaksanakan menurut ketentuan yang ditetapkan untuk pengguna tenaga listrik baik perseorangan, badan, dan industri sebagai berikut : sebagai unsur pengelola yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan Bagian Perekonomian yang ditunjuk oleh Bupati sebagai pengelola, yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan PLN Wilayah Lampung cabang Lampung Selatan sebagai pelaksana pemungut pajak melalui kesepakatan kerjasama antara PLN Wilayah Lampung cabang Lampung Selatan dengan Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah

36 dengan bagi hasil sebesar 5% dari realisasi. Pelaksanaan sistem pembayaran Pajak Penerangan jalan dilakukan setiap hari yaitu di Kantor PLN Wilayah Lampung Cabang Lampung Selatan atau loket-loket tempat pembayaran listrik PLN. Setiap wajib pajak dipungut pembayaran pajak sesuai pajak daya listrik terpakai dan akan memperoleh slip pembayaran pajak sekaligus slip pembayaran rekening listrik yang telah di cap dan diketahui pihak petugas pemungut.