BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

1

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi, ibu maupun lingkungan. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan pokok bahasan, salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB). Pada tahun 2015 Millenium Development Goals (MDG s) Indonesia menargetkan penurunan sebesar 23 untuk angka kematian bayi dan balita dalam kurun waktu 2009-2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68/1.000 kelahiran hidup menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita dari 97/1.000 kelahiran hidup menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDG s) tahun 2015 dalam rangka menurunkan AKB, dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif (Depkes, 2002). World Health Organization (WHO), United Nations Childtren s Fund (UNICEF) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 0 sampai 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi usia 0 sampai 6 bulan pertama harus diberi ASI eksklusif. Selanjutnya demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu akan mulai memberikan makanan 1

pendamping ASI dan ASI dapat dilanjutkan hingga bayi berusia sampai 2 tahun (Menkes, 2004). Menurut laporan UNICEF tahun 2011 dalam World Breastfeeding Week (2012), sebanyak 136.700.000 bayi dilahirkan di seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang mendapat ASI secara eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan pertama. Hal tersebut menggambarkan cakupan pemberian ASI eksklusif di bawah 80% dan masih sedikitnya ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, persentase bayi yang menyusu eksklusif 0 sampai 6 bulan hanya 61,5%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI eksklusif masih relatif rendah (Kemenkes, 2012). ASI memiliki beberapa kandungan zat gizi yang sangat tepat untuk bayi, zat gizi tersebut yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Komposisi ASI bersifat dinamis berubah dari waktu ke waktu, ada kolostrum yang mengandung antibodi foremilk yang lebih banyak protein dan hindmilk yang lebih banyak lemak. Zat pelindung dalam ASI, antara lain imonoglobulin dan sel-sel darah putih hidup yang berguna untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Zat-zat hidup dan sel-sel yang serupa darah putih juga berubah sesuai keadaan. Jika pada saat itu di lingkungan di sekitar bayi ada kuman yang masuk ke tubuh ibu, tubuh 2

ibu akan membuat zat antinya. Pada saat keadaan itu, bayi juga akan mendapatkan kiriman zat anti tersebut lewat ASI (Budiasih, 2006) Menurut laporan dari expert consultation on the optimal duration of exclusife breast feeding dalam Budiasih (2006), ada beberapa daya perlindungan yang lebih tinggi terhadap penyakit infeksi pada bayi yang disusui eksklusif 0 sampai 6 bulan dibandingkan dengan ASI eksklusif 0 sampai 4 bulan. Penyakit yang dapat dicegah antara lain menginitis bakterialis, ISPA, infeksi saluran urugenitalis, sepsis (infeksi dalam darah), diare, diabetes pada usia muda dan penyakit pembuluh darah koroner. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 57,8%. Hal ini meningkat apabila dibandingkan dengan pencapaian ASI eksklusif tahun 2009 yaitu 40,21%. Walaupun cakupan ASI eksklusif meningkat pada tahun 2010, namun masih dikatakan rendah apabila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2012 yaitu 80% (Dinkesprov Jateng, 2011). Data profil kesehatan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar selama 3 tahun terakhir diketahui bahwa cakupan ASI eksklusif 0 sampai 6 bulan di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2010 sebesar 18,82%; tahun 2011 sebesar 13,9%; dan pada tahun 2012 sebesar 17,30%. Hal ini menunjukkan 3 tahun terakhir pada tahun 2011 cakupan pemberian ASI eksklusif 3

menurun dan pada tahun 2012 meningkat, akan tetapi cakupan ASI eksklusif tersebut masih di bawah target yang ditetapkan departeman kesehatan yaitu sebesar 80% (Dinkes Karanganyar, 2012). Menurut data dari Puskesmas Colomadu 1 selama 3 tahun terakhir diketahui cakupan ASI eksklusif 0 sampai 6 bulan pada tahun 2010 sebesar 42,47%; pada tahun 2011 sebesar 37,3%; dan pada tahun 2012 sebesar 35,25%. Hal ini juga masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 80% (Puskesmas Colomadu 1, 2012). Hasil penelitian Pawensuri (2011), menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan dan persepsi kolostrum ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Tamamaung Kota Makasar. Sedangkan hasil penelitian Fithananti (2013), menunjukkan ada hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelaksanaan program ASI eksklusif di Kota Semarang. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja setiap bidan, karena dengan adanya motivasi yang tinggi pada diri bidan puskesmas, maka akan mendorong bidan tersebut untuk bekerja lebih baik lagi dalam peran pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan data cakupan ASI eksklusif dari Puskesmas Colomadu 1, diketahui penurunan setiap tahunnya dan masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 80% cakupan pemberian ASI eksklusif. Dengan demikian cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah dan masih banyak ibu yang belum 4

memberikan ASI eksklusif pada bayi. Oleh sebab itu, peneliti akan meneliti apakah ada hubungan peran bidan dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu 1. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan peran bidan dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu 1? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum a. Mengetahui hubungan peran bidan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu I b. Mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberia ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu I 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan peran bidan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu 1 b. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Colomadu 1 5

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Sebagai informasi khususnya pemberian ASI eksklusif dalam monitoring dan evaluasi program ASI eksklusif pada bayi, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif. 2. Bagi Ibu Sebagai informasi tentang pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 bulan. 3. Bagi Peneliti Lainnya Menambah pengetahuan dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. 6