BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. dua nilai atau lebih. Motivasi, IQ, dan semua atribut dari manusia bisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data (variabel) atau lebih (Sudjana, 2005:28). B. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu dilakukan identifikasi variabel yang ada dalam penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu: 1) Variabel terikat : Self-directed Learning 2) Variabel bebas : Jenis pendidikan yaitu : a. Sekolah Menengah Atas (SMA) b. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) C. Defenisi Operasional Variabel Menurut Azwar (1997 ;32), defenisi operasional adalah suatu defenisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakerisik variabel tersebut dapat diamati. Sudjana (2005;43) menambahkan bahwa defenisi operasional merupakan batasan suatu fenomena yang dapat diamati dan diukur, bersifat behavioral. Defenisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk 27

28 menghindari perbedaan dalam menginterpretasi masing - masing variabel penelitian (Hadi, 2000;57). 1. Self Directed Learning Self directed learning adalah sebuah proses dimana individu mengambil inisiatif dalam belajar, dengan atau tanpa bantuan orang lain, yang dilakukan dengan kesadaran akan kebutuhan sendiri dalam belajar, dengan mengatur tujuan, manajemen diri, memotivasi diri sendiri, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil belajar untuk meningkatan pengetahuan, prestasi dan pengembangan diri siswa berdasarkan pengalaman-pengalaman belajar yang dilakukan. Self directed learning diukur dengan menggunakan indikator self directed learning yaitu : 1. Siswa mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi 2. Perkembangan keahlian 3. Siswa mengubah diri mereka pada kinerja yang paling baik yang mungkin terjadi 4. Manajemen diri siswa 5. Motivasi dan penilaian diri 2. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pekanbaru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pekanbaru adalah lembaga pendidikan pada jenjang menengah yang menekankan penguasaan ilmu, teknologi dan seni

29 sesuai dengan program kurikulum untuk mempersiapkan siswa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 3. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pekanbaru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pekanbaru merupakan lembaga pendidikan pada jenjang menengah yang dalam program dan orientasi belajar lebih menekankan lulusan memiliki bekal keterampilan dan dipersiapkan dalam memasuki dunia kerja. D. Populasi Penelitian Menurut Hadi (2000 ;40) populasi adalah sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 200 5:37). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI SMAN 1 Pekanbaru dan siswa/i kelas XI SMKN 1 Pekanbaru sebanyak 704 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yaitu sebanyak 704 siswa/i yang terbagi atas dua kelompok sampel : SMAN 1 Pekanbaru sebanyak 310 siswa/i dan SMKN 1 Pekanbaru sebanyak 394 siswa/i. Berdasarkan penggunaan keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian maka penelitian ini disebut penelitian populasi (Arikunto, 2006:67). Keputusan peneliti untuk menggunakan seluruh jumlah populasi sebagai sampel penelitian adalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang

30 dimiliki peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian sampai proses administrasi data dengan bantuan teman-teman mahasiswa di kampus, pertimbangan yang kedua adalah orientasi penelitian yang diharapkan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid ketika menggunakan semua populasi sebagai sampel penelitian. Dasar pertimbangan ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005 : 96) yang menyatakan bahwa Sampel Jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, dengan kata lain untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid setelah mempertimbangkan aspek-aspek teknik lainnya seperti biaya, waktu dan tenaga (sumber daya yang dimiliki peneliti). Sebagaimana disebutkan Sudjana (200 5:132) bahwa masalah kepraktisan dalam pengumpulan data penelitian cenderung jadi pertimbangan jika sampel penelitian jumlahnya besar, apalagi jika populasi tersebut tersebar luas secara demografis. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penentuan jumlah sampel penelitian adalah : 1. Masalah biaya, semakin besar jumlah populasi penelitian semakin besar biaya yang diperlukan, dan lebih besar lagi jika populasi tersebar di wilayah yang cukup luas. Penggunaan teknik sampling adalah salah satu cara untuk mengurangi biaya penelitian. 2. Masalah waktu, penelitian dengan jumlah populasi yang lebih besar selalu memerlukan waktu yang lebih lama

31 3. Masalah ketelitian, penelitian terhadap populasi yang lebih besar akan mengurangi tingkat ketelitian dalam proses administrasi data, khususnya jika tidak di dukung sumber daya yang memadai. Arikunto (2006:201) menambahkan bahwa pertimbangan yang umum dijadikan dasar dalam melakukan penelitian terkait jumlah sampel adalah kemampuan dalam hal biaya, waktu, dan tenaga sebagai sumber daya yang dimiliki peneliti. Pernyataan-pernyataan tersebut diatas yang dijadikan dasar pertimbangan penggunaan jumlah populasi dalam penelitian ini sebagai sampel penelitian, yaitu mengambil tanggungjawab terkait kesulitan yang dihadapi dalam penelitian dengan jumlah sampel yang relatif besar dengan memastikan dan mengoptimasi sumber daya yang dimiliki peneliti sehingga hal-hal yang tidak diharapkan selama proses penelitian dapat dikendalikan. Gambaran dan jumlah populasi dan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini : Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian* Populasi Sekolah Kelas Jumlah (N) 1 32 2 32 3 32 IPA 4 32 SMAN 1 Pekanbaru XI 5 32 6 32 7 32 1 28 IPS 2 30 Jumlah 310

32 Populasi Sekolah Kelas Jumlah (N) Teknik Komputer & 1 63 Jaringan Usaha Perjalanan 1 36 Wisata 1 37 Akutansi 2 38 SMKN 1 Pekanbaru XI 3 38 1 37 Administrasi 2 37 Perkantoran 3 37 1 36 Tata Niaga 2 35 Jumlah 394 *Sumber: SMAN 1 Pekanbaru & SMKN 1 Pekanbaru E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data berupa alat ukur konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2007;38). Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitemaitem pernyataan (Azwar, 2001;55). Penggunaan skala sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan asumsi sebagai berikut: 1) Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya 2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya

33 3) Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala self directed learning. Skala self directed learning yang memuat indikator-indikator dari self directed learning yang dikemukakan Gibbons (2002;77-79) yakni : mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi, perkembangan keahlian, mengubah diri mereka pada kinerja yang paling baik yang mungkin terjadi, manajemen diri, serta motivasi dan penilaian diri. Tabel 3.2 Blueprint Skala Self-Directed Learning Sebelum Tryout No Indikator No. Aitem 1 Mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi Favourable 1, 14, 21, 31, 37 Unfavourable 3, 11, 27, 32, 38 Jumlah 2 Perkembangan keahlian 5, 13, 22 6, 12, 28 6 3 Mengubah diri pada kinerja yang paling baik 10 4, 18, 30 2, 15, 23 6 4 Manajemen diri 8, 16, 24, 7, 17, 26, 33, 39, 43 34, 40, 44 12 5 Motivasi dan penilaian diri 9, 19, 25, 10, 20, 29, 35, 41, 45 36, 42, 46 12 Jumlah 23 23 46 Skala dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert yang dimodifikasi. Konsep awal skala Likert menggunakan lima kategorisasi yaitu Sangat Setuju ( Strongly Agree), Setuju ( Agree), Ragu-ragu ( Undecided), Tidak Setuju ( Disagree) dan Sangat Tidak Setuju (Strongly Disagree). Selanjutnya model skala Likert dalam penelitian ini menggunakan empat kategori, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).

34 Menurut Hadi ( 2000:67) cara ini disebut dengan modifikasi skala Likert, yaitu menghilangkan kategori jawaban yang di tengah ragu-ragu ( undecided), alasannya adalah; 1) jawaban ragu-ragu (undecided) mempunyai arti ganda, bisa berarti belum dapat memberi jawaban atau bersikap netral diri, dalam arti setuju tidak, tidak setuju juga tidak. 2) adanya kecenderungan responden untuk memilih jawaban yang mempunyai posisi tengah sehingga bias untuk mengarahkan pilihan sikap subjek pada pilihan yang lebih jelas. 3) kategorisasi SS S TS - STS adalah kecenderungan pendapat responden, kearah setuju, atau tidak setuju, artinya dua arah pilihan sikap yang relatif lebih jelas. Aitem dalam skala ini terbagi dalam dua arah, yaitu favorable dan unfavorable, setiap pilihan alternatif respon memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Untuk aitem favorabel, SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan skor untuk aitem yang unfavorabel adalah 4 untuk jawaban STS, 3 untuk jawaban TS, 2 untuk jawaban S, dan 1 untuk jawaban SS (Azwar, 2000;56). F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menetukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi ang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini (Azwar, 2001;38).

35 Azwar ( 1997;50) menyatakan bahwa suatu validitas menunjukkan kecermatan pengukuran mengenai gambaran perbedaan-perbedaan di antara subjek yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi ( content validity). Menurut Azwar (1 997;79) validitas isi bertujuan untuk mengungkap sejauh mana alat ukur layak digunakan untuk mengungkap atribut yang dikehendaki oleh perancang skalanya. Pelaksanaan validitas isi dilakukan dengan menggunakan pertimbangan professional judgment, yaitu dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, setelah skala self directed learning diuji coba pada sejumlah sampel, lalu peneliti melakukan uji daya beda aitem untuk mendapatkan aitem-aitem yang memenuhi persyaratan. Uji daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes sebagaimana yang dikehendaki oleh penyusunnya (Azwar, 2007;74). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks diskriminasi aitem (Azwar, 2001;65). Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian yaitu skala self directed learning. Setiap aitem pada skala ini menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 0,3.

36 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subyek yang diukur memang belum berubah (Azwar, 200 1;57). Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000;97). Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala psikologi hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 1997;48). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Analisa data diperoleh melalui program SPSS 18.0 for windows. G. Hasil Uji Coba Alat Ukur Sebelum dipakai untuk pengumpulan data penelitian, skala sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian terlebih dahulu di uji coba ( tryout) pada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Peneliti melakukan uji coba kepada siswa/i SMAN 4 Pekanbaru dan SMKN 2 Pekanbaru pada tanggal 23 26 April 2014 dan 28 30 April 2014 dengan cara mengunjungi subjek ke sekolah yang dimaksud. Uji coba dilakukan pada saat subjek sedang istirahat dengan meminta waktu kepada subjek untuk mengisi skala uji coba. Sebelum pengisian skala uji coba, subjek ditanya terlebih dahulu, apakah

37 subjek bersedia dan merasa tidak terpaksa untuk membantu mengisi skala uji coba. Kemudian penulis memberikan penjelasan prosedur pengisian skala uji coba. Selama pengisian skala tersebut, penulis menunggu subjek sampai mereka selesai, dan buku skala uji coba dikembalikan pada peneliti sesuai dengan jumlah skala yang disebarkan yaitu 200 skala uji coba. Berdasarkan hasil uji coba skala self directed learning maka ditemukan nilai reliabilitas ( Alpha) sebesar 0,855 sebelum dilakukan seleksi butir, setelah dilakukan seleksi butir maka nilai reliabilitas ( Alpha) meningkat menjadi 0,912. Sementara untuk daya beda butir ditemukan nilai yang bergerak dari 0,098 sampai 0,660, dengan daya beda butir yang valid bergerak dari 0,305 sampai 0,660. Berdasarkan hasil uji coba ditemukan 11 butir yang dinyatakan gugur dari 46 butir yang diuji coba, yaitu nomor 3, 10, 11, 14, 20, 21, 25, 30, 32, 36 dan 46. Hasil seleksi butir dan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.3 blueprint skala self directed learning dibawah ini : Tabel 3.3 Blueprint Skala Self Directed Learning Setelah Uji Coba No Indikator No. Aitem 1 Mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi Favourable 1,(14)*,(21)*, 31, 37 Unfavourable (3)*,(11)*,27, (32)*, 38 Jumlah 2 Perkembangan keahlian 5, 13, 22 6, 12, 28 6 3 Mengubah diri pada kinerja yang paling baik 4, 18, (30)* 2, 15, 23 6 4 Manajemen diri 8, 16, 24, 7, 17, 26, 33, 39, 43 34, 40, 44 12 5 Motivasi dan penilaian diri 9, 19,(25)*, (10)*,(20)*,29, 35, 41, 45 (36)*,42,(46)* 12 Jumlah 23 23 46 * (Nomor) = aitem yang gugur 10

38 Tabel 3.4 Blueprint Skala Self Directed Learning Untuk Penelitian No Indikator No. Aitem 1 Mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi Favourable Unfavourable Jumlah 1, 23, 27 20, 28 5 2 Perkembangan keahlian 4, 10, 16 5, 9, 21 6 3 Mengubah diri pada kinerja yang paling baik 3, 14 2, 11, 17 5 4 Manajemen diri 7, 12, 18, 6, 13, 19, 24, 29, 33 25, 30, 34 12 5 Motivasi dan penilaian diri 8, 15, 26, 31, 35 22, 32 7 Jumlah 19 16 35 Jumlah butir skala self directed learning yang dipakai untuk pengumpulan data penelitian sebanyak 35 item, sesuai jumlah butir yang dinyatakan sahih berdasarkan hasil uji coba. Pertimbangan untuk memakai jumlah butir skala konsep diri sebanyak 35 butir di dasarkan pada pendapat Azwar (2001:54) tentang syarat-syarat jumlah butir dalam skala, dinyatakan bahwa suatu tes yang berisi terlalu banyak abutir akan memerlukan waktu administrasi yang lama dan seringkali menurunkan motivasi subjek dalam menjawab serta dapat menyebabkan performansi subjek terpengaruh oleh faktor kelelahan dan faktor lainnya yang tidak relevan dengan tujuan tes. H. Metode Analisis Data Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat untuk menentukan apakah data memenuhi syarat sebagai data parametrik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data penelitian ini, yaitu: 1) uji asumsi, 2) uji hipotesis.

39 1. Uji Asumsi a) Uji Normalitas Sebaran Data Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah skor variabel yang diteliti mengikuti distribusi normal atau tidak. Menurut Widhiarso (2001;28) ada anggapan bahwa skor variabel yang dianalisis mengikuti hukum sebaran normal baku ( kurva) dari Gauss. Kaidah yang dipakai, bila p dari nilai Z ( Kolmogorov- Smirnov) > 0,05 maka sebaran normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran tidak normal. b) Uji Asumsi Homogenitas Varian Menurut Sugiyono (200 5;86) untuk menentukan nilai t mana yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian maka perlu dilakukan uji homogenitas varians dari kedua sampel penelitian. Untuk melihat homogen atau tidak homogen dengan melihat nilai p dari nilai F (Levene s Test). Jika p > 0,05 maka distribusi data pada kedua kelompok sampel homogen, dan sebaliknya. 2. Uji Hipotesis Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis t-test (independent sampel test), alasan penggunaan teknik analisis ini adalah karena uji t-tes (independent sampel test) merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan dari dua mean sampel yang berbeda (Widhiarso, 2001 ;32). Analisis komparasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer paket Seri Program Statistik SPSS 18,0 for windows