BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

I. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

Informed Consent INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki. merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB III PENUTUP. mendapatkan hasil dari penelitian pihak Polda DIY dan Rumah Sakit Panti

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

PANDUAN INFORMED CONSENT

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang, karena dengan hidup sehat setiap orang dapat menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan atau transaksi terapeutik. Transaksi terapeutik

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website :

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

Aspek Hukum Informed Consent Dalam Pelaksanaan Tindakan Operasi Medik. Oleh : Firman Floranta Adonara S.H.,M.H.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP MALPRAKTEK YANG BERTENTANGAN DENGAN INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Pada saat ini kegiatan pelayanan kesehatan tidak. terlepas dari aspek hukum yang melindungi pasien dari

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak bagi setiap orang, sebagaimana diatur dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. optimal oleh sarana kesehatan dalam hal ini rumah sakit. Dalam kaitannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUHPdt yang berbunyi :

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa kesehatan, hidup manusia menjadi tidak sempurna didalam melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah

BAB III PENUTUP. Dokter terhadap Pasien Gawat Darurat atas Tindakan Medis Dalam Bentuk Implied

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

ISSN Vol 13 No. 2 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kesehatan pada umumnya melekat

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

KARAKTERISTIK INFORMAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dalam

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN - DOKTER

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

KODE MATA KULIAH : : Dr. Budiyanto, S.H.,M.H William H. Reba, S.H.,M.Hum Victor Th. Manengkey, S.H.,M.Hum Farida Kaplele, S.H.,M.

disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

Aspek Hukum Hubungan Profesional Tenaga Kesehatan -Pasien. Drg. Suryono, SH, Ph.D

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Transaksi Terapeutik Dokter dan Pasien dalam Rumah Sakit

I S D I Y A N T O NIM : C

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori

PELAKSANAAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak heran jika mereka akan berusaha sedemikian rupa untuk

I. PENDAHULUAN. menginginkan sang buah hati terlahir dengan selamat dan sehat.

HUBUNGAN HUKUM ANTARA DOKTER DAN PASIEN DALAM PERJANJIAN PELAYANAN MEDIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN JASA DI BIDANG PELAYANAN MEDIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DAN INFORMED CONSENT

Jurnal Hukum Bisnis/Vol II/ Nomor 1 /April 2018 E-ISSN

Oleh Mochammad Nasichin. Abstrak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang

Perlindungan Konsumen Kesehatan Berkaitan dengan Malpraktik Medik

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Kekecewaan pasien terhadap perilaku dokter seringkali terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumah sakit dalam perjalanan sejarahnya mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM KONTRAK TERAPEUTIK

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGATURAN PELAYANAN KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dalam hal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasien, kedua belah pihak mempunyai hak dan kewajiban, adanya hak dan kewajiban dikarenakan adanya perjanjian. Perjanjian antara dokter dengan pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica Komalawati istilah transaksi terapeutik adalah sebuah hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam pelayanan medik secara profesional didasarkan kompetensi yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan tertentu di bidang kedokteran 1 Timbulnya transaksi terapeutik terjadi saat seorang pasien datang ke dokter baik di tempat praktik dokter atau di Rumah Sakit, dengan dimulainya pemeriksaan oleh dokter, seorang dokter harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencari cara menyembuhkan pasiennya. Oleh karena itu perjanjian antara dokter dengan pasien tersebut termasuk dalam istilah inspanningsverbintenis, dimana apa yang di tuntut dari seorang dokter terhadap pasiennya adalah sebuah kesungguhan usaha untuk mencari pengobatan atau penyembuhan. Kewajiban seorang dokter dalam transaksi terapeutik adalah memberikan pelayanan medis dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan teliti menurut standar profesinya. Kemudian hak seorang dokter atas pelayanan medis yang dia lakukan adalah mendapat upah atau pembayaran uang dari seorang 1 Veronica Komalawati, 2002, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, hlm 1. 1

pasien, kemudian seorang pasien juga mempunyai hak yakni hak mendapat informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan seorang dokter untuk penyembuhan penyakit pasien. Dalam hubungan antara dokter dengan pasien diperlukan sebuah persetujuan. Persetujuan ( consent ) inilah yang dimaksud dengan istilah informed consent. jadi informed consent adalah persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Secara etimologis arti informed consent yaitu sudah di berikan infomasi dan arti consent yaitu izin atau persetujuan. Berdasarkan isi dari pasal 1 dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.290/MENKES/PER/III/ 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, informed consent didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan yang lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Pengertian informed consent menurut Veronica D Komalawati adalah suatu kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong pasien disertai upaya mengenai segala resiko yang mungkin terjadi. 2 Di dalam Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Persetujuan tindakan medis tercantum pada Bab VII tentang Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, Bagian Ketiga tentang Pemberian Pelayanan Paragraf 2 dengan nama Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi. Dalam Pasal 45 ayat (1) UUPK menyatakan bahwa setiap Harapan, hlm 86. 2 Veronica Komalawati, 1989, Hukum dan Etik dalam Praktek Dokter, Jakarta, Pustaka Sinar 2

tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Di dalam memberikan persetujuan, informed consent dapat dibuat secara lisan (oral) atau tertulis (written). Informed consent Yang dibuat tertulis dapat dianggap sebagai dokumen yang membuktikan kenyataan bahwa pasien menerima tindakan medis yang dianjurkan oleh dokter. informed consent yang diberikan secara lisan tetap sah sebagai informed consent, asalkan diberikan penjelasan yang cukup terlebih dahulu mengenai hal-hal yang seharusnya di informasikan. Informed consent ini tidak mutlak harus dibuat oleh sang pasien yang bersangkutan, melainkan ada pengecualian yaitu dalam hal pasien belum cukup umur, usia lanjut, atau terganggu jiwanya karena penyakit, serta pasien yang dalam keadaan tidak sadarkan diri, terhadap pasien yang dalam keadaan tidak sadarkan diri, dokter bertindak sebagai orang tua yang dapat mengambil langkah tindakan tertentu sesuatu dengan pasal 1354 KUH Perdata ( zaakwaaneming ), akan tetapi setelah pasien sadar harus segera menjelaskan mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh sang dokter terhadap dirinnya. Dan untuk pasien yang belum cukup umur, usia lanjut, dan pasien yang terganggu jiwanya karena penyakit, informed consent dapat dilaksanakan oleh keluarganya atau ahli waris yang terdekat. 3 Dalam proses pemeriksaan peran serta seorang pasien sangat penting, dikarenakan dokter bisa mendeteksi atau mengidentifikasi penyakit berdasarkan 3 Hermin Hadiati Koeswadji, 1998, Hukum Kedokteran (Studi Tentang Hubungan Hukum dalam mana Dokter sebagai salah satu pihak) Bandung PT.Citra Aditya Bakti, hlm 125 3

infomasi dan keluhan keluhan yang dirasakan oleh pasien, lalu bagaimana dengan pasien yang memiliki gangguan jiwa yang tidak dapat memberikan informasi atau sekedar keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien serta tidak dapat memahami penjelasan-penjelasan dari dokter, jika pasien tersebut memiliki pihak keluarga maka pihak dokter bisa melakukan transaksi terapeutik dengan pihak keluarganya namun bagaimana dengan pasien sakit jiwa yang menggelandang/ terlantar yang tidak diketahui siapa pihak keluarganya kepada siapakah dokter akan mencari informasi dan kepada siapa pula dokter akan meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap diri pasien. Untuk itu diperlukan perlindungan hukum yang dapat menjamin para pihak sesuai dengan hak dan kewajiban para pihak. Dan salah satu bentuk perlindungan hukum ini yaitu disepakatinya surat perjanjian informed consent. Dan dalam pemberian informed consent terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa, Undang-undang telah mengatur bahwa pasien yang terganggu jiwanya karena penyakit, dapat mewakilkan persetujuan informed consent kepada pihak keluarga atau pengampunya, namun bagaimana dengan pasien rawat inap dan pasien sakit jiwa yang tidak ada pihak keluarganya yang mendampingi atau bahkan tiba-tiba harus mendapat tindakan medik yang beresiko tinggi terhadap keselamatan jiwa dan raganya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :Siapakah pihak yang memberikan persetujuan tindakan kedokteran dalam hal pasien yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada pihak keluarganya? 4

Berdasarkan pada pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Objektif Untuk mengetahui pihak-pihak yang dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran dalam hal pasien yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada pihak keluarganya. 2. Tujuan Subjektif Tujuan subjektif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat guna menyusun skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata-1 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 5