BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wilayah Negara Dalam Hukum Internasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN OPERASI PENGAMANAN BAGI

BAB III REALISASI DELINEASI BATAS LAUT

xvii MARITIM-YL DAFTAR ISI

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Pembagian Wilayah Laut

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 5. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan evolusi batas maritim nasional di Indonesia

BAB 3 PROSES REALISASI PENETAPAN BATAS LAUT (ZONA EKONOMI EKSKLUSIF) INDONESIA DAN PALAU DI SAMUDERA PASIFIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

No b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DASAR TEORI. Dalam UNCLOS 1982 disebutkan adanya 6 (enam) wilayah laut yang diakui dan ditentukan dari suatu garis pangkal yaitu :

IMPLEMENTASI BATAS WILAYAH dan KEPULAUAN TERLUAR INDONESIA terhadap KEDAULATAN NKRI

Hukum Laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

PERKEMBANGAN TERAKHIR BATAS MARITIM INDONESIA DENGAN NEGARA TETANGGA

Ketika Capres bicara Kedaulatan, Batas Maritim dan Laut China Selatan. I Made Andi Arsana, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

TINJAUAN HUKUM LAUT TERHADAP WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Hukum Internasional Kl Kelautan. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Gambar 2. Zona Batas Maritim [AUSLIG, 2004]

UNCLOS I dan II : gagal menentukan lebar laut territorial dan konsepsi negara kepulauan yang diajukan Indonesia

BAB III PENENTUAN GARIS BATAS MARITIM INDONESIA SINGAPURA PADA SEGMEN TIMUR MENGGUNAKAN PRINSIP EKUIDISTAN

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STATUS PULAU BUATAN YANG DIBANGUN DI DALAM ZONA EKONOMI EKSKLUSIF TERHADAP PENETAPAN LEBAR LAUT TERITORIAL DAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

Perkembangan Hukum Laut dan Wilayah Perairan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN RUANG KAWASAN PERBATASAN LAUT

MENEGOSIASIKAN BATAS WILAYAH MARITIM INDONESIA DALAM BINGKAI NEGARA KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Terhadap Penentuan Datum, Titik Dasar dan Garis Pangkal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah merupakan salah satu dari tiga unsur mutlak yang harus dimiliki oleh suatu negara. Malcolm N.

BAB III PENETAPAN BATAS ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA - FILIPINA DI LAUT SULAWESI. Tabel 3.1 Tahapan Penetapan Batas Laut

Studi Penentuan Batas Maritim Antara Dua Negara Berdasarkan Undang Undang yang Berlaku di Dua Negara yang Bersangkutan (Studi Kasus : NKRI dan RDTL)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

KONFLIK PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Kasus: Sengketa Blok Ambalat) Moch Taufik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tunjangan Operasi Pengamanan. Petugas. Pulau Kecil. Terluar.

BAB I PENDAHULUAN. berkelahi di laut dan saling bakar kapal-kapal penangkap ikannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah hukum. Di Indonesia, salah satu masalah hukum

PENERAPAN UNCLOS 1982 DALAM KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN NASIONAL, KHUSUSNYA ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA. Oleh : Ida Kurnia * Abstrak

SISTEMATIKA PEMAPARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kata Kunci : Yurisdiksi Indonesia, Penenggelaman Kapal Asing, UNCLOS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Perundingan Batas Maritim Indonesia Singapura

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 9. A. TUJUAN AJAR: Dapat menjelaskan Aspek Geospasial dalam Metode Delimitasi Batas Maritim

BAB IV ANALISIS. 4.1Analisis Peta Dasar yang Digunakan

PENGARUH PULAU PULAU TERLUAR TERHADAP PENETAPAN BATAS LAUT INDONESIA

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Persengketaan muncul akibat penerapan prinsip yang berbeda terhadap penetapan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

I. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) MINGGU 7

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS BATAS-BATAS MARITIM ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN MALAYSIA

Masalah Penetapan Batas Landas Kontinen dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Oleh : Danar Widiyanta 1

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

BAB III LARANGAN MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA DAN SANKSI HUKUMNYA

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN PERBATASAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN KEDAULATAN

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. Ambalat adalah blok laut seluas Km2 yang terletak di laut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki sejarah

Kajian Landas Kontinen Ekstensi Batas Maritim Perairan Barat Laut Sumatra

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Perkembangan Hukum Laut Internasional

IUU FISHING DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA. Oleh Prof. Dr. Hasjim Djalal. 1. Wilayah perbatasan dan/atau kawasan perbatasan atau daerah perbatasan

BAB III PENUTUP. tahun 2006 tentang tim nasional pembakuan rupa bumi. Saat ini ada

PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN INDONESIA. Eka Djunarsjah dan Tangguh Dewantara. Departemen Teknik Geodesi FTSP ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132

BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI BATAS WILAYAH SUATU NEGARA. A. Sejarah Perkembangan Hukum Laut Internasional

xii hlm / 14 x 21 cm

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ASPEK HUKUM LAUT INTERNASIONAL TERKAIT DENGAN REKLAMASI. Retno Windari Poerwito

LAPORAN AKHIR PENYELARASAN NASKAH AKADEMIK

BAB III IMPLEMENTASI ASPEK GEOLOGI DALAM PENENTUAN BATAS LANDAS KONTINEN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. samudera Hindia dan samudera Pasifik dan terletak di antara dua benua yaitu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LANDAS KONTINEN INDONESIA

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

PEMBAGIAN ZONA MARITIM BERDASARKAN KONVENSI HUKUM LAUT PBB (UNCLOS 82)

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the La

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang memiliki struktur

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara perbatasan laut dengan sepuluh negara tetangga, diantaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, India, Thailand, Australia, dan Palau. Hal ini tentunya sangat erat kaitannya dengan masalah penegakan kedaulatan dan hukum di laut, pengelolaan sumber daya alam serta pengembangan ekonomi kelautan suatu negara. Penentuan batas laut menjadi sangat penting bagi Indonesia, karena sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga di wilayah laut. Batas laut tersebut diukur berdasarkan garis pangkal yang menghubungkan titiktitik dasar yang terletak di pantai terluar dari pulau-pulau terluar wilayah NKRI. Dalam konvensi hukum laut PBB, United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dalam Pembukaan dijelaskan bahwa, kedaulatan suatu negara maritim dapat meluas hingga ke wilayah laut diluar wilayah daratan dan perairan pedalaman, dimana negara tersebut mempunyai hak untuk penggunaan sumber daya alam, konservasi alam, penelitian dan memanfaatkan laut untuk kepentingan damai lainnya. Untuk hal tersebut kedaulatan atas laut dilaksanakan tunduk pada konvensi dan aturan hukum internasional lainnya. pun batas-batas maritim yang tertuang dalam UNCLOS 1982 meliputi batasbatas Laut Teritorial (Territorial Sea), batas-batas Perairan Zona Ekonomi Eksklusif/ZEE (Economic Exclusive Zone), dan batas-batas Landas Kontinen (Continental Shelf). Dengan demikian, adanya kejelasan batas wilayah dapat dijadikan alat legitimasi dalam menjalin hubungan berbangsa dan bernegara. 1

Apabila dua negara pantai saling berhadapan dan dipisahkan oleh laut yang dimana batas maritim tertentu antara kedua negara tersebut saling bertampalan maka akan dilakukan penarikan garis batas laut sama jarak ( pasal 15 UNCLOS). Metode yang kedua adalah menggunakan konsep proporsionalitas.,penggunaan konsep proporsionalitas merupakan aplikasi praktis dari penyelesaian secara adil (equitable solution) yang terdapat dalam UNCLOS 1982, di samping prinsip ekuidistan (equidistan)atau sama jarak yang memang terdapat dalam UNCLOS 1982. Prinsip proporsionalitas akan memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan prinsip ekuidistan, karena metode ini benar-benar mempertimbangkan karakteristik geografis dari kedua negara pantai, sehingga penarikan batasnya tidak lagi sama jarak, melainkan sesuai dengan proporsi kondisi geografis yang ada dari kedua negara pantai tersebut. Namun, dalam TALOS edisi tahun 2006 Bab 6, hanya dijelaskan detail penetapan batas laut kepada antar negara pantai dengan prinsip ekuidistan, tidak ada detail untuk kasus penetapan batas laut untuk antar negara kepulauan. Kemudian, untuk konsep proporsionalitas pada TALOS 2006 Bab 6, hanya disinggung sedikit, tidak ada penjelasan detail, terutama untuk kasus antar negara kepulauan. Sehingga, diperlukan suatu kajian penetapan batas laut antar negara kepulauan dengan prinsip ekuidistan dan proporsionalitas, dengan suatu studi kasus yang melibatkan Indonesia dengan negara kepulauan lain. Dan salah satu kasus yang relevan dikaji yaitu kasus penetapan batas laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia-Filipina dimana permasalahannya dapat dijabarkan dalam tabel1.1. 2

Tabel 1.1: Permasalahan Perbatasan Wilayah Laut Indonesia-Filipina No. Materi Indonesia Filipina Keterangan 1 Kelompok Negara Kepulauan Kepulauan UNCLOS 1982 2 Base Point Basepoint Filipina perlu dikaji ulang berdasarkan UNCLOS 1982 3 Baselines perlu dikaji ulang berdasarkan UNCLOS 1982 4 Trijunction Point Belum 5 Batas ZEE Belum 6 Batas landas Belum kontinen Belum Belum - Perlu ditentukan Perlu dianalisa atau dikaji apakah garis batas ZEE tersebut disamakan dengan garis batas Landas Kontinen Perlu dianalisa atau dikaji apakah garis batas Landas Kontinen tersebut disamakan dengan garis batas ZEE Sumber: Hasil kajian Direktorat Kelembagaan Internasional, Departemen Kelautan & Perikanan 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji bagaimana proses penentuan batas laut antar negara kepulauan dan mengkaji proses penentuan tersebut dengan menggunakan data-data yang berupa peta laut, hukum laut yang berlaku bagi kedua negara tersebut dengan menggunakan suatu studi kasus dan literatur yang pernah dibuat mengenai masalah ini. 3

1.3 Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup dalam mengerjakan tugas akhir ini adalah: - Wilayah yang akan dijadikan sebagai daerah studi kasus Penetapan Batas Laut antar negara kepulauan - Studi literatur mengenai proses Penetapan Batas Laut antar negara kepulauan ini baik itu dengan contoh kasus yang ada maupun simulasi yang pernah dilakukan - Identifikasi dan pengolahan data-data pengamatan yang diperoleh yakni data peta laut antar kedua negara, data titik baseline yang digunakan untuk penarikan batas, - Identifikasi aspek teknis dan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Penetapan Batas Laut antar negara kepulauan - Analisis hasil dari kegiatan identifikasi yang dilakukan sebelumnya 1.4 Metodologi Penelitian Metodologi penulisan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah studi literatur, identifikasi objek yang ada dilapangan, pengumpulan data, pengolahan data, identifikasi semua aspek teknis dan hukum mengenai proses Penetapan Batas Laut antar negara kepulauan, analisis, serta pembuatan kesimpulan dan saran. Studi literatur dilakukan dengan menggunakan berbagai referensi yang ada, seperti buku-buku yang ada di dan internet. Jurnal ilmiah, dan artikel. Sedangkan tahap identifikasi objek yang ada dilapangan dan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Kegiatan selanjutnya dapat dilakukan bersamaan baik itu pengolahan data maupun studi literatur, sehingga pada saat proses penetapan garis pantai ini telah sesuai dengan aspek teknis dan hukum yang telah ditetapkan. Secara sistematis, metodologi yang saya gunakan pembahasan tugas akhir ini dapat digambarkan dalam gambar 1.1: 4

Tidak Ya Gambar 1.1 Metodologi Penelitian 5

1.5 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I BAB II PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, metodologi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir ini. DASAR TEORI Bab ini menjelaskan mengenai prinsip dasar penentuan garis batas laut dari garis pangkal yang ada beserta aspek tenis yang berupa teori dan hukum yang melandasi penentuan tersebut beserta contoh kasus yang ada. BAB III REALISASI PENETAPAN BATAS LAUT Bab ini menjelaskan bagaimana proses penarikan garis batas laut berdasarkan aspek teknis dan hukum yang dimuat. BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan mengenai analisis hasil proses penentuan penarikan garis batas laut yang dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diambil oleh penulis dari tugas akhir yang dikerjakan beserta saran-saran yang bersifat membangun yang dapat diajukan. 6