BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak maksimal dimana pada tahun 2013 pembelajaran yang dilakukan dikelas XI

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam mewujudkan generasi anak bangsa yang potensial dan bermutu. Salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam bidang pendidikan dipengaruhi oleh cara belajar mengajar pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung masih mengabaikan gagasan dan kemampuan berfikir aktif peserta didik. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tampaknya masih menggunakan metode transfer informasi, sedangkan peserta didik belajar hanya berdasarkan catatan, perintah, dan tugas-tugas dari guru semata. Pengalaman peserta didik sangat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Salah satu faktor yang menunjang pengalaman peserta didik adalah aktivitas belajar, oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa untuk merangsang aktivitas belajar siswa secara optimal. Dengan aktivitas belajar yang optimal maka prestasi belajarpun akan meningkat. Guru memiliki berbagai tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru. Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah merangsang, membimbing dan memajukan siswa dalam proses belajar. Salah satu yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui penggunaan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan

peserta didik. Dalam kegiatan sehari-hari, guru dalam mentransfer pengetahuannya terhadap siswa harus mampu menguasai dan menggunakan model pembelajaran yang efektif dan efisien. Model dianggap efektif apabila guru menyampaikan sesuai dengan kebutuhan materi pelajaran yang diajarkan. Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan suatu model pembelajaran dapat ditutup dengan model pembelajaran lain, sehingga guru dapat menggunakan beberapa model dalam melakukan proses pembelajaran. Pemilihan suatu model perlu memperhatikan beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam proses belajar. Namun kenyataannya dilapangan berbeda dengan yang diharapkan, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang tidak terlihat, kelas yang ada hanyalah kelas dimana guru yang aktif sedangkan siswa pasif (hanya menerima pelajaran) atau dapat dikatakan proses pembelajaran yang berlangsung masih cenderung berorientasi pada guru. Hal tersebut berakibat buruk pada kurangnya kesempatan bagi siswa untuk mandiri dan berkembang melalui penemuan dan proses berpikirnya, sehingga siswa menjadi bosan, kurang dapat menyerap materi yang diberikan oleh guru dan menganggap akuntansi merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Demikian halnya yang terjadi di SMK YAPIM MEDAN. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis bahwa ketika guru mengajar dikelas, guru masih menggunakan metode konvensional yakni ceramah, pemberian tugas dan Tanya

jawab. Hal ini mengakibatkan siswa hanya menerima pelajaran, cenderung pasif dan tidak memiliki aktivitas dalam belajar, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri, tidak bertanya jika ada materi yang kurang jelas dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain. Rendahnya aktivitas siswa dalam belajar akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berikut ini trend nilai hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM pada tahun ajaran 2010/2011 (Semester Genap). Tabel 1.1 Trend Nilai Akuntansi Siswa Kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN Tahun Ajaran 2010/2011 (Semester Genap) Nilai Jumlah Jumlah % siswa % siswa Jumlah Ulangan Siswa yang Siswa yang yang yang tidak siswa Bulanan tuntas tidak tuntas tuntas tuntas seluruhnya UB 1 16 20 44,44% 55,56% 36 UB 2 13 23 36,11% 63,89% 36 Dari data diatas, dapat dilihat bahwa nilai ulangan harian siswa bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi masih rendah, siswa kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Pada ulangan harian 1 dari 36 siswa hanya 16 siswa (44,44%) yang memenuhi ketuntasan. Pada ulangan harian 2 dari 36 siswa hanya 13 siswa

(36,11%) yang memenuhi ketuntasan. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar yang rendah tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa, yaitu kurangnya motivasi belajar pada diri siswa, memiliki konsentrasi belajar yang lemah, kurangnya minat siswa untuk belajar dan memiliki tingkat rasa percaya diri yang rendah. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu faktor yang paling dominan yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar akuntansi tersebut adalah media, stategi dan model yang digunakan guru akuntansi di sekolah tersebut belum efektif. Selama ini model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional (Ceramah, Diskusi, Latihan dan Pemberian Tugas) yang cenderung monoton, membosankan dan terbatas pada penyampaian pelajaran sehingga siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Menurut Slameto (2010:97), faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa antara lain faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, seperti faktor kesehatan, psikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. Salah satu caranya adalah mengubah metode

pembelajaran konvensional (ceramah, pemberian tugas dan tanya jawab) dengan menerapkan model pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, salah satunya adalah kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams achievemen Divisions (STAD) dengan model pembelajaran inovatif Snowball Throwing. Model pembelajaran STAD adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara heterogen (campuran siswa menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku) untuk mempelajari materi dan mengerjakan tugas untuk mencapai tujuan yang sama, yang selanjutnya dikolaborasikan dengan Snowball Throwing yang melatih keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah ditulis siswa lain disebuah kertas yang dibentuk seperti bola. Seorang siswa mendapat bola pertanyaan setelah dilempar selama ± 15 menit dari satu siswa ke siswa lain. Siswa tersebut harus menjawab pertanyaan salah satu pertanyaan yang ada di bola tersebut. Penerapan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Snowball Throwing diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif serta membantu dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi.juga sebagai alternatif untuk pembelajaran yang mengarah pada pemahaman konsep dan juga mendorong siswa untuk berani menjawab pertanyaan yang diajukan dan berani mengutarakan pendapatnya serta merangsang daya ingat siswa. Sehingga menciptakan interaksi antar guru dan siswa dan interaksi siswa dengan siswa lainnya. Oleh karena itu, dengan pengkolaborasian model ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah tersebut menarik untuk diteliti menjadi suatu penelitian yang berjudul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN Tahun Ajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi belajar siswa XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 3. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 1.3 Rumusan Masalah adalah : Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini

1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas dan hasil belajar akuntansi dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran Snowball Throwing di kelas XI Ak 2 SMA YAPIM MEDAN T.A 2012/2013? 1.4 Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dikolaborasikan dengan Snowball Throwing. Dalam penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Snowball Throwing ini terlebihdahulu guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas selanjutnya guru membentuk kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan bersifat heterogen terdapat percampuran antara siswa yang memiliki tingkat prestasi yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah), jenis kelamin yang berbeda dan suku yang berbeda Guru memulai kegiatan diskusi dengan memberkan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan

pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Kemudian guru menyuruh semua siswa untuk kembali pada posisi duduk semula. Guru menyuruh setiap siswa membuat sebuah pertanyaan dalam satu lembar kertas yang berbeda mengenai materi pelajaran yang bersangkutan dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru dan kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan semua kertas yang berisi dan pertanyaan yang terkumpul tersebut digulung dibuat seperti menyerupai bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama ± 15 menit. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. Apabila jawaban benar akan menambah point siswa itu sendiri dan menambah point kelompok sipenjawab. Guru memberikan soal secara individual kepada siswa mengenai materi yang telah didiskusikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas, setiap kelompok yang berhasil dengan baik akan diberikan penghargaan berupa pujian. Guru membuat kesimpulan dan yang terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan menyampaikan salam penutup. Penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Snowball Throwing ini, diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa baik dalam hal berpikir, mengeluarkan pendapat, menjawab soal, bekerjasama dalam kelompok untuk memahami materi pelajaran maupun penyelesaian soal. Selain meningkatkan aktivitas melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran STAD dengan Snowball Throwing siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang

diajarkan, karena siswa dituntut untuk membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan berdasarkan materi yang diajarkan yang tentunya dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar akuntansi siswa juga dapat meningkat. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pemecahan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Snowball Throwing. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi XI AK 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Snowball Throwing. 3. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ak 2 SMK YAPIM MEDAN T.A 2012/2013 melalui

penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Snowball Throwing. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Sebagai nilai tambah bagi penulis guna meningkatkan pengetahuan bidang pendidikan secara teori maupun aplikasi dalam lingkungan pendidikan mengenai kolaborasi model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Snowball Throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi mengingat penulis adalah calon pendidik 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah terutama guru bidang studi akuntansi dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai, agar dapat membnatu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik, menarik dan menyenangkan. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru-guru di sekolah. 3. Sebagai bahan referensi dan acuan penelitian selanjutnya bagi Mahasiswa UNIMED, khususnya program studi akuntansi atau pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian.