KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

NI WAYAN PUTU MEIKAPASA. Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram.

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Pedagogi, Nilai Portfolio dan Penilaian Stakeholder pada Calon Guru Biologi

KESESUAIAN ASESMEN BUATAN GURU DENGAN SILABUS KURIKULUM Suitability of Assessment made by Teacher with the Syllabus Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

2014 PENERAPAN ASESMEN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN RESPIRASI SERANGGA DI SMP

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

Manual Mutu Akademik

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

Struktur Kurikulum..

Strategi Guru Pembelajar Pasca-UKG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak

PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR (Studi tahun 2012, 2013, 2014, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

Pemanfaatan Penilaian Portofolio pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Belajar Mandiri dan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

DESKRIPSI MATA KULIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mutu pendidikan sangat bergantung pada kompetensi dan kualifikasi yang

Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

Evaluasi Pembelajaran Fisika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ARTIKEL HASIL PENELITIAN 2011

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FMIPA UM Semester Genap 2015/2016

PENYUSUNAN PORTOFOLIO GURU SEBAGAI INSTRUMEN SERTIFIKASI GURU Disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional, di Hotel Bumi Wiyata Depok, 2009

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO

Transkripsi:

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN Oleh Dr. Suprananto, M.Ed. (Kepala Bidang Penilaian Akademik Puspendik Balitbang Kemdikbud) Disampaikan pada Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan (SNEP) II dengan tema Pengembangan Pendidik: Implementasi Asesmen Otentik Pendidikan dalam rangka Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Profesional Berkelanjutan A. Pendahuluan Guru merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan pendidikan. Untuk memperoleh output dan outcome pendidikan yang bermutu, diperlukan guru yang memiki kemampuan (kompetensi) yang memadai. Kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Kemampuan atau kompetensi tersebut mencakup: kepribadian, profesional, sosial, dan pedagogik. B. Kompetensi Guru dalam Penilaian Menurut Undang undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi kepribadian meliputi kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional mencakup: penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial meliputi berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, dan orangtua/wali, dan masyarakat sekitar. Sedangkan kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik tidak hanya meliputi persiapan dan pengelolaan proses pembelajaran, melainkan juga dalam hal melakukan penilaian hasil belajar dan evaluasi proses pembelajaran. Terkait dengan bidang penilaian, kompetensi pedagogik guru meliputi kemampuan dalam hal: (1) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (2) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (3) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk dapat menyelenggarakan penilaian hasil belajar, memanfaakan hasil penilaian, dan meningkatkan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil penilaian, guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penilaian. ISBN 978-602-14215-5-0 SNEP II Tahun 2014 1

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Seorang guru minimal harus menguasai dan memiliki pengetahuan dalam: (1) dasar-dasar penilaian pendidikan (pengukuran, penilaian, dan evaluasi); (2) berbagai jenis dan pendekatan penilaian, seperti penilaian formatif dan sumatif, assessment for learning, assessment of learning, dan assessment as learning (AFL, AOL, dan AAL); (3) berbagai jenis tes seperti tes pencapaian hasil belajar (achievement test) dan tes diagnostic (diagnostic test); (4) acuan penilaian norma (norm reference) & acuan penilaian kriteria (criterion reference); (5) berbagai teknik penilaian di tingkat kelas (classroom based assessment) untuk setiap aspek yang dinilai (pengetahuan, sikap dan keterampilan); serta (6) pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan berbagai instrumen penilaian (tes tulis, pedoman observasi, pedoman penilaian kinerja, dan sebagainya). Di samping itu, guru harus mengikuti perkembangan regulasi terkait dengan kebijakan penilaian pendidikan (penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan, dan penilaian oleh pemerintah), baik yang berupa undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri maupun pedoman atau petunjuk teknis dari institusi terkait. C. Keselarasan Kurikulum, Pembelajaran dan Penilaian Kebijakan Pemerintah terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 memberikan implikasi perlunya penyesuian pada perencanaan pembelajaran, buku dan bahan ajar, teknik, strategi, dan pendekatan pembelajaran, serta penerapan penilaian hasil belajar. Hal ini disebabkan oleh kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga komponen yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan lainnya. Integrasi dan keselarasan antara kurikulum, pembelajaran, dan penilaian merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Integrasi dari ketiga komponen tersebut merupakan sistem pembelajaran berbasis acuan patokan/kriteria dimana tujuan pembelajaran didefinisikan sebagai apa yang harus diberikan dalam pembelajaran, bagaimana proses pembelejaran, dan bagaimana dapat mengetahui seberapa baik peserta didik telah menguasai atau mencapai kriteria hasil belajar (Biggs and Tang, 1999, 2007) 2 SNEP II Tahun 2014 ISBN 978-602-14215-5-0

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Gambar-1: Keselarasan antara Kurikulum, Proses Pembelajaran, dan Penilaian Sumber: http://www.cmu.edu/teaching/assessment/howto/basics/objectives.html D. Studi tentang Penilaian di Kelas pada Implementasi Kurikulum 2013 Terkait dengan kebijakan Pemerintah dalam implementasi Kurikulum 2013, Puspendik telah melakukan studi terkait dengan penguasaan guru dalam bidang penilaian pada implementasi Kurikulum 2013. Sampel studi diambil dari 10 (sepuluh) propinsi yakni: Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Banten, Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat. Responden dalam studi adalah kepala sekolah dan guru pada jenjang SD, SMP dan SMA (masing-masing 6 sekolah per propinsi). Instrumen yang digunakan dalam studi antara lain tes, kuesioner, dan wawancara. Pemahaman guru tentang penilaian yang diperoleh dari pelatihan atau bimbingan teknis implementasi Kurikulum 2013 secara umum masih rendah. Dari keseluruhan responden, 21% menyatakan bahwa sangat paham, tetapi 74% menyatakan bahwa kurang jelas atau kurang memahami, sedangkan 5% lainnya menyatakan tidak jelas atau tidak paham. ISBN 978-602-14215-5-0 SNEP II Tahun 2014 3

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Gambar 2: Pernyataan Guru tentang Penilaian dalam Implementasi K-13 Hampir semua responden telah menerima pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Dari keseluruhan responden, 84% diantaranya telah mengikuti pelatihan tentang penilaian hasil belajar, namun demikian penguasaan guru dalam bidang penilaian di tingkat kelas (classroom assessment) masih belum memuaskan. Hal ini tampak dari rerata hasil tes tentang pengetahuan bidang penilaian yang hanya 54 dari skala 0-100. Gambar-3: Hasil Tes Kemampuan Guru dalam Bidang Penilaian 4 SNEP II Tahun 2014 ISBN 978-602-14215-5-0

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Tingkat pemahaman guru pada setiap materi dalam bidang penilaian sangat bervariasi. Materi yang dianggap sulit untuk dipahami antara lain penilaian produk, penilaian projek, portofolio dan penilaian sikap. Gambar-4: Tingkat Pemahaman Guru dalam Materi Penilaian Sebagian besar dari responden telah melakukan penilaian dalam implementasi Kurikulum 2013, namun demikian mereka menghadapi berbagai kendala dan kesulitan. Kendala dan kesulitan tersebut antara lain: (1) penyusunan perencanaan penilaian sikap dan keterampilan, (2) keterbatasan waktu dalam menerapkan penilaian dengan berbagai teknik penilaian untuk semua K-I (kompetensi inti); (3) kesulitan dalam melakukan tindak lanjut hasil penilaian, serta (4) kesulitan dalam mendeskripsikan hasil penilaian termasuk menuangkan ke dalam rapor. Berdasarkan hasil studi tersebut, tampak bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013, khususnya dalam bidang penilaian di tingkat kelas (classroom based assessment). Minimnya porsi tentang penilaian di kelas pada pembekalan implementasi Kurikulum 2013 merupakan salah satu penyebab dari hal tersebut. Tidak hanya pada implementasi Kurikulum 2013, pada kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2004 dan KTSP), belum banyak guru yang menguasasi dan menerapkan beberapa teknik penilaian dalam penilaian di kelas. Sebagian besar guru sudah biasa dalam melakukan penilaian pada aspek pengetahuan, namun demikian kurang terbiasa dalam menerapkan penilaian pada aspek sikap dan keterampilan. Di samping itu, masih kurangnya perhatian dan tuntutan agar guru menerapkan berbagai teknik dalam penilaian. ISBN 978-602-14215-5-0 SNEP II Tahun 2014 5

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Guru lebih banyak menilai peserta didiknya dengan menggunakan tes, baik pilihan ganda maupun uraian terstruktur atau esai. Hal ini pula yang menjadi salah satu sorotan mengapa lebih banyak guru yang menggunakan pendekatan penilaian tradisional daripada penilaian otentik. E. Penutup Mengingat bahwa penilaian memegang peran yang cukup strategis dalam peningkatan mutu pembelajaran, maka sudah semestinya semua stakeholder pendidikan meningkatkan upaya peningkatan kemampuan guru (termasuk calon guru) dalam bidang penilaian pendidikan. Berbagai upaya dapat dilakukan antara lain melalui: (1) penyebarluasan materi tentang penilaian pendidikan dalam berbagai media (cetak dan elektronik); (2) pelatihan dan workshop bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penilaian pendidikan; (3) menambahkan porsi mata kuliah penilaian dan evaluasi pada LPTK sebagai institusi pencetak guru; dan (4) mendorong guru untuk melanjutkan studi pada bidan penilaian dan evaluasi pendidikan, serta (5) memperluas jaringan asosiasi profesi bidang penilaian (seperti Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia-HEPI). F. Daftar Bacaan Kemendikbud, 2013. Panduan teknis penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan SD. Kusaeri dan Suprananto, 2012. Pengukuran dan penilaian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Marzano, R.J. dkk. (1994). Assessing student outcome:performance assessment using the five dimensions of learning model. Alexandria: Association for supervision and Curriculum development. Mueller, J. (2006). Authentics assessment. Diakses dari http://jonatan.muller.faculty. noctrl.edu/toolbox/whaisist.htm. tanggal 2 November 2014. Stiggins, R.J. (1994). Student-centered classroom assessment. New York: Mcmillan College Publishing Company. Wiggins, G. (1990). The case for authentic assessment. Diakses dari http://www.ed.gov/ databases/eric_digets/ed238611.html, tangga 9 November 2014. Zainul, A. (2001). Alternative assessment: Applied approach mengajar di perguruan tinggi. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. 6 SNEP II Tahun 2014 ISBN 978-602-14215-5-0