UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

METODOLOGI PENELITIAN

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SERBUK BESI DAN BAJA. Ninik Paryati 1)

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

PENGUJIAN KEKUATAN LENTUR, KETAHANAN TERHADAP AIR DAN PANAS MATAHARI SERTA KEMAMPUAN REDUKSI BUNYI TERHADAP BEBERAPA MACAM CALCIUM SILICATE BOARD

METODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. hutan semakin hari semakin berkurang. Untuk mengurangi ketergantungan akan

ABSTRAK. Pengaruh Penambahan Tras Batu Bata Terhadap Kuat Tekan Mortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

BAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAPUR SEBAGAI BAHAN TAMBAH DAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

69 UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT Ninik Paryati 1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 e-mail: nparyati@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan konstruksi yang sangat pesat, namun harga material bangunan juga semakin mahal, sehingga diperlukan material alternatif yang murah dan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi seperti sabut kelapa sebagai bahan untuk membuat papan serat semen. Papan serat semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya sedangkan bahan bakunya berupa serat-serat. Papan serat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari semen, sabut kelapa dan air dengan variasi 25%,50%,75% terhadap berat semen. Pengujian dilakukan setelah papan serat berusia 28 hari. Adapun jenis pengujiannya terdiri dari; Pengujian kuat tarik sabut kelapa, penyerapan air kerapatan, kadar air, pemuaian dan pengembangan tebal serta Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa papan serat tergolong dalam papan serat proses basah dengan kuat tarik sabut kelapa rata-rata 17.20 kg/cm 2, termasuk papan serat tipe 1 20, jenis PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi) dan tidak terjadi pemuaian pada papan sehingga layak digunakan sebagai bahan konstruksi. Kata Kunci : Papan Serat, Kuat Tarik Sabut Kelapa, Penyerapan Air, Kerapatan, Keteguhan Lentur Modulus Patah

70 1. Latar Belakang Perkembangan konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, namun harga material bangunan juga semakin mahal, sehingga diperlukan material alternatif yang murah dan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi. Disatu sisi, Indonesia adalah negara tropis dengan berbagai macam tumbuhan, salah satunya adalah pohon kelapa yang tumbuh subur di berbagai daerah. Selain itu di daerah perkotaan saat ini juga banyak sekali dijumpai pedagang kelapa muda dipinggir jalan yang menghasilkan limbah berupa sabut kelapa. Para pedagang kelapa muda biasanya hanya memanfaatkan air dan daging buah kelapa muda, sedangkan sabut kelapa dibiarkan menumpuk sehingga mengganggu pemandangan dan adapula yang membakarnya sehingga menyebabkan pencemaran udara. Berangkat dari pemikiran tersebut maka dalam penelitian ini digunakan sabut kelapa sebagai bahan untuk membuat papan serat semen. Apabila penelitian ini sesuai dengan rencana maka diharapkan dapat menghasilkan produk baru berupa papan tiruan sebagai salah satu alternatif bahan konstruksi. 2. Tinjauan Pustaka a. Papan Serat Papan serat adalah panel yang dihasilkan dari pengempaan serat kayu atau bahan berligno-selulosa lain dengan ikatan utama berasal dari bahan baku yang bersangkutan atau bahan lain untuk memperoleh sifat khusus (SNI-01-4449-2006). Papan serat semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya sedangkan bahan bakunya berupa serat-serat dan dalam penelitian ini menggunakan sabut kelapa. Papan semen mempunyai sifat yang lebih baik dibanding papan partikel yaitu lebih tahan terhadap jamur, tahan air dan tahan api. Dengan demikian papan serat semen merupakan salah satu bahan bangunan yang tahan lama dalam penggunaannya sehingga biaya pemeliharaan rumah yang terbuat dari papan serat semen akan lebih murah. Di samping itu, papan serat semen dapat memanfaatkan limbah sabut kelapa sehingga meningkatkan nilai tambah sabut kelapa dan mengurangi pencemaran lingkungan. b. Sabut Kelapa Sabut kelapa didapatkan dari pohon kelapa, yaitu bagian luar /kulit buah kelapa. Sabut kelapa berupa lembaran-lembaran yang menyerupai rambut ada yang berwarna berwarna coklat kekuning-kuningan, coklat muda dan coklat tua. Sabut kelapa tergolong serat yang kaku dan tahan terhadap bakteri. c. Air Air diperlukan pada pembuatan papan serat semen agar terjadi reaksi kimia dengan semen. Air yang dipakai untuk pembuatan papan serat semen, tidak boleh mengandung minyak, asam, garam atau bahan lain yang dapat merusak papan serat semen. Biasanya air yang dipergunakan harus jernih dan dapat diminum. d. Semen Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling halus klinker, yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu semen. Portland cement diusulkan oleh Joseph Aspadin tahun 1824, karena berupa bubuk yang dicampur air,pasir dan batuan yang ada di pulau Portland, Inggris. Semen portland dibuat dengan mencampurkan kapur, silika, dan alumina kemudian dibakar dengan suhu tinggi 1550 o C dan menjadi klinker. Setelah itu dikeluarkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubuk. Biasanya lalu ditambahkan gipsum kira-kira 2-4% sebagai pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambah lain biasanya ditambahkan untuk jenis-jenis semen khusus, misalnya kalsium khlorida untuk menjadikan semen cepat mengeras.

71 2. Metodologi Penelitian a. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Universitas Islam 45 Bekasi yang direncanakan selama 4 bulan. b. Desain Penelitian Papan serat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari semen, sabut kelapa dan air dengan variasi 25%,50%,75% terhadap berat semen. Pengujian dilakukan setelah papan serat berusia 28 hari. Adapun jumlah sampel untuk pengujian adalah sebagai berikut : 1) Pengujian kuat tarik sabut kelapa : 6 lembar serat sabut kelapa Pengujian penyerapan air : 9 sampel dengan ukuran 5cm x 5cm x 1cm (3 variasi@ 3 sampel ) Pengujian kerapatan : 9 sampel dengan ukuran 5cm x 5cm x 1cm (3 variasi@ 3 sampel ) Pengujian kadar air : 9 sampel dengan ukuran 5cm x 5cm x 1cm ( 3 variasi@ 3 sampel) Pengujian pemuaian dan pengembangan tebal: 9 sampel dengan ukuran 5cm x 5cm x 1 cm ( 3 variasi@ 3 sampel ) Pengujian Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) : 9 sampel dengan ukuran 20cm x 5cm x 1cm ( 3 variasi@ 3 sampel ) c. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Sabut kelapa tua berwarna coklat tua, Semen, Air Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat utama : Alat uji kuat tarik dan lentur ( secara konvensional ) Alat bantu : Cetakan, timbangan, oven, spatula, bak perendam Mulai Persiapan bahan Pengujian bahan Ya Pembuatan sampel Pengujian sampel Analisa Hasil Kesimpulan Selesai Ya Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

72 4.1 Hasil Penelitian Pengujian Hasil uji papan serat semen meliputi pengujian kuat tarik sabut kelapa, kadar air, pemuaian dan kuat lentur. Adapun hasil uji tersebut sebagai berikut : Tabel 1. Kuat tarik Sabut Kelapa Ketebalan Beb Kuat Jenis Panjang No Rata-Rata an Tarik Serat (cm) (cm) kg kg/cm 2 1 Tunggal 10 0.035 0.64 18.37 2 Tunggal 10 0.035 0.69 19.66 3 Tunggal 10 0.035 0.66 18.97 4 Tunggal 10 0.035 0.54 15.34 5 Tunggal 10 0.035 0.55 15.62 6 Tunggal 10 0.035 0.53 15.24 Rata-Rata 0.60 17.20 Tabel 2. Hasil Uji Penyerapan Air No % Sabut Kelapa Sesudah Direnda m Berat Setelah Dikering kan Penyerap an air (gr) (gr) (%) 1 25% 50.09 45.12 11.02 2 25% 50.79 45.28 12.17 3 25% 50.81 44.43 14.36 Rata-rata 50.56 44.94 12.51 1 50% 49.51 43.35 14.21 2 50% 48.67 43.16 12.77 50% 48.82 43.99 10.98 Rata-rata 49.00 43.5 12.65 1 75% 40.54 35.66 13.68 2 75% 37.51 32.29 16.17 3 75% 46.72 41.46 12.69 Rata-rata 41.59 36.47 14.18 Tabel 3. Hasil Uji Kerapatan No % Sabut Berat Isi Kerapatan Kelapa gram cm 3 gram/cm 3 1 25% 45.12 25 1.80 2 25% 45.28 25 1.81 3 25% 44.43 25 1.78 Rata-rata 1.80 1 50% 43.35 25 1.73 2 50% 43.16 25 1.73 3 50% 43.99 25 1.76 Rata-rata 1.74 1 75% 35.66 25 1.43 2 75% 32.29 25 1.29 3 75% 41.46 25 1.66 Rata-rata 1.46

73 Tabel 4. Hasil Uji Kadar Air Berat Kadar Air %Sabut Sesudah Sesudah No Kelapa direndam di oven (gr) (gr) (%) 1 25% 50.09 45.04 11.21 2 25% 50.79 45.20 12.37 3 25% 50.81 44.35 14.57 Rata-rata 12.72 1 50% 49.51 43.26 14.45 2 50% 48.67 43.07 13.00 3 50% 48.82 43.90 11.21 Rata-rata 12.89 1 75% 40.54 35.56 14.00 2 75% 37.51 32.19 16.53 3 75% 46.72 41.36 12.96 Rata-rata 14.50 Tabel 5. Hasil Uji Pemuaian dan Pengembangan Tebal Berat No % Sabut Sebelum Sesudah Kelapa Direndam Direndam Keterangan p ; l; t (cm) p ; l; t (cm) 1 25% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 2 25% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 3 25% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 1 50% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 2 50% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 3 50% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 1 75% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 2 75% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian 3 75% 5;5;1 5;5;1 Tidak Ada Pemuaian Tabel 6. Hasil Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) No Uraian Sat 1 2 3 4 5 Nomor Pengujian Lebar Benda Uji (L) Tebal Benda Uji (T) Jarak Sangga (S) Kuat Tekan/Be ban Maksimu m (B) 6 KLMP 7 KLMP Rata-Rata cm cm cm Persentase Penambahan Sabut Kelapa 25% 50% 75% 1 2 3 1 2 3 1 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 15 15 15 15 15 15 15 15 kg 48 49 52 45 47 46 34 34 36 kg/c m 2 kg/c m 2 216.9 220.5 231. 8 202.5 209.3 206. 1 153.0 150.8 162.9 223.05 205.95 155.55 4.2. Analisa Data Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa : 1. Proses Pembuatan Menurut SNI 01-4449 2006, berdasarkan proses pembuatan, papan serat diklasifikasikan sebagai berikut:

74 Tabel 7. Proses produksi berdasarkan jenis papan serat Jenis papan serat Proses produksi Papan serat Pembentukan proses basah lembaran papan serat dengan media air Papan serat Pembentukan proses kering lembaran papan serat dengan media udara Sehingga papan serat pada penelitian ini tergolong dalam papan serat proses basah. 2. Kuat Tarik Sabut Kelapa Dari data hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dengan penentuan panjang dan ketebalan yang sama, sabut kelapa mempunyai kemampuan menahan beban yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah jenis serat dari kelapa yang muda, agak tua, tua sekali dan tua mempunyai kekuatan tarik yang berbeda, semakin tua maka semakin besar kuat tariknya. Kekuatan tarik sabut kelapa juga cukup besar yaitu dengan kuat tarik rata-rata 17.20 kg/cm 2, sehingga per-cm 2 mampu menahan beban sebesar 17.20 kg atau untuk serat tunggal sepanjang 10 cm mampu menahan beban rata-rata sebesar 0.60 kg. 3. Penyerapan Air Menurut SNI 01-4449 2006, berdasarkan penyerapan air setelah perendaman selama 24 jam, papan serat dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain : Tipe 1 35 dengan tebal 3.5 mm : < 25% Tipe 1 35 dengan tebal < 3.5 mm : < 35% Tipe 1 25 dengan tebal 3.5 mm : < 25% Tipe 1 25 dengan tebal < 3.5 mm : < 30% Tipe 1 20 dengan tebal 3.5 mm : < 25% Tipe 1 20 dengan tebal < 3.5 mm : < 35% Tipe 2 45 : < 20% Tipe 2 35 : < 20% Dari hasil penelitian diketahui bahwa : Untuk persentase penambahan 25% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 12.51%, sehingga papan serat termasuk pada tipe 1 20 Untuk persentase penambahan 25% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 12.65%, sehingga papan serat termasuk pada tipe 1 20 Untuk persentase penambahan 25% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 14.18%, sehingga papan serat termasuk pada tipe 1 20 Apabila di gambarkan dalam grafik adalah sebagai berikut :

75 14.50% 14.00% 13.50% 13.00% 12.50% 12.00% 11.50% Penyerapan air Variasi 25% Variasi 50% Variasi 75% Penyerapan air Gambar 2. Grafik Penyerapan Air Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa dengan penambahan serat maka penyerapan akan semakin besar. Dari data tersebut dapat diketahui klasifikasi papan serat berdasarkan tipenya. 4. Kerapatan Klasifikasi papan serat berdasarkan kerapatannya menurut SNI 01-4449 - 2006 yaitu : Tabel 8. Kerapatan berdasarkan jenis papan serat Jenis Papan Kerapatan Serat (gr/cm 3 ) PSKR < 0.040 PSKS 0.40 0.84 PSKT >0.84 Dari hasil penelitian maka diperoleh data kerapatan papan serat sebagai berikut : Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kerapatan rata rata : 1.80> 0.84 termasuk jenis papan serat PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi) Untuk variasi penambahan 50% sabut kelapa, kerapatan rata rata : 1.74>0.84 termasuk jenis papan serat PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi) Untuk variasi penambahan 75% sabut kelapa, kerapatan rata - rata : 1.46 > 0.84 termasuk jenis papan serat PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi) Apabila di gambarkan dalam grafik adalah sebagai berikut : 2 1.5 Kerapatan Gambar 3. Grafik Kerapatan 1 0.5 Kerapatan 0 Variasi 25% Variasi 50% Variasi 75% Gambar 3. Grafik Kerapatan

76 Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar nilai kerapatan maka semakin baik kualitas papan serat tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerapatan yaitu pada pemadatan pada saat pencetakan benda uji, semakin padat maka kerapatan juga akan semakin baik. 5. Kadar Air Kadar air maksimum yang disyaratkan oleh SNI 01-4449 2006 untuk papan serat yaitu < 13%. Dari hasil penelitian maka diperoleh kadar air sebagai berikut : Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kadar air rata rata : 12.72 % < 13%, memenuhi syarat Untuk variasi penambahan 50% sabut kelapa, kadar air rata rata : 12.89 % < 13 %, memenuhi syarat sehingga dapat dipakai. Untuk variasi penambahan 75% sabut kelapa, kadar air rata - rata : 14.50 % > 13%, tidak memenuhi syarat Apabila di gambarkan dalam grafik adalah sebagai berikut : 15.00% 14.50% 14.00% 13.50% 13.00% Kadar Air 12.50% 12.00% 11.50% Variasi 25% Variasi 50% Variasi 75% Gambar 4. Grafik Kadar Air Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa dengan penambahan serat maka kadar akan semakin besar. Kadar air yang disyaratkan adalah 13%, sehingga dari grafik diatas diketahui bahwa untuk variasi 25% dan 50% memenuhi syarat, sedangkan variasi 75% tidak memenuhi syarat kadar air maksimum yang diperbolehkan. 6. Pemuaian dan Pengembangan Tebal Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa untuk variasi penambahan 25%,50% dan 75% sabut kelapa, tidak terjadi pemuaian. Sehingga dapat dikatakan bahwa papan serat tersebut cukup solid. Menurut SNI 01-4449 2006, pengembangan tebal hanya diperbolehkan untuk Papan Serat Mutu Rendah (PSKR). Pada penelitian ini papan serat termasuk PSKT dengan pengembangan tebal 0%, sehingga memenuhi syarat. 7. Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) Klasifikasi papan serat berdasarkan Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) untuk Papan Serat Kerapatan Tinggi menurut SNI 01-4449 2006 yaitu :

77 Tabel 9. Keteguhan Lentur Modulus Patah berdasarkan tipe Keteguhan Lentur Tipe Modulus Patah kg/cm 2 T1 35 357 T1 25 T1 20 T2 45 255 204 459 T2 35 357 Dari hasil penelitian maka diperoleh data sebagai berikut : Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 223,05 > 204 termasuk papan serat T1 20 Untuk variasi penambahan 50% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 205,95 > 204 termasuk papan serat T1 20 Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 155,55, tidak memenuhi syarat Apabila di gambarkan dalam grafik adalah sebagai berikut : 250 200 150 100 50 0 Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) Variasi 25% Variasi 50% Variasi 75% Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) Gambar 5. Grafik Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa dengan penambahan serat maka KLMP semakin menurun hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pemadatan saat pecetakan yang kurang, kadar air yang tinggi dan sebagainya

78 Dari data-data diatas maka dapat dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 10. Hasil Uji Keseluruhan Papan Serat Semen No Jenis Uji Hasil Rata- Rata Keterangan 1. Proses Pembuatan - Proses Basah (menggunakan air) 2. Kuat tarik sabut kelapa 17.20kg/cm 2 Serat dengan kekuatan tarik tinggi 3. Penyerapan air - variasi 25% - variasi 50% - variasi 75% 12.51% 12,65% 14.18% Tipe 1 20 Tipe 1 20 Tipe 1 20 4. Kerapatan - variasi 25% - variasi 50% - variasi 75% 5. Kadar Air - variasi 25% - variasi 50% - variasi 75% 6. Pemuaian dan Pengembangan Tebal - variasi 25% - variasi 50% - variasi 75% 7. Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) - variasi 25% - variasi 50% - variasi 75% 1.80 1.74 1.46 12.72% 12.89% 1.50% 0% 0% 0% 223.05 205.95 155.55 Jenis PSKT (Papan Serat Kerapatan Tinggi) Jenis PSKT (Papan Serat Kerapatan Tinggi) Jenis PSKT (Papan Serat Kerapatan Tinggi) Memenuhi syarat PSKT Memenuhi syarat PSKT Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat PSKT Memenuhi syarat PSKT Memenuhi syarat PSKT Memenuhi syarat T1 20 Memenuhi syarat T1 20 Tidak memenuhi syarat T1 20 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan atas permasalahan yang ada maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Berdasarkan proses pembuatan, papan serat pada penelitian ini tergolong dalam papan serat proses basah. Kuat tarik sabut kelapa rata-rata 17.20 kg/cm 2, sehingga per-cm 2 mampu menahan beban sebesar 17.20 kg 1. Penyerapan Air Untuk persentase penambahan 25% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 12.51%, penambahan 50% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 12.65%, penambahan 75% sabut kelapa, penyerapan air rata-rata adalah 14.18%, sehingga semua variasi termasuk papan serat tipe 1 20 2. Kerapatan Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kerapatan rata rata : 1.80 > 0.84, penambahan 50% sabut kelapa, kerapatan rata rata : 1.74 > 0.84, variasi penambahan 75% sabut kelapa, kerapatan rata - rata : 1.46 > 0.84 sehingga ke 3 variasi penambahan termasuk jenis PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi)

79 3. Kadar Air Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kadar air rata rata : 12.72 < 13%, memenuhi syarat, variasi penambahan 50% sabut kelapa, kadar air rata rata : 12.89 % < 13 %, memenuhi syarat, sedangkan untuk variasi penambahan 75% sabut kelapa, kadar air rata - rata : 14.50 % > 13%, tidak memenuhi syarat 4. Pemuaian dan Pengembangan Tebal Untuk variasi penambahan 25%,50% dan 75% sabut kelapa, tidak terjadi pemuaian. Sehingga papan serat tersebut cukup solid. Papan serat termasuk PSKT dengan pengembangan tebal 0%, sehingga memenuhi syarat. 5. Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP) Untuk variasi penambahan 25% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 223,05 > 204 termasuk papan serat T1 20, variasi penambahan 50% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 205,95 > 204 termasuk papan serat T1 20, sedangkan variasi penambahan 25% sabut kelapa, kuat lentur rata rata : 155,55, tidak memenuhi syarat 5.2. Saran Berdasarkan simpulan diatas maka saran yang dapat penulis berikan yang mungkin berguna bagi penelitian selanjutnya adalah Persiapan bahan, peralatan, pembuatan dan pengujian hendaknya dilakukan dengan baik dan cermat sehingga akan diperoleh benda uji yang bagus dan data yang valid. DAFTAR PUSTAKA SNI-01-4449-2006. Papan Serat.Badan Standarisasi Nasional : Jakarta Tata Surdia, Shinroku Saito,1992. Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya Paramita : Jakarta. Ahmad Rosman,2007.Bahan Bangunan Sebagai dasar Pengetahuan. Dani Jaya Abadi : Jakarta. Dwi tangoro, A. Sadili Somaatmadja, Kuntjoro Sukardi,2007.Teknologi Bangunan. UI- Press : Depok J.C.M.M Cuypers, J.P. Jansen Van Rosendaal, J. Klaver, E.Diraatmadja (Penerjemah),1976.Boukunde deel 2 (Membangun Ilmu Bangunan edisi 2). Erlangga : Jakarta J.C.M.M Cuypers, J.P. Jansen Van Rosendaal, J. Klaver, E. Diraatmadja (Penerjemah),1981.Boukunde deel 3 (Membangun Ilmu Bangunan edisi 3). Erlangga : Jakarta http://en.wikipedia.org/wiki/cement_board