PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.2. Tipologi kota-kota perairan di Pulau Kalimantan Sumber: Prayitno (dalam Yudha, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

DAFTAR ISI. Abstrak... Prakata... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... Daftar Lampiran... Daftar Pustaka...

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

BAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (43-50)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 27 PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI LINGKUNGAN JURING LENENG KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

5.1. Area Beresiko Sanitasi

KOMUNITAS KAMPUNG GUDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal yaitu rumah sebagai unit hunian tunggal

Rilis PUPR #2 12 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/555. Sentuhan Infrastruktur PUPR Berupaya Menghapus Wajah Kumuh Kampung Nelayan Tegalsari

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang tepatnya berada di tepian sungai. Selain itu kawasan RT. 37 banyak KK Miskin yang tergabung dalam satu atap. LOKASI KAWASAN PRIORITAS Kawasan perencanaan penataan lingkungan dan kawasan kelurahan Basirih dibagi menjadi 4 RT. Yaitu: RT. 37, 38, 46, 47 Gambar 3.2.LokasiKantong Pakumis Kawasan Basirih 3.2. DEMOGRAFI Dari hasil pendataan peduduk pada tahun 214 penduduk di kawasan prioritas basirih RT. 37 Gambar 3.1.Zonasi Kawasan Basirih Lokasi kawasan prioritas berada di 37 yang terletak dibagian tengah dari wilayah Kelurahan berjumlah 136 jiwa, RT. 38 berjumlah 136 jiwa, RT. 46 berjumlah 215 jiwa, RT. 47 berjumlah 19 jiwa, dengan komposisi sebagai berikut : Basirih. RT. 37 ini merupakan kawasan yang padat, dari segi penduduk, lalulintas hingga kegiatan 24

a. Jumlah penduduk pada RT. 47 menurut kelompok umur b. Jumlah penduduk pada RT. 37 menurut kelompok umur Penduduk RT. 47 Berdasarkan Usia 6 Tahun Keatas 6 Tahun Keatas 32 56-6 Tahun 36-55 Tahun 17-35 Tahun Penduduk RT. 47 Berdasarkan Usia 56 38 17-35 Tahun 28-5 Tahun 8 2 4 6 3 2 Pengangguran 1 Pengangguran Ibu Rumah Tangga 1 Berdagang Penduduk RT. 47 Berdasarkan Mata Pencaharian 3 Jasa 2 4 55 24 6 Jasa Penduduk RT. 47 Berdasarkan Mata Pencaharian 7 Serabutan 54 Penduduk RT. 47 Berdasarkan Mata Pencaharian Lainnya 35 4 bb. Jumlah penduduk pada RT. 37 menurut mata pencaharian Penduduk RT. 47 Berdasarkan Mata Pencaharian Berdagang aa. Jumlah penduduk pada RT. 47 menurut mata pencaharian Lainnya Penduduk RT. 37 Berdasarkan Usia 46 6-16 Tahun 28 4 36-55 Tahun 39-5 Tahun 17 56-6 Tahun 35 6-16 Tahun Penduduk RT. 37 Berdasarkan Usia 6 42 2 4 6 25

3.3. c. Jumlah penduduk pada RT. 38 menurut kelompok umur Penduduk RT. 38 Berdasarkan Usia SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI Faktor yang sangat berperan dalam pencapaian pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan penduduknya akan membawa berbagai pengaruh 6 Tahun Keatas 17 56-6 Tahun positip bagi masa depan di berbagai bidang kehidupan. Guna mencapai pendidikan yang diharapkan 4 diperlukan sarana dan prasarana serta unsur penunjang lainnya dalam proses pendidikan. 36-55 Tahun 38 3.3.1. Perkembangan Kegiatan Ekonomi Budaya Di Kel. Basirih 17-35 Tahun Penduduk RT. 38 Berdasarkan Usia 6-16 Tahun 29-5 Tahun perekonomian di kelurahan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagaikaryawan swasta, buruh, pns, petani serta usaha rumah tangga sebagai tambahan hidup mereka, seperti berdagang didepan rumah mereka.berdasarkan mata pencaharian penduduk 14 Perkembangan 2 4 kelurahan Basirih yang telah disebutkan di atas membuat lingkungan sekitar mereka kurang tertata dan 6 cenderung sebagian besar mempengaruhi pola pikir mereka untuk hanya memikirkan diri dan keluarga masing-masing tanpa ingin mengajak warga miskin untuk ikut serta dalam pengembangan ekonomi di cc. Jumlah penduduk pada RT. 38 menurut mata pencaharian wilayah kelurahan Basirih. Selain itu, nilai kegotong royongan pun hampir dirasa punah. Atas dasar itu Penduduk RT. 38 Berdasarkan Mata Pencaharian Lainnya 55 Berdagang kepada seluruh warga kelurahan. 3.3.2. Perdagangan Di Kel. Basirih Dari sekian besar penduduk Kelurahan Basirih yang berpenghasilan sebagaipns dan pegawai 6 Pengangguran swasta, namun ada juga warga masyarakat kelurahan Basirih yang berpenghasilan dari usaha 24 Jasa pula membuat sulitnya pemerintah daerah untuk berkoordinasi mengenai program-program yang pro Penduduk RT. 38 Berdasarkan Mata Pencaharian 7 berdagang. Luas kawasan perdagangan itu sendiri diperkirakan memiliki luasan sekitar... Ha, yang terdiri Serabutan 42 dari tokodan kios/warung kecil. Dari pedagang kecil yang menggunakan depan rumahnya sebagai kios 2 4 6 hingga toko dan rumah makan menempati area perdagangan ini di sekitar jalan-jalan lingkungan. Barang ataupun jasa yang diperdagangkan itu berupa makanan, salon, penjahit, jasa 26

fotocopydan sebagainya. 3.3.3. Budaya Di Pinggiran Sungai Masyarakat masih bergantung dengan sungai untuk mandi cuci kakus. Jamban dan batang masih banyak terdapat di pinggiran sungai sebagai tempat masyarakat untuk memenuhi kehidupannnya seperti mandi dan buang air hingga mencuci pakaian. Hal ini di karenakan sebagian warga masih belum mendapatkan pasokan air ledeng, untuk mendapatkan air bersih mereka harus mengeluarkan biaya lebih yang tidak bisa mereka penuhi. Sehingga banyak masyarakat masih menggunakan sungai sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka akan air. Budaya ini sebenarnya memang budaya asli kampung yang berada di tepian sungai, yaitu dengan menggunakan sungai sebagai sumber kehidupan, namun kualitas air sungai sekarang sudah tidak sama dengan kondisi air zaman dulu. Air sungai sekarang sudah banyak menganduk zat-zat berbahaya seperti timbal dan zatzat lainnya. Gambar 3.4.Kondisi Permukiman Tepi Sungai Kelurahan Basirih Gambar 3.3 Peta Sebaran Perdagangan dan Jasa 27

Masyarakat Basirih yang berada di pinggiran sungai juga sama dengan masyarakat Kota 3.3.4. Konflik Sosial Banjarmasin yang berada di pinggiran sungaimasih menggunakan titian sebagai sarana penghubung Keadaan wilayah kelurahan Basirih tidak terlalu padat penduduknya, sehingga tidak antar rumah maupun antar lokasi. Titian merupakan budaya asli banjar pada zaman dahulu, pada menimbulkan kekumuhan diwilayah tersebut hal ini mengurangi terjadinya konflik sosial antara warga. zaman sekarang seiring berjalan dan berkembangkan sarana dan prasarana permukiman titian ini penduduk di kelurahan Basirih ini lebih dominan berasal dari luar banjarmasin dan sangat sedikit sudah mulai hilang. penduduk berasal dari luar walaupun mereka sangat beragam tetapi sangat jarang sekali konflik sosial, Kondisi eksisting rumah yang saling berdempetan serta semakin memanjang ke arah sungai. apalagi konflik social manifest dan latent. hal itu di sebabkan masih banyaknya tokoh-tokoh masyarakat Kurangnya penghijauan dikarenakan kepadatan serta kekumuhan tersebut. Pada kawasan ini pula yang mereka segani dan takuti. tedapat beberapa dermaga yang berguna sebagai pemberhentian Klotok (perahu bermotor) ketika ada 3.3.5. Hubungan Antara Kelompok penumpang, namun pada saat sekarang ini sudah hampir sedikit sekali Klotok (perahu bermotor) yang masyarakat pendatang atau suku diluar penduduk asli yang telah lama menetap di kelurahan Basirih ini beroprasi. menyebar di beberapa tempat dan telah menjadi satu bagian dari kerukunan suku atau kelompok. toleransi antar umat beragama pun di rasakan cukup tinggi walaupun mayoritas masyarakatnya beragama islam. 3.3.6. Potensi Swadaya Yang menjadi tantangan utama dalam program ini adalah sejauh mana kegotongroyongan, perduli terhadap lingkungan merupakan modal dasar dalam membangun perekonomian dapat kembali muncul sebagai model tata kehidupan bermasyarakat kita, sungguhpun kita masih banyak melihat bahwa tata nilai serta corakkeswadayaan yang muncul masih pada tataran wilayah tradisional namun bagaimana corak tersebut dapat mengemuka sebagai tatanan sosial modern dengan Gambar 3.5.Batang/Titian Tepi Sungai Kelurahan Basirih keterlibatan berbagai pihak yang berwenang dalam pengelolaan kebijakan kemasyarakatan sehingga potensi yang ada seperti SDM dan SDA yang melimpah dapat terkelola dengan baik. 28

3.3.7. Peran Publik Kaum Perempuan 3.5. AKSESIBILITAS DAN SIRKULASI Pandangan bahwa perempuan harus selalu dirumah nampaknya sudah mulai ditinggalkan, Kelurahan Basirih ini sebagian besar kondisi wilayahnya bisa dicapai dengan jalan darat atau sejauh untuk keperluan yang bersifat positif kaum perempuan sudah tidak lagi tabu untuk melakukan sungai. Sehingga untuk menuju ibukota kecamatan atau kotamadya maupun pusat kegiatan ekonomi kegiatan-kegiatan yang dulu hanya dilakukan oleh laki-laki. Pekerjaan tersebut seperti membantu sangatlah mudah sehingga masyarakat yang hendak menuju pasar bisa menggunakan transport darat. suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, berkarir hingga posisi sebagai 3.6. JARINGAN LISTRIK menager pun sudah banyak ditemui. Begitu pula halnya dengan perempuan dikelurahan Basirih Pada wilayah Basirih ini dapat dikatakan bahwa belum seluruh penduduknya telah menikmati Kecamatan Banjarmasin Utara ini, mulai berprofesi sebagai Guru, PNS, Pedagang dan sebagainya yang biasanya mayoritas dilakukan oleh kaum laki-laki. Namun semua di kerjakan oleh sebagian besar pihak perempuan di wilayah kelurahan ini. Kaum perempuan di wilayah kelurahan ini juga masih memiliki nilai-nilai budaya yang masih melekat pada perempuan-perempuan timur dalam melakukan fasilitas listrik dari PLN. Namun ada beberapa KK yang masih belum memiliki sambungan langsung, atau masih ikut dengan cara membayar kepada tetangganya. 3.7. aktifitasnya bersama dengan kaum laki-laki masih sopan dan menjunjung tinggi norma-norma kesusilaan. 3.4. SANITASI, PERSAMPAHAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH Kesadaran warga akan kebersihan lingkungannya masih dapat dikatakan kurang baik, karena masih banyak warga yang menganggap bahwa sungai merupakan tempat sampah umum yang dapat TATA RUANG menampung segala macam kotoran dan nantinya akan bersih dengan sendirinya. Hal ini berakibat Pada kawasan prioritas didominasi kawasan pemukiman yang begitu padat dan kumuh di tepi semakin dangkal dan semakin kotornya sungai.pengelolaan sampah di Kota Banjarmasin dibagi menjadi Sungai Banyiur. Permukiman ini tepatnya berada pada RT 37, 38, 46, 47. Kawasan ini sangat kompleks beberapa sistem antara lain sistem pengumpulan, sistem pengangkutan, sistem pengolahan dan permasalahannya dari kepadatan, kekumuhan, sanitasi yang kurang baik karena masih menggunakan pembuangan sampah. jamban sebgai media membuang air, hingga kawasan ini juga menjadi kawasan yang rawan terjadi bencana kebakaran bahkan erosi akibat arus sungai. Bahkan tidak adanya ruang publik yang 3.8. AIR BERSIH menampung masyarakat untuk bersosialisasi juga membuat daya dukung pengembangan Untuk kebutuhan air bersih dan keperluan sehari hari penduduk di Kelurahan Basirih sebagian masyarakatnya menjadi sulit. Keterbatasan Ruang Terbuka salah satu menjadi faktor untuk diharuskan besar penduduknya menggunakan air dari PDAM dan ada juga penampungan dari air sungai yang adanya ruang penghubung antara mereka meningkatkan kualitas hidupnya. diberikan penjernih berupa tawas namun tidak untuk diminum. 29

3.9. KEPEMILIKAN LAHAN Kepemilikan lahan di Kelurahan Basirih didominasi oleh orang luar kelurahan, dengan perkiraan perbandingan 4% milik warga Kelurahan dan 6% milik warga luar kelurahan. Aspek legal terhadap tanah warga kelurahanbasirih secara umum sertifikat kepemilikan, namun ada juga masih surat sporadik sehingga dalam pembayaran pajak bumi dan bangunan masih berifat kolektif (1 kelurahan). Dalam pengembangan kedepan hal tersebut bisa menjadi masalah karena umumnya masyarakat tidak memiliki izin Mendirikan Bangunan (IMB), perizinan layak huni dan sertifikasi tanah yang diatur oleh Pemerintah setempat. Disisi lain masyarakat Basirih sangat mendukung Program PNPM Mandiri P2KP menuju masyarkat Madani melalui pelaksanan program pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas (Neigborhood Development). 3.. KONDISI EKSISTING KAWASAN PRIORITAS Gambar 3.6.. Peta Fungsi Bangunan Gambar 3.7.. Peta Infrastruktur Gambar 3.8.. Peta Kajian Sosial Budaya

Gambar 3.9. Peta Resiko Banjir Gambar 3.. Peta Resiko Kebakaran 31