PELATIHAN PENATALAKSANAAN. KEKERASAN TERHADAP ANAK (KtA)

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA. No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PROPINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR: 119/ 674 /2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT PELAYANAN TERPADU DAN RUMAH AMAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. akademik, bahkan menjadi rumah kedua bagi anak. Namun, kenyataannya justru

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BA BUPATI BANYUWANGI NYUWANGI

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

: Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada diktum kedua, Pusat Pelayanan Terpadu tersebut dibantu oleh Sekretariat Tetap dan 3 (tiga) Divisi

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

-2- dialami pihak korban dalam bentuk pemberian ganti rugi dari pelaku atau Orang Tua pelaku, apabila pelaku merupakan Anak sebagai akibat tindak pida

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 38 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 897 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Institute for Criminal Justice Reform

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 78 TAHUN 2012

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN TERHADAP TINDAK KEKERASAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DI KABUPATEN BANYUWANGI

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kasus-kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini menunjukkan adanya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Karakteristik Anak Usia Sekolah

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

PELATIHAN PENATALAKSANAAN KEKERASAN TERHADAP ANAK (KtA) Untuk Mewujudkan Puskesmas Mampu Tata Laksana Kekerasan Terhadap Anak di Kabupaten Trenggalek Latar belakang Salah satu masalah kesehatan anak yang saat ini sering terjadi adalah terjadinya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan ( KtA/KtP ). Anak dalam hal ini adalah anak yang telah memulai kehidupan yaitu sejak dalam kandungan sampai dengan 18 tahun. Akibat dari kekerasan yang terjadi, tidak hanya akan mempengaruhi perkembangan anak secara fisik tetapi juga akan berpengaruh secara psikis. Oleh karena itu, anak yang mengalami kekerasan baik dalam keluarga atau di masyarakat harus mendapatkan penanganan yang tepat sehingga pengaruh negatif akibat kekerasan tersebut dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.oleh karena itu Puskesmas dalam menyediakan pelayanan kesehatan pada korban kekerasan terhadap perempuan dan / atau anak harus mampu memberikan pelayanan secara komprehensif dan berkualitas.untuk itu maka di kabupaten Trenggalek telah melaksanakan pelatihan penatalakasanaan Kekerasan terhadap Anak bagi Tim KtA di 22 Puskesmas yang telah siap melayani,penatalaksanaan kasus kekerasan terhadap anak (KtA) yang diselenggarakan bulan Oktober 2014. Puskesmas yang memberikan pelayanan,untuk meminimalkan munculnya kasus Kekerasan Anak diharapkan masyarakat juga mempunyai pemahaman dan kesadaran tentang kasus kasus Kekerasan Terhadap Anak ( KtA ) yang terjadi di sekitar kita.karena kondisi saat ini kasus kekerasan di masyarakat khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak,cenderung meningkat dari tahun ke tahun.kasus yang muncul ke permukaan masih terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah kasus yang sebenarnya.fenomenagunung es ini terjadi antara lain karena kesadaran korban kekerasan / keluarga untuk melaporkan kasusnya masih sangat rendah dan kurangnya sensitivitas tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan.hanya sebagian kecil kasus kekerasan yang dilaporkan karena sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa kasus KtP/A adalah aib,dan merupakan masalah domestik dalam keluarga,yang tidak pantas diketahui orang lain.

Sebagai payung hukum dalam setiap langkah upaya pelayanan perlindungan terhadap anak Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) PerserikatanBangsa Bangsa melalui Keputusan Presiden No 36 tahun 1990, yang selanjutnya diperkuat dengan pengesahan Undangundang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tujuan pelatihan penatalakasanaan Kekerasan terhadap Anak (KtA) 1. Tersedianya Puskesmas mampu tatalaksana penanggulangan korban KtP/A secara komprehensif dalam rangka meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak. 2. Tersedianya standar pelayanan kesehatan bagi korban KtP/A di Puskemas 3. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan dalam manajemen penanganan dan tatalaksana pelayanan kesehatan kasus KtP/A. 4. Meningkatnya kemitraan dan kerjasama jejaring lintas sektor dalam penanganak korban KtA secara komprehensif. Hal hal yang termasuk dalam Kekerasan terhadap Anak ( KtA ) : Kekerasan terhadap Anak (KtA) Semua bentuk tindakan /perilaku menyakitkan secara fisik ataupun emosional penyalahgunaan seksual,trafiking, penelantaran, ekploitasi komersial,termasuk ekploitasi komersial seksual anak. yang mengakibatkan cidera dan kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,tumbuh kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks pelecehan seksual maupun berbagai bentuk pemaksaan hubungan yang disebut sebagai perkoasaan.

Kekerasan Fisik Anak Adalah kekerasan mengakibatkan cidera fisik nyata ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari interaksi atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan posisi tanggungjawab, kepercayaan atau kekuasaan. Kekerasan Seksual Anak Adalah pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana ia sendiri tidak sepenuhnya paham atau tidak mampu memberi persetujuan, yang ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk memberikan kepuasan bagi oran tersebut. Kekerasan Psikis pada Anak Adalah suatu perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan atausangat mungkin akan Mengakibatkan gangguan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual moral dan sosial,misalnya pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan,mencemarkan, mengkambing hitamkan, mengancam,menakut-nakuti,mendiskriminasi,mengejek atau menertawakan anak,atau perlakuan kasar lain atau penolakan. Penelantaran Anak Adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak,seperti: kesehatan,pendidikan,perkembangan,emosional, nutrisi,rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang aman dan layak. Eksploitasi perempuan dan anak. Adalah penggunaan perempuan dan atau anak dalam pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntungan orang lain, termasuk pekerja perempuan dan/atau anak, serta prostitusi. Perdagangan Orang/ Trafiking Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan,pengangkatan,penampungan, pengiriman,pemindahan ataupenerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TRENGGALEK : 1. Melakukan advokasi dan sosialisasi program KtP/A

2. Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit dalammempersiapkan pelayanan rujukan di RS Kabupaten sebagai Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) / Pusat KrisisTerpadu (PKT) di RS dr. Soedomo Trenggalek, dan Kepoliasian Resort Trenggalek dan BP3AKB 3. Melaksanakan pelatihan tenaga kesehatan Puskesmas dan RS yang akan dikembangkan menjadisarana pelayanan mampu tatalaksana kasus KtP/A. 4. Berperan aktif sebagai anggota jejaring pelayanan KtP/A 5. Melaksanakan bimbingan teknis,supervisi dan evaluasi PERAN PUSKESMAS: Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanankesehatan berperan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi korban KtA, untuk itu Puskesmas harus mampu dalam manajemen pengembangan untuk menjadi Puskesmas Mampu Tatalaksana Kasus KtA. Fungsi manajemen di tingkat Puskesmas dalam tatalaksana kasus KtA meliputi : 1. Mengumpulkan data informasi kasus yang ada diwilayah setempat dengan menggunakan daftar tilik 2. Mengumpulkan analisa data dan pemetaan sesuai hasil pengumpulan data dan informasi. 3. Menyusun rencana kerja 4. Melaksanakan sosialisasi secara internal yaitu untuk seluruh petugas Puskesmas yang tidak mengikuti pelatihan dan sosialaisasi Ekternal untuk masyarakat luas di wilayah Puskesmas. 5. Menyiapkan petugas yang telah terlatih untuk pelayanan dan sarana prasarana. 6. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis,serta Rujukan baik Rujukan medis ke RS /PPT / PKT maupun Rujukan Non Medis Ke lembaga penegak Hukum 9 Kepolisian ) / ataupun rukujan psikososial ke Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) ataupun Pusat Pelayannan Terpadu perlindungan Perempauan dan Anak ( P2TP2A) di badan pemberdayaan Perempuan dan anak Trenggalek, sebagai Jejaring yang ikut menangani Kekerasan terhadap Anak.

STANDAR PELAYANAN KESEHATAN Standar pelayanan kesehatan dalam penanganan kasus KtP/A agak beda dengan standar pelayanan kesehatan pada umumnya, Selain mencakup aspek pelayanan medis secarakomprehensif, juga harus mencakup aspek pelayanan medikolegal dan psikososial, sehingga penanganannya tidak mungkin dikerjakan sendiri, harus bekerjasama dengan lintas program dan sektor terkait melalui jejaring. Dalam penanganan kasus KtP/A perhatikan hal-hal sebagai berikut: a.merahasiakan identitas pelapor demi keamanannya b.lindungi korban dari pelaku dan upaya bunuh diri c.laporkan kejadian kekerasan kepada pihak yangberwenang dengan persetujuan korban. Bila terdapat ancaman pembunuhan, ancaman kepada anak atau wajib lapor lainnya,tenaga kesehatan dapat melaporkan kasusnya tanpa harus minta persetujuan. d.s e d i a k a n penanganan medis komprehensif. e.perhatikan kondisi keluarga demi keamanan korban f. Rujuk ke jejaring untuk pendampingan paripurna dan penanganan aspek non-medis g.dahulukan kepentingan terbaik bagi anak, baik sebagai korban maupun pelaku Seksi Kesehatan Anak Usia sekolah Remaja dan Usila Dinas Kesehatan kabupaten Trenggalek.