BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjaga dari perilaku yang menyimpang dan hal-hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar untuk SD Kelas V. Dalam pendahuluan ini selain membahas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai (Suryosubroto, 2010: 2).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar peserta didik terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi tersebut diperoleh setelah proses belajar mengajar berlangsung selama satu semester dan dicantumkan secara tertulis dalam buku laporan penilaian hasil belajar yang berisi hasil penilaian dengan menggunakan angka yang dilihat pada sisi kognitif, afektif dan psikomotor dengan melihat kemampuan peserta didik dalam penguasaan pengetahuan pada materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti peserta didik pada saat di sekolah. Salah satu ukuran keberhasilan dari proses belajar mengajar dapat ditunjukan dengan prestasi belajar yang memuaskan oleh peserta didik. Sampai saat ini prestasi belajar masih sering dipakai sebagai kriteria (tolak ukur) untuk menentukan kualitas belajar peserta didik. Setiap peserta didik sudah tentu berharap untuk dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh karena itu pesrta didik dituntut melakukan berbagai usaha sesuai dengan kondisi dirinya. Hal ini berarti bahwa segala usaha yang akan dilakukan peserta didik dalam mencapai prestasi belajar akan diselaraskan dengan konsep diri dan kedisiplinan pada peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa Keberhasilan peserta didik dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Menurut Slameto (2003)

2 prestasi belajar dipengaruhi faktor dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor dalam individu seperti intelegensi, motivasi belajar, kepribadian, bakat, minat, sikap kondisi fisik, jenis kelamin dan cara atau kebiasaan belajar. Sedangkan faktor dari luar individu meliputi faktor lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Fernald (1999) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah konsep diri. Moss dan Kegen (1990) mengatakan bahwa keinginan untuk berhasil dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki seseorang. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Oleh karena itu sangatlah penting bagi peserta didik untuk memahami maupun mengenal konsep diri. Persepsi yang positif terhadap kepribadian akan mempengaruhi konsep diri yang positif, dan mendorong individu untuk meraih prestasi (Sahlan, 2000). Tingkat kedisiplinan yang tinggi akan membantu peserta didik untuk mewujudkan perilaku yang mendukung tingkat konsep diri peserta didik kearah yang labih positif. Konsep diri merupakan salah satu aspek afektif yang mempengaruhi pendekatan peserta didik dalam belajar, sebab bagaimana peserta didik memandang dirinya akan mempengaruhi perilaku peserta didik di sekolah. Kesulitan peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar bukanlah disebabkan oleh tingkat kognitif yang rendah melainkan oleh sikap peserta didik yang memandang dirinya bahwa ia tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas di sekolah. Dengan kata lain peserta

3 didik dihinggapi rasa rendah diri dalam arti negatif, sehingga secara tidak langsung peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Individu atau peserta didik yang memandang dirinya pribadi sebagai sosok yang tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka seluruh perilakunya akan menunjukan ketidakmampuannya. Tentu hal tersebut akan menyebabkan prestasi dalam belajar pada tingkat keberhasilan yang rendah, atau dengan kata lain mereka hanya mengharapkan tingkat keberhasilan pada tingkat minimum. Peserta didik yang mempunyai konsep diri yang positif menyadari kewajiban dan kebutuhannya untuk belajar dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Peserta didik akan belajar dengan kemampuan yang kuat, tekun dan bersemangat, percaya diri dan ketekunan belajar ini akan menentukan prestasi dalam belajar. Seandainya peserta didik tersebut mengalami kegagalan dalam belajar maka ia akan menunjukan persepsinya yang positif terhadap kegagalannya serta menjauhkan diri dari sikap pesimis. Dengan demikian konsep diri yang positif memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara dinamis, rasional, kreatif, dan optimis. Hal ini mengandung arti bahwa melalui konsep diri yang positif diharapkan dapat tercapai suatu prestasi belajar yang memuaskan. Peserta didik yang berhasil mencapai prestasi belajar yang sangat memuaskan akan dipandang sebagai peserta didik yang mempunyai kemampuan dan usaha yang baik oleh guru atau peserta didik yang lain. Sebaliknya peserta didik yang tidak

4 berhasil mencapai prestasi yang sangat memuaskan, akan dipandang sebagsai peserta didik yang tidak tahu atau kurang mempunyai kemampuan dan usaha. Kesulitan peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar bukanlah disebabkan oleh tingkat kognitif yang rendah saja melainkan oleh sikap peserta didik yang memandang dirinya bahwa ia tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas di sekolah. dengan kata lain siswa dihinggapi rasa rendah diri dalam arti negatif, sehingga secara tidak langsung peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Terkadang mereka tidak mempedulikan orang lain sehingga selama di sekolah mereka berbuat sesuatu yang tidak disenangi seperti sering mengganggu temannya yang lain dan sering bolos sekolah. Namun, semua itu sangat tergantung pada tingkat kedisiplinan peserta didik dalam belajar. Menurut penelitian Merta 2008 (dalam, Toni Dkk. 2013) memang ada pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar peserta didik. Peserta didik yang disiplin dalam belajar mempunyai tingkat kompetensi yang sangat memuaskan dalam prestasi belajarnya dibandingkan dengan peserta didik yang tidak disiplin. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Seperti halnya disebutkan oleh Joko Sumarmo 2008 (dalam Rahman, 2012) bahwa istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri orang itu, tanpa disiplin yang baik suasana

5 sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran, secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Masalah disiplin jika dikaitkan dengan konsep pengelolaan kelas yaitu berkenaan dengan usaha-usaha dalam menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif agar terjadi proses kegiatan belajar mengajar yang efektif sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Karena disiplin dapat menjadikan seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik dan kearah pembentukan mental yang luhur. Konsep diri dan kedisiplinan sangat berperan dalam prestasi belajar, dengan konsep diri dan kedisplinan inilah peserta didik menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan konsep diri dan kedisiplinan itu pula kualitas prestasi belajar peserta didik dapat diwujudkan dengan baik. Peserta didik yang dalam proses belajar mempunyai konsep diri dan kedisiplinan yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya Dari pernyataan yang telah diuraikan terlihat bahwa konsep diri yang positif dapat mempangaruhi tingkat prestasi yang tinggi atau sangat memuaskan sedangkan konsep diri yang negatif akan membuat prestasi semakin menurun atau tidak memuaskan dan kedisiplinan peserta didik juga dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar peserta didik. Agar peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang baik, peserta didik harus berusaha belajar dengan baik sesuai dengan kondisi dirinya. Setiap usaha yang akan dilakukan seorang peserta didik dalam mencapai prestasi belajar akan diselaraskan dengan konsep diri dan kedisiplinannya.

6 Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti mengadakan pendekatan studi awal berupa pengamatan terbatas beberapa peserta didik dalam rangka menemukan masalah yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti sesuai acuan dalam penelitiaan ini. Setelah diadakan observasi, peneliti melihat masih ada sebagian peserta didik yang terlambat datang kesekolah, mereka datang kesekolah setelah pintu pagar sekolah ditutup, mereka baru bisa masuk ke dalam kelas masing-masing setelah guru piket memberikan surat izin untuk masuk kelas, dan ada juga peserta didik yang disuruh pulang ke rumah oleh guru piket untuk menjemput orang tuanya karena peserta didik tersebut sering terlambat datang kesekolah. Dari hasil data dokumentasi nilai leger dari wakil kesiswaan dapat disimpulkan bahwa di sekolah SMA Negeri 1 Bangkinang kota prestasi belajar peserta didik SMA Negeri 1 pada umumnya baik, namun masih terdapat perbedaan prestasi yang di dapatkan peserta didik dalam raportnya. Masih banyak peserta didik yang mendapatkan prestasi yang setara dengan rata-rata. misalnya masih ada peserta didik yang mendapatkan prestasi rata-rata 75,00, sedangkan peserta didik yang lain mendapatkan nilai yang baik dengan rata-rata 88,00 dan ada juga yang mendapatkan prestasi 90,00. Persentase prestasi kelas X dan XI adalah 96% dari jumlah keseluruhan peserta didik peminatan Sains. Banyaknya peserta didik yang harus mengikuti remidi untuk beberapa mata pelajaran karena prestasi yang mereka peroleh dari hasil ujian tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolahpada setiap mata pelajaran.

7 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. Dalam penulisan skripsi ini peneliti memilih judul Pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang kota. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Adakah pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota? 2. Adakah pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota? 3. Secara bersama-sama adakah pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. 2. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. 3. Untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. D. Keaslian Penelitian Salah satu penelitian yang membahas topik seperti yang peneliti lakukan adalah Penelitian yang telah dilakukan oleh Muji Lestari (2007) yang berjudul Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar (Studi kasus di MAN Gondanglegi Malang). Kesamaan penelitian ini terletak pada variabel disiplin sebagai variabel bebas dan variabel prestasi belajar pada variabel terikat, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang dilakukan Muji Lestari hanya meneliti satu variabel bebas dan satu variabel terikat sedangkan peneliti ini meneliti dua variabel bebas dengan satu variabel terikat yaitu konsep diri dan kedisiplinan pada variabel bebas dan prestasi belajar pada variabel terikat. Selain itu, karakteristik subjeknya juga berbeda. Pada penelitian Muji Lestari, subjeknya

9 keseluruhan siswa yang sekolah di MAN Gondanglegi sementara pada penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah peserta didik peminatan Sains yang duduk di kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. Penelitian ini juga memiliki persamaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayatul Munawaroh pada tahun 2008, dimana sama-sama akan mengukur pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar siswa. Meskipun memiliki persaamaan dengan variabel konsep diri tetapi tetap saja penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayatul Munawaroh. Hidayatul Munawaroh meneliti mengenai pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri saja, sedangkan penelitian ini meneliti mengenai pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar peserta didik peminatan Sains di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. Selain itu, karakteristik Subjek antara peneliti dengan penelitian sebelumnya juga berbeda, penelitian Hidayatul Munawaroh subjeknya siswa kelas VIII di SMP N30 Semarang lebih difokuskan pada konsep diri spesifik yaitu siswa yang mengambil bidang study PAI. sedangkan peneliti di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota difokuskan pada peserta didik peminatan Sains.. Berdasarkan uraian di atas, maka secara umum penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaannya adalah menggunakan metode pengumpulan data yang sama yakni menggunakan skala konsep diri, dan skala kedisiplinan serta dokumentasi untuk mengetahui prestasi

10 belajar. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terutama dalam hal karakteristik subjek, masalah tempat penelitian, jenis kasus, dan jumlah variabel yang digunakan. E. Manfaat Penelitian 1. Mamfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian, serta menambah wacana mengenai pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar. 2. Mamfaat praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi semua pihak tentang pengaruh konsep diri dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar terutama bagi para pelajar atau mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka di sekolah atau di perguruan tinggi.