MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN DAN TEGANGAN ORDINARY PORTLAND CEMENT DIBANDINGKAN DENGAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPERIMEN PERBANDINGAN TEGANGAN DAN TINGKAT KEDEWASAAN (KEMATANGAN) ANTARA SEMEN HOLCIM DAN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC)

Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

ANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK SEMEN PORTLAND TYPE I UNTUK PEMBUATAN BETON F c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BINJAI

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

PENGEMBANGAN GENTENG BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENUTU ATAP

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH KANDUNGAN LUMPUR PADA AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

Studi Angka Koefisien Korelasi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Umur & Bentuk Benda Uji Standar SNI

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

Prediksi Kuat Tekan Beton Berbahan Campuran Fly Ash dengan Perawatan Uap Menggunakan Metode Kematangan

I. PENDAHULUAN. dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR KADAR LUMPUR TINGGI DENGAN MENAMBAHKAN FLY ASH

KAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN


Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

PENGARUH PANAS PEMBAKARAN PADA BETON TERHADAP PERUBAHAN NILAI KUAT TEKAN ( INFLUENCE ON THE COMBUSTION HEAT TO CHANGE THE VALUE OF CONCRETE STRENGTH )

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN VOLUME FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, DAYA SERAP AIR, DAN BERAT JENIS BETON RINGAN FOAM DENGAN PERBANDINGAN 1 PC : 1 PS

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

ANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK SEMEN PORTLAND TYPE I UNTUK PEMBUATAN BETON f c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BINJAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

JURNAL TUGAS AKHIR. PENGARUH AIR LAUT DAN NaCl TERHADAP KUAT TARIK BELAH MORTAR ABDUL FAJAR ALAMSYAH D

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Studi Lanjut Mengenai Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Beton Cara Dreux Gorrise

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. artinya jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahanbahan

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

SKRIPSI UJI EKSPERIMENTAL BETON NORMAL DIBANDINGKAN BETON SELF COMPACTING DENGAN AGREGAT DAUR ULANG DAN LIMBAH GENTENG TANAH LIAT

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

PEMANFAATAN LIMBAH KALENG BEKAS SEBAGAI SERAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON. Luhut Parulian Bagariang 1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

Studi Tentang Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

Scaffolding 3 (1) (2014) Scaffolding.

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

SIFAT MEKANIS BETON KULIT KERANG (Anadara grandis)

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DALAM PERANCANGAN CAMPURAN BETON

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

PENGARUH STYROFOAM DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS PERMUKAAN (AC WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton OPC dan OPC Abu Sekam Padi di Lingkungan Gambut

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN FLYASH PADA BETON MUTU NORMAL DAN MUTU TINGGI DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN ABSORBSI

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB 1 PENDAHULUAN. beton. Sebenarnya masih banyak alternatif bahan lain yang dapat dipakai untuk

PAVING BLOCK MENGGUNAKAN CAMPURAN TRAS

Transkripsi:

MENENTUKAN TINGKAT KEMATANGAN DAN TEGANGAN ORDINARY PORTLAND CEMENT DIBANDINGKAN DENGAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT Emsiakui E Sembiring 1, Ir. Besman Surbakti, MT 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: emsiakui_sembiring@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departeman Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan ABSTRAK Portland Composite Cement (PCC) memiliki mineral tambahan seperti fly ash, pozzolan, batu kapur kualitas tinggi dan gypsum, sehingga tingkat kematangan dan tegangannya berbeda dengan Ordinary Portland Cement (OPC). Pada percobaan ini akan dilakukan pengujian terhadap benda uji silinder dari kedua jenis semen masing-masing pada umur 24 jam, 3, 7, 14, 21, 28, 35, dan 40 hari. Pengujian dilakukan menurut SNI 03-6805-2002 (Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan. Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya). Pada Ordinary Portland Cement (OPC), dari hasil proyeksi pada pengujian umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan beton sebesar 198,885 kg/cm2. Sedangkan dari hasil pengujian secara konvensional diperoleh nilai kuat tekan beton sebesar 217,140 kg/cm2. Adapun persentase perbedaan adalah sebesar 8,407% < 10%. Hasil tersebut masih dalam rentang yang diijinkan. Pada Portland Composite Cement (PCC), dari hasil proyeksi pada pengujian umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan beton sebesar 190,210 kg/cm2, sedangkan dari hasil pengujian secara konvensional diperoleh nilai kuat tekan beton sebesar 215,157 kg/cm2. Adapun persentase perbedaan adalah11,6% >10%, hasil tersebut tidak dalam rentang yang diijinkan. Kekuatan hasil proyeksi pada umur 28 hari berdasarkan pengujian pada umur awal masih kurang teliti, hal tersebut dikarenakan peralatan yang digunakan merupakan peralatan alternative. Dari hasil percobaan ini diperoleh bahwa pada umur awal ( di bawah 28 hari), kematangan Ordinary Portland Cement (OPC) lebih cepat daripada Portland Composite Cement (PCC) sedangkan pada umur akhir (setelah 28 hari), kematangan Portland Composite Cement (PCC) menjadi lebih cepat daripada Ordinary Portland Cement (OPC). Kata kunci: tingkat kematangan, tegangan, Ordinary Portland Cement, Portland Composite Cement, OPC dan PCC. ABSTRACT Portland Composite Cement (PCC) has the additional minerals such as fly ash, pozzolan, high quality limestone and gypsum, so that maturity and tension will be different with Ordinary Portland Cement (OPC). In this experiment will be tested against the cylindrical specimens of both types of cement respectively at the age of 24 hours, 3, 7, 14, 21, 28, 35, and 40 days. Testing was conducted according to SNI 03-6805-2002 (Testing Methods for measuring the value of compressive strength of concrete at early age and projecting strength in the next age). At the Ordinary Portland Cement (OPC), the result of the projection on the testing value at 28 days obtained the compressive strength of concrete at 198.885 kg/cm2. While the result of conventional testing concrete compressive strength value obtained at 217.140 kg/cm2. The percentage difference is 8.407% < 10%. The result is in the allowable range. In Portland Composite Cement (PCC), the result of the projection on the test value at 28 days obtained the compressive strength of concrete at 190.210 kg/cm2, while the result of the conventional testing concrete compressive strength value obtained at 215.157 kg/cm2. The percentage difference is 11, 6% > 10%, the result is not in the allowable range. The strength of the projection at 28 days based on the age of initial testing is inaccurate, it is caused the equipment is used an alternative equipment. From the results of this experiment found that at early age (under 28 days), the maturity of Ordinary Portland Cement (OPC) is faster than Portland Composite Cement (PCC), while at the age of late (after 28 days), the maturity of Portland Composite Cement (PCC) is faster than Ordinary Portland Cement (OPC). Keywords: maturity level, tension of concrete, Ordinary Portland Cement, Portland Composite Cement, OPC and PCC.

1. PENDAHULUAN Berdasarkan suatu kasus yang pernah terjadi di lapangan (proyek) yang ada di suatu daerah di Kalimantan, di mana di daerah tersebut sangat sulit untuk memperoleh semen tipe-i atau Ordinary Portland Cement (OPC) yang merupakan jenis semen yang umum dan paling banyak digunakan untuk semua jenis konstruksi. Sebagai penggantinya, digunakan Portland Composite Cement (PCC) yang merupakan produk yang relatif baru. Pada penggunaan semen ini, tegangan yang timbul berbeda dengan tegangan semen tipe-i. Berdasarkan uji sampel di lapangan, tegangan Portland Composite Cement (PCC) lebih rendah bila dibandingkan dengan Ordinary Portland Cement (OPC), tetapi kemudian naik sehingga pada umur tertentu tegangan kedua semen menjadi sama atau hampir sama. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan sempat muncul beberapa anggapan bahwa Portland Composite Cement (PCC) tidak sesuai dengan persyaratan umum dan tidak dapat untuk proyek tersebut. Dengan adanya kasus tersebut, perlu dilakukan suatu percobaan untuk mengetahui karakteristik dari Ordinary Portland Cement (OPC) dan Portland Composite Cement (PCC). Dalam hal ini, karakteristik yang akan ditinjau adalah Tingkat Kematangan dan Tegangan yang terjadi pada kedua semen tersebut. Sehingga hasil dari percobaan ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan dan anggapan yang muncul di lapangan. Pada percobaan ini, akan dilakukan pengujian terhadap sampel berupa beton silinder yang terbuat dari kedua jenis semen tersebut. Sampel direndam di dalam bak perendam pada suhu yang sama dan diuji pada umur-umur tertentu, yaitu setelah umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, dan seterusnya sampai kedua semen tersebut memiliki tegangan yang sama atau hampir sama. Karakteristik Tingkat Kematangan dan Tegangan kedua semen ditampilkan dalam bentuk grafik. 2. METODOLOGI Pada percobaan ini, konsep kematangan yang digunakan adalah menurut SNI 03-6805-2002 (Metode Pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya). Kematangan merupakan tingkat perkembangan suatu sifat dari suatu campuran yang mengandung bahan semen, tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada campuran tersebut dan cara perawatannya. Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Untuk menguji kekuatan beton pada umur awal dan kekuatan yang diproyeksikan Cetak dan pelihara bahan uji sesuai dengan Pd.M 16-1996-03 (metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Laboratorium) Tanamkan sensor temperatur pada tengah-tengah salah satu benda uji, aktifkan alat pencatat temperatur, lanjutkan pemeliharaan sampai sekurang-kurangnya selama 24 jam, catat temperatur beton selama periode pemeliharaan. Dalam percobaan ini, suhu beton diukur dengan melubangi bagian tengah benda uji sedalam ± 7,5 cm dan diukur dengan termometer dengan ketelitian 0,5 o C. Setelah 24 jam, segera keluarkan benda uji dari cetakan. Uji kuat tekan silinder sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder) pada umur 24 jam atau sesudahnya, kemudian catat kekuatan dan umur pada waktu pengujian. Tentukan faktor temperatur-waktu dengan peralatan pencatat kematangan atau dapat dihitung riwayat temperatur beton dengan cara membagi umur ke dalam rentang waktu yang sesuai, temperatur beton rata-rata selama masing-masing rentang waktu dikalikan dengan panjang rentang waktu dan hasilnya dijumlahkan untuk mendapatkan nilai faktor temperatur-waktu. M (t) (1) dimana: M (t) : faktor termperatur-waktu pada umur t ( o C.jam) t : rentang waktu T n : temperatur beton rata-rata selama rentang waktu t ( o C) T 0 : temperatur datum ( o C) Catat faktor temperatur-waktu pada umur awal dari benda uji. Bila data yang mewakili kuat tekan dan faktor temperatur-wakru akan digunakan untuk memproyeksikan kekuatan beton pada waktu-waktu berikutnya, tentukan kekuatan pendugaan dengan menggunakan persamaan pendugaan seperti di bawah ini.

b. Prosedur untuk mencari Persamaan Pendugaan Persiapkan benda uji sesuai dengan SNI 03-2493-1991 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium), gunakan prosedur 1 (di atas) untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan faktor temperatur-waktu pada saat pengujian, data yang diambil meliputi pengujian pada umur 24 jam, 3, 7, 14, dan 28 hari, apabila kekuatan yang diproyeksikan lebih dari 28 hari, maka data harus termasuk pengujian pada umur yang diinginkan, kekuatan pada tiap-tiap umur adalah nilai ratarata kekuatan dari sekurang-kurangnya 2 buah silinder. Siapkan lembaran kertas semi-log, 3 siklus. Sumbu-Y menyatakan tekanan (kg/cm 2 atau Mpa) dan sumbu-x (skala logaritma) menyatakan faktor temperatur-waktu pada waktu pengujian (dimulai dari 100 o C.jam dan berakhir pada 100.000 o C.jam) Plotkan nilai kekuatan yang diperoleh dari langkah pertama terhadap faktor temperatur-waktu yang sesuai, gambarkan garis lurus yang mewakili titik-titik yang sudah diplotkan. Cari persamaan pendugaan dengan menggunakan rumus: S M = S m + b (log M log m) (2) di mana: S M : kekuatan yang diproyeksikan pada faktor temperatur-waktu M S m : kuat tekan yang diukur pada temperatur-waktu m. b : tangen dari garis yang didapat dari langkah ke 3, yaitu jarak vertikal antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu siklus pada-x dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan tekanan (kg/cm 2 atau Mpa). M : faktor temperatur-waktu dalam kondisi pemeliharaan standar. m : faktor temperatur-waktu pada pengujian awal. Gunakan konstanta b dan persamaan di atas untuk menentukan kekuatan pendugaan yang didasarkan pada hasil-hasil pengujian umur awal. Interpretasi Hasil Pengujian Variabilitas kuat awal yang didapat dari pengujian adalah sama atau lebih kecil daripada yang didapat dari cara tradisional. Jadi hasilnya dapat digunakan dalam menaksir dengan cepat variabilitas untuk keperluan pengontrolan dan sebagai tanda perlu tidaknya penyesuaian. Penggunaan hasil-hasil dari metode ini dalam memenuhi spesifikasi pendugaan kekuatan pada umur akhir, harus diterapkan hati-hati karena kekuatan yang diminta dalam spesifikasi yang ada tidak berdasarkan pada pengujian umur awal. Diperlukan suatu nilai rentang keandalan untuk menentukan kekuatan yang diproyeksikan. Rentang keandalan didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diukur antara kekuatan yang diproyeksikan dan yang diukur pada umur tertentu. Biasanya rentang keandalan ditentukan pada tingkat keandalan 90%.

3. HASIL PENELITIAN 1. Ordinary Portland Cement (OPC) Nilai kekuatan benda uji silinder yang diperoleh dari hasil pengujian pada berbagai umur: Tabel 3.1 Nilai Kuat Tekan OPC pada berbagai umur No. Umur Kuat tekan rata-rata (kg/cm2) 1 24 jam 69,625 2 3 hari 83,31 3 7 hari 138,64 4 14 hari 191,634 5 21 hari 204,438 6 28 hari 217,14 Tabel 3.2 Temperatur benda uji silinder Ordinary Portland Cement (OPC) Temperatur Benda Uji Umur (jam) Benda Benda Uji Benda Uji Uji I ( o C) II ( o C) III ( o C) Rata-rata 0 29 29 29 29 1 28 29 28 28,33333 2 27,5 27,5 27 27,33333 3 27 27 27 27 4 26,5 27 26,5 26,66667 5 26,5 26,5 26,5 26,5 6 28 28 28 28 7 28 28 28 28 8 28 28 29 28,33333 9 28,5 28,5 28,5 28,5 16 29 29 29 29 17 29,5 29,5 29 29,33333 18 30 30 29,5 29,83333 21 29,5 29,5 30 29,66667 22 29 29 29 29 23 28,5 28,5 28,5 28,5 24 28 28,5 28 28,16667 25 28 28 28,5 28,16667 26 28 28 28 28

Faktor Temperatur-Waktu diperoleh berdasarkan persamaan: M (t) 24 jam 28 o C = 672 o C jam 3 hari 24 jam 28 o C + 672 o C jam = 2.688 o C jam 7 hari 24 jam 28 o C + 2.688 o C jam = 7.392 o C jam 14 hari 24 jam 28 o C + 7.392 o C jam = 16.800 o C jam 21 hari 24 jam 28 o C + 16.800 o C jam = 30.912 o C jam 28 hari 24 jam 28 o C + 30.912 o C jam = 49.728 o C jam Hasil plot nilai kekuatan terhadap factor temperatur-waktu yang sesuai, sehingga diperoleh nilai b yang merupakan tangent dari garis yang didapat. Yaitu jarak vertical antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu siklus pada-x dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan tekanan. Gambar 3.1 Nilai b pada persamaan Pendugaan - Ordinary Portland Cement (OPC) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 b = 92 kg/cm 2 100 1000 10000 100000 Faktor Temperatur-Waktu ( o C.jam)

Tabel 3.3 Perhitungan untuk menentukan Faktor Temperatur-Waktu pada umur pengujian Ordinary Portland Cement (OPC) umur (jam) Temperatur ( o C) Rentang umur (jam) Temp. Rata-rata selama rentang waktu ( o C) T-To Kenaikan faktor waktu ( o C.jam) Kumulatif faktor temp.- waktu ( o C.jam) 0 29 - - - - - 1 28,34 1 28,67 28,67 28,67 28,67 2 27,34 1 27,84 27,84 27,84 56,51 3 27 1 27,17 27,17 27,17 83,68 4 26,5 1 26,75 26,835 26,75 110,43 5 26,5 1 26,5 26,585 26,5 136,93 6 28 1 27,25 27,25 27,25 164,18 7 28 1 28 28 28 192,18 8 28,34 1 28,17 28,17 28,17 220,35 9 28,5 1 28,42 28,42 28,42 248,77 16 29 7 28,75 28,75 201,25 450,02 17 29,17 1 29,085 29,17 29,085 479,105 18 29,84 1 29,505 29,59 29,505 508,61 21 29,67 3 29,755 29,755 89,265 597,875 22 29 1 29,335 29,335 29,335 627,21 23 28,5 1 28,75 28,75 28,75 655,96 24 28,17 1 28,335 28,335 28,335 684,295 25 28,17 1 28,17 28,17 28,17 712,465 26 28 1 28,085 28,085 28,085 740,55 Faktor temperatur-waktu setelah 28 hari perawatan pada temperature 28 o C adalah: M = 28 o C 28 hari 24 jam = 18.816 o C.jam Kekuatan yang diproyeksikan pada umur 28 hari, dihitung sebagai berikut: S M = S m + b (log M log m) = 69,625 + 92 (log 18.816 log 740,55) = 69,625 + 92 (1,405) = 198, 885 kg/cm 2 Rentang perbedaan yang diproleh dari hasil proyeksi pada umur 28 hari adalah: 217,14 kg/cm 2 198,885 kg/cm 2 = 18,255 kg/cm 2 Persentase perbedaan adalah:, 100% = 8,407 %, Keandalan hasil proyeksi tersebut masih dalam rentang yang diijinkan yaitu 91,593% 90 %. Jadi kekuatan hasil proyeksi pada umur 28 hari berdasarkan pengujian pada umur awal masih dapat diterima. Dari hasil perhitungan indeks kematangan Ordinary Portland Cement (OPC) dihubungkan dengan Tegangan Karakteristik pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 35, dan 40 hari dapat disusun dalam bentuk table di bawah ini.

Tabel 3.4 Kematangan dan Tegangan Karakteristik pada OPC Tegangan Kematangan ( 0 Karakteristik C.jam) (Kg/cm 2 ) 672 69,625 2.688 83,310 7.392 138,640 16.800 191,6337 30.912 204,4377 49.728 217,140 73.248 220,283 100.128 224,773 Gambar 3.2 Perbandingan Kematangan dan Tegangan pada OPC 250 Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 200 150 100 50 0 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Faktor Temperatur-Waktu ( o C.jam) 2. Portland Composite Cement (PCC) Nilai kekuatan benda uji silinder yang diperoleh dari hasil pengujian pada berbagai umur: Tabel.3.5 Nilai Kuat Tekan PCC pada berbagai umur No. Umur Kuat tekan rata-rata (kg/cm2) 1 24 jam 49,25 2 3 hari 51,878 3 7 hari 106,694 4 14 hari 169,7838 5 21 hari 196,279 6 28 hari 215,157

Tabel 3.6 Temperatur benda uji silinder Portland Composite Cement (PCC) Temperatur Benda Uji Umur (jam) Benda Benda Uji Benda Uji Uji I ( o C) II ( o C) III ( o C) Rata-rata 0 28.5 28 28 28.16667 1 28 28 28 28 2 27.5 27 27 27.16667 3 26.5 26 26 26.16667 4 26 26 26 26 5 26 26 26 26 6 26 26.5 26 26.16667 7 26.5 27 26 26.5 8 26.5 27 26 26.5 9 27 27 27 27 16 27.5 27 27 27.16667 17 28 27.5 27.5 27.66667 18 29 29 29 29 21 29 29 28.5 28.83333 22 28.5 29 28.5 28.66667 23 27.5 28 27 27.5 24 27 27.5 27 27.16667 25 27 27.5 27 27.16667 26 27 27.5 27 27.16667 Faktor Temperatur-Waktu diperoleh berdasarkan persamaan: M (t) 24 jam 27,167 o C = 652,008 o C jam 3 hari 24 jam 27,167 o C + 652,008 o C jam = 2.608,032 o C jam 7 hari 24 jam 27,167 o C + 2.608,032 o C jam = 7.172,088 o C jam 14 hari 24 jam 27,167 o C + 7.172,088 o C jam = 16.300,2 o C jam 21 hari 24 jam 27,167 o C + 16.300,2 o C jam = 29.992,368 o C jam 28 hari 24 jam 27,167 o C + 29.992,368 o C jam = 48.248,592 o C jam Hasil plot nilai kekuatan terhadap factor temperatur-waktu yang sesuai, sehingga diperoleh nilai b yang merupakan tangent dari garis yang didapat. Yaitu jarak vertical antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu siklus pada-x dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan tekanan

Gambar 3.3 Nilai b padaa persamaan Pendugaan Portland Composite Cement (PCC) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 100 b =100 kg/cm 2 1000 10000 100000 Faktor Temperatur-Waktu ( o C.jam) Tabel.3.7 Perhitungan untuk menentukan Faktor Temperatur-Waktu pada umur pengujian Portland Composite Cement (PCC). umur (jam) Temperatur (oc) 0 28.17 1 28 2 27.17 3 26.17 4 26 5 26 6 26.17 7 26.5 8 26.5 9 27 16 27.17 17 27.67 18 29 21 28.84 22 28.67 23 27.5 24 27.17 25 27.17 26 27.17 Rentang umur (jam) Temp. Rata-rata selama rentang waktu (oc) T-To Kenaikan faktor waktu (oc.jam) Kumulatif faktor temp.- waktu (oc.jam) - - - - - 1 28.085 28.34 28.085 28.34 1 27.585 27.755 27.585 55.925 1 26.67 26.67 26.67 82.595 1 26.085 26.085 26.085 108.68 1 26 26 26 134.68 1 26.085 26.085 26.085 160.765 1 26.335 26.335 26.335 187.1 1 26.5 26.75 26.5 213.6 1 26.75 27 26.75 240.35 7 27.085 27.585 189.595 429.945 1 27.42 27.42 27.42 457.365 1 28.335 27.835 28.335 485.7 3 28.92 28.92 86.76 572.46 1 28.755 28.755 28.755 601.215 1 28.085 28.335 28.085 629.3 1 27.335 27.585 27.335 656.635 1 27.17 27.17 27.17 683.805 1 27.17 27.17 27.17 710.975 Faktor temperatur-waktu setelah 28 hari perawatan pada temperature 27,17 o C adalah: M = 27,17 o C 28 hari 24 jam = 18.258,24 o C.jam

Kekuatan yang diproyeksikan pada umur 28 hari, dihitung sebagai berikut: S M = S m + b (log M log m) = 49,25 + 100 (log 18.258,24 log 710,975) = 49,25 + 100 (1,4096) = 190, 21 kg/cm 2 Rentang perbedaan yang diproleh dari hasil proyeksi pada umur 28 hari adalah: 215,157 kg/cm 2 190,21 kg/cm 2 = 24,947 kg/cm 2 Persentase perbedaan adalah:, 100% = 11,6 %, Keandalan hasil proyeksi tersebut tidak dalam rentang yang diijinkan yaitu 88,4% 90 %. Jadi kekuatan hasil proyeksi pada umur 28 hari berdasarkan pengujian pada umur awal masih perlu dilakukan pengukuran suhu dengan alat yang lebih teliti. Dari hasil perhitungan indeks kematangan Portland Composite Cement (PCC) dihubungkan dengan Tegangan Karakteristik pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 35, dan 40 hari dapat disusun dalam bentuk table di bawah ini. Tabel 3.8 Kematangan dan Tegangan Karakteristik pada PCC Kematangan ( 0 C.jam) Tegangan Karakteristik (Kg/cm 2 ) 652,008 49,25 2.608,032 51,878 7.172,088 106,694 16.300,2 169,7838 29.992,368 196,279 48.248,592 215,157 71.068,872 224,045 97.149,192 228,3367 Gambar 3.4 Perbandingan Kematangan dan Tegangan pada PCC 250 Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 200 150 100 50 0 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Faktor Temperatur-Waktu ( o C.jam)

Dari kedua grafik di atas, dapat digabungkan menjadi satu grafik yaitu grafik perbandingan Kematangan dengan Tegangan Karakteristik pada Ordinary Portland Cement (OPC) dan Portland Composite Cement (PCC) Gambar 3.5 Perbandingan Kematangan dan Tegangan pada PCC dan OPC 250 Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 200 150 100 50 0 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Faktor Temperatur-Waktu ( o C.jam) 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kematangan dan Tegangan kedua jenis semen semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur, namun tidak berlangsung secara linier. 2. Pada Ordinary Portland Cement (OPC), pada pengujian umur 28 hari secara konvensional diperoleh nilai kuat tekan beton sebesar 217,140 kg/cm 2, sedangkan hasil proyeksi diperoleh kuat tekan sebesar 198,885 kg/cm 2. Adapun persentase perbedaan adalah sebesar 8,407% < 10%. 3. Pada Portland Composite Cement (PCC), pada pengujian umur 28 hari secara konvensional diperoleh nilai kuat tekan sebesar 215,157 kg/cm 2, sedangkan hasil proyeksi diperoleh kuat tekan sebesar 190,210 kg/cm 2. Adapun persentase perbedaan adalah sebesar 11,6% > 10% (hasil tidak dalam rentang yang diijinkan). 4. Pada umur awal ( di bawah 28 hari), kematangan Ordinary Portland Cement (OPC) lebih cepat daripada Portland Composite Cement (PCC) sedangkan pada umur akhir (setelah 28 hari), kematangan Portland Composite Cement (PCC) menjadi lebih cepat daripada Ordinary Portland Cement (OPC). Saran 1. Faktor-faktor di lapangan sangat perlu diperhatikan, seperti persiapan material, proses pencampuran, pengangkutan dan penuangan, serta perawatan beton karena memberikanpengaruh yang cukup besar terhadap kualitas campuran yang dihasilkan. 2. Perlu dilakukan percobaan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan teliti untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

5. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Syarif,2009, Semen Jenis & Aplikasinya, Kawan Pustaka, Jakarta. Murdock, L, J, dan Brook, K, M,1991, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. Neville, A, M,1973, Properties of Concrete, Edisi Kedua, Pitman Publishing Limited, London. Nugraha, Paul dan Antoni,2007, Teknologi Beton dan Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Pratomo, Alfonsus, A,2007, Proses Pembuatan Semen,, Jakarta. Oktopianto,Yogi,2010,Air dalam Pembuatan Beton,Teknik Sipil Gunadarma,Jakarta. Taufik, Dede,2010, Pengaruh Ash dalam Semen,, Jakarta. Teknologi Semen, Edisi 1998, PT Semen Padang. Usman, Husaini, Mpd & Akbar, R, P, S,1995, Pengantar Statistika, Bumi Aksara, Jakarta. http://www.google.co.id/sni 15-7064-2004.pdf, diakses tanggal 1 Oktober 2011. http://www.google.co.id/sni 15-2049-2004.pdf, diakses tanggal 5 Oktober 2011 http://www.google.co.id/sni 03-6809-2002.pdf, diakses tanggal 28 Mei 2012. http://www.google.co.id/sni 03-6805-2002.pdf, diakses tanggal 1 Juni 2012.