BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI DI PAUD HARAPAN BANGSA 03 LANJI PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karna masa ini merupakan masa emas bagi seorang anak. yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2 Menurut PP No.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI DI PAUD HARAPAN BANGSA 03 LANJI PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin canggih ini diakibatkan oleh majunya dunia

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

I. PENDAHULUAN. kembang dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007:88). Wiyani dalam bukunya, berpendapat bahwa usia dini merupakan masa emas (the

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. satu dari komponen tersebut maka tidaklah akan terjadi proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dan Praktek Ibadah Anak. Metode penelitian yang digunakan adalah

Peran Orangtua Dalam Memfasilitasi Minat Belajar Anak Usia Dini Aninda Putri H. M

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 2 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

Prodi PPKn FKIP Universitas Syiah Kuala *Corresponding ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. DEPDIKNAS, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Butir 4. 2

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti berekplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. 1 Al-Qur an menggambarkan bahwa anak adalah keindahan yang tidak dapat dilukiskan dengan perkataan. Terlebih lagi jika anak yang dimiliki sesuai dengan harapan, memiliki akhlak yang mulia, patuh kepada kedua orangtua (dalam hal kebaikan), dan menjadi anak yang bertakwa. 2 Allah SWT. Berfirman: 1 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6 2 Abdullah Nashih Ulwan, Mencinta danmendidik Anak Secara Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83 1

Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Furqan: 74) Dunia anak merupakan dunia bermain. Anak belajar melalui permainan atau bermain. Di lembaga pendidikan anak usia dini, kegiatan pelaksanaan program dilakukan melalui permainan atau bermain. Situasi ini membuat anak senang melakukan berbagai aktivitas. Dari berbagai aktivitas. Dari berbagai aktivitas yang dilakukannyalah anak berlatih dan memperoleh pengalaman yang membentuk pengetahuan dan kemampuannya. 4 Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak, karena merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pentingnya pendidikan anak usia dini, menuntut pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan perhatian pada anak. Sebab anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan generasi penerus bangsa, namun salah satu permasalahan yang muncul adalah tidak setiap orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam 3 Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi i, 2008), hlm. 581 4 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak- Kanak, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 1 2

mendidik anak di usia dini. Dengan demikian, tidak sedikit orang tua mengalami kekecewaan, karena anak sebagai tumpuan harapan ternyata tidak sesuai yang diharapkan. Lembaga pendidikan pra sekolah antara lain Play Group, Tempat penitipan anak, Taman Kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Qur an, di dalamnya juga masih lemah dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan pada anak, hal itu disebabkan karena rendahnya kualitas sumberdaya manusianya. 5 Taraf kecerdasan anak memang ditentukan oleh berbagai faktor, seperti nutrisi untuk otak, keturunan, lingkungan, cara mendidik anak dan sebagainya. Namun satu hal yang patut diingat oleh orangtua yang bijak adalah memberi kesempatan seluasluasnya pada anak untuk berkembang, tentunya tetap dalam pengawasan orangtua. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh pakar anak, menunjukkan bahwa proses belajar dan pertumbuhan otak anak selama masa usia pra-sekolah mempunyai hubungan yang kuat dengan keberhasilan mereka di masa depan. 6 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 5 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 1-2 6 Prasetyono, Metode Membuat Anak Cerdas Sejak Dini, (Yogjakarta: Garailmu, 2008), hlm. 11-12 3

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan prasekolah membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Sehubungan dengan itu, maka pendidikan anak usia dini bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Upaya yang dilakukan mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi, dan penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini diarahkan dalam rangka pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Agama merupakan faktor penting pada kelangsungan hidup manusia. Tanpa Agama manusia akan hilang arah dan tujuan. Khususnya, Pendidikan agama Islam, pendidikan agama Islam tersebut lebih efektif apabila dilakukan sejak dini. Penanaman pendidikan agama Islam pada anak tahap Golden Age akan lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak usia dini. Sifat anak yang imitatif mendorong mereka melakukan kegiatan 4

yang sama dengan orang tuanya. Dengan penanaman pendidikan agama Islam di PAUD dan pembiasaan di rumah dengan bimbingan orang tua mereka diharapkan anak menjadi lebih rajin dalam beribadah kelak setelah mereka dewasa. Kurangnya pengetahuan agama pada orang tua anak didik kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam juga mempengaruhi karakter dan keagamaan anak setelah mereka dewasa. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anakanaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun (batita). Seorang bayi yang baru lahir sangat tergantung dari lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga khususnya orang tua ayah dan ibunya. Peran aktif orang tua tersebut, merupakan usaha secara langsung terhadap anak dan peran lain yang penting dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama dijumpai anak. Melalui pengamatan oleh anak terhadap berbagai perilaku yang ditampilkan secara berulang-ulang dalam keluarga, interaksi antara ayah-ibu, kakak, dan orang dewasa lainnya anak akan belajar dan mencoba menirunya dan kemudian menjadi ciri kebiasaan atau kepribadiannya. Nilai-nilai pendidikan mulai diterapkan kepada anak sehingga terinternalisasi dalam kepribadian dan kebiasaan anak. 7 7 Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 86-87 5

Banyak diantara orangtua tidak pernah mengetahui sejauh mana seorang anak di bawah umur 5 tahun atau usia pra-sekolah mampu belajar. Tidak banyak yang diketahui oleh orangtua tentang apa yang terjadi dalam benak mereka selama masa tersebut saat tubuhnya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang cukup pesat. Peran orang tua dalam mendidik anak terkandung dalam firman Allah:. Hai orang-orang yang beriman, periharalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu ; Diatasnya malaikat-malaikat yang kasar-kasar, yang keras-keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka yang mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-tahrim: 6). Ayat tersebut menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), itu bukan berarti hanya tertuju pada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan laki-laki (ibu dan ayah) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orangtua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas hlm. 176-177 8 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 6

kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis. 9 Pendidikan Islam pada anak usia dini sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., cerdas, terampil memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu sendiri sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia. 10 Pada anak usia dini dibutuhkan suatu penanaman nilai. Dari perbuatan mendidik dan para pendidik, dapat diketahui bahwa nilai-nilai kependidikan terjelma secara langsung ataupun tidak langsung dalam setiap keputusan yang diambil oleh pendidik. Nilai-nilai tersebut berhubungan dengan proses dan tujuan pendidikan dari banyak sudut, seperti dengan isi kurikulum, tujuan pengajaran berbagai mata pelajaran, dasar-dasar seleksi dan pengelompokan siswa, motivasi pengajaran, dan dimensi-dimensi proses pendidikan lainnya. Hubungan yang erat antara nilai itu dilihat dari sudut tujuan pendidikan. Ketika pendidik membatasi nilai pendidikan. Melalui pembatasan itulah dapat dilihat apa yang akan diperbuat 9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, hlm. 177-178 10 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 3 7

oleh pendidik atau sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh nilai terhadap proses pendidikan, seseorang cukup mengingat apa yang dilakukan guru ketika memilih metode reward atau punishment atau salah satu metode mengajar. 11 Untuk itu dalam penelitian skripsi adalah Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Dengan Menggunakan Metode Pemahaman dan Penalaran (al-ma rifah wa al-nazhariyyah), Metode Nasihat/Penyuluhan (al-maw idzhah), Metode Latihan Perbuatan (al-mumarisah al- amaliyyah), Metode Keteladanan (al-uswah) yaitu PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal sebagai objek penelitian. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Materi apa yang diajarkan dalam Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Dengan Menggunakan Metode Pemahaman dan Penalaran (alma rifah wa al-nazhariyyah), Metode Nasihat/Penyuluhan (al-maw idzhah), Metode Latihan Perbuatan (al-mumarisah al- amaliyyah), Metode Keteladanan (al-uswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal? 2. Bagaimanakah Pelaksanaan Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Dengan 11 Hery Noer Aly, dkk, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm. 133-134 8

Menggunakan Metode Pemahaman dan Penalaran (alma rifah wa al-nazhariyyah), Metode Nasihat/Penyuluhan (al-maw idzhah), Metode Latihan Perbuatan (al-mumarisah al- amaliyyah), Metode Keteladanan (al-uswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal? 3. Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (al-ma rifah wa al-nazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (al-maw idzhah), metode latihan perbuatan (al-mumarisah alamaliyyah), metode keteladanan (al-uswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah untuk memperoleh pemahaman tentang penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (al-ma rifah wa al-nazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (almaw idzhah), metode latihan perbuatan (al-mumarisah alamaliyyah), metode keteladanan (al-uswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal. Dari tujuan tersebut dapat dikembangkan lagi tujuan penulisan skripsi ini adalah: 9

a. Untuk mengetahui materi penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (alma rifah wa al-nazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (al-maw idzhah), metode latihan perbuatan (almumarisah al- amaliyyah), metode keteladanan (aluswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal b. Untuk mengetahui pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (alma rifah wa al-nazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (al-maw idzhah), metode latihan perbuatan (almumarisah al- amaliyyah), metode keteladanan (aluswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal. c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (al-ma rifah wa alnazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (almaw idzhah), metode latihan perbuatan (al-mumarisah alamaliyyah), metode keteladanan (al-uswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal. 10

2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis 1) Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pembelajaran penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini. 2) Untuk menambah pengetahuan dalam penggunaan metode yang sesuai pada penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini. b. Secara praktis 1) Bagi sekolahan Bagi sekolahan, untuk meningkatkan kualitas penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode pemahaman dan penalaran (al-ma rifah wa alnazhariyyah), metode nasihat/penyuluhan (almaw idzhah), metode latihan perbuatan (almumarisah al- amaliyyah), metode keteladanan (aluswah) di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal. 2) Bagi guru a) Sebagai motivator dalam peningkatan kualitas kerja guru di PAUD Harapan Bangsa 03 Lanji Patebon Kendal tahun ajaran 2013-2014. b) Sebagai pengalaman pertama dalam berkarya ilmiah. 11

3) Bagi peserta didik a) Sebagai tambahan materi dalam pembelajaran penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini. b) Sebagai tolak ukur atau evaluasi keberhasilan siswa dalam pembelajaran penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini. 12