PANCASILA DAN INDEKS KOTA TOLERAN. Halili, M.A.

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS KOTA TOLERAN (IKT) 2015

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

KENALI HAK ANDA. Kompilasi oleh Komnas Perempuan. Hak Konstitusional SETIAP WARGA NEGARA INDONESIA. dalam. Rumpun

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA

HAK ASASI MANUSIA.

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2014

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2015

Angket Motivasi Belajar. 1) Isilah identitas nama anda dengan lengkap dan benar. 2) Bacalah dengan seksama butir pertanyaan

BAHAN TAYANG MODUL 9

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) NUSA TENGGARA BARAT 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI BENGKULU 2015

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2013

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menjadi tolak ukur kemajuan Negara. Secara umum, Indonesia merupakan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DI JAWA TENGAH 2014

BERITA RESMI STATISTIK

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) BANTEN 2013

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Bali 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULTRA 2014

PENGELOLAAN KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA DAN PERAN FKUB

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) BANTEN 2014


INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016 PROVINSI ACEH

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULAWESI BARAT 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI DKI JAKARTA 2016 MENGALAMI PENURUNAN DIBANDINGKAN DENGAN IDI PROVINSI DKI JAKARTA 2015

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SULAWESI UTARA TAHUN 2014

Makalah WORKSHOP PENYUSUNAN SILABUS & SAP MATA KULIAH HUKUM HAK ASASI MANUSIA. Aspek Penegakan Hukum HAM di Indonesia

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

RESUME PARAMETER KESETARAAN GENDER DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

PERSPEKTIF PEMERINTAH ATAS HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Kalimantan. Barat Tahun 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) BALI 2014

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SUMATERA UTARA 2016

c. Menyatakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

HAK ASASI MANUSIA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA MEMPERINGATI ULANG TAHUN ELSAM KE-20

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2015

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA


Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 51/PUU-VIII/2010 Tentang Pengujian UU No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI NTB 2015

Mata Pelajaran Wajib. Oleh 1. Yana Suryana 2. Khilya Fa izia 3. Wahyu Sri Handayani

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

Setiap norma per. Per-UU-an wajib melarang perlakuan : b.perbedaan; c.pengucilan; dan d.pembatasan. Atas dasar jenis kelamin

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

Transkripsi:

PANCASILA DAN INDEKS KOTA TOLERAN Halili, M.A. Peneliti di Setara Institute dan Akademisi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. halili.ysu@gmail.com. 081931752746

PENDAHULUAN Pancasila merupakan Philosophisc che gronslag dan Weltanschaung Pancasila harus ditarik ke atas dan ditarik ke bawah Pancasila sudah dipraktikkan dalam kebudayaan nusantara, termasuk dalam bentuk penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia dan praktik toleransi. Maka, pemerintah daerah harus mempertahankan dan merevitalisasi itu. Dalam kerangka implementasi hak asasi manusia, khususnya toleransi sebagai tiang pancang kebebasan beragama/berkeyakinan, perlu kita lihat bagaimana potret indeks kota-kota di Indonesia dala am mempraktikkan toleransi.

NILAI DASAR PANCASILA A-Versi Pidato 1 Juni 1945

Kekeluargaan bangsa-bangsa Kesetaraan sesama manusia; anti penjajahan j Sila Kedua Hidup berdampingan secara damai Bergandengan erat sesama manusia Politik bebas aktif

INDEKS KOTA TOLERAN 2015 Tujuan pengindeksan ini adalah dalam rangka mempromosikan kota-kota yang dianggap berhas sil membangun dan mengembangkan toleransi di wilayahnya masing-masing, sehingga dapat menjadi pemicu bagi kota-kota lain untuk turut bergegas mengikuti, membangun dan mengembangkan toleransi di wilayahnya. Laporan tentang Indeks Kota Toleran oleh SETARA Institute disusun dengan mengutamakan praktik-praktik terbaik kota-kota di Indonesia, dengan memeriksa seberapa besar kebebasan beragama/berkeyakinan dijamin dan dilindungi.

INDEKS KOTA TOLERAN 2015 Pengukuran menggunakan paradigma negative rights, sesuai dengan karakter kebebasan beragama/berkeyakinan yang merupakan rumpun kebebasan sipil politik dalam disiplin hak asasi manusia, yang diukur secara negatif. Semakin negara (baca:pemerintah kota) tidak mencampuri urusan kehidupan beragama/berkeyakinan maka semakin toleran suatu kota. Selain pendekatan negative right ts, Indeks Kota Toleran juga memeriksa tindakan positif pemerintah kota dalam mempromosikan toleransi, baik ya ang tertuang dalam kebijakan, pernyataan resmi, respons atas peristiwa, maupun membangunan budaya toleransi di masyarakat.

KERANGKA PENGUKURA AN TOLERANSI Pengukuran toleransi sudah bany yak dilakukan k oleh lembaga- lembaga studi di dunia, baik yang berfokus pada toleransi, kebebasan beragama/berkeyak kinan, maupun yang mengukur toleransi sebagai bagian dari prinsip yang harus ada dalam demokrasi. Beberapa diantarany ya adalah Freedom House (Amerika), Pew Forum, dll. Di Indonesia, sudah beberapa tahun terakhir juga disusun Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) oleh Bappenas yang di dalamnya terdapat indikator kebebasan beragama. Dari 4 variabel kebebasan b sipil, il kebebasan b beragama/berkeyakinan ki diturunkan menjadi 3 indikator: aturan tertulis, tindakan pejabat pemerintah, dan ancaman kekerasan masyar rakat.

KERANGKA PENGUKURA AN TOLERANSI Secara lebih spesifik, Grim dan Finke (2006) menyusun 3 indikator utama untuk mengukur tingkat ke ebebasan beragama/ derajat toleransi sebuah negara. Tiga variabel yang digunakan adalah (1) peraturan negara terhadap aga ma, (2) favoritisme, dan (3) peraturan sosial suatu negara. Variabel yang dipopulerkan p Grim dan Finke ini juga diadopsi oleh Bappenas dalan banyak lembaga studi lain. Dalam mengukur Tndeks Kota Toleran (IKT) 2015, SETARA Institute juga menggunakan kerangka k Grim dan Finke yang di imodifikasi i dengan variabel lain, yaitu komposisi penduduk berdasarkan agama.

METODOLOGI Objek penelitian ini adalah 94 kota dari to tal 98 kota di seluruh Indonesia. Penggabungan kota-kota administrasi di DKI Jakarta menjadi Kota DKI Jakarta karena kota-kota tersebut tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peraturan perundang-undangan. undangan Variabel Pengukuran: Variabel 1: Regulasi Pemerintah (RPJMD da an Perda Diskriminatif) Variabel 2: Tindakan Pemerintah (Pernyataan dan Respon atas Peristiwa) Variabel 3: Regulasi Sosial (Peristiwa) Variabel 4: Demografi Agama (komposisi penduduk berdasarkan agama) 4 variabel tersebut t diturunkan dalam 6 Ind dikator. Indexing ini dilakukan dengan menggunakan skal 1-7. 1 untuk nilai terbaik (paling toleran) dan 7 untuk nilai terburuk (paling tidak toleran),

METODOLOGI Sumber Data: 1. RPJMD Kota 2. Peraturan Daerah/Kebijakan Lai nnya 3. Respons/ Tindakan Pemerintah; berbasis media 4. Peristiwa Pelanggaran Kebebasa an Beragama; bersumber dari Data Setara Institute 5. Perda Diskriminatif; Dihimpun oleh Komnas Perempuan 6. Sensus Penduduk BPS, 2010

METODOLOGI Tahapan: FGD untuk menentukan metodologi dan model pengukuran Pengumpulan data dari berbagai sumber Pengkajian dan pengklasifikasian dataa Indput data berdasarkan indikator pada masing-masing variabel Pembobotan indikator Scoring pada masing-masing indikator, untuk kemudian dikalikan nilai bobot yang telah ditetapkan. Jumlah tersebut kemudian dibagi dengan nilai bobot secara keseluruhan. FGD Hasil Scoring

HASIL

10 KOTA TOLERAN TERATAS 2015

10 KOTA TOLERAN TERBAWAH 2015

CATATAN AKHIR Toleransi merupakan salah satu parameter untuk mengukur kesungguhan Pemerintah Daerah dalam mempraktikkan Pancasila sebagai filososi dasar negara dan pandangan hidup bangsa Konfigurasi Indeks Kota Tole eran menunjukkan bahwa kota-kota di Indonesia belum memiliki langgang yang kurang leb bih sama dalam memaknai dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam bentuk regulasi maupun praktik keberagaman

PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI AKTOR

LALU APA? Pertama, restorasi ide konstitusi tentang Kebebasan Beragama, melalui perubahan, perbaikan, atau bahkan penghapusan peraturan perundang- memunggungi ketentuan UUD undangan dan/atau institusi-institusi yang 1945. Kedua, menyelesaikan kompleksitas k persoalan pendirian i rumah ibadah yang nyata-nyata restriktif terhadap kemerdekaan untuk beribadah menurut agama dan keparcayaan sebagai sepaket hak dengan kemerdekaan untuk memeluk agama, sebagaimanaa Pasal 9 Ayat (2) UUD 1945. Ketiga, menghentikan kriminalisasi terhadap keyakinan dan segera membebaskan para tahanan nurani (prisoners of conscience) yang dipenjara karena pandangan dan keyakinannya yang berbeda dengan pandangan dan keyakinan mayoritas. Keempat, menghadirkan negara melalui penegakan hukum untuk meminta pertanggungjawaban legal para pelaku pelanggaran dan memulihkan hak- hak korban.

TERIMA KASIH