DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online:

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

DIAGNOSA KEGAGALAN RODA GIGI BERBASIS SINYAL GETARAN MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB III METODE PENELITIAN

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

UNIVERSITAS DIPONEGORO DETEKSI KAVITASI POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN TUGAS SARJANA FELLY ANTA L2E

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

Deteksi Cacat Bantalan Bola Pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Spektrum Getaran

Perencanaan Roda Gigi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

BAB I PENDAHULUAN. sebuah sistem kerja pada suatu instalasi mesin. Getaran yang berlebih

Analisis Penurunan Efisiensi Motor Listrik Akibat Cacat Pada Bantalan A. Widodo 1, a *, N. Sinaga 2,b dan M. Muchlis 3,c

Abstrak. Kata kunci: pisau, tipe bevel, pemotongan, tajam, tumpul, pegas daun

Hasil dan Analisis. f brb. Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau

METODE DETEKSI KERUSAKAN IMPELLER PADA POMPA SENTRIFUGAL BERBASIS DOMAIN FREKUENSI SINYAL GETARAN

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

DIAGNOSA KEGAGALAN RODA GIGI BERBASIS SINYAL AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN RODA GIGI

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK

TUGAS AKHIR BIDANG PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI MESIN

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik

MENDETEKSI KERUSAKAN BANTALAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL VIBRASI

MISALIGNMENT KOPLING DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN KONDISI STEADY STATE MENGGUNAKAN METODE REVERSE

METODE DETEKSI KERUSAKAN ELEMEN BOLA PADA BANTALAN BOLA TIPE DOUBLE ROW BERBASIS SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR

PEMICU 1 29 SEPT 2015

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMANTAUAN KONDISI MESIN DENGAN EKSTRAKSI FITUR SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR ANGGA DWI SAPUTRA L2E

Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor

PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BACKWARD INCLINED BLADE BLOWER KARENA PERUBAHAN KECEPATAN

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

DIAGNOSA KERUSAKAN BANTALAN BOLA MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

Kata kunci : Solenoid, ABS, Frekuensi, penggetar

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

BAB 3 RANCANG BANGUN EKSPERIMEN SISTEM INTERFEROMETER SAGNAC

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance pada Mesin Rotasi. Imam Maolana a, Agus Sifa a

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER

IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Lampiran 1. Hasil pengolahan amplitudo mole plow getar dengan software Corel Photo Paint-12

commit to user BAB II DASAR TEORI

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

ALAT PENGUKUR GETARAN

PENGENALAN POLA GELOMBANG SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN WAVELET PADA AKTIVITAS GUNUNG MERAPI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059 *Email: awid@undip.ac.id ABSTRAK Roda gigi adalah salah satu komponen mesin yang banyak digunakan dalam sistem transmisi daya. Roda gigi meneruskan daya dari motor melalui mekanisme kontak antar gigi-gigi pada gear dengan gigi-gigi pada pinion. Dengan mekanisme ini, diharapkan tidak terjadi slip selama proses transmisi daya berlangsung. Akibat adanya beban kontak dan kondisi operasi, kerusakan roda gigi dapat terjadi baik kerusakan permukaan seperti pitting, scoring maupun gigi patah. Kerusakan tersebut berpengaruh terhadap kinerja roda gigi, timbulnya noise dan getaran yang berlebih. Oleh karena itu, deteksi dini dari kerusakan roda gigi diperlukan karena dapat mengurangi kerugian terjadinya kerusakan yang bersifat katastropik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sinyal getaran domain waktu dan frekuensi roda gigi pada kondisi normal, aus dan patah. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan test rig roda gigi lurus dengan rasio 1:2. Data akuisisi sinyal getaran dilakukan pada putaran 1000 rpm. Analisis sinyal getaran dilakukan dengan time synchronous averaging (TSA), wavelet transform dan cepstrum. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode TSA dan wavelet mampu mendeteksi kerusakan roda gigi serta mampu menentukan lokasi relatif dari cacat roda gigi berdasarkan sudut putar. Metode cepstrum mampu mendetekasi frekuensi kerusakan roda gigi tetapi tidak bisa menentukan lokasi relatif cacat roda gigi berdasar sudut putar. Kata kunci: getaran, diagnosa kerusakan, roda gigi, cepstrum, wavelet, time synchronous averaging. 1. Pendahuluan Roda gigi adalah salah satu komponen mesin yang banyak digunakan dalam sistem transmisi daya. Roda gigi juga merupakan komponen pengubah tingkat putaran poros pada mesin yang dapat mengurangi dan menaikan kecepatan tergantung pada pengaturan gigi. Roda gigi meneruskan daya dari motor melalui mekanisme kontak antar gigi-gigi pada gear dengan gigi-gigi pada pinion. Dengan mekanisme ini, diharapkan tidak terjadi slip selama proses transmisi daya berlangsung. Sistem transmisi daya menggunakan roda gigi telah banyak digunakan pada berbagai jenis penggerak. Kelebihan dari sistem transmisi roda gigi adalah sebagai berikut: 1) Sistem transmisinya lebih ringkas dan kapasitas daya yang dapat diteruskan relatif besar. 2) Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana dan butuh ruang yang kecil. 3) Faktor terjadinya slip sangat kecil sehingga efisiensi pemindahan dayanya tinggi. 4) Keandalannya cukup tinggi, artinya umur pakai cukup lama. 5) Perawatannya mudah. Walaupun demikian, kerusakan atau cacat roda gigi tetap dapat terjadi pada roda gigi yang telah dipakai dalam jangka waktu tertentu. Setiap kerusakan kecil pada roda gigi tersebut menyebabkan kegagalan yang tak terduga pada mesin dan akan menyebabkan kerugian yang signifikan dalam hal waktu dan uang. Deteksi dini dari kerusakan roda gigi dapat mengurangi kerugian tersebut. Salah satu cara mendeteksi dini kerusakan adalah dengan menganalisa sinyal getaran yang dihasilkan dari roda gigi [1]. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi kerusakan roda gigi dengan menggunakan sinyal getaran. Metode dalam analisis sinyal dilakukan dengan time synchronous averaging, wavelet transform dan cepstrum. 2. Bahan dan Metode Penelitian Data akuisisi sinyal getaran dilakukan pada test-rig roda gigi lurus dengan putaran 1000 rpm. Sinyal getaran yang diterima oleh sensor accelerometer selanjutnya akan diolah dengan software VibraQuest untuk menampilkan dan menganalisa sinyal getaran domain waktu dan domain frekuensi. Alat tes rig roda gigi dan instalasi pengujian ditampilkan pada Gambar 1. Pada penelitian ini, sensor yang digunakan adalah akselerometer (tiga buah) dan sebuah tachometer optik yang berfungsi untuk merekam kecepatan putar poros. Sensor akselerometer ini dipasang pada 3 posisi yang berbeda, 2 sensor pada arah radial yang tegak lurus poros masukan dan 1 sensor pada arah aksial yang sejajar dengan poros masukan (Gambar 2). ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75 67

Gambar 1. Instalasi eksperimen pada tes rig roda gigi Vertikal Horizontal Aksial Gambar 2. Posisi sensor getaran pada perangkat uji Data akuisisi sinyal getaran yang dilakukan pada roda gigi dengan variasi kondisi normal, aus, patah setengah gigi, dan patah satu gigi. Rasio kecepatan putar antara gear dengan pinion adalah 1:2. Gear mempunyai jumlah gigi sebanyak 30 gigi dan pinion dengan 15 gigi. Gambar 3. Variasi kondisi kerusakan roda gigi Roda gigi normal adalah benda uji pertama yang di uji, kemudian roda gigi aus, roda gigi patah setengah gigi dan terakhir patah satu gigi. Motor diputar dengan kecepatan 500 rpm dan kemudian akan menghasilkan output sebesar 1000 rpm. Setiap benda uji diambil sampai 10 kali pengambilan data. 68 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75

3. Hasil dan Pembahasan Data hasil pengujian selanjutnya diproses dengan menggunakan software bantu MATLAB. Pemrosesan data hasil pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis sinyal getaran domain waktu dan domain frekuensi. 3.1 Domain Waktu 3.1.1 Analisis TSA dan CWT Sinyal TSA akan menampilkan sinyal asli dengan cara mereduksi noise atau sumber getaran selain dari alat uji [2]. Sehingga kerusakan pada mesin dapat dideteksi dengan detil posisi kerusakan dan besarnya amplitude. Sedangkan prinsip analisis CWT adalah mengetahui fenomena besarnya amplitude sesuai dengan skalanya (dilatasi) [3,4]. 3.1.1.1 Analisis TSA dan CWT pada kondisi normal Gambar 4 menunjukan getaran roda gigi pada kondisi normal memiliki amplitud tertingginya 0.24 Volt yang ditunjukan dengan grafik TSA dengan blok warna merah di putaran 206,3 0. Sedangkan untuk sinyal CWT yang diplotkan dari sinyal TSA dengan menggunakan skala warna dengan nilai gradasi warna 0.118 yang ditunjukan panah warna hijau. Gambar 4. Sinyal TSA dan CWT pada roda gigi kondisi normal 3.1.1.2 Analisis TSA dan CWT pada kondisi aus Gambar 5 menunjukan getaran roda gigi pada kondisi aus memiliki amplitude tertingginya 0.30 volt yang ditunjukan grafik TSA dengan blok warna merah di putaran 112,2 0. Sedangkan untuk sinyal CWT yang diplotkan dari sinyal TSA dengan menggunakan skala warna dengan nilai gradasi warna 0.656 yang ditunjukan panah warna hijau. Gambar 5. Sinyal TSA dan CWT pada roda gigi kondisi aus ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75 69

3.1.1.3 Analisis TSA dan CWT pada kondisi patah setengah gigi Gambar 6 menunjukan getaran roda gigi pada kondisi patah setengah gigi memiliki amplitudo tertingginya 0.25 volt yang ditunjukan grafik TSA dengan blok warna merah di putaran 321,4 0. Sedangkan untuk sinyal CWT yang diplot dari sinyal TSA dengan menggunakan skala warna dengan nilai gradasi warna 0.401 yang ditunjukan panah warna hijau. Gambar 6. Sinyal TSA dan CWT pada roda gigi kondisi patah setengah gigi 3.1.1.4 Analisis TSA dan CWT pada kondisi patah satu gigi Gambar 7 menunjukan getaran roda gigi pada kondisi satu gigi memiliki amplitud tertingginya 0.35 volt yang ditunjukan grafik TSA dengan blok warna merah di putaran 325 0. Sedangkan untuk sinyal CWT yang diplotkan dari sinyal TSA dengan menggunakan skala warna dengan nilai gradasi warna 0.773 yang ditunjukan panah warna hijau. Gambar 7. Sinyal TSA dan CWT pada roda gigi kondisi patah satu gigi 3.1.2 Analisis Sinyal Residual Gambar 8 menunjukan sinyal getaran dengan menggunakan residual signal. Pada gambar 8 tersebut terlihat bahwa untuk kondisi normal memiliki amplitudo 0.16 volt, kondisi aus memiliki amplitude sebesar 0,165 volt, kondisi patah setengah gigi memiliki amplitudo sebesar 0.175 volt dan kondisi patah satu gigi memiliki amplitudo sebesar 0,2231 volt. 70 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75

Gambar 8. Sinyal getaran residual pada roda gigi kondisi normal (1), aus (2), patah setngah gigi (3) dan patah satu gigi (4) 3.2 Domain Frekuensi 3.2.1 Analisa FFT Sinyal getaran pada kondisi roda gigi normal spektrum getarannya menunjukkan 1 kali dan 2 kali RPM di sepanjang gear mesh frequency (GMF) [5,6]. GMF pada kondisi roda gigi normal terlihat berada pada frekuensi 253,5 Hz dengan amplitudo sebesar 0,0035 volt (Gambar 9). GMF tersebut pada umumnya akan memiliki side band yang relatif terhadap kecepatan poros gear. Gambar 9. Sinyal FFT pada kondisi normal Pada kondisi roda gigi yang mengalami keausan memiliki spektrum getaran yang berbeda. Pada kondisi aus, GMF terlihat pada frekuensi 251 Hz dengan amplitudo sebesar 0,0036 volt (Gambar 10). Di sekitar GMF terlihat juga adanya frekuensi side band yang muncul dengan frekuensi yang tinggi. Amplitudo kontak gigi dapat mengalami ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75 71

perubahan ataupun tidak, tetapi munculnya side band dengan frekuensi yang tinggi di sekitar frekuensi kontak gigi biasanya terjadi ketika roda gigi mengalami keausan dan dapat menjadi indikator dari keausan pada roda gigi. Side band bisa menjadi indikator keausan yang baik daripada GMF itu sendiri. Gambar 10. Sinyal FFT pada kondisi aus Pada kondisi roda gigi yang mengalami patah setengah gigi memiliki spektrum getaran yang hampir sama dengan kondisi aus dimana GMF dan frekuensi side band muncul dengan amplitudo yang tinggi. Pada kondisi patah setengah gigi, GMF terlihat pada frekuensi 252,5 Hz dengan amplitudo sebesar 0,0048 volt (Gambar 11). Gambar 11. Sinyal FFT pada kondisi patah setengah gigi Pada kondisi roda gigi yang mengalami patah 1 gigi memiliki spektrum getaran yang hampir sama dengan kondisi patah setengah gigi. Tetapi pada kondisi patah 1 gigi, GMF terlihat pada frekuensi 235 Hz dengan amplitudo sebesar 0,0056 volt (Gambar 12). Terjadi perubahan GMF dari yang sebelumnya berada disekitar frekuensi 250 Hz 72 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75

menjadi disekitar frekuensi 133 Hz. Hal ini terjadi karena adanya patah 1 gigi pada roda gigi tersebut. Perubahan nilai GMF ini dapat mengindikasikan bahwa terjadi crack pada roda gigi. Gambar 12. Sinyal FFT pada kondisi patah satu gigi 3.2.2 Analisa Cepstrum Pada pengolahan data sinyal cepstrum dari sinyal getaran, hasil yang ditamplikan berupa sinyal dari putaran poros [7]. Gambar 13 menunjukkan putaran poros beserta rahmoniknya pada kondisi roda gigi normal. Pada gambar ditunjukkan bahwa pada 1 kali putaran poros waktu yang ditempuh adalah 0,0591 detik dengan besar amplitudo 0,1142 volt. Tidak ada sinyal side band pada sinyal cepstrum kondisi roda gigi normal. Gambar 13. Sinyal cepstrum pada kondisi normal Putaran poros pada kondisi roda gigi aus beserta rahmoniknya ditunjukkan pada Gambar 14. Pada gambar ditunjukkan bahwa pada 1 kali putaran poros waktu yang ditempuh adalah 0,0597 detik dengan besar amplitudo 0,1839 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75 73

volt. Jika diperhatikan pada sinyal cepstrum kondisi roda gigi aus, terlihat adanya sinyal side band yang muncul. Sinyal side band beserta rahmoniknya muncul pada quefrency 0,0297 detik dengan amplitudo 0,4979 volt. Gambar 14. Sinyal cepstrum pada kondisi aus Putaran poros pada kondisi patah setengah gigi beserta rahmoniknya ditunjukkan pada Gambar 15. Pada gambar ditunjukkan bahwa pada 1 kali putaran poros waktu yang ditempuh adalah 0,0593 detik dengan besar amplitudo 0,2221 volt. Tidak ada sinyal side band yang muncul pada sinyal cepstrum kondisi patah setengah gigi. Tetapi jika dibandingkan dengan kondisi roda gigi normal, terlihat adanya perbedaan pada tinggi amplitudo dari sinyal cepstrum. Gambar 15. Sinyal cepstrum pada kondisi patah setengah gigi Putaran poros beserta rahmoniknya pada kondisi kerusakan patah satu gigi ditunjukkan pada Gambar 16. Pada gambar ditunjukkan bahwa pada 1 kali putaran poros waktu yang ditempuh adalah 0,0595 detik dengan besar amplitudo 0,2435 volt. Sama seperti pada kondisi patah setengah gigi, terlihat adanya perbedaan sangat tinggi pada amplitudo dari sinyal cepstrum yang mencapai 2 kali amplitudo pada kondisi roda gigi normal. 74 ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75

Gambar 16. Sinyal cepstrum pada kondisi patah satu gigi Berdasarkan sinyal yang didapatkan dari hasil pengolahan, peningkatan amplitudo yang terjadi pada putaran awal rahmonik poros menunjukkan telah terjadinya kesalahan pada roda gigi. Indikasi dari terjadinya kerusakan pada sinyal cepstrum adalah terjadinya peningkatan amplitudo pada putaran awal dari rahmonik poros. 4. Kesimpulan Karakteristik getaran yang ditunjukkan dengan melalui analisis TSA untuk roda gigi normal memiliki amplitudo yang lebih kecil dibandingkan dengan TSA sinyal getaran roda gigi aus dan patah. Pada analissi CWT, degradasi warna hitam mendominasi kondisi normal dengan harga amplitudo relatif rendah, sedangkan untuk kondisi roda gigi aus dan patah mempunyai sebaran warna yang lebih terang (kecoklatan) yang menunjukkan besarnya harga amplitudo relatif yang lebih besar daripada kondisi normal. Sinyal residual memiliki harga amplitudo lebih kecil dibanding sinyal TSA, hal ini dikarenakan sinyal residual dihasilkan dengan mengeliminasi GMF dan sideband. Hasil pengolahan sinyal FFT menunjukkan perbedaan harga amplitudo FFT antara kondisi roda gigi normal dengan kondisi aus dan patah. Frekuensi daerah rusak dinyatakan dengan sidebands yang berada di sekitar GMF. Hasil pengolahan sinyal cepstrum memperbaiki kualitas diagnosa dengan FFT. Dengan cepstrum nampak lebih jelas perbedaan tingginya amplitudo pada putaran awal poros antara roda gigi normal dengan roda gigi yang mengalami kerusakan. Analisis hasil juga menunjukkan bahwa metode TSA dan wavelet mampu mendeteksi kerusakan roda gigi serta mampu menentukan lokasi relatif dari cacat roda gigi berdasarkan sudut putar. Metode cepstrum mampu mendetekasi frekuensi kerusakan roda gigi tetapi tidak bisa menentukan lokasi relatif cacat roda gigi berdasar sudut putar. 5. Daftar Pustaka [1] Dalpiaz G., Rivola A. and Rubini R., Gear Fault Monitoring: Comparison Of Vibration Analisys Techniques. Mechanical System and Signal Processing, Vol.3, 387 412, 2000. [2] P.D McFadden, A revised model for the extraction of periodic waveforms by time domain averaging, Mech. Sis. and Signal Proc. 1(1) (1987) 83-95. [3] C.K. Chui, An introduction to wavelets, Academic Press, San Diego, 1992. [4] P.D. McFadden, Application of the wavelet transform to early detection of gear failure by vibration analysis, Proceeding of an International Conference on Condition Monitoring, Swansea, UK, 1994, pp. 172-183. [5] R.B. Randall, A new method of modelling gear faults, J. Mech. Design. 104 (1982) 259-267. [6] R.B. Randall, Frequency Analysis, 3rd ed., Bruel&Kjaer Publ., Naerum, Denmark, 1987. [7] Tiwari, Ashesh. and Bhiwapurkar Himanshu. Fault Diagnosis of Gear box using Cepstrum Analysis. Devi Ahilya University, India, July 2013. ROTASI Vol. 17, No. 2, April 2015: 67 75 75