Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

PERSEPSI DAN HARAPAN ORANG TUA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KALASAN SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1433 H UNTUK WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

STRATEGI SUKSES MENDAPAT SEKOLAH YANG DIINGINKAN (PPDB ONLINE KOTA YOGYAKARTA)

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI CEMARA DUA SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH DASAR BERTARAF INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan pembayaran yang diwajibkan kepada setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal berkaitan dengan temuan-temuan dalam kegiatan

Lembar Observasi Evaluasi Pengajar

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajar ataupun mahasiswa datang ke DIY untuk mencari ilmu. Selain kota

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS WEB PADA MATERI TRIGONOMETRI TESIS

Oleh Riko Puput Astrian NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Amat Jaedun (Dosen Jurdiknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

Menurut Rahmayanti, (2009:1) ada tiga alasan yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

1. PENDAHULUAN. Proses pendidikan di Indonesia terus mengalami reformasi demi. perubahan yang lebih baik. Dalam rangka pembaharuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

URAIAN PENDAPATAN , Pajak Daerah 0,00

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB VI PENUTUP. penelitian, berikut simpulan yang dapat diberikan berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. masyarakat industri banyak memberikan andil. terhadap perubahan gaya hidup yang pada gilirannya

KEBERADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS V UPTD PAUD DAN DIKDAS KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN ABSTRACK

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga formal selalu dituntut untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KUESIONER PENELITIAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Anna Kurnia, 2013 Profil Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

REFLEKSI PEMBELAJARAN BAHASA JAWA SEBAGAI MUATAN LOKAL WAJIB DI SMA/ SMK/ MA

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia bisnis kini berkembang sangat pesat di jaman yang maju dan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

LAPORAN HASIL KEJUARAAN POPDA ANTAR KABUPATEN SE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Oleh: SUJARWO

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

d. Model Pembelajaran Kreatif, Inovatif, dan Produktif

Transkripsi:

LAPORAN HASIL SURVEI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1

A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, di dalamnya peneliti hanya menggambarkan atau menuliskan keadaan suatu fenomena berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian. B. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga responden yang berbeda secara posisi, tugas maupun jabatannya dalam suatu sekolah yang bertaraf internasional maupun rintisan sekolah bertaraf internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta, diantaranya: wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa sekolah di Yogyakarta yang menerapkan sebagai sekolah rintisan bertaraf internasional dan sekolah bertaraf internasional, baik di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, maupun Sekolah Menengah Kejuruan yang menurut sepengetahuan peneliti dan menurut informasi yang diperoleh peneliti sekolah tersebut lebih awal telah melaksanakannya. Penelilitian ini mengambil waktu dari 7 bulan, dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan November 2010. Berikut daftar sekolah yang menjadi objek penelitian: a. Sekolah Dasar: 1 SD Bantul 1 Bantul 2 SD Pakem 4 Sleman 3 SD Manunggal Wates Kulon Progo 4 SD Wonosari 1 Gunung Kidul 5 SD Muh Sapen Yogyakarta b. Sekolah Menengah Pertama 1 SMP Negeri 1 Bantul Bantul 2 SMP Negeri 1 Sleman Sleman 3 SMP N 1 Wates Kulon Progo 4 SMP 1 Wonosari Gunung Kidul 5 SMP N 5 Yogyakarta 2

c. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan 1 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo 2 SMAN 1 Sleman Sleman 3 SMAN 1 Kasihan Bantul 4 SMAN 1 Wonosari Gunung Kidul 5 SMAN 3 Yogyakarta Kota Yogyakarta D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (depth interview), dimana peneliti secara langsung mewawancarai subjek penelitian. E. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skenario wawancara. Skenario wawancara tersebut sudah terlebih dahulu disusun oleh peneliti, namun tidak menutup kemungkinan skenario wawancara tersebut dapat dikembangkan oleh peneliti pada saat wawancara langsung dengan subjek. Faktor: 1. Kondisi Pembelajaran pendidikan jasmani berjalan secara lanjar dan baik. 2. Tersedianya perangkat pembelajaran seperti: kurikulum, silabus dan Rpp. 3. Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran penjas. 4. Kompetensi guru yang memadai sebagai pengampu dalam pendidikan jasmani. 5. Upaya pihak sekolah untuk mengembangkan kompetensi baik guru, maupun seluruh warga sekolah. 6. Penilaian siswa terhadap pembelajaran penjas yang disampaikan guru. INDIKATOR: Sekolah yang memiliki pembelajaran pendidikan jasmani bertaraf internasional hendaknya dari seluruh komponen, baik dari rancangan, pelaksanaan, dan penilaian, sekolah, maupun siswa merasakan dampak yang positif dan harus ada perbedaan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah yang berstandar nasional. 3

F. Berikut beberapa pertanyaan dalam skenario wawancara 1. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah Bapak/Ibu? 2. Adakah silabus dan RPP yang dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani di kelas RSBI dan SBI? 3. Bagaimana sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah ini? 4. Bagaimana dengan kompetensi guru pendidikan jasmani yang mengampu mata pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah ini? 5. Bagaimanakah upaya pihak kurikulum sekolah ini dalam kaitannya dengan pengembangan dan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani? 6. Bagaimanakah penilaian siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani yang disampaikan guru pendidikan jasmani yang disampaikan gurunya? G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan pengkodingan transkrip wawancara, digunakan untuk menganalisis data pendapat atau jawaban dari responden terhadap pertanyaan dalam wawancara. Hasil Wawancara: a. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum pendidikan jasmani di sekolah mereka berjalan, secara administratif sudah sesuai dengan harapan, namun secara praktek masih belum secara optimal baik dari sisi pengantar bahasa, maupun content atau isi materinya. Kompetensi dari guru khususnya dalam penguasaan bahasa inggris masih lemah, namun secara praktek keterampilan sudah bagus. Demikian juga dengan sarana prasarana pendidikan jasmani baik untuk mata pelajaran teori pendidikan jasmani dan prakteknya juga belum secara optimal dimiliki dan dioptimalkan pemanfaatannya. Siswa menilai dari sisi sarana dan prasarana dan inovasi pembelajaran yang disampaikan belum maksimal. b. Guru Pendidikan Jasmani pendidikan jasmani di sekolah mereka berjalan, secara administratif sudah sesuai dengan harapan, namun secara praktek masih belum secara optimal baik dari sisi pengantar bahasa. Kompetensi dari guru khususnya dalam penguasaan bahasa inggris masih lemah, namun secara praktek keterampilan sudah bagus. Demikian juga dengan sarana prasarana pendidikan jasmani baik untuk mata pelajaran teori pendidikan jasmani dan prakteknya juga 4

belum secara optimal dimiliki dan dioptimalkan pemanfaatannya. Upaya sekolah juga belum optimal dalam mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmaninya. c. Siswa pendidikan jasmani di sekolah mereka berjalan baik. Kompetensi dari guru khususnya dalam penguasaan bahasa inggris masih lemah, namun secara praktek keterampilan sudah bagus. Demikian juga dengan sarana prasarana pendidikan jasmani baik untuk mata pelajaran teori pendidikan jasmani dan prakteknya juga belum secara optimal dimiliki dan dioptimalkan pemanfaatannya, guru masih kurang mengoptimalkan IT. Upaya sekolah juga belum optimal dalam mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmaninya. Siswa menilai dari sisi sarana dan prasarana dan inovasi pembelajaran yang disampaikan belum maksimal. H. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah rintisan sekolah berstandar internasional dan berstandar internasional secara umum terlaksana, namun masih banyak kekurang optimalan di dalamnya, terutama dalam pengembangan kompetensi guru dalam penguasaan pengantar bahasa yang aplikatif, dan pengoptimalan sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang berbasis informasi dan teknologi (IT), karena konsep sesungguhnya sekolah yang bertaraf internasional adalah pada kata taraf jadi harus dikaji dan dilaksanakan bahkan dicapai sampai tarafnya internasional, secara jelas bisa dilihat dari lulusan baik nilai, prestasi dan kualitas siswa bisa dibandingkan out putnya dengan sekolah dengan standar lain. 5