Meraih Keutamaan Ramadhan dengan banyak Beramal Shalih

dokumen-dokumen yang mirip
Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

PUASA DI BULAN RAJAB

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Hadits-hadits Shohih Tentang

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Syarah Istighfar dan Taubat

KEUTAMAAN MENGANDUNG

Konsisten dalam kebaikan

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Tata Cara Shalat Malam

Shahih dan Dha'if Hadits PUASA Enam Hari Bulan Syawwal

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Tata Cara Sujud Tilawah

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

TAFSIR SURAT AL- ASHR

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Ramadhan Bulan Kesabaran

Hukum Mandi Hari Jum'at

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

BILA SYA BAN TELAH TIBA

Bukti Cinta Kepada Nabi

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Makna Islam dan iman

PETUNJUK NABI PADA HARI JUM'AT

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

3 Wasiat Agung Rasulullah

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Bacaan dalam Shalat Malam

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Perhatikanlah Puasamu!

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Membatalkan Shalat Witir

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

MERAYAKAN MALAM ISRA DAN MI RAJ

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Sucikan Diri Benahi Hati

Hukum Merokok Dan Menjualnya

خفظه االله Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi

Syirik Penyebab Kerusakan Dan Bahaya Besar. February 3

Hukum Mengubah Nazar

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Faidah Seputar Aqidah Dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

- Shalat pada malam Lailatul Qadar menghilangkan dosa-dosa yang lalu

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Kewajiban Menunaikan Amanah

HUKUM MEMAKAI BAJU YANG TERDAPAT TULISAN DALAM SHALAT ح م لبس القميص ملكتوب عليه ف الصلاة

Banyak yang bertanya kepada saya, Bagaimana contoh bekerja dengan orientasi akhirat?

APAKAH DISYARATKAN MENGGERAKKAN LISAN DALAM BACAAN AL-QUR AN DAN ZIKIR? هل شرتط ف قراءة القرآن الا ذاكر تر ك اللسان

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Transkripsi:

Meraih Keutamaan Ramadhan dengan banyak Beramal Shalih ] إندونيn [ Indonesia Indonesian Redaksi Buletin Al Ilmu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2014-1435

يا بايغ اخلري أقبل» باللغة الا ندونيسية «الفريق العليم بمجلة " العلم " باللغة الا ندونيسية مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو 2014-1435

Meraih Keutamaan Ramadhan dengan banyak Beramal Shalih Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Berpuasa itu tidak hanya sekedar menahan makan dan minum. Sering kita mendengar nasihat-nasihat seperti itu, terkhusus di bulan suci Ramadhan, bulan penuh limpahan barakah yang tidak lama lagi akan tiba. Sebuah nasihat yang ringan untuk diucapkan, namun sangat berat untuk diamalkan. Demikianlah, sebuah amalan yang akan mengantarkan seorang mukmin meraih predikat takwa ini, tidak cukup dilakukan hanya dengan asal tidak makan dan tidak minum saja, tanpa memperhatikan adab dan etika puasa yang telah dituntunkan syari at yang agung ini. Begitu besar pahala yang Allah Subhanahu wa Ta ala janjikan untuk hamba-nya yang berpuasa, juga menjadikan puasa itu sendiri sebagai benteng dari api neraka, sangat berat untuk ditunaikan dengan sempurna jika tidak mengikuti rambu-rambu syar i yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun alaihi) 3

Inilah rambu pertama yang harus dilalui, seorang muslim hendaknya membangun ibadah puasanya di atas pondasi iman yang benar dan niat yang ikhlas untuk mendapatkan pahala dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta ala, bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan tetangganya yang sedang berpuasa. Termasuk berpuasa dengan niat untuk menjaga kesehatan, atau menjaga berat badan supaya tetap ideal, ini semua merupakan niatan yang hendaknya dibuang jauh-jauh. Rambu berikutnya yang mesti dilalui adalah sebagaimana yang diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dalam sabdanya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, beramal dengannya, dan tindakan bodoh, maka Allah tidak membutuhkan usaha dia dalam meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Al-Bukhari) Maksud dari hadits ini adalah jika seorang yang berpuasa tidak bisa menjaga lisan dan anggota badannya dari ucapan dan perbuatan yang haram, maka Allah Subhanahu wa Ta ala tidak akan memberikan pahala atas puasanya, meskipun selama sehari penuh dia menahan lapar dan dahaga. Walaupun setiap hari dia juga banyak melakukan shadaqah dan membaca Al-Qur an, namun dia tidak menjauhkan diri dari perkataan kotor dan perbuatan keji, maka puasa yang dia lakukan tidak akan bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta ala. Sehingga upaya untuk memperbanyak amal kebajikan harus berjalan beriringan dengan upaya untuk membersihkan diri dari segala bentuk kemungkaran. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. 4

Puasa Ramadhan Mengantarkan kepada Al-Jannah Suatu ketika, ada seseorang yang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan, aku akan masuk al-jannah (Surga). Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-nya, engkau menegakkan shalat fardhu, menunaikan zakat yang wajib, dan berpuasa Ramadhan. (HR. Muslim) Dari hadits di atas, nampak bahwa ibadah puasa Ramadhan yang akan mengantarkan pelakunya kepada pintu al-jannah adalah manakala amalan puasanya tersebut juga diiringi dengan: 1. Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta ala dan dak menyekutukan-nya (tidak berbuat syirik). 2. Menegakkan shalat fardhu lima waktu. 3. Menunaikan zakat, baik zakat mal (harta) maupun zakat fitrah. Di samping memaksimalkan nilai ibadah puasa dengan memperbanyak amal shalih dan meninggalkan kemungkaran, seorang muslim hendaknya juga menjalankan beberapa ketaatan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas. Dan inilah sesungguhnya amal shalih yang paling besar karena amalanamalan tersebut termasuk rukun Islam. Puasa Ramadhan tidaklah bermanfaat kalau satu saja dari amalan-amalan ketaatan tersebut ditinggalkan. 5

Termasuk puasa Ramadhan yang bisa mengantarkan ke dalam al- Jannah adalah ketika puasanya itu juga diiringi iman kepada Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam dengan realisasi (pengamalan) yang tepat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam juga bersabda: ا أ ن الص ة و ص ام ر م ض ان اك ن ح ق ا أ ق ام (( م ن آم ن ب ا و ب ر س وهل و )) ] رواه ابلخاري] د خ ل ه اجل ن ة ي Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menegakkan shalat, dan berpuasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam al-jannah. (HR. Al- Bukhari) Inti dari pengamalan iman kepada Allah Subhanahu wa Ta ala adalah dengan mentauhidkan-nya, dan inti dari pengamalan iman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam adalah dengan berpegang teguh dengan sunnahnya, menaatinya, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupannya, baik dalam hal ibadah, muamalah, akidah (keyakinan), maupun akhlak. Ramadhan Bukanlah Momen untuk Beristirahat dari Maksiat Sebagian orang menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momen untuk beristirahat dari berbagai maksiat yang biasa dia lakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, ternyata di benaknya masih ada niatan untuk mengulangi lagi kebiasaan jelek tersebut selepas Ramadhan. Bagaimana orang yang seperti ini keadaannya? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan, Orang yang meninggalkan maksiat pada bulan Ramadhan, dan di antara niatnya adalah akan mengulanginya lagi pada selain bulan 6

Ramadhan, maka dia termasuk orang yang terus-menerus (berbuat maksiat itu) juga. (Majmu Fatawa) Yang demikian itu disebabkan karena di antara syarat taubat adalah meninggalkan perbuatan maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Sehingga apabila seseorang telah meninggalkan suatu perbuatan maksiat, namun masih ada padanya keinginan dan tekad untuk mengulanginya lagi, maka dia belum dikatakan orang yang jujur dan sungguh-sungguh dalam taubatnya. Allah Subhanahu wa Ta ala menyebutkan beberapa sifat orang yang bertakwa dalam surat Ali Imran ayat 133-136, di antaranya adalah: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Ali Imran: 135). Sehingga tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk meliburkan diri dari kemaksiatan pada bulan Ramadhan, sementara di hatinya masih ada keinginan untuk mengulanginya lagi pasca bulan suci tersebut. Ramadhan bukan momen untuk beristirahat dari maksiat, akan tetapi bersegeralah untuk bertaubat dan hentikan segala bentuk kemaksiatan mulai saat ini dan seterusnya serta bertekad untuk tidak mengulangi lagi. 7

Hadits-hadits Lemah dan Palsu yang Sering Disebut di Bulan Ramadhan Sangat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan bulan Ramadhan dan puasa pada bulan itu. Namun, tidak sedikit dari hadits-hadits tersebut dha if (lemah), yang tidak bisa dijadikan sandaran (dalil) dalam syari at ini, atau bahkan maudhu (palsu), yang tidak pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Yang sangat disayangkan adalah ternyata hadits-hadits yang lemah dan palsu tersebut sudah menyebar dan dikenal di tengahtengah masyarakat muslimin, yang mereka yakini itu adalah hadits shahih yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Padahal, Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam telah memperingatkan umatnya dari perbuatan berdusta atas nama beliau Shallallahu alaihi wa Sallam, yakni menisbatkan suatu perkataan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, padahal beliau tidak pernah mengatakannya. Beliau Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: ق ع د ه م ن انل ار ل م ق ف ل ي ت ب و أ م ا ل م أ )) ] رواه ابلخاري] ق ل م ن ي Barangsiapa yang mengatakan atas namaku, apa-apa yang tidak pernah aku katakan, maka hendaknya dia menyiapkan tempat duduknya di neraka. (HR. al-bukhari) Walaupun sebuah kalimat tampak indah bahasanya dan baik kandungannya, namun kalau itu bukan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, maka sekali-kali kita tidak boleh menyandarkan ucapan dan kalimat tersebut kepada beliau Shallallahu alaihi wa Sallam. )) 8

Al-Imam Abul Hajjaj Al-Mizzi rahimahullah (w. 742 H, salah seorang guru Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah) mengatakan: Setiap yang disabdakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam adalah baik, namun tidak setiap perkataan yang baik itu merupakan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. (Lisanul Mizan, karya Ibnu Hajar rahimahullah) Oleh sebab itulah, pada lembar buletin ini, kami akan menyebutkan sebagian dari sekian banyak hadits dha if dan maudhu (palsu) yang sering disebut pada bulan Ramadhan. Kami angkat hal ini sebagai bentuk nasihat kepada kaum muslimin, agar mereka bisa membedakan mana yang memang benar-benar merupakan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dan mana yang bukan, sehingga kemurnian hadits-hadits dan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam tetap terjaga. Di antara hadits-hadits tersebut adalah: HADITS PERTAMA ا ن ة لك ه (( ك و ن الس م يت أ ن ي أ م ن ت م ض ان تل ا يف ر ع ب اد م ع ل م ال (( ل و ي [حديث موضوع [ Kalau seandainya hamba-hamba itu tahu (keutamaan) yang ada pada bulan Ramadhan, maka niscaya umatku ini akan beranganangan bahwa satu tahun itu adalah bulan Ramadhan seluruhnya. [hadits maudhu (palsu)] Hadits tersebut di atas adalah hadits maudhu (palsu), (Lihat dalam kitab: Al La`ali al Mashnu ah fi al Ahaditsi al Maudhu ah: 2/84, al Fawa`id al Majmu ah fi al Ahaditsi al Maudhu ah: 1/88, Al Maudhu at Li ibni al Jauzi: 2/189). Sebabnya adalah adanya seorang perawi yang bernama Jarir bin Ayyub, dia ini adalah seorang perawi yang sangat lemah(dha if jiddan) dan dia meriwayatkan hadits tersebut sendirian tanpa ada 9

yang menyertainya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab beliau Al Mathalib: 1/274. : HADITS KEDUA 10 ا ص و م و ا ت ص ح و )) [حديث ضعيف ضعفه األبلاين يف الضعيفة )) [٤٢٠/ Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat. (hadits dha if/lemah) Hadits ini juga tidak bisa dijadikan dalil/dasar karena terdapat kelemahan di dalamnya. (Lihat Tadzkiratul Maudhu at, hal: 70, Al Maudhu at lish Shaghani, hal: 72, dan Al Mughni an Hamli al Asfar: 2/754). Sebab lemahnya hadits tersebut adalah adanya seorang perawi yang bernama Zuhair bin Muhammad bin Abi Shalih. Jika yang meriwayatkan hadits dari dia orang-orang Syam maka haditsnya lemah, dan salah satunya hadits ini. (Lihat Silsilah Al Ahaditsi Adh- Dha ifah: 1/420) HADITS KETIGA س ط ه م غ ف ر ة و آخ ر ه ع ت ق م ن انل ار و أ و )) [حديث مح ة م ض ان ر ر ر و ل شه (( أ ضعيف سلسلة األحاديث الضعيفة : [ / Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. [hadits dha if-( lemah)] Hadits tersebut lemah karena ada perawi yang bernama Sallaam bin Sawwaar dan Maslamah bin Ash Shallat, berkata Ibnu Adi tentang Sallaam, Dia menurutku haditsnya mungkar, dan Maslamah tidak dikenal. Abu Hatim mengatakan tentang Maslamah, Haditsnya matruk (ditinggalkan). (Lihat Silsilah Al Ahaditsi Adh-Dha ifah: 4/70). Wallahu a lamu bish shawab. Sumber: Bule n Islam Al Ilmu Edisi No: 34/VIII/IX/1432