BAB I PENDAHULUAN. Blitar karena transaksi jual beli tersebut dalam rangka untuk mengembangkan usahanya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimiliki masyarakat. Dalam meningkatkan pemberdayaan

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaku usaha mikro kecil dan menengah di tengah pasar bebas perspektif

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

sosial yang lain. Penelitian hukum empiris kegunaannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan jenis empiris, yakni

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu research yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA. penelitian hukum empiris kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1. perubahan perilaku konsumsi dan transaksi dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 1

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mereka sehari-hari begitu juga penduduk yang bertempat tinggal di

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperlukan berkaitan dengan masalah yang diteliti. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun studi empiris dari penelitian yang berjudul Analisis Standard

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian terhadap efektifitas hukum. 56 Dalam penelitian ini, peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

I. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan. Peneliti menggambarkan secara detail dan mendalam tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dekade tujuh puluhan telah menjadi awal dari timbulnya sistem. Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan Islam dalam tatanan dunia

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

dengan pengusaha plasma di Desa Turi Toyaning dapat mengatasi masalah menjamin masalah pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani atau

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB III METODE PENELITIAN. maka penelitian ini juga termasuk penelitian preskriptif. Penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. data dan membahas permasalahan adalah sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perikatan. Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti, 1992

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, para ahli ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma Interpretif fenomenologis dimana paradigma ini dipakai dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini akan menjadi suatu. tantangan bagi perekonomian Indonesia karena pada kenyataannya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif dan kriterium

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. (MMM) dalam Pandangan Ulama MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan di pasar bebas merupakan wadah baru bagi para pelaku usaha khususnya bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar karena transaksi jual beli tersebut dalam rangka untuk mengembangkan usahanya. Namun, berdagang di pasar bebas masih banyak terjadi kemudharatan yang ditimbulkan seperti monopoli harga. Karena tanpa terkecuali hampir semua perekonomian terlibat perdagangan internasional. 1 Oleh karena itu, masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan tantangan yang tidak ringan bagi usaha mikro kecil. 2 Oleh karena itu, perlu ada perlindungan hukum mengenai permasalahan tesebut agar pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul bisa bersaing di pasar bebas sesuai dengan prinsip syariah. Mengetahui permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Perlindungan Hukum bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah Ditengah Pasar Bebas Perspektif Maqashid Syariah Studi Di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. B. Batasan Masalah Adapun batasan masalah ini hanya fokus pada konsep maqashid syariah menurut al-syatibi. Karena dalam konsep tersebut kemaslahatan merupakan unsur terpenting yang mana diwujudkan dalam lima unsur pokok yang terdiri dari agama, jiwa, keturunan, akal dan harta. 1 Norman Gemmel, Ilmu Ekonomi Pembangunan (Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia, 1994), h. 13. 2 Ina Primina, Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Indusri (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 37.

C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar? 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas perspektif maqashid syariah? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. 2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas perspektif maqashid syariah. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi kehidupan masyarakat mengenai usaha mikro kecil dan menengah perspektif maqashid syariah. Manfaat praktis, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi hukum bisnis syariah. F. Definisi Operasional 1. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk pencegahan terjadinya sengketa di kemudian hari. 3 2. Pelaku UMKM adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang usaha mikro, kecil, dan menengah yang bertujuan untuk memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan 3 Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia (Surabaya: Peradaban, 2007), h. 2.

ekonomi, berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional, serta berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. 4 3. Pasar bebas adalah kondisi pasar yang memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk membeli dan menjual barang dengan harga penjualan dan pembeliannya ditentukan oleh penawaran dan permintaan (free market). 5 4. Maqashid syariah adalah tujuan-tujuan dan rahasia-rahasia yang diletakkan Allah dan terkandung dalam setiap hukum untuk keperluan pemenuhan manfaat umat. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Minasri, tentang Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Kecil Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas Ditinjau Dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 2. Penelitian Ari Ratna Kurniastuti, tentang Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dari Dampak Adanya Perjanjian ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). 3. Penelitian Fauzia Pradipta, tentang Analisis Pengaturan KUR/UMKM Dalam Perbankan di Indonesia. B. Kajian Teori 1. Perlindungan hukum 4 Mukti Fajar, Perlindungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Pembangunan Ekonomi Nasional, Makalah, disajikan dalam Seminar Akademik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tanggal 26 April (Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2013), h. 1. 5 Sri Rejeki Hartono, Paramita Prananingtyas dan Fahimah, Kamus Hukum Ekonomi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 129. 6 Arif Wibowo, Maqashid asy-syariah: The Ultimate Objective of Syariah, Islamic Finance, 4 (Februari, 2012), h.1.

Perlindungan hukum dapat diartikan perlindungan oleh hukum atau perlindungan dengan menggunakan pranata dan sarana hukum. Ada beberapa cara perlindungan secara hukum, antara lain sebagai berikut: 7 a. Membuat peraturan yang bertujuan untuk memberikan hak dan kewajiban serta menjamin hak-hak para subjek hukum. b. Menegakkan peraturan melalui hukum administrasi Negara, hukum pidana dan hukum perdata. 2. Pemberdayaan UMKM Pengertian UMKM menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM Pasal 1 angka 1 sampai 3 dibagi menjadi tiga yaitu 8 : a) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan memiliki kekayaan bersih Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau, memiliki hasil penjualan tahunan Rp300.000.000,00. b) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan Rp2.500.000.000,00. c) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha dengan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk 7 Wahyu Sasongko, Ketentuan Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007), h. 31. 8 Pasal 1 angka 1 sampai 3 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan Rp50.000.000.000,00. 3. Pasar Bebas Pasar bebas merupakan pasar dimana harga barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui para penjual dan pembeli, ditetapkan umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan. Dari sudut ekonomi, dengan demikian barang atau komoditas tidak saja harus mampu bersaing dipasar dalam negeri, tetapi juga harus mampu bersaing dalam negeri dan di pasar negara lain. 9 4. Maqashid Syariah Al-Syatibi menyatakan sesungguhnya syariah itu bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat. Penekanan maqashid syariah yang dilakukan oleh al-syatibi secara umum bertitik tolak dari kandungan ayat-ayat al-qur an yang menunjukkan bahwa hukum-hukum Allah mengandung kemaslahatan. 10 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian yang digunakan berupa penelitian empiris. Penelitian empiris (field research) atau penelitian lapangan yaitu penelitian yang objeknya mengenai gejala- 9 Sukarmi, Regulasi Antidumping di Bawah Bayang-Bayang Pasar Bebas (Jakarta: Sinar Grfafika, 2002), h. 120. 10 Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syariah Menurut al-syatibi, h. 65.

gejala, peristiwa, dan fenomena yang terjadi di masyarakat, lembaga atau Negara yang bersifat non pustaka dengan melihat fenomena yang terdapat di masyarakat. 11 B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, kemudian memahami data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 12 C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. D. Sumber Data a. Data primer, berupa narasumber dari para pelaku usaha yang bergerak di bidang UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. b. Data sekunder, berupa literatur yang terkait dengan penelitian diantaranya maqashid syariah menurut konsep al-syathibi, dan kajian mengenai perlindungan hukum bagi UMKM. c. Data tersier, adalah data penunjang untuk menyempurnakan penelitian. E. Metode Pengumpulan Data a. Metode wawancara, yang digunakan yaitu metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan tertentu berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut dengan objek penelitian. 13 11 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum (Bandung: Mandar Maju, 2008), h. 124. 12 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normative dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 192. 13 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 106.

b. Metode dokumentasi, mengumpulkan dokumen tertulis dan gambar yang terkait dengan praktik perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dalam menghadapi perdagangan di pasar bebas. F. Analisis Data Menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menggambarkan secara utuh dan komprehensif mengenai perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas perspektif maqashid syariah. G. Keabsahan Data Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan metode, dan triangulasi dengan teori. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar Perkembangan dan semakin banyaknya para pengrajin kayu tentu membuat berbagai dinamika yang terjadi, baik itu kompetisi antar pengrajin yang tidak sehat seperti melakukan banting harga dan persaingan lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut dibentuklah Paguyuban Pengrajin Bubut Kayu Kelurahan Tanggung (P2BKKT) yang berdiri sejak tanggal 9 Juli 2003. Sekretariat di jalan Sawunggaling RT. 2 RW. 1 Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Adanya P2BKKT memiliki tujuan agar penjualan produk berasal dari satu pintu, sekaligus untuk menstabilkan harga dan tidak dipermainkan tengkulak demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sentra industri kerajinan kayu.

Namun, dengan adanya paguyuban tersebut tidak serta merta semua permasalahan yang dihadapi para pengrajin dapat terselesaikan. Salah satunya persaingan dalam memperebutkan akses pemasaran, karena hal ini sangat mempengaruhi keberlangsungan sebuah usaha. Dengan demikian, tidak heran jika para pengrajin tersebut melakukan berbagai cara untuk dapat meningkatkan usahanya salah satunya monopoli harga. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan bagi para pengrajin tersebut agar dapat bersaing secara sehat. 2. Perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas perspektif maqashid syariah Apabila para pelaku usaha sudah menaikkan harga di atas batas kewajaran, mereka itu telah berbuat dzalim dan sangat membahayakan umat manusia, maka harus ada campur tangan dari pemerintah dalam menangani persoalan tersebut dengan cara menetapkan harga standar. Dengan maksud untuk melindungi hak-hak orang lain, mencegah terjadinya monopoli harga dan menghindari dari kecurangan para pelaku usaha tersebut. Menaikkan harga boleh dengan dua syarat: 14 1. Menaikkan harga untuk kebutuhan yang bersifat umum mencakup seluruh masyarakat. 2. Kenaikkan harga karena barang yang ada sedikit atau banyaknya permintaan. Apabila dua syarat terealisasi, maka hal tersebut merupakan keadilan dan merupakan satu bagian dari memperhatikan kepentingan umum. Maqashid syariah merupakan tujuan Allah dan Rasul-Nya dalam merumuskan hukumhukum Islam yang berorientasi kepada kemaslahatan umat manusia. Menurut al-syatibi, kemaslahatan hanya dapat dicapai dengan memelihara lima unsur pokok kehidupan, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Untuk itu, setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan mashlahah yang diperolehnya. Dalam melakukan tindakan ekonomi akan memiliki mashlahah yang lebih besar dan yang lainnya memiliki mashlahah yang lebih kecil, 14 Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam, Taudhih Al-Ahkam min Bulugh Al-Maram, h. 346.

tergantung pada perhatian perbuatan ekonomi tersebut dalam mempertimbangkan kelima unsur pokok kehidupan. Tindakan ekonomi yang menjaga kelima unsur tersebut akan memiliki mashlahah yang lebih besar daripada tindakan ekonomi yang hanya berfungsi sebagai penghias kelima unsur tersebut. Dengan demikian, konsep mashlahah merupakan konsep yang objektif terhadap aktivitas ekonomi karena ditentukan oleh tujuan (maqashid) syariah. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bentuk perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar berupa Paguyuban Pengrajin Bubut Kayu Kelurahan Tanggung (P2BKKT) yang mana hanya sebatas dalam proses produksi saja, sedangkan dalam pemasaran hasil produksinya mereka tidak mendapatkan perlindungan hukum sehingga telah terjadi persaingan yang tidak sehat dengan melakukan monopoli harga. Hal ini yang mengakibatkan para pelaku usaha tersebut tidak dapat bersaing di pasar global dan tidak dapat mengembangkan usahanya, hal ini sangat merugikan para pelaku usaha. Apabila pelaku usaha tersebut mendapatkan perlindungan hukum maka mereka dapat meningkatkan kualitas usahanya baik di Indonesia maupun dunia. 2. Dalam konsep maqashid syariah perlindungan hukum bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas sangat diperlukan karena untuk kemaslahatan mereka agar mereka terhindar dari monopoli harga dan persaingan yang tidak sehat. Hukum dari perlindungan tersebut boleh dengan syarat tidak menghilangkan prinsip-prinsip syariah dalam melakukan transaksi tersebut. Selain itu, syariat ditegakkan atas dasar kemudahan dan meniadakan kesulitan dari kehidupan manusia.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran yaitu: 1. Bagi pelaku usaha, seharusnya dalam melakukan transaksi perdagangan khususnya di pasar bebas harus sesuai dengan prinsip syariah, agar mereka terhindar dari monopoli harga dan persaingan yang tidak sehat. 2. Bagi pemerintah, perlu adanya sosialisasi dan pengawasan secara maksimal terhadap para pelaku usaha khususnya di Kelurahan Tanggung. Serta diharapkan dapat membantu dalam hal permodalan, alat produksi, dan pelatihan manajemen produksi. DAFTAR PUSTAKA Al-Bassam, Abdullah bin Abdurrahman. Taudhih Al-Ahkam min Bulugh Al-Maram. Terjemahan oleh Thahirin Suprapta, M. Faisal dan Adis Aldizar. Jakarta: Pustaka Azzam, 2006. Fazlurrahman. Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1984. Hadjon, Philipus M.. Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia. Jakarta: PT Bina Ilmu, 1987. Jaya Bakri, Asafri. Konsep Maqashid Syari ah Menurut Al-Syatibi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996. Raja, Ferdy Jalu dan Vincent D ral, Oskar. Kiat Sukses Mendirikan & Mengelola UMKM. Jakarta: Niaga Swadaya, 2010. Salim. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: Raja Grafindo,2013. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.