PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR BERBASIS BUDAYA LOKAL PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAJAWA

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Skripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

TRADISI METHIL SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEARIFAN LOKAL DI DESA KARANGMALANG KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI. Inka Septiana. Sosiologi Antropologi

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ragam suku bangsa yang memiliki jenis kebudayaan yang beragam pula.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI KECAMATAN BAJAWA KABUPATEN NGADA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, ada dua variabel, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK STKIP CITRA BAKTI PERIODE 2016/2017

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya peradaban suatu bangsa. Peradaban dan kebudayaan di bentuk dari tata

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

PUDARNYA PERNIKAHAN NGEROROD PADA MASYARAKAT BALI DESA TRI MULYO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) Oleh : NYOMAN LUSIANI

ETNOGRAFI. Imam Gunawan

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD DI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

ABSTRAK PERANCANGAN BOOK DESIGN TATA CARA PERNIKAHAN ADAT YOGYAKARTA. Oleh Wenny Anggraini Natalia NRP

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

KEBERADAAN TARI ASIK NITI NAIK MAHLIGAI DI DESA SIULAK MUKAI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Besar, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah masyrakat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

SKRIPSI PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT KECAMATAN PERBAUNGAN DALAM PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN OLEH ADI SYAHPUTRA

Transkripsi:

PEMETAAN TINGKAT KECINTAAN GENERASI MUDA SUKU NGADA PADA PESTA ADAT REBA di ERA GLOBALISASI (Simbolisme dan Pergulatan Adat Istiadat) Dimas Qondias Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar STKIP Citra Bakti Ngada-NTT dimasqondias@yahoo.com Florentianus Dopo fdopo@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecintaan dan pemahaman generasi muda masyarakat Ngada secara umum dan masyarakat Jerebu u khususnya terhadap pesta Reba, yaitu pesta budaya lokal masyarakat Ngada. Penelitian ini melihat sejauh mana kecintaan generasi muda masyarakat Jerebu,u yang merupakan bagian dari suku Ngada Pada pesta adat Reba di era globalisasi saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan keinginan atau kesepakatan peneliti sendiri. Dalam penelitian ini ada 2 kampung yang digunakan sebagai sampel yang memiliki tradisi pesta reba dengan prosesi yang khas dan menarik yaitu kampung Nage dan kampung Deru. Untuk mengukur besaran tingkat kesetujuan/ kecintaan para pemuda terhadap pesta adat reba digunakan kuesioner kecintaan pada pesta adat reba. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada skala teoretik. Hasil penelitian yang diperoleh dari para pemuda yang tersebar di 2 (dua) kampung yaitu kampung Nage dan kampung Deru, kecamatan Jerebu u, kabupaten Ngada menunjukkan pada rata-rata 84. Ini berarti bahwa para pemuda di kampung Nage dan Deru sangat cinta terhadap pesta adat reba. Kata Kunci : Tingkat kecintaan, Pesta adat reba JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 22

THE LOVE LEVEL MAPPING OF NGADA TRIBE YOUNG GENERATION TOWARDS REBA AS THE TRADITIONAL PARTY IN GLOBALIZATION ERA (Symbolism and Customs Struggle) Abstract This study aimed to know the love and understanding of the young generation in Ngada society in General and especially for the community of Jerebuu towards Reba as local cultural party. This study also looked at the extent to which the love of young generation of Jerebuu society as the part of Ngada tribe relating to Reba in the current era of globalization. This study was qualitative study. The sampling technique used was convenience sampling in which the sampling based on the researcher's own desire or agreement. In this study, there were two villages used as the samples that had the tradition of Reba party with its special and interesting procession namely Nage village and Deru village. The data were collected using a questionnaire. Data were analyzed descriptively with reference to the theoretical scale. The result of the study shows that in two villages namely Nage village and Deru village in Jerebuu subdistrict, Ngada regency, the young people really love Reba as the traditional party which obtained on average 84. Keywords: love level, Reba as the traditional party Pendahuluan Negara Indonesia sangat terkenal dengan banyaknya kebudayaan yang dimiliki, apabila kita menelisik lebih dalam lagi bahwa kebudayaan di Indonesia ini sangat beragam. Hal ini terlihat dari upacara-upacara yang dilakukan pada waktu tertentu oleh sekelompok masyarakat. Budaya berasal dari kata budayah yang dapat diartikan sebagai hasil rasa, cipta dan karsa manusia (Purwasito 2003). Tidak dapat dipungkiri sesungguhnya budaya itu merupakan kegiatan hasil peninggalan nenek moyang yang terus-menerus dilakukan, sehingga budaya menjadi suatu tradisi yang harus dilakukan. Seperti halnya suku-suku bangsa yang lain, suku Ngada adalah salah satu kelompok masyarakat budaya yang memiliki beraneka ragam warisan budaya. Salah satu warisan budaya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Ngada adalah pesta adat Reba. Pesta adat Reba menjadi identitas budaya masyarakat Ngada yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Pesta Reba yang biasanya dirayahkan setiap tahun oleh masyarakat Ngada, merupakan kesempatan penting bagi setiap orang Ngada untuk kembali ke rumah induk (sa o Meze), merayahkan tahun baru bersama. Pesta Reba memiliki makna yang sangat penting pula sebagai momentum untuk berkumpul bersama anggota keluarga yang sudah terpisah selama setahun. Pesta adat Reba kini menjadi salah satu warisan budaya masyarakat Ngada yang sedang ditantang untuk tetap mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran arus globalisasi. Penting untuk disadari bahwa globalisasi serta nila-nilai baru yang ditawarkan saat ini, semakin kuat masuk berbaur dengan nilai-nilai lokal. Secara sederhana, nilai-nilai JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 23

baru itu masuk melalui hal-hal sederhana seperti melalui sarana komunikasi (hp, Televisi,dll). Masuknya nilai-nilai baru akan turut mengubah pola dan sistem yang sudah lama berlaku dalam masyarakat budaya. Jika tidak disadari dan disikapi secara bijaksana, tidak mustahil bahwa nilai-nilai kearifan lokal yang melekat dalam berbagai ritus-ritus budaya akan ikut dibawa hanyut bersama arus globalisasi yang anonim. Semua itu dapat bermuara pada pengabaian budaya-budaya lokal. Perlahan namun pasti, kebudayaan-kebudayaan lokal mendapat tantangan yang sangat luar biasa. Jika berkaca pada realitas, kita menemukan sebuah fenomena yang cukup ironis. Di satu sisi banyak generasi muda apatis dan hilang daya tariknya untuk belajar warisanwarisan budaya seperti pesta Reba, sementara pada sisi yang lain kita menyaksikan ribuan wisatawan mancanegara yang datang sampai ke kampung-kampung terpencil hanya untuk mengikuti ritual-ritual budaya seperti pesta Reba. Para wisatawan mancanegara itu bahkan sangat berantusias dan menikmati jalannya ritus Reba sambil mempelajari nilai-nilai kearifan yang melekat didalamnya. Fenomena ini penting untuk disadari oleh semua generasi muda agar warisan budaya tetap menjadi kebanggaan yang patut dipegang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana kecintaan generasi muda masyarakat Jerebu,u yang merupakan bagian dari suku Ngada Pada pesta adat Reba di era globalisasi saat ini?. Dengan tujuan untuk untuk mengetahui sejauh mana kecintaan dan pemahaman generasi muda masyarakat Ngada secara umum dan masyarakat Jerebu u khususnya terhadap pesta Reba, yaitu pesta budaya lokal masyarakat Ngada. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sugiyono 2012 menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, penelitian ini menggunakan metode etnografi karena mengkaji di bidang antropologi budaya. Tahap rancangan dalam penelitian (1) Menentukan objek sebagai kajian penelitian. (2) Membuat instrument yang telah di uji oleh pakar. (3) Menganalisis hasil penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah adat jerebu u yang dimana di wilayah tersebut memiliki tradisi pesta reba. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh generasi muda masyarakat Jerebuu. Tehknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan convenience sampling yaitu tehknik pengambilan sampel yang berdasarkan keinginan atau kesepakatan peneliti sendiri. Dari 10 kampung yang ada di wilayah kecamatan Jerebuu, peneliti memilih 2 kampung saja sebagai sampel yang menurut peneliti kedua kampung ini memiliki tradisi pesta reba dengan prosesi yang khas dan menarik yaitu kampung Nage dan kampung Deru. Untuk mengumpulkan data mengenai kecintaan pesta JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 24

adat reba ini dengan memberikan kuesioner yang telah disediakan kepada pemuda dikecamatan jerebuu yang sebelumnya subjeknya telah ditentukan. Dalam kuesioner yang akan diberikan pemilihan pernyataan akan menggunakan skala Likert yang dimana terdiri dari 5 grasi. SS (Sangat tinggi) skor 5, S (Tinggi) skor 4, RG (Cukup) skor 3, TS (Rendah) skor 2, STS (Sangat rendah) skor 1 (Sugiyono 2012). Untuk menentukan kecintaan pesta adat reba dapat ditentukan sebagai berikut: Tabel 1 Skala Penilaian atau kategori/ Klasifikasi pada skala lima Teoritis RENTANG SKOR KLASIFIKASI 80-100 Sangat Tinggi 67-79 Tinggi 54-66 Cukup 41-53 Rendah 20-40 Sangat Rendah Koyan, 2012 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan dari 20 pemuda yang menjadi responden di kampung Nage dan Kampung Deru, kecamatan Jerebu u, kabupaten Ngada terkait dengan kecintaan terhadap tradisi pesta reba memperoleh rata-rata 84. Terkait kecintaan pemuda pada pesta reba ini dikatakan sangat tinggi. Jika setiap responden memberikan jawaban dengan skor maksimal yaitu 5 (lima) untuk setiap pernyataan maka setiap responden akan berhasil mengumpulkan 100 point untuk jumlah keseluruhan pernyataan (20) pernyataan). Akan tetapi, berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukan bahwa dari 20 responden yang mengisi kuisioner tidak ada satu responden pun memperoleh total point 100 sebagai point maksimal. Data menunjukan point maksimal yang diperoleh responden adalah 92. Ini berarti tidak semua pernyataan yang diberikan kepada responden mendapat respon dengan skor yang maksimal. Dari skor yang demikian memberikan gambaran bahwa tidak semua generasi muda memiliki tingkat kecintaan kecintaan terhadap tradisi pesta reba yang menjadi tradisi pesta budaya masyarakat suku Ngada. Meskipun demikian hal ini tidak lalu berarti bahwa tingkat kecintaan generasi muda terhadap tradisi pesta reba saat ini sudah berada pada level yang mengkhwatirkan. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata skor yang masih berada pada level 84 dari skor maksimal yang ditetapkan yaitu 100. secara umum generasi muda masih benar-benar tertarik dan mencintai tradisi pesta reba. Akan tetapi, pada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan arti dan makna pesta reba, atau pun keterlibatan secara langsung dalam menari atau ikut terlibat dalam rentetan acara (misalnya O uwi, sedo O Luka, atau pun Zo Wuwu mai) selama pesta reba berlangsung, kebanyakan responden menjawab ragu-ragu, jarang bahkan tidak tahu/tidak pernah. Hal itu dapat terlihat pada skor maksimal kelima pernyataan tersebut di atas. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 25

Misalnya skor maksimal yang diperoleh pada pernyataan 5 hanya mencapai 53. Kemudian pernyataan 8 hanya memperoleh skor maksimal sebesar 53 juga. Selanjutnya pada pernyataan 10, skor maksimal yang diperoleh hanya mencapai 68 saja. Pernyataan 13, skor maksimal yang diperoleh 56. Sedangkan skor maksimal yang di capai responden pada pernyataan 18 hanya mencapai 61. Ini berarti, hampir mencapai 50 % dari total responden yang kurang mengerti atau memahami arti dan makna pesta reba. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa tanggapan dari 20 pemuda yang menjadi responden di kampung Nage dan Kampung Deru, kecamatan Jerebu u, kabupaten Ngada terkait dengan kecintaan terhadap tradisi pesta reba memperoleh rata-rata 84. Terkait kecintaan pemuda pada pesta reba ini dikatakan sangat tinggi. Ini berarti bahwa pemuda di kabupaten ngada sangat berperan aktif saat adanya perayaan pesta reba di kampungnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan tentang kecintaan terhadap tradisi reba di kabupaten ngada, maka dikemukakan saran sebagai berikut 1) Para pemuda masyarakat ngada, diharapkan untuk melestarikan tradisi reba. Sehingga tradisi reba ini dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia pada khususnya dan wilayah belahan dunia pada umumnya. 2) Kepada pengambil kebijakan dalam pendidikan disarankan untuk menyisipkan tradisi reba ini kedalam bidang studi di sekolah. Hal ini berpengaruh terhadap pelestarian reba, karena di daerah ngada ini terdapat beberapa macam etnik sehingga dengan menyisipkan tradisi reba ini kedalam bidang studi di sekolah sekaligus akan memperkenalkan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat ngada. DAFTAR PUSTAKA Purwasito. 2003. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya Koyan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Undiksha Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN I 26