PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dengan jumlah pemeluk agama Islam sebesar 182,570,000 orang.

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi semakin pesat khususnya dalam lembaga keuagan syariah yang. semakin gencar dipromosikan oleh pemerintah.

BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

Syariah: Studi Kasus pada AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Kudus

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB V PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ekonomi syariah yang dibawa oleh pedagang Eropa sekitar abad ke-17. Ekonomi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. musyarakah dengan akad ijarah atau bai. Yang mana akad musyarakah

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peran divisi..., Mulyaning Wulan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan

PERMASALAHAN HUKUM ASURANSI SYARIAH DAN PENYELESAIANNYA

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB III. BUMIPUTERA SYARI'AH 1912 Cab. SIDOARJO A. MEKANISME AJB BUMIPUTERA SYARIAH 1912 CABANG SIDOARJO

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

EVALUASI MEKANISME PENGELOLAAN DANA DENGAN SISTEM MUḌᾹRABAH PADA ASURANSI SYARIAH (STUDI KASUS DI AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG SYARIAH SURAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

PROSENTASE INVESTASI DANA TABARRU YANG DAPAT DIINVESTASIKAN UNTUK MENCEGAH KEKURANGAN PEMBAYARAN KLAIM SAAT DEFISIT UNDERWRITING

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk berbagi risiko antara. saw, para sahabat. dan tabi in. Asuransi dalam catatan sejarah dunia Barat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat. Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB III APLIKASI RETENSI PADA CO ASURANSI DI PT. TAKAFUL INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan transportasi darat, laut, udara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH *

BAB I PENDAHULUAN. masuknya para pesaing untuk ikut menikmati manfaat yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

DETERMINAN PROPORSI DANA TABARRU PADA LEMBAGA KEUANGAN ASURANSI UMUM SYARIAH (Determinants of Tabarru Fund Proportion in Sharia General Insurance)

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

Transkripsi:

0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung) TESIS Oleh Latifah NIM 1752144015 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI ISLAM PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG 2016

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki umat muslim terbesar di dunia. Besarnya umat muslim di Indonesia dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam kegiatan perekonomian yang berbasis syariah. Salah satu lembaga keuangan syariah non bank yang saat ini tumbuh dan berkembang dengan baik adalah asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan sistem saling memikul risiko diantara sesama peserta, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang muncul dengan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing menghibahkan dana tabarru atau dana kebajikan. Dana tabarru tersebut dihibahkan oleh peserta kepada kumpulan dana peserta asuransi syariah dan pengelolaannya diamanahkan kepada perusahaan asuransi dengan membayarkan sejumlah fee atau ujroh yang dikenal juga sebagai dana milik pengelola. Banyak pengguna jasa asuransi syariah yang tidak hanya berasal dari umat muslim, tetapi juga dari kalangan non muslim. Minat masyarakat yang begitu tinggi terhadap asuransi syariah inilah yang kemudian mendorong berbagai perusahaan masuk dalam bisnis asuransi syariah, diantaranya dilakukan dengan langsung mendirikan perusahaan asuransi syariah secara penuh maupun dengan membuka devisi atau cabang asuransi syariah. 1

2 Saat ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah operator asuransi syariah cukup banyak di dunia. Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), terdapat 49 pemain asuransi syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka terdiri dari 40 operator asuransi syariah, tiga reasuransi syariah, dan enam broker asuransi dan reasuransi syariah. 2 Perkembangan industri asuransi syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama Indonesia pada tahun 1994. Saat itu, PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) berdiri pada 24 Februari 1994 yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha Muslim Indonesia. 3 Selanjutnya, STI mendirikan dua anak perusahaan. Mereka adalah perusahaan asuransi jiwa syariah bernama PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) pada 4 Agustus 1994 dan perusahaan asuransi kerugian syariah bernama PT Asuransi Takaful Umum (ATU) pada 2 Juni 1995. Setelah Asuransi Takaful dibuka, berbagai perusahaan asuransi pun menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. 4 Strategi pengembangan bisnis asuransi syariah melalui pendirian perusahaan dilakukan oleh Asuransi Syariah Mubarakah yang bergerak pada bisnis asuransi jiwa syariah. Sedangkan strategi pengembangan bisnis melalui 2 http://www.asuransisyariah.net/2008/08/sejarah-asuransi-syariah-indonesia.html (diakses, pada tanggal 28 Mei 2016, pukul. 22.08 WIB) 3 Ibid 4 Ibid

3 pembukaan divisi atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian besar perusahaan asuransi, antara lain PT MAA Life Assurance, PT MAA General Assurance, PT Great Eastern Life Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT AJB Bumiputera 1912, dan PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Sejahtera. Bahkan, sejumlah pemain asuransi besar dunia pun turut tertarik masuk dalam bisnis asuransi syariah di Indonesia. Mereka menilai bahwa negara Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki potensi pengembangan bisnis cukup besar yang tidak dapat diabaikan. Di antara perusahaan asuransi global yang telah masuk dalam bisnis asuransi syariah Indonesia adalah PT Asuransi Allianz Life Indonesia dan PT Prudential Life Assurance. Dalam asuransi syariah terdapat dua akad utama yang digunakan, yaitu akad tijarah dan akad tabarru. Akad tijarah adalah segala bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. Sementara akad tabarru adalah segala bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebaikan dan tolong menolong. Tabarru berasal dari kata tabarra a-yatabarra u-tabarru an yang berarti sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma. 5 Akad tabarru merupakan akad yang mendasari asuransi syariah karena akad tersebut harus melekat pada semua produk asuransi syariah. Setiap peserta asuransi syariah memberikan dana tabarru kepada pengelola dana asuransi kemudian akan dikumpulkan dalam satu akun dana tabarru yang terpisah dari akun dana-dana lain yang terdapat pada asuransi syariah. Dana tabarru ini boleh digunakan oleh siapa 5 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and Gemeral): Konsep dan Sistem Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2014), hal.35.

4 saja yang mendapat musibah. Sementara, asuransi syariah merupakan lembaga profesional yang memiliki tujuan komersil, maka dana tabbaru ini hanya terbatas pada peserta asuransi syariah. Pada akad tabarru terjadi perpindahan kepemilikan harta dari pemberi kepada penerima secara sukarela tanpa berniat mencari keuntungan dan tidak menuntut penggantian. Tujuannya adalah tolong menolong dengan mengharap pahala dari Allah SWT. Berbeda dengan akad mu awadhah pada asuransi konvensional, pihak yang memberikan sesuatu berhak mendapatkan penggantian dari pihak yang diberi. Teori tersebut tidak sesuai dengan teori murni akad tabarru yang menyatakan bahwa akad tabarru tidak boleh ada pengembalian. Tetapi secara praktik, peserta dalam akad tabarru mempunyai peran ganda yaitu peserta sebagai pemberi dana tabarru dan peserta sebagai pihak yang berhak menerima dana tabarru. Dengan adanya peran ganda tersebut, peserta yang memberikan dana tabarru secara tidak langsung mengharapkan adanya penggantian apabila suatu saat ia mengalami musibah karena dana tabarru yang diberikan merupakan hak peserta. Ketidaksesuaian antara teori dan praktik tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan pada akad tabarru dalam asuransi syariah. Teori murni akad tabarru tidak membolehkan adanya penggantian, akan tetapi secara praktik pada asuransi syariah peserta boleh mendapatkan penggembalian dana tabarru apabila tidak terjadi klaim melalui surplus underwriting. Adanya kesenjangan antara teori dan praktik pada asuransi syariah menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan

5 meskipun asuransi merupakan lembaga profit oriented seharusnya tidak merubah teori murni dari setiap akad sehingga pelaksanaan asuransi syariah sesuai dengan prinsip syariah yang sebenarnya. Berangkat dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tesis dengan judul Praktik Asuransi Syariah dalam Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung). B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian dari konteks penelitian yang telah peneliti paparkan diatas, maka fokus penelitian ini yaitu mengenai praktik asuransi syariah pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung dalam perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik perjanjian asuransi syariah, perjanjian premi dan perjanjian klaim pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung? 2. Bagaimana praktik perjanjian asuransi syariah, perjanjian premi dan perjanjian klaim pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung ditinjau dari Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah?

6 C. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan fokus dan pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai praktik perjanjian asuransi syariah, perjanjian premi dan perjanjian klaim pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai praktik perjanjian asuransi syariah, perjanjian premi dan perjanjian klaim menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta memperkaya khazanah intelektual dan pengetahuan tentang asuransi syariah. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberi manfaat pada instansi terkait dalam rangka sebagai bahan masukan sebagai pengambil kebijakan dan bahan pertimbangan dalam menetapkan policy atau kebijakan oleh lembaga terkait yang membutuhkan pengetahuan tentang asuransi syariah. 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu untuk mengembangkan akademik dan menyelesaikan tugas akhir Magister (S2) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

7 4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan pengembangan penelitian lebih lanjut. E. Penegasan Istilah 1. Konseptual a. Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori, atau perbuatan menerapkan teori. 6 b. Asuransi Syariah adalah pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator. 7 c. Perspektif merupakan sudut pandang terhadap suatu hal. 8 d. Fatwa berarti menerangkan hukum-hukum Allah SWT berdasarkan pada dalil-dalil syariah secara umum dan menyeluruh. 9 Fatwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia tentang Asuransi Syariah yang tersebar dalam beberapa fatwa antara lain: Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Fatwa DSN No. 52/DSN- MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah, Fatwa DSN No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru pada Asuransi Syariah. 6 http://kbbi.web.id/praktik, diakses pada hari Minggu, 10 Juli 2016, Jam 8.08 wib 7 Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hal.2. 8 http://kbbi.web.id/perspektif, diakses pada hari Rabu, 25 November 2015, Jam 9.30 wib 9 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta: Erlangga, 2014), hal.8.

8 e. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yaitu suatu aturan hukum yang disusun oleh sebuah tim yang dibentuk oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang telah diresmikan penggunaannya melalui Peraturan Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 2 Tahun 2008 sebagai pedoman para hakim di lingkungan Peradilan Agama dalam memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan ekonomi syariah. 2. Operasional Dari beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa maksud dari penulis dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan praktik asuransi syariah menurut sudut pandang Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah.