PROCEEDING Seminar Nasional Psikometri UPAYA MENGENALKAN INDAHNYA PERSAHABATAN : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKARAKTER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

Transkripsi:

UPAYA MENGENALKAN INDAHNYA PERSAHABATAN : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKARAKTER Hastari Mayrita Pos-el: mayrita_hastari@yahoo.com Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Abstrak. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memuat mata pelajaran yang berorientasi pada penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kurikulum 2013 lebih mengarahkan peserta didik untuk memiliki potensi diri yang berkarakter baik. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter. Tujuan ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu peserta didik diharapkan dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (UUD No. 20 Tahun 2003, pasal 3). Melalui penyampaian legenda daerah setempat (Sumatera Selatan), peserta diharapkan dapat memupuk nilai-nilai moral yang baik bagi masyarakat sejak dini. Adapun cerita yang akan disampaikan adalah cerita yang mengandung nilai moral tentang indahnya persahabatan. Hal ini sesuai dengan tema kurikulum 2013 untuk kelas 3 SD, yaitu Indahnya Persahabatan. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran mengenalkan Indahnya Persabahatan sebagai tema kurikulum 2013 untuk kelas III SD melalui penyampaian legenda daerah dengan bantuan media proyektor. Selain itu, penelitian ini juga membahas bagaimanakah kemampuan siswa memamahi makna indahnya persahabatan setelah dikenalkan dengan cerita dan makna yang terkandung dalam legenda daerah mereka. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas III SDN 242 Palembang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes dan observasi. Kata Kunci: tema, kurikulum pendidikan berkarakter, legenda 16. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memuat mata pelajaran yang berorientasi pada penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kurikulum 2013 lebih mengarahkan peserta didik untuk memiliki potensi diri yang berkarakter baik. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter. Tujuan ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam UUD No. 20 tahun 2003 pasal 3, yaitu peserta didik diharapkan dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Wiyani, 2013:18). Melalui penyampaian legenda daerah setempat (Sumatera Selatan), peserta diharapkan dapat memupuk nilai-nilai moral yang baik bagi masyarakat sejak dini. Adapun cerita yang akan disampaikan adalah cerita yang mengandung nilai moral tentang indahnya persahabatan. Cerita yang disampaikan kepada peserta didik mengandung makna tentang Indahnya Persahabatan. Hal ini penulis lakukan karena sesuai dengan tema pada kurikulum 2013 yaitu Indahnya Persahabatan. Tema ini dalam kurikulun 2013 diperuntukkan untuk anak kelas III SD. Hal ini dikarenakan mulai sejak dini anak didik harus dikenalkan dengan teman sejawat dan masyarakat. Mereka perlu ditanamkan moral untuk saling menghormati dan menyayangi sesamanya, terumata menghormati dan menghargai teman. Cerita yang disampaikan untuk membantu siswa mengenal dan memahami indahnya persahabatan adalah cerita yang berasal dari legenda daerah Sumatera Selatan. Legenda-legenda daerah merupakan cerita yang dikenal dan 332

disampaikan oleh masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena itu, legenda juga merupakan bagian dari sastra lisan. Sastra lisan merupakan seni bahasa yang menceritakan tradisi ataupun budaya suatu masyarakat. Menurut Amir (2013:74), sastra lisan adalah suatu seni bahasa yang diwujudkan dan dinikmati secara lisan oleh khalayak dengan menggunakan bahasa dengan ragam etika dan estetika suatu masyarakat setempat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, penyampaian sastra lisan kepada generasi muda sangat dan bahkan tidak pernah disampaikan. Apalagi kepada anak-anak didik yang berusia dini. Padahal sastra lisan merupakan tradisi suatu masyarakat yang banyak mempunyai nilai moral yang dapat ditanamkan kepada peserta didik sehingga mempunyai karakter yang baik sejak dini. Melalui tulisan ini, penulis berusaha untuk mengenalkan kepada peserta didik terutama anak kelas III SD untuk mengenal dan memahami indahnya persahabatan. Pengenalan tema ini, penulis sampaikan melalui penyampaian legenda daerah yang mengandung makna tentang persahabatan. Media yang penulis lakukan untuk menyampaikan legenda dan nilai moralnya melalui multimedia power poin yang ditayangkan melalui proyektor. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran mengenalkan Indahnya Persabahatan sebagai tema kurikulum 2013 untuk kelas III SD melalui penyampaian legenda daerah dengan bantuan media proyektor dan membahas bagaimanakah kemampuan siswa memamahi makna indahnya persahabatan setelah dikenalkan dengan cerita dan makna yang terkandung dalam legenda daerah mereka. 17. TINJAUAN PUSTAKA LEGENDA DAERAH Legenda merupakan bagian dari dongeng. Dongeng adalah karya sastra lisan yang diceritakan secara turun temurun dari generasi terdahulu. Hal ini serupa dengan pendapat yang dikutip dari Sopandi (2010:12) bahwa dongeng adalah bagian dari sastra lisan yang diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Menurut Sopandi (2010:12 13), jenis dongeng dibagi menjadi lima bagian yaitu, dongeng legenda, dongeng mite, dongeng binatang/fabel, dongeng lelucon, dan dongeng biasa. Selain itu menurut beliau, dongeng juga dapat digolongkan ke dalam cerita karuhun. Karuhun adalah cerita yang pelakunya manusia yang berperan sebagai pendahulu dan perbuataannya dianggap bermanfaat bagi suatu kelompok masyarakat. Legenda merupakan suatu cerita yang sangat bermanfaat untuk pelestarian suatu daerah. Selain itu legenda mempunyai nilai moral yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini dikarena legenda adalah cerita dengan latar belakang yang terdapat di suatu daerah dan masa lalu daerah tersebut. Cerita ini seolah-olah merupakan asal usul terjadinya sesuatu yang ada di suatu daerah tertenutu yang terkesan seperti sejarah terjadinya sesuatu di daerah itu. Legenda daerah ini, merupakan aset penting untuk pelestarian budaya suatu daerah. PESAN MORAL Nilai Moral Nilai moral adalah nilai standar suatu perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain, sedangkan moralitas adalah prilaku yang diyakini banyak orang sebagai benar dan sudah terbukti tidak menyusahkan orang lain. Pesan Moral Moral adalah tata cara ataupun tingkah laku. Menurut (Adisusilo, 2012: 53), moral berarti tata cara, kebiasaan, tingkah laku, dan adat. Moral dapat diartikan sebagai perilaku manusia dan norma-norma yang dipegang masyarakat. Selain itu, moral juga merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila. MULTIMEDIA Multimedia adalah suatu alat yang berbasis pendekatan dengan penggunaan 333

komputer untuk menyajikan dan memadukan antara teks, gambar, suara, dan video yang digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan sesuatu. Perpaduan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembuatan dan penggunaan animasi suatu cerita. Multimedia dapat juga dimanfaatkan di dalam dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media dalam pembelajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Dalam proses pembelajaran, media menurut Munadi (2012:1) merupakan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, sehingga mempengaruhi kemajuan media komunikasi dan informasi yang memebri arti bagi kegiatan pendidikan. Multimedia merupakan gabungan dari kata multi" banyak, dan "media. Multi artinya banyak, sedangkan media adalah alat. Jadi multimedia itu sendiri dapat diartikan sebagai banyak alat yang dipakai untuk menyampaikan atau membawakan sesuatu dengan penggunaan teknologi. Multimedia yang digunakan penulis untuk menyampaikan cerita legenda daerah dan pesan moralnya adalah multimedia proyektor. Menurut Daryanto (2012:134) menjelaskan bahwa multimedia proyektor adalah alat yang dapat menampilkan beberapa gabungan unsur media gambar, teks, video, animasi yang dapat dikoneksikan dengan perangkat elektornik, seperti komputer. PENDIDIKAN BERKARAKTER Pendidikan itu merupakan suatu wadah yag dapat membentuk dan menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang di masa depan. Wadah ini menjadi perhatian utama negara, masyarakat, dan keluarga untuk mensukseskan generasi penerus bangsa. Tentunya dalam mendidik, sebagai pendidik kita juga wajib mengarahkan peserta didik untuk berkarakter yang baik. Karakter sangat berhubungan dengan moral. Mengapa? Karena moral seseorang akan menciptakan suatu prilaku, dan prilaku tersebut semakin lama terpupuk oleh seseorang, maka akan menjadi karakter mereka. Karakter berkaitan dengan konsep moral, sikap moral (moral felling), dan perilaku moral. Berdasarkan komponen teresebut makan dapat dinyakatan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan kebaikan dan keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan tersebut. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan berkarakter penguatannya terletak pada pendidikan moral yang baik kepada seseorang, tentunya disini kepada peserta didik mulai sejak dini. Melalui kurikulum 2013, konteks sikap lebih diperhatikan. Hal ini dikarenakan penilaian sikap dapat mempengaruhi terbentuknya karakter seseorang. Menurut Kurniasih, dkk. (2014:66), konteks penilaian sikap merupakan indikator sebagai petanda yang akan muncul pada diri peserta didik, petanda ini yang akan diamati atau diobservasi oleh peneliti atau penilai sebagai repsentasi dari sikap yang dinilai. 18. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis ketika melakukan penelitian ini adalah metode deskritif kuantitatif. Metode ini dilakukan karena penelitian yang sudah dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran mengenalkan Indahnya Persabahatan sebagai tema kurikulum 2013 untuk kelas III SD melalui penyampaian legenda daerah dengan bantuan media proyektor dan membahas kemampuan siswa dalam memamahi makna indahnya persahabatan setelah dikenalkan dengan cerita dan makna yang terkandung dalam legenda daerah mereka dengan menggunakan data kuantitatif. Populasi Penelitian Dikarenakan jumlah kelas III yang ada di SDN 242 hanya satu kelas. Maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN 242 yang ada di Kelurahan Keramasan, kawasan Kertapati, Palembang. Jumlah siswa kelas 3 adalah 33 siswa, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. 334

Waktu Dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 242 kelas III, kelurahan Keramasan, Kertapati Palembang selama dua bulan, yang dimulai dari bulan April 2013 dan berakhir pada Mei 2014. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes dan observasi. Tes menggunakan tes tertulis, yaitu siswa menjawab pertanyaan bagaimana karakter masing-masing tokoh yang ada di dalam legenda daerah yang disampaikan. Apakah masing-masing tokoh menyukai pertemanan atau persahabatan? Bagaimana perilaku tokoh ketika mereka bersama sahabat atau temannya?. Setelah itu siswa menulis kembali isi cerita legenda daerah ke dalam beberapa kalimat. Teknik Analisis Data Analisis data dengan mengolah data mentah skor tes siswa dan menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru setempat terhadap kegiatan penelitian ini. Jika persentasi tingkat kemampuan siswa dalam menjawab soal rata-rata mencapai 75% atau lebih berarti kemampuan siswa dalam memahami makna indahnya persahabatan sesuai tema kurikulum 2013 anak SD kelas III melalui legenda daerah, maka siswa dikatakan dapat memahami makna dari Indahnya persahabatan yang terkandung dalam Legenda tersebut. 19. PEMBAHASAN Legenda yang diceritakan adalah legenda terjadinya Pulau Kemarau di Palembang. Legenda ini, penulis adaptasi menjadi naskah yang menceritakan persahabatan tokoh di dua negara, yaitu Cina dan Indonesia. Persahabatan mereka membentuk persatuan kedua negara. Proses pembelajaran mengenalkan indahnya persabahatan sebagai tema kurikulum 2013 untuk kelas III SDN 242 melalui penyampaian legenda daerah dengan bantuan media proyektor. 1. Siswa mendengarkan dengan seksama dan penuh keceriaan dalam mendengarkan legenda daerah Pulau Kemarau yang diceritakan melalui cerita animasi yang ditonton dengan bantuan proyektor. 2. Siswa juga mendengarkan dan bertanya-jawab tentang pesan moral yang berkaitan dengan moral yang baik kepada teman atau sahabat dari perilaku para tokoh legenda yang telah disampaikan. 3. Siswa terstimulus untuk mengomentari perilaku tokohtokoh yang ada pada legenda. Terutama yang berkaitan dengan perilaku mereka kepada teman-teman mereka. 4. Siswa dapat menjawab isi tentang legenda 5. Siswa mengomentari pentingnya persahabatan 6. Siswa dapat menulis kembali cerita ke dalam beberapa kalimat. Kemampuan Siswa SDN 242 Memamahi Makna Indahnya Persahabatan Setelah Dikenalkan Dengan Cerita Dan Makna Yang Terkandung Dalam Legenda Daerah Hasil tes tertulis siswa dalam memahami makna indahnya persabahatan mencapai persentase 75%. Berarti dalam hal ini, siswa dikatakan dapat memahami makna indahnya persabahatan melalui cerita yang disampaikan. Hasil analisis yang diperoleh peneliti dari lembar observasi yang dilakukan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia kelas III SDN 242 yaitu, Ibu Novaria menyatakan bahwa penggunaan media proyektor untuk penyampaian legenda daerah sangat membantu siswa untuk menanamkan karakter mereka yang baik terutama sesama teman, selain itu dapat dijadikan sebagai pelestarian budaya sejak dini. 335

20. PENUTUP Hasil tes tertulis siswa dalam memahami makna indahnya persabahatan mencapai persentase 75%. Berarti Ssimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah siswa dapat memahami makna indahnya persabahatan melalui cerita legenda daerah yang telah disampaikan dengan bantuan multimedia animasi legenda Pulau Kemarau. DAFTAR PUSTAKA Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Jogjakarta: Andi Jogjakarta. Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Press. Sopandi. 2010. Asyiknya Mendongeng. Bogor: Quadra. Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 336