PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya di dunia yang ditandai dengan melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis, yang seharusnya sebagai modal untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju dan sejahtera dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan membentuk karakter kepercayaan diri yang pada akhirnya melahirkan individu-individu yang berkualitas. Pendidikan diyakini mampu meningkatkan daya produktifitas individu sehingga setiap individu mampu melahirkan daya fikir yang kreatif dan inovatif. Lebih lanjut, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa. Tak salah jika pendidikan kita sebut sebagai pilar pokok dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikan yang diterapkannya. Pendidikan yang tepat dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi. Sebagaimana tujuan pendidikan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa: tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

Tujuan pendidikan nasional juga tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka seluruh komponen pendidikan seperti : kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan fasilitas sekolah, lingkungan keluarga dan peran orang tua menjadi sangat strategis dalam pencapaian prestasi belajar anak. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah: (1) Prestasi yang dinilai dari hasil ranah kognitif (akal) yaitu berdasarkan nilai yang diperoleh oleh anak dalam belajar seperti nilai raport dan hasil perlombaan dan olimpiade ataupun cerdas cermat; (2) prestasi yang dinilai dari ranah afektif (rasa/sikap/perilaku/akhlak), dan; (3) ranah psikomotorik (keterampilan) seperti prestasi di bidang olahraga, seni, dan lainlain. Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang sangat menarik yaitu berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya prestasi belajar generasi bangsa Indonesia. Sistem pendidikan Indonesia kurang memperhatikan potensi anak secara dominan. Sistem pendidikan Indonesia menekankan agar anak yang bersekolah harus memiliki kemampuan yang sama. Padalah setiap individu memiliki potensi yang berbeda yang seharusnya memanfaatkan potensi tersebut sesuai dengan kemampuan anak, agar anak

menjadi individu yang luar biasa dalam prestasinya. Dengan begitu tidak ada pengelompokan anak-anak bodoh, melainkan anak-anak yang berpotensi sesuai dengan bidang keahlian. Berdasarkan harian Kompas.com - Indonesia sejak zaman kemerdekaan berusaha memberikan layanan pendidikan yang baik untuk masyarakat. Semua itu terbukti dari prestasi yang sudah diraih hingga saat ini. Namun, di balik itu banyak masalah belum terselesaikan. Selain berita baik mengenai prestasi Indonesia sejak dulu, ada pula berita buruknya, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara Silaturahmi dengan kepala Dinas Pendidikan, Senin (1/12/2014) di kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Melihat kondisi di lapangan, prestasi yang dihasilkan siswa-siswa Indonesia yang berlomba di dunia internasional maupun nasional belum sebanding dengan jumlah anak-anak Indonesia yang bersekolah, baik dari tingkat SD, SMP, DAN SMA/SMK. Keburukan itu terlihat dari rendahnya prestasi anak didik Indonesia yang berdasarkan nilai Ujian Nasional. Berdasarkan pada harian kompas tertanggal 24 Mei 2013, nilai rata-rata ujian nasional tingkat SMA/MA tahun 2012/2013 dibandingkan dengan tahun 2011/2012 turun dari 7,7 menjadi 6,35. Tingkat kelulusan juga turun dari 99,50% menjadi 99,48%. Adapun untuk tingkat SMK dari 1.106.140 siswa peserta terdapat 601 siswa yang tidak lulus. Siswa tidak lulus tersebut sebagian besar berasal dari Provinsi Aceh, Maluku, Papua, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, pada tahun 2013 terdapat 24 sekolah yang semua siswanya tidak lulus. Jumlah

siswanya 849 orang. Sebaliknya, terdapat 15.000 sekolah yang siswanya 100% lulus, dengan jumlah siswa 1,3 juta orang. Data yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan tahun ini nilai rata-rata UN mengalami penurunan dari 6,35 di tahun ajaran 2012/2013 menjadi 6,12 di tahun ajaran 2013/2014. (http://m.beritasatu.com/pendidikan/nilairata-rataujiannasional.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.31 WIB). Berbeda dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara kelulusan siswa untuk Ujian Nasional tingkat SMA/MA/dan SMK se-sumut sebanyak 561 siswa dari 203.309 peserta ujian dinyatakan tidak lulus. Sumut pada tahun ajaran 2013/2014 hanya mampu mencapai nilai rata-rata UN dengan total 7,70. Dari 33 Kabupaten/Kota se-sumut, daerah yang paling banyak tidak lulus UN SMA/MA adalah Kabupaten Batubara sebanyak 225 orang dari 3.031 peserta dan disusul Dairi 118 orang dari 2.824 peserta. Untuk tingkat SMK daerah terbanyak tidak lulus UN adalah Kabupaten Nias 89 orang dari 117 peserta dan Mandailing Natal 89 orang dari 188 peserta ujian (http://hariansib.co/mobile/, diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Pukul 10.49 WIB). Tingkat kelulusan UN siswa SMA dan SMK Kota Medan tahun 2014 cukup tinggi, dimana kelulusan SMA mencapai 99.95%, sedangkan tingkat kelulusan SMK mencapai 99.89%. Dari total siswa SMA yang mengikuti Ujian Nasional yakni 24.648 orang siswa yang tidak lulus sebanyak 13 orang atau 0.05%. Untuk siswa SMK yang mengikuti ujian sebanyak 17.514 yang tidak lulus

sebanyak 19 orang atau 0.11% (http://disdik.pemkomedan.go.id/web/berita/100. Diakses pada tanggal 10/03/2015 pukul 20.18). Untuk perwakilan sekolah dari Kota Medan sendiri, peneliti menyajikan data dari SMK Telkom Sandhy Putra Medan. Sekolah ini selalu menjadi barometer pendidikan untuk tingkat SMK di Kota Medan. Untuk bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi pihak sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga sekolah ini memiliki prestasi yang gemilang. Tak jarang siswanya selalu menjadi perwakilan olimpiade tingkat SMK baik se-kota Medan, se-sumut dan bahkan hingga tingkat nasional. Bukan sekedar di bidang akademik saja, sekolah ini juga memiliki beragam ekstrakurikuler dengan prestasi yang membanggakan. Selain itu SMK Telkom Sandhy Putra Medan selalu meluluskan 100% siswanya setiap tahunnya. Sekolah ini juga medapatkan nilai rata-rata UN yang bagus. Di tahun 2010, SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah kejuruan dengan nilai rata-rata Ujian Nasioanal Tertinggi di Kota Medan. Begitu pula pada tahun 2012, yaitu dengan rincian nilai rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia (7,32), Bahasa Inggris (8,59), Matematika (9,09), dan Produktif (8,47). Tidak hanya itu saja, sekolah ini juga sangat memberikan kontribusi kepada siswanya yaitu dengan meluluskan siswanya di berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti USU, UNAN, UNBRAW, UNSIYAH, UNRI, dan lain-lain. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/smk_telkom_medan. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 22.02).

Namun dibalik prestasi yang membanggakan tersebut, belum mewakili siswa seluruhnya. Masih banyak beberapa masalah yang ada dan belum mampu teratasi dengan baik. Contohnya saja masih ada siswa yang Drop Out (DO). Hal ini dadasarkan karena siswa tersebut tidak mampu mengikuti peraturan sekolah yang ketat dan banyak pelanggaran lain yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar, seperti melawan guru, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, dan lain sebagainya. Membahas masalah pendidikan dan prestasi belajar tentunya ada kunci keterikatan didalamnya. Dalam pendidikan tentu prestasi belajar itu ada faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri anak yang menyangkut psikologis dan fisiologis, serta faktor eksternal yang berasal dari luar diri anak yang menyangkut kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Faktor eksternal salah satunya yaitu sosial ekonomi keluarga. Sosial ekonomi keluarga berperan penting dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Dengan begitu, anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi tinggi dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut sehingga akan menjadi motivasi dalam belajar yang pada akhirnya anak dapat meningkatkan prestasi belajar. Dan ini tentu menjadi kebalikan dari anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah rentan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap perbedaan perilaku peserta didik. Anak didik yang berasal dari keluarga yang memiliki harta yang berlimpah akan berbeda perilakunya dengan anak didik yang berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Anak didik yang berasal dari keluarga yang tergolong mampu pasti memiliki fasilitas belajar yang lengkap dan sebaliknya. Namun perlu

dipahami bahwa fasilitas belajar yang lengkap hanya merupakan salah satu faktor penunjang bagi anak didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam kenyataannya, terjadi kesenjangan yang semakin sulit dipertemukan di negeri ini, khususnya kesenjangan dalam bidang kemampuan ekonomi keluarga. Pada zaman modern sekarang ini, ekonomi menjadi faktor penentu apakah seorang anak berprestasi atau tidak. Anak yang memiliki keluarga dengan ekonomi tinggi akan bergantung pada kemampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi fasilitas belajarnya. Berbeda dengan anak pada zaman dahulu, banyak anak berprestasi tanpa latar belakang ekonomi keluarga yang tinggi. Anak pada zaman dahulu banyak berprestasi karena memiliki daya dorong dalam diri untuk bisa maju dengan fasilitas seadanya dan tidak menjadi ketergantungan kepada keluarga. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak adalah sebagai berikut: 1. Skripsi karya Sri Wahyuni dengan judul Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pemanfaatan Media Belajar dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011, menyatakan bahwa: Status sosial ekonomi orang tua secara empiris memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi belajar yang dicapai seorang anak. Untuk meningkatkan prestasi belajar maka status sosial ekonomi orang tua harus dinaikan. Semakin tinggi pendidikan orang tua semakin tinggi pula kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan

anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat maupun lingkungan sekolah selain itu Orang tua yang memiliki status sosial ekonominya berkecukupan akan cenderung menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguruan tinggi. Disamping itu pemberian fasilitas belajar juga cukup. Sebaliknya keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi rendah mereka mempunyai kecenderungan kurang memperhatikan anak-anaknya, apalagi memberikan fasilitas belajar yang memadai. Jadi dengan adanya fasilitas yang memadai ataupun sarana dan prasarana yang memadai dalam belajar, akan mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang tinggi. 2. Skripsi karya Frengky D. Hutajulu dengan judul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMS Negeri 1 Siantar Narumonda T.A 2012/2013, menyatakan bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa dengan hasil perhitungan koefisien korelasi seherhana yaitu korelasi produk moment antara variabel X terhadap variabel Y diketahui bahwa r (hitung) sebesar 0,601. Apabila nilai ini dibandingkan dengan r (tabel) pada taraf signifikan 5% dengan sampel 100 untuk mencari r (tabel) maka r (tabel) sebesar 0,195. Berdasarkan ketentuan apabila nilai r (hitung) lebih besar dari nilai r (tabel) atau 0,601 > 0,195 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar. (http://digilib.unimed.ac.id/pengaruh-kondisi-sosial-ekonomi-terhadap- prestasi-belajar-geografi-kelas-xi-ips-di-sma-n-1-siantar-narumonda-

kabupaten-toba-samosir-ta-20122013-28896.html diakses pada tanggal 20 Maret pukul 10.30 WIB). Namun, kenyataan berbeda telah terjadi terhadap anak didik pada zaman sekarang. Dalam suatu kondisi tertentu ada anak yang berprestasi tetapi berasal dari keluarga dengan ekonomi keluarga yang rendah, ada anak yang tidak berprestasi dan bahkan menjadi preman disekolah padahal anak tersebut berasal dari keluarga dengan ekonomi tinggi. Serta ada seorang anak yang tidak begitu berprestasi dan cenderung memiliki nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan sebagian dari mereka juga memiliki catatan hitam di sekolah. Hal tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi setiap insan pendidikan di negeri ini. Bentuk loyalitas terus dituntut dan harus ditanamkan untuk mendukung dan memajukan pendidikan Bangsa Indonesia Atas dasar uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan pendidikan anak yang dituangkan dalam tulisan berbentuk skripsi dengan judul: Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana hubungan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui prestasi belajar siswa-siswi di sekolah SMK Telkom Sandhy Putra Medan. b. Mengetahui hubungan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka: a. Sebagai bahan referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep dan teori-teori sosial ekonomi masyarakat, konsep belajar, masalah-masalah dalam belajar, serta penurunan minat belajar siswa di sekolah. b. Sebagai bahan pemecahan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa di sekolah dan pengembangan model pembinaan terhadap siswa di sekolah. c. Sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan hubungan antara sosial ekonomi dengan prestasi belajar anak.

1.4 Sistematika Penulisan Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek penelitian, kerangka pemikiran, dan definisi konsep. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, informan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaraan umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisinya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.