TAHUN : 2006 NOMOR : 03

dokumen-dokumen yang mirip
TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 8 PEMERINTAH KOTA SRAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2004 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

III. MEKANISME KERJA KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS KPPS DAN PPDP

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 02 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN UNIT PELAYANAN SATU ATAP KOTA BANDUNG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 03 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 279 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2005 tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), maka untuk lebih berfungsinya lembaga termaksud perlu diatur lebih lanjut petunjuk pelaksanaannya; b. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a diatas perlu ditetapkan Peraturan Walikota Bandung tentang Petunjuk Pelaksanaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM); Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005; 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan; 1

7. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung; 10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organissi Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kota Bandung 2004-2008; 13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2005 tentang Penundaan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2005 tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bandung; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BANDUNG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LEMBAGA PEMBEERDAYAAN MASYARAKAT (LPM). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Bandung. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Bandung. 3. Walikota adalah Walikota Bandung. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung yang mengkoordinasikan dan membuat rumusan kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan masyarakat. 2

5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kota Bandung. 6. Keluarahan adalah Kelurahan pada Pemerintah Kota Bandung di bawah Kecamatan. 7. Camat adalah Kepala Kecamatan pada Daerah Kota Bandung. 8. Lurah adalah Kepala Kelurahan pada Daerah Kota Bandung yang bertanggungjawab langsung kepada Camat. 9. LPM adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. 10. Musyawarah warga adalah forum yang dihadiri oleh Ketua Rukun Warga atau perwakilan/urusan Rukun Warga (RW). BAB II TATA CARA PEMBENTUKAN DAN KEPENGURUSAN Bagian Pertama Tata cara pembentukan Pasal 2 (1) Kepengurusan LPM dipilih berdasarkan musywarah warga. (2) Peserta musyawarah warga dari setiap Rukun Warga diwakili oleh satu orang. (3) Panitia pemilihan kepengurusan LPM di fasilitasi oleh Lurah. Bagian Kedua Kepengurusan Pasal 3 (1) Kepengurusan LPM terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi disesuaikan dengan kebutuhan sebanyak-banyaknya 5 (lima) seksi terdiri : a. Seksi Agama; b. Seksi Pendidikan dan Kebudayaan; c. Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup; d. Seksi Pemberdayaan Ekonomi, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; e. Seksi Kesejahteraan Sosial. (2) Kepengurusan LPM berasal dari berbagai komunitas masyarakat. 3

BAB III TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS Pasal 4 (1) Ketua mempunyai tugas dan fungsi sebagai pimpinan dan penanggung jawab LPM dalam hal : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan LPM; b. Menyusun Program Kerja LPM yang bersifat jangka menengah dan tahunan sesuai masa bhakti; c. Membina kader pembangunan kelurahan sebagai tenaga penggerak pembangunan. (2) Wakil Ketua mempunyai tugas dan fungsi dalam hal : a. Membantu ketua dalam memimpin dan mengendalikan LPM; b. Mewakili ketua apabila berhalangan; c. Melaksanakan tugas yang diberikan ketua. (3) Sekretaris mempunyai tugas dan fungsi dalam hal : a. Melaksanakan pengadministrasian surat menyurat, agenda surat masuk dan keluar, notulesi rapat; b. Melaksanakan pendataan, kearsipan; c. Melaksanakan penyusunan laporan dan pencatatan; d. Melaksanakan invetarisasi hasil-hasil pembangunan; e. Melaksanakan tugas yang diberikan ketua. (4) Bendahara mempunyai tugas dan fungsi dalam hal : a. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang, baik barang bergerak maupun tidak bergerak serta menyelenggarakan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan; (5) Ketua Seksi Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas dan fungsi dalam hal : a. Menyususn rencana pembangunan di bidang pendidikan; b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan di bidang pendidikan; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya; e. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; f. Menyusun laporan secara berkala; g. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua; h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan ketua. (6) Ketua Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyaitugas dan fungsi dalam hal : a. Menyusun rencana pembangunan di bidang pelestarian lingkungan hidup; 4

b. Menyelenggarakan kegiatan pembagunan di bidang pelestarian lingkungan hidup; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya; e. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; f. Menyusun laporan secara berkala; g. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua; h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ketua. (7) Seksi Pemberdayaan Ekonomi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, mempunyai tugas dan fungsi dalam hal : a. Menyusun rencana pembangunan di bidang ekonomi masyarakat melalui pengembangan koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah; b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan di bidang pemberdayaan ekonomi, koperasi dan usaha kecil dan menengah; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya; e. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; f. Menyusun laporan secara berkala; g. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua; h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ketua. (8) Seksi Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas membantu pimpinan dalam hal : a. Menyusun rencana pembangunan di bidang kesejahteraan sosial; b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan; d. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam seksinya; e. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; f. Menyusun laporan secara berkala; g. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua; h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ketua. BAB IV KESEKTARIATAN Pasal 5 (1) Keberadaan sekretariat LPM dapat satu atap dengan kantor kelurahan. (2) Administrasi LPM berdiri sendiri tidak bergabung dengan administrasi Kelurahan atau lembaga administrasi lainnya. 5

(3) Kelengkapan tata naskah, surat dan sejenisnya termasuk cap/atribut sebagai tanda pengenal kewilayahan agar dimusyawarahkan antara LPM se-kota Bandung. BAB V PEMILIHAN KETUA Bagian Pertama Kelengkapan Panitia Pemilihan Pasal 6 (1) Kelengkapan Panitia Pemilihan sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. (2) Tugas panitia pemilihan adalah sebagai berikut : a. Ketua sebagai pimpinan dan penanggung jawab terlaksananya Pemilihan Pengurus mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan kepanitiaan; b. Sekretaris mempunyai tugas membantu pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi meliputi kegiatan surat menyurat, kearsipan, pendataan, penyusunan laporan dan pencatatan; c. Bendahara mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan, meliputi kegiatan pembukuan, penyusunan laporan keuangan dan penyimpanan uang. Pasal 7 Tugas dan wewenang panitia pemilihan adalah : 1. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan pengurus; 2. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan; 3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan; 4. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta pemungutan suara; 5. Meneliti persyaratan calon pengurus yang telah diusulkan; 6. Menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan; 7. Menerima pendaftaran dan pengumuman tim kampanye; 8. Menetapkan hasil rekapilasi perhitungan suara dan mengumumkan hasilnya; 9. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan. 6

Bagian Kedua Tata Cara Pemilihan Pasal 8 Tata cara pemilihan sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan calon ketua dapat dilaksanakan apabila telah dihadiri para peserta yang merupakan utusan dari Rukun Warga (RW) di kelurahan bersangkutan sekurang-kurangnya 2/3 nya; 2. Apabila tidak mencapai kuorum sebagaimana huruf a, maka pemilihan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam; 3. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) jam sebagaimana huruf b, tetap tidak mencapai kuorum, maka pemilihan tetap dilaksanakan. Bagian Ketiga Pembiayaan Pasal 9 Pembiayaan pemilihan diperoleh dari : 1. swadaya masyarakat; 2. bantuan pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VI PENETAPAN CALON TERPILIH DAN PELATIKAN Pasal 10 (1) Calon Ketua yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah, ditetapkan sebagai Ketua terpilih. (2) Ketua terpilih ditetapkan dalam Berita Acara Penetapan Ketua Terpilih. (3) Pengaturan lebih lanjut mengenaiteknis pembentukan pengurus ditetapkan oleh Ketua Terpilih. (4) Berita Acara terpilih disampaikan kepada Camat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penetapan. 7

Pasal 11 (1) Pelantikan Ketua dan Pengurus LPM Kelurahan dilaksanakan oleh DPD Asosiasi LPM tingkat Kota Bandung dan dikukuhkan oleh Camat yang bersangkutan. (2) Pelaksanaan pelantikan selabat-lambatnya 30 hari kalender setelah penerima Berita Acara Ketua dan Pengurus. BAB VII PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN PEGURUS Bagian Pertama Pemberhentian Pasal 12 (1) Pengurus LPM berheenti karena : a. Meninggal dunia; b. Atas perminataan sendir; atau c. Diberhentikan. (2) Pengurus LPM sebagaimana dimaksud pada yat (1) huruf c diberhentikan karena : a. Berakhir masa baktinya dan telah dilantik pejabat yang baru; b. Tidak dapat melaksanakan bakti secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 3 (tiga) bulan; c. Melanggar sumpah atau janji. d. mengalami krisis kepercayaan publik yang luas akiobat kasus yang melibatkan tanggungjawabnya. (3) Pemberhentian pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dan huruf b serta ayat (2) huruf a dan huruf b diberitahukan oleh Pengurus lainnya kepada Camat melalui Lurah. Bagian Kedua Penggantian Pasal 13 (1) Penggantia pengurus karena meninggal dunia ditetapkan oleh rapat pleno. 8

(2) Penggantian pengurus karena atas permintaan sendiri dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengurus yang meminta berhenti agar membuat pertanggungjawabab selama yang yang bersangkutan menjabat; b. Penggantian pengurus karena diberhentikan ditetapkan oleh rapat pleno pengurus dan dibuatkan Berita Acara penggantian pengurus. (3) Penggantian pengurus karena diberhentikan ditetapkan oleh rapat pleno pengurus dan dibuatkan Berita Acara penggantian pengurus. BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 14 (1) Peratanggungjawaban pengurus meliputi seluruh tugas-tugas yang dilaksanakan selama masa bhaktinya. (2) Pertanggungjawaban pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya setahun sekali atau atas perminataan warga. (3) Pertanggungjawaban pengurus dilaksanakan pada musyawarah warga. (4) Pertanggungjawaban pengurus meliputi laporan pelaksanaan pembangunan fisik yang telah dilaksanakan oleh masyarakat (Panitia Pembangunan). (5) Pertanggungjawaban pengurus dibuat tertulis dan disampaikan kepada musywarah warga serta tembusannya disampaikan kepada Lurah dan Camat. (6) Musyawarah warga menilai pertanggungjawaban Pengurus dapat dilaksanakan apabila peserta mencapai kuorum yang dihadiri sekurangkurangnya 2/3 dari utusan Rukun Warga. (7) Apabila setelah ditunda satu jam masih tidak mencapai kuorum maka musywarah untuk menilai pertanggungjawaban pengurus LPM tetap dilaksanakan. BAB IX KEKAYAAN Pasal 15 (1) Kekayaan berupa benda bergerak maupun tidak bergerak harus dicatat dalam daftar inventaris dan merupakan milik organisasi bukan perorangan. (2) Kekayaan bisa didapat dari bantuan Pemerintah Daerah, swadaya masyarakat atau hibah dari pihak lain. 9

(3) Kekayaan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau Lembaga Pemberdayaan Partisispasi Pembangunan Masyarakat (LP3M) atau sebutan lainnya pengganti LKMD menjadi kekayaan LPM. BAB X KERJASAMA Pasal 16 (1) Kerja sama dalam lingkup Kecamatan dan/atau antar Kelurahan se-kota Bandung dapat dijalin dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan hasil-hasil pembangunan. (2) Dalam rangka perecanaan, pelaksanaan dan pemantauan pembangunan LPM dapat melaksanakan kerjasama dengan lurah dan lembaga kemasyarakatan lainnya di tingkat kelurahan. (3) Bentuk kerjasama di bidang pembangunan di luar Pemerintah Daerah harus dilaporkan kepada Walikota melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat. BAB XI FASILITASI Pasal 17 (1) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk melakukan pembinaan yang secara teknis dapat dikordinasikan melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat. (2) Untuk meningkatkan kinerja pengurus, maka Pemerintah Daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah dapatmemfasilitasi dengan memberikan pelatihan mengenai penyusunan perencanaan dan wawasan pembangunan. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dan/atau bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. 10

Diundangkan di Bandung Pada tanggal 26 April 2006 Pasal 19 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah. SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDUNG, TTD. MAMAN SUPARMAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2006 NOMOR 03 Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 26 April 2006 WALIKOTA BANDUNG, TTD. DADA ROSADA 11

12