BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) merupakan kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. Gubernur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa bunga kredit dan juga sekaligus sebagai sumber risiko operasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua negara, tak terkecuali negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. usaha adalah permodalan guna memenuhi kebutuhan perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Munawaroh STKIP PGRI Jombang ABSTRACT

Tinjauan Pemberian Kredit Guna Bhakti (KGB) Dengan Menggunakan Analisis 5c Pada Bank Bjb Kantor Cabang Tamansari Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

PENGARUH STRUKTUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERKREDITAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT PD. BPR BKK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menyebabkan fluktuasi terhadap kondisi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (Fifke:2013).

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada SME adalah permodalan. Menteri Koperasi dan UKM Syarief

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penerapan Business Intelligence (BI) pada perusahaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan proses atau yang dikenal sebagai banknote.selain itu juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari perkembangan sektor usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memerlukan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dari sistem keuangan yang sehat dan stabil. Perkembangan. Menurut Undang-undang tentang perbankan, yaitu UU Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah

MUHAMMAD FEBRI YOGA PURNOMO

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik tidak lepas dari pengawasan dewan komisaris, manajemen dan para personil yang lain. Organisasi banyak menggunakan pengendalian internal untuk mengetahui evaluasi kinerja dari organisasi tersebut yang terdiri dari efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal menurut (COSO) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun komponen pengendalian internal menurut (COSO) terdiri dari lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran risiko (risk assessment), aktivitas pengendalian (control activities), Informasi dan komunikasi (information and communication) dan pemantauan (monitoring). Perbankan adalah salah satu sektor finance yang sangat penting dan perlu adanya beberapa pengendalian yang baik dan berkala. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang 1

2 menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu kegiatan bank adalah memberikan kredit, pemberian kredit memiliki beberapa risiko yaitu adanya kredit macet dan kredit fiktif. Kredit macet dan kredit fiktif memberikan dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia.Misalnya saja, muncul adanya fraud dalam pemberian kredit yang tidak terlepas dari kolusi antara nasabah dan oknum pejabat bank, karena nasabah yang mengajukan permohonan kredit ke bank berkeinginan mendapat kredit yang cepat dan jumlahnya seperti yang diharapkan. Bagi pejabat bank yang melakukan kolusi dengan nasabah akan mengusahakan pengucuran kredit yang terkadang menghalalkan segala macam cara dan tidak memikirkan risiko yang akan terjadi di kemudian hari. Untuk itu diperlukan sistem pengendalian intern yang kuat sebagai dasar kegiatan operasional bank yang sehat dan aman dalam manajemen bank. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution (2011) memberikan pernyataan bahwa Bank Sentral Negara saat ini menyoroti pentingnya pengendalian internal untuk mengurangi kelemahan di industri perbankan. Bankir Indonesia telah mengejar dengan berupaya keras dan mengeluarkan biaya yang mahal untuk belajar tentang pentingnya pengendalian internal. Kelemahan pengendalian internal di Indonesia adalah sumber utama dari berbagai penipuan di bank terutama dalam hal pengawasan tingkat manajemen. Bank Indonesia (BI) secara resmi mengakui bahwa ada kelemahan terkait dengan proses internal bank.

3 Berdasarkan pemantauan, masalah muncul dari lemahnya pengawasan oleh pihak manajemen dan penipuan bank dapat dihindari jika ada kontrol internal yang baik dalam bank (Pernyataan dari Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah), (BI Anonymous, Indonesian Banks Internal Weakness Source of Bank Fraud:Asia Pulse, 2011). Kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang diarahkan untuk mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan yang pada gilirannya akan membantu mendorong perekonomian nasional secara berkesinambungan. Adapun objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam karya tesis ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara dalam bidang perbankan yang terletak di kota Yogyakarta yang selanjutnya akan disebutkan sebagai Bank X dalam penulisan karya tesis ini. Bank X menghimpun dana dari masyarakat dengan mengelola Giro, Deposito, Tabungan, kemudian menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit guna meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Berdasarkan SE No.5/ 22/ DPNP, dengan terselenggaranya sistem pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank tersebut. Sistem pengendalian internal yang efektif dapat membantu pengurus bank menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

4 Pemberian kredit merupakan suatu usaha bank yang paling pokok, maka bank perlu memberikan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dengan adanya unsur risiko dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit.tujuan pengamanan ini adalah menghilangkan risiko atau setidak-tidaknya memperkecil risiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu pihak bank perlu meningkatkan kualitas pengamanan untuk setiap kredit agar memperkecil kemungkinan terjadinya kredit bermasalah. Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh bank, karena adanya risiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Beberapa contoh kasus kredit bermasalah pada antara lain: Penyaluran kredit kepada 17 debitur tanpa memenuhi syarat Rp 54.500.000.000,- oleh mantan Kepala Cabang Bank X Tangerang dengan vonis penjara 5 tahun 6 bulan pada 5 Maret 2007, hukuman ini juga berlaku bagi pengelola pemasaran bisnis dan pejabat analisis Bank X Tangerang, hanya dibedakan masa hukuman 4 tahun 4 bulan penjara. Kasus lain yaitu korupsi pemberian kredit dengan kerugian Rp 4.300.000.000,- oleh Relationship Manager Bank X wilayah 12 Jakarta kota (Independent Report Corruption Assessment and complience United Nation Convention Against Corruption, 2003 in Indonesian Law by Indonesia Corruption Watch). Awal Januari 2014, adanya kasus kredit fiktif yang dilakukan oleh mantan Direktur Bank X Parepare yang terbukti melakukan persetujuan

5 pencairan kredit senilai Rp 46.700.000.000,- kepada sejumlah petani di Kabupaten Enrekang yang diketahui fiktif. (http://www.gresnews.com/berita/hukum/935253-bni-46-langganan-dibobolkredit-fiktif/ ) Adapun contoh lain kredit bermasalah yaitu pemberian kredit oleh Bank X Pare-Pare kepada PT. G (2010). Korupsi pemberian kredit untuk pembiayaan renovasi gedung Mall M dan modal kerja sebesar Rp 30.000.000.000,- dari Bank X Pare-Pare kepada PT. G. Dari proses pemeriksaan dan laporan hasil pemeriksaan audit terhadap terjadinya pembayaran kredit yang macet oleh PT. G maka dilakukan proses pemeriksaan mulai dari syarat-syarat atas sebuah permohonan pengajuan kredit dan permasalahan yang terjadi, serta mengenai proses ikatan kredit antara Bank X Cabang Pare-Pare dan PT. G yang dibuat dalam bentuk Akta. (http://fkkbknews.com/berita-penyidik-pidsus-kejagung-kembali-periksa-saksikredit-fiktif-bni.html) Tim Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa mantan Direktur Utama (Dirut) Bank X dan empat mantan pejabat Bank X lainnya, terkait kasus dugaan korupsi pembelian dan pemberian kredit Bank X kepada PT. I di Sumatera Utara. Melalui siaran pers (2008), Kapuspenkum Kejagung mengatakan, kasus ini berawal saat Bank X membeli aset kredit PT. I di BPPN sebesar Rp 104.000.000.000,- melalui PT. B antara bulan Juli hingga Oktober tahun 2002. Namun, para tersangka kemudian memberikan kredit tersebut kepada debitur lama yakni PT. I. Untuk kepentingan pengambilalihan

6 aset kredit PT. I, Bank X juga mengeluarkan biaya lain-lain sebesar Rp 23.000.000.000,-. PT. I juga mengajukan kredit modal kerja sebesar Rp 50.000.000.000,- untuk restrukturisasi, yang kemudian ditengarai menyimpang dan menimbulkan kredit macet (www.komisiyudisial.go.id/berita-2391-dugaankorupsi-kejagung-periksa-mantan-dirut-bni.html). Berdasarkan contoh kasus tentang perkreditan yang menimbulkan banyak risiko kerugian dan juga beberapa kutipan pernyataan dari Gubernur BI dan para petinggi lainnya tentang pentingnya pengendalian internal untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada di perbankan. Menurut Tuanakotta (2012) jika pengendalian internal dirancang dan dilaksanakan dengan baik, jika pegawai dilatih dengan baik, dan jika pegawai melakukan tugasnya dengan baik, maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk melindungi diri dari fraud. Penting dalam penelitian ini untuk mengevaluasi penerapan pengendalian internal prosedur pemberian kredit perbankan, karena pada perbankan diperlukan pengendalian yang baik dan dilakukan secara berkala agar tidak terjadi adanya kredit bermasalah. Penelitian ini membatasi pembahasan pada pengendalian internal terhadap prosedur pemberian kredit modal kerja. Kredit modal kerja adalah kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus usaha. Dalam memberikan kredit, tidak hanya sistem dan prosedur pemberiannya saja yang diperhatikan, namun juga manajemen perkreditannya. Manajemen perkreditan adalah bagaimana mengelola pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas (Kasmir[2012]).

7 Dalam pemberian fasilitas kredit harus diperhatikan unsur-unsurnya, yakni kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko, balas jasa. Prinsip yang harus diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip 5 C, yakni character, capacity, capital, condition of economic dan collateral. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian yang dilakukan di Bank X Yogyakarta, yaitu: 1. Bagaimanakah struktur pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank X Yogyakarta? 2. Apakah pelaksanaan pengendalian internal proses kredit modal kerja pada Bank X Yogyakarta sudah baik? 3. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit modal kerja pada Bank X Yogyakarta? 4. Bagaimana langkah pihak manajemen dalam mencegah adanya fraud dalam proses kredit modal kerja Bank X Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalahuntuk: 1. Untuk mengevaluasi struktur pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank X Yogyakarta. 2. Untuk mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal proses kredit

8 modal kerja pada Bank X Yogyakarta. 3. Untuk mengevaluasi sistem proses kredit modal kerja pada Bank X Yogyakarta. 4. Untuk mendapatkan keterangan dari pihak manajemen dalam mencegah adanya fraud dalam proses kredit modal kerjabank X Yogyakarta. 1.4 Kontribusi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka kontribusi penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada Bank X Yogyakarta dari hasil evaluasi pengendalian internal proses kredit modal kerja sebagai bahan pertimbangan untuk rekomendasi perbaikan selanjutnya. 2. Penelitian ini diharapkan memberi pandangan dan tambahan wawasan di bidang pengauditan khususnya dalam proses sistem pengendalian internal dan perkreditan. 1.5 Sistematika Penulisan Proposal ini diuraikan sebagai berikut: bab pertama akan menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. Bab keduaakan membahas mengenai landasan teori dan penelitian sebelumnya. Bab ketiga akan membahas mengenai latar belakang konseptual objek penelitian. Bab keempat akan membahas mengenai rancangan penelitian. Bab kelima akan membahas mengenai pemaparan temuan investigasi

9 kasus. Bab keenam membahas analisis dan hasil investigasi diskusi kasus. Bab ketujuh akan membahas mengenai ringkasan, simpulan, keterbatasan penelitian dan rekomendasi.