I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

I. PENDAHULUAN. melalui pengalaman atau latihan dan berlangsung secara aktif dengan. keluarga dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak atau

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK- PAIR-SHARE (TPS)

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia, sebagai sesuatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. keterlibatan siswa atau partipasi siswa yang tinggi dalam pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan tersendiri, namun memberi sumbangannya agar tercapai tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum pengetahuan sosial disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pengetahuan sosial. Pengembangan kurikulum pengetahuan sosial merespon secara positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi pembelajaran pengetahuan sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakat dan negara (Ahmadi dan Amri, 2011: 9). Memerhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran pengetahuan sosial maka seharusnya pembelajaran di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik.

2 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan guru dan murid karena salah satu unsur dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang merupakan dua bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antar satu dengan lainnya. Selain itu sekolah sebagai salah satu unsur dalam dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perhatian dari berbagai pihak, karena pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi kehidupan yang sangat kompleks, dimana pendidikan saat ini terus berbenah diri menemukan cara yang terbaik untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilkinya. Sekolah juga dipercaya sebagai satu-satunya cara agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas. Secara umum keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain: siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode dan media mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses mengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar sehingga siswa memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa sehingga terjalin komunikasi dua arah yang menjadikan pembelajaran terarah pada pencapaian kompetensi. Guru harus mampu memahami beberapa hal

dari peserta didik seperti kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, 3 kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Proses yang dialami oleh siswa yang ditandai dengan terjadinya perubahan prilaku dalam diri siswa baik dalam aspek kognitif, afektif ataupun psikomotor yang tercermin dalam proses belajar siswa, sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, didalamnya berlangsung proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan penting mendasar dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran pengetahuan sosial mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan bermoral sejak usia dini. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran pengetahuan sosial adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang, dna menyenangkan. Salah satu tantangan mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Masalah ini semakin serius manakala dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang mendapat perhatian semestinya. Padahal, dengan memahami IPS akan membimbing siswa menghadapi kenyataan dalam

4 lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi masalah- masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana. Dalam menghadapi tantangan perubahan ini, sesungguhnya gurulah yang harus memandu siswa membuka cakrawala pengetahuan sosialnya. Maka guru dituntut lebih profesional, tidak hanya membimbing siswa dalam mengembangkan pengatahuannya dan mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan bermutu. Pembelajaran mata pelajaran IPS sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian. Akibatnya banyak kritikan bagi guru-guru yang mengajarkan IPS, antara lain rendahnya daya kreasi guru, dan siswa dalam pembelajran kurang dikuasai materinya oleh siswa dan kurang variasi dalam pembelajaran. Guru dituntut setiap saat untuk meningkatkan kompetensinya baik melalui berbagai bahan bacaan, seminar, maupun penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas di kelasnya. Itu semua akan meningkatkan pengetahuan dan aktivitas siswa. Strategi pembelajaran IPS berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif

dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu guru sebaiknya 5 memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam memilih metode akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami yang akan mengakibatkan siswa menjadi apatis. Di sinilah perlunya memanfaatkan motode pembelajaran. Siswa akan lebih mengerti dan memahami pelajaran dengan metode pembelajaran selain penjelasan guru. Penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan sebuah proses dan sangat erat hubungannya dengan hasil belajar, karena bila kita berusaha dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh dalam belajar tentunya hasil belajar yang akan diperoleh dalam pembelajaran juga akan baik. Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun aktivitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai metode yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengembangan aktivitas di sekolah dalam proses belajar dan pembelajaran benarbenar dapat memiliki relevansi yang tinggi dan menghasilkan para lulusan yang memiliki aktivitas yang tinggi. Sekolah seyogyanya dapat menyediakan kurikulum yang memungkinkan para siswa dapat berfikir kritis dan kreatif, serta

memiliki keterampilan pemecahan masalah, sehingga pada gilirannya mereka 6 dapat merespons secara positif setiap kesempatan dan tantangan yang ada serta mampu mengelola risiko untuk kepentingan kehidupan pada masa sekarang maupun mendatang. Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama menjadi guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 4 Pringsewu kelas VII.4 dapat diketahui bahwa salah satu penyebab adalah proses pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru belum memanfaatkan metode pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran tidak mencapai tingkat keberhasilan. Selain itu aktivitas belajar siswa di kelas juga sangat kurang, siswa masih banyak yang bermain-main atau bahkan tidak memperhatikan penjelasan guru. Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian I (UH1) kelas VII 4 SMP Negeri 4 Pringsewu Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) 1. 2. 63 < 63 14 18 43,75 56,25 Jumlah 32 100 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar pada pembelajaran IPS yang diperoleh siswa kelas VII 4 pada ulangan harian I (UH1) masih rendah. Jumlah siswa pada kelas VII 4 yang memperoleh nilai diatas 63 (syarat minimal dikatakan tuntas dalam belajar) sebanyak 14 siswa dengan persentase 43,75%.

7 Sedangkan hasil belajar IPS pada saat Ulangan Harian II (UH2) semester Genap dapat dilihat perolehan nilai siswa di bawah ini. Tabel 2. Nilai Siswa Pada Ulangan Harian II (UH2) kelas VII.4 SMP Negeri 4 Pringsewu Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) 1. 2. 63 < 63 16 16 50 50 Jumlah 32 100 Berdasarkan data yang ada pada Tabel 2 di atas, terlihat bahwa hasil belajar pada pembelajaran IPS yang diperoleh siswa kelas VII 4 pada ulangan harian II masih rendah. Jumlah siswa kelas VII 4 yang memperoleh nilai di atas 63 sebanyak siswa dengan persentase 50%. Kelas VII 4 SMP Negeri 4 Pringsewu menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63. Hal ini berarti siswa belum memenuhi ketuntasan kompetensi minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 65% siswa memperoleh nilai 63. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (1995:128) menyatakan bahwa apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65%, dikuasai maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%) Siswa yang aktif 12 37,5 Siswa yang belum aktif 20 62,5 Jumlah 32 100 Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat siswa yang aktif sebanyak 12 siswa dari 32 siswa (37,5%) dan siswa yang belum aktif sebanyak 20 siswa dari 32 siswa

(62,3%). Hasil pengamatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa tingkat aktivitas 8 siswa masih rendah. Berdasarkan uraian di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar diduga karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajarannya. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS). Pembelajaran Think -Pair- Share termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dipilih model pembelajaran Think -Pair- Share karena hasil model pembelajaran ini memberi kesempatan pada Siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan aktivitas dan kerjasama Siswa. Pembelajaran kooperatif dengan Think -Pair- Share ini mudah diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk IPS (Lie, 2004). Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul Laporan Penelitian Tindakan Kelas Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TPS pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VII 4 Semester Genap Pada SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah 9 Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan masalah masalah sebagai berikut. 1. Guru masih menggunakan metode belajar dengan ceramah, proses pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher center). 2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. 3. Hasil belajar IPS di kelas VII.4 masih rendah. C. Pembatasan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah dan agar dalam pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin dipecahkan dan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah bahwa yang dianalisis adalah Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan model pembelajaran Kooperatif TPS pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VII 4 Semester Genap SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013. E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut. 1. Apakah ada peningkatan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif TPS pada mata pelajaran IPS di kelas VII.4 semester genap SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan Kooperatif TPS pada mata pelajaran IPS di kelas VII 4 semester genap SMP Negeri 4 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013?

F. Tujuan Penelitian 10 Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini dinyatakan sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis peningkatan aktivitas siswa melalui model pembelajaran Kooperatif TPS pada mata pelajaran IPS di kelas VII 4 semester Genap SMP Negeri 4 Pringsewu semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif TPS di kelas VII 4 SMP Negeri 4 Pringsewu semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. G. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a) Kontribusi positif bagi guru-guru mata pelajaran IPS tentang alternatif strategi pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif TPS yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. b) Memperkaya khazanah keilmuan di bidang pendidikan. 2. Secara Praktis Penelitian ini secara praktis dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk mempermudah siswa memahami meteri pelajaran IPS yang disampaikan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa lebih baik.

G. Ruang Lingkup Penelitian 11 1. Objek Penelitian Penerapan model pembelajaran Kooperatif TPS, aktivitas dan hasil Belajar IPS. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII 4 yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Kooperatif TPS. 3. Wilayah Penelitian SMP Negeri 4 Pringsewu. 4. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan semester genap tahun 2012/2013.