PELATIHAN PENATALAKSANAAN KEKERASAN TERHADAP ANAK (KtA) Untuk Mewujudkan Puskesmas Mampu Tata Laksana Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Trenggalek Latar belakang Salah satu masalah kesehatan anak yang saat ini sering terjadi adalah terjadinya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan ( KtA/KtP ). Anak dalam hal ini adalah anak yang telah memulai kehidupan yaitu sejak dalam kandungan sampai dengan 18 tahun. Akibat dari kekerasan yang terjadi, tidak hanya akan mempengaruhi perkembangan anak secara fisik tetapi juga akan berpengaruh secara psikis. Oleh karena itu, anak yang mengalami kekerasan baik dalam keluarga atau di masyarakat harus mendapatkan penanganan yang tepat sehingga pengaruh negatif akibat kekerasan tersebut dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.oleh karena itu Puskesmas dalam menyediakan pelayanan kesehatan pada korban kekerasan terhadap perempuan dan / atau anak harus mampu memberikan pelayanan secara komprehensif dan berkualitas.untuk itu maka di kabupaten Trenggalek telah melaksanakan pelatihan penatalakasanaan Kekerasan terhadap Anak bagi Tim KtA di 22 Puskesmas yang telah siap melayani,penatalaksanaan kasus kekerasan terhadap anak (KtA) yang diselenggarakan bulan Oktober 2014. Puskesmas yang memberikan pelayanan,untuk meminimalkan munculnya kasus Kekerasan Anak diharapkan masyarakat juga mempunyai pemahaman dan kesadaran tentang kasus kasus Kekerasan Terhadap Anak ( KtA ) yang terjadi di sekitar kita.karena kondisi saat ini kasus kekerasan di masyarakat khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak,cenderung meningkat dari tahun ke tahun.kasus yang muncul ke permukaan masih terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah kasus yang sebenarnya.fenomenagunung es ini terjadi antara lain karena kesadaran korban kekerasan / keluarga untuk melaporkan kasusnya masih sangat rendah dan kurangnya sensitivitas tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan.hanya sebagian kecil kasus kekerasan yang dilaporkan karena sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa kasus KtP/A adalah aib,dan merupakan masalah domestik dalam keluarga,yang tidak pantas diketahui orang lain.
Sebagai payung hukum dalam setiap langkah upaya pelayanan perlindungan terhadap anak Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) PerserikatanBangsa Bangsa melalui Keputusan Presiden No 36 tahun 1990, yang selanjutnya diperkuat dengan pengesahan Undangundang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tujuan pelatihan penatalakasanaan Kekerasan terhadap Anak (KtA) 1. Tersedianya Puskesmas mampu tatalaksana penanggulangan korban KtP/A secara komprehensif dalam rangka meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak. 2. Tersedianya standar pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A di Puskemas 3. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan dalam manajemen penanganan dan tatalaksana pelayanan kesehatan kasus KtP/A. 4. Meningkatnya kemitraan dan kerjasama jejaring lintas sektor dalam penanganak korban KtA secara komprehensif. Hal hal yang termasuk dalam Kekerasan terhadap Anak ( KtA ) : Kekerasan terhadap Anak (KtA) Semua bentuk tindakan /perilaku menyakitkan secara fisik ataupun emosional penyalahgunaan seksual,trafiking, penelantaran, ekploitasi komersial,termasuk ekploitasi komersial seksual anak. yang mengakibatkan cidera dan kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,tumbuh kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks pelecehan seksual maupun berbagai bentuk pemaksaan hubungan yang disebut sebagai perkoasaan.
Kekerasan Fisik Anak Adalah kekerasan mengakibatkan cidera fisik nyata ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari interaksi atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan posisi tanggungjawab, kepercayaan atau kekuasaan. Kekerasan Seksual Anak Adalah pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana ia sendiri tidak sepenuhnya paham atau tidak mampu memberi persetujuan, yang ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk memberikan kepuasan bagi oran tersebut. Kekerasan Psikis pada Anak Adalah suatu perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan atausangat mungkin akan Mengakibatkan gangguan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual moral dan sosial,misalnya pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan,mencemarkan, mengkambing hitamkan, mengancam,menakut-nakuti,mendiskriminasi,mengejek atau menertawakan anak,atau perlakuan kasar lain atau penolakan. Penelantaran Anak Adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak,seperti: kesehatan,pendidikan,perkembangan,emosional, nutrisi,rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang aman dan layak. Eksploitasi perempuan dan anak. Adalah penggunaan perempuan dan atau anak dalam pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntungan orang lain, termasuk pekerja perempuan dan/atau anak, serta prostitusi. Perdagangan Orang/ Trafiking Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan,pengangkatan,penampungan, pengiriman,pemindahan ataupenerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TRENGGALEK : 1. Melakukan advokasi dan sosialisasi program KtP/A
2. Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit dalammempersiapkan pelayanan rujukan di RS Kabupaten sebagai Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) / Pusat KrisisTerpadu (PKT) di RS dr. Soedomo Trenggalek, dan Kepoliasian Resort Trenggalek dan BP3AKB 3. Melaksanakan pelatihan tenaga kesehatan Puskesmas dan RS yang akan dikembangkan menjadisarana pelayanan mampu tatalaksana kasus KtP/A. 4. Berperan aktif sebagai anggota jejaring pelayanan KtP/A 5. Melaksanakan bimbingan teknis,supervisi dan evaluasi PERAN PUSKESMAS: Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanankesehatan berperan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi korban KtA, untuk itu Puskesmas harus mampu dalam manajemen pengembangan untuk menjadi Puskesmas Mampu Tatalaksana Kasus KtA. Fungsi manajemen di tingkat Puskesmas dalam tatalaksana kasus KtA meliputi : 1. Mengumpulkan data informasi kasus yang ada diwilayah setempat dengan menggunakan daftar tilik 2. Mengumpulkan analisa data dan pemetaan sesuai hasil pengumpulan data dan informasi. 3. Menyusun rencana kerja 4. Melaksanakan sosialisasi secara internal yaitu untuk seluruh petugas Puskesmas yang tidak mengikuti pelatihan dan sosialaisasi Ekternal untuk masyarakat luas di wilayah Puskesmas. 5. Menyiapkan petugas yang telah terlatih untuk pelayanan dan sarana prasarana. 6. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis,serta Rujukan baik Rujukan medis ke RS /PPT / PKT maupun Rujukan Non Medis Ke lembaga penegak Hukum 9 Kepolisian ) / ataupun rukujan psikososial ke Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) ataupun Pusat Pelayannan Terpadu perlindungan Perempauan dan Anak ( P2TP2A) di badan pemberdayaan Perempuan dan anak Trenggalek, sebagai Jejaring yang ikut menangani Kekerasan terhadap Anak.
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN Standar pelayanan kesehatan dalam penanganan kasus KtP/A agak beda dengan standar pelayanan kesehatan pada umumnya, Selain mencakup aspek pelayanan medis secarakomprehensif, juga harus mencakup aspek pelayanan medikolegal dan psikososial, sehingga penanganannya tidak mungkin dikerjakan sendiri, harus bekerjasama dengan lintas program dan sektor terkait melalui jejaring. Dalam penanganan kasus KtP/A perhatikan hal-hal sebagai berikut: a.merahasiakan identitas pelapor demi keamanannya b.lindungi korban dari pelaku dan upaya bunuh diri c.laporkan kejadian kekerasan kepada pihak yangberwenang dengan persetujuan korban. Bila terdapat ancaman pembunuhan, ancaman kepada anak atau wajib lapor lainnya,tenaga kesehatan dapat melaporkan kasusnya tanpa harus minta persetujuan. d.s e d i a k a n penanganan medis komprehensif. e.perhatikan kondisi keluarga demi keamanan korban f. Rujuk ke jejaring untuk pendampingan paripurna dan penanganan aspek non-medis g.dahulukan kepentingan terbaik bagi anak, baik sebagai korban maupun pelaku Seksi Kesehatan Anak Usia sekolah Remaja dan Usila Dinas Kesehatan kabupaten Trenggalek.