Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Antar Muka Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MONITORING CUACA

Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Cuaca Yang Dapat Diakses Melalui Web Dan Mobile Application

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Komunikasi serial nirkabel, RF Modules

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

PEMBUATAN PERALATAN PENGUKURAN PEMAKAIAN DAYA LISTRIK DI TIGA LAB ELEKTRO INDUSTRI PENS-ITS DAN MONITORING JARAK JAUH (RF

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

Perancangan Sistem Telemetri Akuisisi Data Cuaca Dengan XBee Pro-S2

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Menggunakan Transceiver 2.4Ghz

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

Akuisisi Data Secara Wireless Untuk Sistem Monitoring Real Time Pada Produksi Biogas

III. METODE PENELITIAN

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

PEMBANGUNAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL BERPROTOKOL ZIGBEE UNTUK MONITORING SUHU PADA RUANGAN SERVER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Sistem

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

Real Time Visualization System untuk monitoring posisi node pada jaringan sensor nirkabel berbasis komunikasi zigbee

Analisa karakteristik lingkungan propagasi pada daerah pepohonan di area PENS ITS

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

APLIKASI RF SEBAGAI JALUR KOMUNIKASI TOMBOL DARURAT PADA PERUMAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

II. TEORI PENUNJANG II.1 Wireless Sensor Network (WSN) Wireless Sensor Network merupakan suatu jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Abstrak. Kata kunci : Redaman hujan, GSTAR, VARIMA.

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Visualisasi Propagasi Gelombang Indoor Pada Wi-Fi 2,4 GHz

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

SEKILAS WIRELESS LAN

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI PERGESERAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN WI-FI DAN MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR ARAH ANTENA BERDASARKAN LEVEL SINYAL CAHAYA

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

TUGAS AKHIR TE

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENGAWAN SOLO BERBASIS MIKROKONTROLLER DAN KOMUNIKASI WIFI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENJADWALAN RAMBU LALU-LINTAS DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER SECARA TERPUSAT. (2)

PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara dan suhu diperlukan suatu alat yang dapat memantau tingkat

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

PENGEMBANGAN HARDWARE UNTUK PRAKTIKUM DIGITAL-2 DALAM REMOTE LABORATORY

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52. Laporan Tugas Akhir. Oleh: Aditya Ari Murdani J0D007004

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis

Transkripsi:

Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz Hanif Alfian, Ari Wijayanti, Akwan Saleh, Haniah Mahmudah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya. Telp : +62+031+5947280; Fax. +62+031+5946011 hanif.lamasta@gmail.com, akwan@eepis-its.edu Abstrak - Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan akan mengakibatkan debit air pada drainase, saluran air dan sungai akan meningkat dan apabila sudah melebihi kapasitasnya akan mengakibatkan terjadinya banjir. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang diderita oleh masyarakat dan pemerintah akibat terjadinya musibah banjir ini. Untuk menghindari dan mengurangi kerugian yang besar diperlukan informasi yang akurat dan cepat berupa prediksi awal informasi curah hujan pada masing-masing wilayah secara real time. Untuk itu dibuatlah Peralatan Pengukur Curah Hujan dan arah angin yang terintegrasi Berbasis Radio freuensi (RF) menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Peralatan ini terdiri dari sensor utama yaitu rain gauge dan anemoneter yang akan diintegrasikan dengan modul komunikasi radio frekuensi (RF) oleh mikrokontroler. Peralatan ini akan diintegrasikan dengan database pada server untuk menyimpan data curah hujan dan arah angin sehingga dapat diakses melalui WEB. Peralatan ini akan membatu proses pengukuran curah hujan dan arah angin secara otomatis yang dapat diakses secara cepat dan akurat. Kata kunci : Curah hujan, arah angin, radio frekuensi,, sensor, mikrokontroler I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada Mei hingga Oktober dan musim hujan yang terjadi pada bulan Nopember hingga April. Pada musim hujan khususnya bulan Desember dan Januari terjadi curah hujan yang cukup tinggi hingga mencapai 200 mm/jam[1]. Dengan adanya curah hujan yang cukup tinggi akan mengakibatkan debit air pada drainase, saluran air dan sungai akan meningkat dan apabila sudah melebihi kapasitasnya akan mengakibatkan terjadinya banjir. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang diderita oleh masyarakat dan pemerintah akibat terjadinya musibah banjir. Informasi curah hujan juga memberikan manfaat bagi berbagai sektor antara lain, pertanian, transportasi, kesehatan dan lain-lain. Untuk menghindari dan mengurangi kerugian yang besar diperlukan suatu prediksi awal early warning tentang informasi curah hujan yang akurat dan cepat pada masing-masing wilayah kota secara real time. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) di Indonesia telah menyediakan informasi curah hujan dan arah angin yang didapatkan dari hasil pengukuran tetapi sifatnya masih manual sehingga kurang efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama, padahal untuk penanggulangan bencana alam dibutuhkan informasi yang cepat dan akurat, sehingga perlu dibuat suatu Peralatan Pengukur Curah Hujan dan arah angin yang terintegrasi Berbasis RF. Peralatan ini akan membantu proses pengukuran curah hujan dan arah angin. Hasil pengukuran akan dikirim melalui RF ke database pada server sehingga tidak diperlukan pengambilan data secara manual. Seluruh data informasi curah hujan dan arah angin pada server dapat diakses melalui WEB sehingga akan cepat, akurat dan efisien. Pada paper ini akan dimulai dengan pendahuluan yang dilanjutkan bagian kedua menjelaskan konfigutasi sistem,pengujian sistem, terakhir ditutup dengan kesimpulan. II. KONFIGURASI SISTEM Secara umum konfigurasi dari sistem yang dibuat terdiri dari sensor, rangkaian pemancar, rangkaian penerima dan PC sebagai server seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Pada sisi sensor yang digunakan adalah rain gauge dan anemometer yang digunakan untuk mengukur curah hujan dan arah angin. Jenis rain gauge yang digunakan adalah tipping bucket tipe 260-2501 dengan sensitivitas 0,01 inchi [2] seperti ditunjukkan Gambar 2a. Sedangkan anemometer yang digunakan adalah Model AM4205 yang didalamnya sudah terdapat sensor pengukur suhu dan pengukur kelembaban udara seperti ditunjukkan pada Gambar 2b. Untuk rangkaian pemancar dan penerima digunakan antena Xbee-PRO yang diintegrasikan dengan rangkaian mikrokontroler ATMega 162, yang mana protokol yang digunakan adalah RS-485. Pemilihan mikrokontroler ATMega162[3] ini karena memiliki beberapa 1

kemampuan, yaitu Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte, Memiliki ADC internal, Memiliki PWM (Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran, Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps, memiliki enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik. Sedangkan RF module yang digunakan RF Modules type 802.15.4 dengan merk Zigbee Xbee Pro[4] adalah alat yang mempunyai kemampuan pengiriman data tanpa kabel dan beroperasi pada Frekuensi 2,4 GHz dimana frekuensi ini dapat digunakan secara bebas. merupakan rangkaian konverter RS-232 yang terintegrasi dengan pemancar Xbee-PRO seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Data yang dikirimkan oleh rangkaian pemancar akan diterima oleh rangkaian penerima dan disimpan dalam database pada server. Data yang dikirim oleh pemancar berasal dari sensor pengukur curah hujan, anemometer dan thermometer dengan format data seperti pada Gambar 3. Pemancar akan mengirimkan data berupa deretan angka yang berjumlah 15 digit. Pada 3 bit data awal merupakan simbol jenis data yang dikirim, bila data awal dikirim berupa angka 41, maka data tersebut merupakan data angin, sedangkan apabila yang dikirim berupa angka 42, maka data tersebut merupakan data suhu. Sedangkan untuk data dari sensor hujan berupa kalimat adahujanturun yaitu alat tipping bucket mendeteksi titik hujan sebanyak 1 inchi [2]. Data tersebut akan diproses dan ditampilkan pada database monitoring seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Database pada server menampilkan nilai curah hujan dan kecepatan angin dan suhu secara otomatis yang terukur oleh sensor. Gambar 1. Blok Diagram Sistem (b) (a) Gambar 2. Peralatan sensor a. Typing bucket rain gauge b. Anemometer Model AM420 Gambar 3. Data yang dikirim Konfigurasi sistem yang ditunjukkan pada Gambar 1 terbagi atas dua bagian penting yaitu bagian pemancar dan penerima. Pada bagian Pemancar rangkaian yang dibuat adalah rangkaian mikrokontroler yang terintegrasi dengan pemancar RF Module seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Pada bagian pemancar akan terhubung dengan tipping bucket sensor dan anemometer. Data dari kedua sensor akan diolah oleh mikrokontroler sebelum dikirimkan oleh pemancar ke penerima. Sedangkan pada bagian penerima, rangkaian Gambar 4. Rangkaian Pemancar 2

Gambar 5. Rangkaian Penerima Gambar 6. Pengukuran saat LOS pada Gambar 7. Pada pengujian ini didapatkan hasil bahwa saat pemancar mengirimkan data dari sensor dengan jarak 100 hingga 700 meter, data yang diterima oleh rangkaian penerima dapat disimpan di database secara utuh tanpa ada data yang hilang. Tetapi pada saat pengukuran dengan jarak 800 meter, ternyata pada penerima tidak terkirim data yang berasal dari sensor. Hal tersebut diakibatkan oleh pemancar RF yang tidak dapat mendeteksi lagi karena jarak jangkau dari RF itu sendiri Gambar 5. Database Monitoring III. ANALISA SISTEM Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem terutama pengiriman data dari pemancar ke penerima. Pengujian ini diperlukan karena penggunaan frekuensi 2,4 GHz yang bebas juga digunakan pada peralatan yang lain. Proses pengujian terdiri dari range pengukuran, yaitu saat kondisi LOS (Line Of Sight), kondisi NLOS, kondisi interfrensi sinyal Wi-Fi dan kondisi interfrensi sinyal Bluetooth. Pengujian sistem ini dilakukan di daerah kampus PENS-ITS. Gambar 7. Data saat LOS 3.1. Pada saat kondisi LOS Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct wave), karena gelombang yang terpancar dari antena pemancar langsung berpropagasi menuju antena penerima dan tidak merambat di atas permukaan tanah. Sehingga antara pemancar dan penerima benar-benar tanpa penghalang. Skenario pengujian sistem ditunjukkan pada Gambar 6. 3.2. Pada saat kondisi NLOS Kondisi NLOS adalah kondisi propagasi sinyal pada saat ada penghalang antara pemancar dan penerima sehingga level sinyal diterima oleh penerima sehingga level daya yang diterima oleh penerima akan berkurang. Skenario pengukuran ditunjukkan dengan Gambar 8. 3

Hasil pengukuran menunjukkan sinyal yang dikirim oleh pemancar masih dapat diterima oleh penerima tanpa ada redaman yang terjadi. Jadi antara sinyal WiFi yang memiliki frekuensi sebesar 2.4GHz tidak interfrensi dengan pemancar RF Xbee-PRO. Gambar 8. Pengukuran saat NLOS pada Gambar 8. Gambar 9. Pada saat interfrensi sinyal Wi-Fi pada Gambar 10. Gambar 9. Data saat NLOS Pada kondisi sinyal yang dikirim oleh pemancar tidak dapat terkirim ke penerima, dengan ditunjukkan oleh Led indikator yang mati. Hal tersebut diakibatkan oleh terhalangnya sinyal dari pemancar oleh tembok-tembok gedung dengan ketebalan tertentu. Dari data pada Gambar 9 bila ada penghalang maka data yang tidak bila diterima akan bernilai nol. 3.3. Pada saat kondisi interfrensi sinyal Wi-Fi Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Untuk mengetahui bahwa sinyal dari pemancar tidak interfrensi dengan sinyal Wi-Fi, maka perlu dilakukan pengujian sistem. Pengujian dilakukan dengan memasang akses point diantara pemancar dan penerima dengan skenario seperti Gambar 9. Gambar 10. Data pada saat interfrensi sinyal Wi-Fi 3.4. Pada saat kondisi interfrensi sinyal Bluetooth Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (Personal Area Networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host bluetooth dengan jarak terbatas. Karena frekuensi bluetooth sama dengan frekuensi dari pemancar, dikhawatirkan akan terjadinya interfrensi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui apakah terjadi interfrensi atau tidak. 4

[2] Manual book tipping bucket rain gauge 260-2501 Novalynk [3] Yerelan, Sencer. Programming and Interfacing the 162 Microcontroller. Addison- Wesley Publishing Company, 1995. [4] Peter Wotton, Providing reliable sensing and control using ZigBee wireless networks, Section Sensing and Security, July 2006, RFdesign magazine. Gambar 11. Pada saat interfrensi Bluetooth Gambar 12. Data pada saat interfrensi sinyal Bluetooth Pengujian dilakukan skenario seperti Gambar 11. Dari hasil pengujian menunjukkan tidak ada interferensi pada keduanya. IV. KESIMPULAN Setelah melakukan serangkaian proses pengujian terhadap sistem yang telah dibuat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Jarak pancar dari pemancar Xbee-PRO tidak sama persis dengan yang tertera pada datasheet dari produk. Pada datasheet produk tertulis jarak pancar pada kondisi outdoor adalah 1200 meter dan indoor adalah 400 meter. Namun setelah dilakukan pengukuran, jarak pancar dari pemancar tersebut hanya maksimal 800 meter pada outdoor dan 200 meter pada indoor. 2. Tidak ada interfrensi dengan sinyal WiFi dan Bluetooth, karena dapat diatur alamat dari pemancar dan penerima. Sehingga pemancar hanya akan mengirimkan data ke penerima dengan alamat yang telah dicantumkan pada pemancar tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Ari W, Haniah M, Karakterisasi Variasi Spasial Curah Hujan untuk Implementasi Wireless Broadband di Surabaya,SNATI 2009 5