BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA. yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah.

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Ditemukan beberapa riwayat tentang sebab turunnya (nuzul) ayat-ayat. surah ini, antara lain adalah sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

Pendidikan Agama Islam

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Irma Septina P. Finka Fitri Astika Alfyanti Cahyaningsih KELOMPOK 6 PENGERTIAN TOLERANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN. Oleh: Nelhayati, S.Pd.I Guru MIN Gadur Kec. Enam Lingkung

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. Katholik, dan 1 anak menganut agama konghucu. 1. menimbulkan suasana yang tidak nyaman dalam lingkungan tersebut.

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan. Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

Rukun berarti? Kerukunan umat beragama? Agama tdk bisa dirukunkan? Kerukunan beragama hanya terbatas pada bidang kehidupan sosial kemasyarakatan

Surat Untuk Kaum Muslimin

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB IV ANALISIS DATA

Konsisten dalam kebaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K.

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 17 April 2015 / 27 Jamadilakhir 1436 Memahami Hikmah Dalam Pengamalan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

DAFTAR TERJEMAH. No Hal BAB Terjemahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

PIAGAM MADINAH. Kandungan piagam ini terdiri daripada 47 fasal.

*** Bahaya Vonis Kafir

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Transkripsi:

BAB II TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA A. Pengertian toleransi Toleransi berasal dari kata Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. 1 Toleransi dalam istilah sehari-hari yaitu membiarkan diri atau membolehkan orang lain berpikir dan berbuat atau bertindak sesuka hatinya. Sedangkan toleransi di dalam Islam yaitu membolehkan orang berbuat menurut kadar kemampuan diri. Membiarkan umat berpikir sesuai dengan kadar kesanggupannya masing-masing. 2 Toleransi menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah adalah Meyakini apa yang diimaninya adalah yang terbaik tanpa harus menyerang apa yang diimani orang lain. Dapat disimpulkan bahwa toleransi tidak harus mengatakan semua agama itu baik, tapi agamakulah yang terbaik, sebagaimana agama Anda juga yang terbaik menurut Anda. Dalam Islam jelas diterangkan bahwa Untukmulah agamamu, untukkulah agamaku. 3 1 https://duniakamudanaku.wordpress.com/2011/04/17/toleransi-di-sekolah-smp/, diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 14:08. 2 Saadan Rahmany, Semangat Muslim (Jakarta: Yayasan Dakwah, 1979), hlm. 198. 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur an, Vol.15, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.109. 17

18 Konsep toleransi seharusnya mengisyaratkan pengakuan atas kehadiran kebudayaan lain, kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan setempat. Menurut Sumartana yang ditulis dalam buku Pluralisme,konflik dan pendidikan Agama di Indonesia, bahwa dalam komunitas agama Islam ajaran yang sering kali dikemukakan, direproduksi, untuk mengakui dan menegaskan konsep toleransi ini adalah Bagiku Agamaku, Bagimu Agamamu. Kehadiran aneka kebudayaan dianggap sebagai kontak yang tidak akan mempengaruhi kemurnian masing-masing agama. Konsep toleransi itu memang pilihan yang cukup baik dalam rangka terbangunnya suatu komunitas nasional yang heterogen, tetapi tidak menimbulkan konflik dan pertentangan. 4 Berbicara tentang toleransi, di dalam Al-Qur an telah disebutkan bahwa perdamaian merupakan salah satu utama agama Islam. Ia lahir dari pandangan ajaran Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, alam, dan manusia. Demikian ide dasar ajaran Islam yang melahirkan keharusan adanya kedamaian bagi seluruh makhluk. Biasanya yang paling berharga bagi sesuatu adalah dirinya sendiri. Karena sikap agama menuntut pengorbanan apapun dari pemeluknya demi mempertahankan kelestariannya. Namun demikian Islam datang tidak hanya mempertahankan eksistensi agama-agama lain, dan memberikannya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk agama-agama lain. 5 Pengertian toleransi ada yang ditafsirkan secara negatif dan ada yang positif. Penafsiran secara negatif hanya mengisyaratkan cukup dengan 4 Th Sumartana, dkk, Pluralisme,konflik dan pendidikan Agama di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.16. 5 M. Quraish shihab, Wawasan Al-qur an, (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 378-379.

19 membiarkan dan tidak meyakini atau tidak mengganggu agama lain/kelompok lain. Namun bagi penafsiran yang positif, toleransi tidak cukup hanya membiarkan atau tidak mengganggu, tetapi lebih dari itu toleransi membutuhkan bantuan, dorongan, dukungan, dan penghargaan terhadap eksistensi orang lain atau kelompok lain. Dengan pengertian yang positif itu maka kerukunan akan tercapai. Pengertian kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dan dinamis serta rukun dan damai diantara sesama umat beragama di indonesia, yakni hubungan harmonis antar umat beragama, antara umat berlainan agama dan antara umat beragama dengan pemerintah dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat sejahtera lahir dan batin, dengan demikian pola kerukunan antar umat beragama menunjukkan pola hubungan antar berbagai kelompok umat beragama yang rukun, saling menghormati, saling menghargai dan damai, tidak bertengkar dan semua persoalan dapat diselesaikan sebaik-baiknya dan tidak mengganggu kerukunan hubungan antar umat beragama pada suatu daerah tertentu. Oleh karena itu ada dimensi kemasyarakatan yang berhimpitan antar agama satu dengan agama yang lainnya. Pada dimensi ini menunjukkan toleransi daari umat beragama terhadap keberadaan umat agama lain dalam lingkungan mereka. Perwujudan sikap toleransi beragama dapat dicirikan

20 dalam beberapa indikasi, indikator-indikator sikap toleransi beragama tersebut adalah: 1. Adanya penerimaan terhadap adanya kelompok lain untuk hidup bersama, 2. Terciptanya ruang dialog antar umat beragama dan 3. Saling menghargai terhadap aktivitas keagamaan komunitas pemeluk agama lain. Kerukunan hidup umat beragama yaitu perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan bersepakat antar umat yang berbeda-beda agamanya atau antar umat dalam satu agama. Dalam terminologi yang digunakan resmi oleh pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup beragama, kerukunan hidup beragama mencakup tiga kerukunan yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama, kerukunan antara pemuka umat beragama terhadap pemerintah. Tiga kerukunan tersebut sering disebut Tri Kerukunan. 6 B. Interaksi sosial siswa Siswa yang terdiri dari berbagai etnis saling berinteraksi dalam lingkungan yang dibatasi dinding dan pintu pagar yang dijaga oleh petugas penjaga keamanan. Pada saat berjumpa sesama teman selalu menyapa dengan teguran dan sapaan yang biasa digunakan oleh sesama remaja. Pada umumnya 6 Arifuddin Ismail, dkk., Merajut Kerukunan Umat Beragama (Semarang: Robar Bersama, 2011), hlm. 201-203.

21 menyebut nama panggilan, kata-kata panggilan yang cukup akrab. Bagi yang beragama Islam biasanya menyapa dengan Assalamualaikum. Komunitas siswa pada umumnya membuat kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan-kesamaan antar mereka. Kelompok siswa terdiri dari beberapa orang, sedikitnya 2 orang dan biasanya paling banyak 10 orang. Dengan kata lain, biasa disebut dengan teman sepermainan. Kelompok tidak merupakan komunitas etnis atau agama. Bila kebetulan sama etnisnya atau agama yang dipeluk itu hanyalah sebagai suatu kebetulan saja. Pergaulan siswa yang ditandai saling kenal mengenal antar mereka dalam lingkungan sekolah tidak menunjukkan adanya kelompok-kelompok berdasarkan etnisitas atau religiusitas. Kelompok siswa lebih mendasarkan pada kesamaan-kesamaan antar mereka yang berkelompok sebagai teman sekelas atau teman sekolah. Anggota kelompok bisa terjadi berbeda etnis, agama dan jenis kelamin, karena dasar utama terbentuknya suatu kelompok adalah adanya kesamaan-kesamaan diantara para anggota kelompok. Hal tersebut dapat diketahui dari dasar pertimbangan para siswa mencari teman dalam pergaulan, antara lain: mereka mengetahui siapa yang mau diajak berteman, agar pertemanannya tidak berdampak buruk bila terus berlanjut sampai keluar sekolah. Pengetahuan siswa tentang siapa yang akan dijadikan partner dalam pergaulan adalah: 1) Orangnya baik, 2) Sopan, 3) Jujur, 4) Pengertian, dan 5) Tidak sombong. Suatu hal yang menarik dalam memahami kebersamaan adalah mereka walaupun berbeda etnis namun dapat saling membantu dalam

22 menyelesaikan dalam berbagai persoalan. Saat ada persoalan yang cukup peka maka persoalan tersebut dibahas dengan hati-hati dan penuh pengertian. Kasus yang terjadi adalah saat salah satu anggota kelompok berkawan di luar kelompoknya dan agama yang dipeluk berbeda. Masalah pertamanan tersebut dibicarakan dalam kelompok dan memperoleh tanggapan yang sangat baik. Salah satu pandangan yang muncul adalah dalam berteman dengan siapapun orangnya, suku dan agama yang dianutnya adalah bolehboleh saja. Sebab semua manusia adalah ciptaan Tuhan YME. Masing-masing manusia dihadapan Tuhan adalah makhluk yang diciptakan sebaik-baik ciptaan-nya, sehingga pertemanan dengan siapapun boleh, selama teman tersebut tidak mengajak dalam perbuatan yang melanggar ketentuan agama. Namun dalam satu sisi, saran dan pandangan teman dalam kelompok tersebut kepada teman yang punya sahabat lain agama, menyatakan bahwa untuk menjadi calon pasangan dalam pernikahan, maka tidak dibenarkan. Jadi, jelas batas-batas yang dapat dikatakan dengan toleransi, pengertian dan kebersamaan yang dapat dibina dengan sesama manusia yang berbeda agama dan keyakinannya, tanpa menyalahkan keyakinan yang dipeluk orang bersangkutan. Apapun agama yang dianutnya sesama manusiaharus saling menghormati dan tolong-menolong. Tetapi memang sulit untuk melakukan hal sedemikian dalam kehidupan. Oleh karena itu melalalui kelompok kecil inilah kita bejar. 7 7 Kepala Balitbang Agama, Penamas Agama dan Multikultur vol. XXI, (Jakarta: Balitbang Agama, 2008),hlm. 13-15.

23 C. Dasar tentang toleransi beragama 1. Dalil Al-Qur an Apabila Al-Qur an dipelajari secara serius dan cermat akan ditemukan bahwa ternyata kitab suci ini tidak pernah membisu bila saja diminta pertimbangan oleh siapa saja untuk mencari jalan keluar dari problematika yang senantiasa menghadang dunia dan kemanusiaan sepanjang sejarah, sesuai dengan fungsinya sebagai kitab petunjuk. 8 Dalil-dalil al-qur an tentang toleransi beragama, yaitu sebagai berikut: a. QS. Al-Kafirun ayat 6 Artinya: Bagimu Agamamu dan bagiku agamaku. (QS. Al- Kafirun:6) Ayat diatas menetapkan cara pertemuan dalam kehidupan bermasyarakat yakni: Bagi kamu secara khusus agama kamu. Agama itu tidak menyentuh ku sedikitpun, kamu bebas untuk mengamalkannya sesuai kepercayaan kamu dan bagiku juga secara khusus agamaku, aku pun mestinya memperoleh kebebasan untuk melaksanakannya dan aku tidak akan disentuh sedikitpun olehnya. Ayat tersebut merupakan pengakuan eksistensi secara timbal balik bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku. Sehingga dengan demikian masing-masing pihak dapat melaksanakan apa yang 8 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan (Jakarta: Prenada, 2011), hlm.35.

24 dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlaqkan pendapat kepada orang lain tetapi sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masingmasing. 9 b. QS. Al-An am ayat 108 Artinya: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.(qs. Al- An am:108) Bahwa ayat ini melarang memaki kepercayaan kaum musyrik, karena makian tidak menghasilkan sesuatu yang menyangkut kemaslahatan agama. Larangan memaki tuhan-tuhan dan kepercayaan pihak lain merupakan tuntunan agama, guna memelihara kesucian agama-agama dan guna menciptakan rasa aman serta hubungan harmonis antar umat beragama. Karena tabiat manusia sangat mudah terpancing emosinya bila agama dan kepercayaannya disinggung. 10 9 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm.581-582. 10 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 4 (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hlm.40-41.

25 c. QS. Al-Baqarah : 256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS Al-Baqarah: 256) perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan tidak ada paksaan dalam menganut agama adalah menganut aqidahnya. Allah SWT menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian. Agama- Nya dinamai Islam yakni damai. Kedamaian tidak dapat diraih apabila jiwa tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak damai, karena itu tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam. 11 d. QS. An-Nahl:93 Artinya: Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl:93) 11 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.515.

26 2. Hadist Allah SWT tidak menghendaki menjadikan manusia semua sejak dalu hingga sekarang satu Ummat saja, yakni satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama dalam segala prinsip dan rinciannya. 12 Sikap penerimaan dan pengakuan terhadap yang lain, sebagai ajaran toleransi yang ditawarkan Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadishadis maupun ayat Alquran cukup rasional dan praktis. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, tidak bisa disamakan dan dicampuradukkan, yang berarti bahwa keyakinan Islam kepada Allah swt tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka, dan juga tatacara ibadahnya. Walaupun demikian, Islam tetap melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Oleh karena itu, kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukan sesuatu yang asing, tetapi sudah melekat sebagai ajaran inti Islam untuk diimplementasiklan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir. 13 Hadist tentang toleransi yang diriwayatkan oleh al-bukhari : أ ح ب الد ين إ ل الل ه ال ن يف ي ة الس م ح ة Artinya : "Agama yang paling dicintai disisi Allah adalah agama yang lurus dan toleran (HR. Bukhori) 14 12 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, vol. 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.334 13 http://rhezarivana.blogspot.com/2014/06/akhlak-islam.html, diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pada pukul 12:03. 14 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-bukhary, Matan al-bukhori Bihasyiatu Shindii jilid I (Bandung: Syirkat al-ma arif lil al-thob i wa Nasyar, 1138H) hlm. 17.

27 3. Piagam Madinah Ide-ide tentang toleransi (Tasamuh) dalam piagam itu sendiri dijumpai pada beberapa pasal. Pasal-pasal yang menyinggung kerukunan intern umat beragama diantaranya: a. Orang-orang Yahudi dan bani Auf adalah masyarakat yang hidup bersama dengan orang-orang mukmin. Bagi mereka agama mereka, dan bagi orang-orang mukmin agama orang-orang mukmin. Ini berlaku pula atas pendukung-pendukung mereka dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang melanggar Undang-undang atau berkhianat, maka ia hanya akan membawa kejahatan itu atas nama dirinya sendiri dan keluarganya sendiri. (pasal 25). b. Kaum muslimin tidak membiarkan seorang muslim yang dibebani dengan hutang atau beban keluarga. Mereka memberi bantuan dengan baik untuk keperluan membayar tebusan atau denda. Seorang Muslim tidak akan bertindak senonoh terhadap sekutu (tuan atau hamba sahaya) muslim yang lain (pasal 12). c. Seorang Muslim tidak diperbolehkan membunuh seorang muslim lain untuk kepentingan orang kafir, dan tidak diperbolehkan pula menolong orang kafir dengan merugikan orang muslim (pasal 14). d. Seorang Muslim dalam rangka menegakkan agama Allah, menjadi pelindung muslim yang lain disaat menghadapi hal-hal yang mengancam jiwanya (pasal 19).

28 e. Bila kamu berbeda pendapat akan suatu hal, hendaklah perkaranya diserahkan kepada (ketentuan) Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. 15 4. UUD 1945 UUD 1945 memberikan kebebasan bagi pemeluk agama-agama di negera Indonesia ini untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing. hal ini ditegaskan dalam Bab IX (Agama) pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: Negara Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah sesuai dengan agamanya dan kepercayaannya itu Kenyataan sosial budayanya menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kelahiran dan perkembangan agama-agama besar: Hindu, Budha, Islam, Kristen Protestan, dan Katholik, dan kemudian Konghucu. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya bangsa Indonesia sangat dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai agama. Karena itu pula, maka kehidupan beragama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. 16 Menyadari hal inilah, maka dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti kewajiban pemerintah dan para penyelenggara negara lainnya untuk 15 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan (Jakarta: Prenada, 2011), hlm. 41-42. 16 Ibid., hlm. 47.

29 memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral yang luhur tidak dapat dilepaskan dari usaha membina dan mengembangkan kehidupan beragama bangsa Indonesia. Dalam operasionalnya, amanat ini dilaksanakan pemerintah melalui Departemen Agama RI dengan membina kerukunan hidup umat beragama dalam tiga kerukunan (Trilogi kerukunan): - Kerukunan intern umat beragama - Kerukunan antar umat beragama - Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Gagasan tentang prinsip kebebasan beragama dan berbudaya dalam Piagam Madinah diyakini memiliki subtansi yang sama dengan UUD 1945 di Indonesia, merupakan salah satu bentuk aktualisasi ajaran al- Qur an. Ungkapan la ikraha fi al-diin (tidak ada paksaan dalam memasuki agama) seperti yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 256 yang diturunkan setelah ditetapkannya Piagam Madinah, esensinya dianggap telah termuat dalam piagam madinah. 17 Kalau ditelaah lebih jauh posisi agama di kedua konstitusi tersebut adalah sama, yaitu sama-sama diberikan kebebasan dalam segala bentuknya hal ini ditegaskan pada pasal 29 UUD 1945 dan pasal 25 dalam piagam madinah. Aspek persamaannya adalah: a. Jaminan kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing 17 Ibid., hlm. 49-50.

30 Jaminan kemerdekaan dan kebebasan serta beribadah menurut agamanya masing-masing, sepenuhnya berada di tangan negara. Di sini peran negara hanya dalam berupa jaminan kemerdekaan bagi individu untuk memeluk, memilih dan melaksanakan, bukan dalam mengarahkan untuk memilih, memeluk dan melaksanakan agamanya. Dalam piagam madinah pasal 25 tidak secara eksplisit dinyatakan bahwa penjamin kebebasan beragama, memeluk dan melaksanakannya adalah negara. Disana hanya disebutkan adanya konsep Ummah, sebab komsep inilah yang menjadi perekat utama dan identitas bersama dalam konfigurasi pluralistik Madinah. Tetapi jika piagam madinah dianggap sebagai sebuah konstitusi, bukan sekedar perjanjian, dengan sendirinnya yang menjamin adalah negara, dengan asumsi bahwa sebuah konstitusi merupakan bukti adanya negara. b. Toleransi beragama sebagai konsekuensi adanya hak kebebasan beragama. Frase Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing, merupakan indikasi adanya keharusan bagi tiap pemeluk agama untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain Toleransi agama yang ditunjukkan dalam piagam madinah terletak pada frase bagi yahudi berlaku agama mereka, bagi kaum

31 muslim berlaku agama muslim. Kaum Yahudi dipersilahkan memeluk agamanya, melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya, demikian pula dengan kaum Muslimin. c. Menghormati kebebasan beragama Karena negara (Ummah), menjamin kebebasan beragama, maka tiap pemeluk agama dituntut bersikap toleran terhadap agama lain, demikian pula mereka dituntut menghormati agama dan pelaksanan ibadah agama lain. d. Menjamin persamaan posisi agama dihadapan hukum Tiga poin diatas sebenarnya bermuara pada kesamaan posisi dan status di hadapan hukum. Sebab faktor kebangsaan dalam UUD 1945 dan Ummah dalam piagam madinah melebihi batasbatas wilayah agama, suku dan budaya. e. Kerukunan antar hidup beragama, intern beragama dan antar ummat beragama dengan pemerintah. 18 D. Manfaat toleransi antar umat beragama 1. Menghindari perpecahan Dengan belajar dan melakukan Toleransi Beragama maka kita juga belajar bagaimana agar bangsa besar kita ini indonesia dapat bertahan lama. Negara kita terbukti sangat peka terhadap isu keagamaan oleh karena itu 18 Aksin wijaya, Hidup beragama dalam sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hlm.46-48.

32 jika tidak bisa menjaga hubungan baik antara agama. Bahaya besar telah menanti bangsa ini. 2. Mempererat hubungan Dengan toleransi beragama tidak hanya dapat menghindarkan kita dari sebuah perpecahan tapi juga dapat membuat kita lebih solid dalam hubungan kemasyarakatan. Dapat juga bertukar pikiran (bukan berdebat tentang agama yang lebih baik) agar dari hari kehari kehidupan ala multiagama di negara ini menjadi sesuatu yang biasa dan tidak menjadi alasan terjadi pertikaian anatara umat beragama. 3. Mengokohkan iman Semua agama mangajarkan hal yang baik bagaimana mengatur hubungan dengan masyarakat yang beragama lain. Wujud nyata tingkah laku toleransi akan menunjukkan perwujudan iman keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Saling menghormati Salah satu contoh toleransi dalam beragama adalah dengan saling menghormati anatar umat beragama. Dengan cara jika ada yang sedang puasa ya setidaknya kita jangan mengangui atau merusak puasanya. Jika ada yang sedang berdoa tetaplah menjaga ketenangan saat umat lain beribadah. 5. Tidak mengganggu Tidak mengganggu sudah cukup baik untuk mewujudkan toleransi beragama di dalam masyarakat dengan cara jika ada upacara agama lain

33 hendaklah tidak melanggar aturan. Misalnya acaranya nyepi janganlah merusak dengan menciptakan keributan tanpa peduli acara umat lain. 19 E. Batas-batas Toleransi Beragama Meskipun toleransi dipandang sebuah sikap yang mulia, namun toleransi dan kerukunan tersebut mengenal batas-batas yang jelas. Batasbatas toleransi tersebut, yaitu: 1. Toleransi tidak dilakukan terhadap non-muslim yang jelas-jelas menunjukkan sikap permusuhan dan kebencian terhadap umat Islam. 2. Tidak dibenarkan aktivitas apapun yang mengatasnamakan toleransi dan kerukunan yang bisa mereduksi atau merusak akidah, syari ah, dan akhlak Islam, seperti ibadah bersama-sama di tempat dan waktu yang sama. Dalam hal ini seorang muslim tegas menjaga dan menyelamatkan agamanya harus menunjukkan sikap permusuhan dan kebencian terhadap non-muslim. 3. Batas toleransi juga terdapat hak waris. Seorang ahli waris yang berbeda agama atau murtad, maka hilang (terhalang) haknya tersebut dan ia tidak mendapatkan hak warisnya. 20 F. Contoh sikap toleransi antar umat beragama Contoh-contoh tentang bagaimana tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang Islam berkaitan dengan hidup damai bersama 19 http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/02/manfaat-dan-contoh-toleransi-beragma.html, dikutip tanggal 18 Februari 2015 pukul 15:37. 20 Dody S. Truna, Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), hlm.233-234.

34 kalangan non-islam sudah banyak dibahas. Dalam situasi perang, tindakan terhadap musuh pun tetap bersandar pada moralitas atau etika. Abu Bakar as-shiddiq, khalifah Islam pertama, memberikan aturan-aturan yang sangat moralistis ketika megirim satu ekspedisi ke Syiria. Diantaranya tidak boleh membunuh anak-anak dan orang tua dan orang jompo, tidak boleh memotong pohon, tidak boleh membunuh ternak dan membakarnya. Pada intinya, tidak boleh ada kekerasan dan perang pun harus dilakukan untuk mencapai perdamaian. Penerapan ajaran agama sebenarnya telah nyata dalam kehidupan Islam awal, yang setidaknya hal ini bisa dijadikan contoh dan sekaligus harus diikiuti oleh umat Islam. Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh ketika beliau membuat Perjanjian Madinah bertumpu pada kesepakatan untuk hidup berdampingan dengan melakukan kewajiban masing-masing dan saling menghormati. Hal ini bisa dikatakan contoh toleransi yang telah diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW. 21 21 Kepala Badan Litbang, Harmoni Jurnal Multikurtural & Multireligius volume x,(jakarta: Puslitbang, 2011), hlm. 526.