HUBUNGAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI BPM N PANYALAIAN KEC. X KOTO KAB TANAH DATAR TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Mikael Yovianus Susilo, 2004: Pembimbing I : Daniel S.Wibowo, dr., MSe. Pembimbing II : Iwan Mulyadi, dr.

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BERAT DAN PANJANG BAYI BARU LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR HIMATUL MUNFARICHAH

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPM NIDAUL HUSNA KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2012.

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

HAMIL GANDA PENYEBAB BERMAKNA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG MEDICAL RECORD RSUD PARIAMAN

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE HALAMAN JUDUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG. Enderia Sari 1), Mardalena 2)

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr AHMAD MOHCTAR KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian analitik korelatif

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

Transkripsi:

HUBUNGAN BERAT PLASENTA DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI BPM N PANYALAIAN KEC. X KOTO KAB TANAH DATAR TAHUN 2015 Amy Widya Wahyuni 1, Indah Permatasari 2 1. Program Studi DIII Kebidanan STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi Bukittinggi, 26136, Indonesia *e-mail : widya_aries03@yahoo.com Abstract Birth of weight is one of indicators of the health of the newborn baby. Growth and development of the fetus during pregnancy is dependent on the integrity and continuity of uteroplacental vascular supply. Uteroplacental which is disrupted supply will cause disruption of placental function in distributing food and nutrition is needed for the fetus. So that the supply of nutrient that flow from the placenta to the fetus become reduced and may lead to the birth of LBW. This study aims to determine the relationship of placental weight to birth weight infants in midwife house practices N.The research method describe and analytical, by the entire population of mothers who are on midwife house practices N numbered 54 people and 35 samples that birth mothers in midwife house practices N which present the inclusion criteria. The sampling technique is consecutive sampling, by doing the cross sectional approach, the measured variable is independent variable and dependent variable placental weight and weight newborns. Observation method of data collection, and the measuring instruments were used placentais and baby scales. While the data processing performed by Chi-Square test.univariate test results is obtained over half of respondents (85.7%) have normal placental weight, and more than half of respondents (91.4%) have normal birth weight. Bivariate test is found there is related between placental weight to birthweight infants, the value ρ = 0.002 and OR = 2.5.The conclusion of this study is placental weight has a significant related with birth weight babies midwife house practices N. placental growth influenced by the mother, fetus and placenta factor itself. The better growth of the placenta, the better growth of the fetus. Keywords : Placenta, Placenta Weight, Weight Babies born. 1. Pendahuluan Saat ini Indonesia tengah berpacu dengan target yang akan dicapai, terutama dalam bidang kesehatan, dengan maksud menuju Indonesia sehat di tahun 2015. Hal ini merupakan diferensiasi dari program berkala Internasional yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) atau disebut juga sasaran pembangunan Millenium. Enam point penting target MDGs yang akan dicapai, satu diantara nya adalah point ke empat yang berkaitan dengan mengurangi tingkat kematian anak 1. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup (KH). Namun pencapaian tujuan Milenium di Indonesia terancam, dengan tingginya AKB yaitu 32 per 1000 KH, sementara target MDGs tahun 2015 yaitu AKB 23 per 1000 KH (Bkkbn.co.id). Penyebab tinggi nya AKB adalah tetanus neonatorum 39%, Asfiksia neonatorum 27%, BBLR 29% dan infeksi lain nya 5 % (Sarwono, 2011). Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan sangat tergantung kepada keutuhan dan kelancaran suplai vascular uteroplasenta. Suplai uteroplasenta yang terganggu akan menyebabkan gangguan fungsi plasenta dalam menyalurkan bahan makanan dan nutrisi yang diperlukan bagi janin. Sehingga pasokan nutrisi yang dialirkan dari plasenta ke janin menjadi berkurang dan bisa mengakibatkan kelahiran BBLR (4). Berat badan lahir bayi adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam setelah lahir. Besar kecil nya berat badan lahir tergantung bagaimana pertumbuhan janin intrauterine selama kehamilan. Bayi berat lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir 2500-4000 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 - <2500 gram (2). Kelahiran bayi dengan BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta gangguan perkembangan saraf dalam jangka panjang, di Indonesia insiden BBLR bervariasi, dari hasil studi di 7 wilayah (Aceh, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Ujung Pandang, Manado), Prevalensi BBLR berkisar antara 2,1% - 17,7%, dari data SUSENAS 1999, angka insiden bayi lahir dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) adalah 14,0%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (3). Untuk menurunkan angka kejadian BBLR di mulai dari perkembangan intrauterine, diantaranya adalah perkembangan plasenta yang akan menjadi penyalur oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Plasenta adalah jaringan yang keluar dari rahim mengikuti janin yang baru lahir, selama kehamilan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin. Plasenta normal pada saat aterm mempunyai dua sisi yaitu sisi fetal dan maternal, plasenta berwarna merah tua dengan berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat bayi sekitar 500-600 gram, diameter 15-25 cm dan tebal sekitar 3 cm, akan tetapi ukuran ini bervariasi tergantung bagaimana plasenta disiapkan (4). Selama proses pertumbuhan janin plasenta juga mengalami pertumbuhan yang terlihat dari pertambahan luas dan ketebalannya akibat pembentukan cabang-cabang dari vilus yang akan mencapai luas permukaan antara 4 14 m 2. Bertambahnya luas dan ketebalan plasenta ini akan menambah berat plasenta. Hal tersebut memperlihatkan bahwa salah satu variabel dalam menentukan efektifitas plasenta sebagai organ penyalur adalah berat plasenta karena berat plasenta mencerminkan luas daerah yang tersedia untuk pertukaran melewati epitel trofoblas vilus yang mengalami pertumbuhan tadi. Dari kenyataan diatas, ukuran plasenta terutama berat plasenta dapat menunjukkan keadaan pasokan nutrisi dan oksigen ke janin (4). Namun apabila terdapat kelainan pada plasenta maka akan menganggu fungsi plasenta sebagai penyalur oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kelainan plasenta tersebut diantara nya adalah plasenta fenestrate, plasenta bilobata, plasenta succenturiata, plasenta membranacea dan plasenta sircumvallata. Selain kelainan pada plasenta juga terdapat penyakit yang mungkin terdapat pada plasenta yaitu infark putih plasenta, infark merah, kista plasenta, tumor-tumor plasenta yang terdiri dari chorioangioma, mola hydatidosa, choriocarcinoma dan radang plasenta, perkapuran plasenta, oedem plasenta dan yang terakhir adalah disfungsi plasenta (5). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. dr.nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, Ph.D, Sp.GK dkk, dengan judul Hubungan Berat Plasenta Dengan Berat Badan Lahir Bayi di Kota Pariaman didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara berat plasenta dengan berat badan lahir bayi (4). Namun setelah dilihat dari beberapa BPM tidak terlihat dilakukannya penimbangan berat plasenta setelah lahir, penilaian terhadap plasenta hanyalah sekedar melihat robeknya selaput ketuban dan kelengkapan kotiledon, tanpa menilai berat plasenta yang berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi sebagai sarana penyalur makanan dan oksigen ke janin. Berdasarkan kejadian diatas, maka peneliti melakukan survey awal di BPM N dengan menggunakan instrument penelitian yang digunakan adalah timbangan untuk mengukur berat plasenta dan timbangan bayi untuk mengukur berat badan lahir bayi terhadap 3 orang responden didapatkan hasil, pada responden pertama berat plasenta 450 gram dengan berat badan lahir bayi 3000 gram, pada responden kedua berat plasenta 400 gram dengan berat badan lahir bayi 2900 gram, dan responden ketiga dengan berat plasenta 500 gram dengan berat badan lahir bayi 2900 gram, Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat Plasenta rata-rata adalah 1/6 dari Berat Badan Lahir Bayi. Berdasarkan latar belakang ini peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan berat plasenta dengan berat badan lahir bayi. 2. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana pendekatan dengan menggunakan subjek yang berbeda namun dilakukan dalam waktu bersamaan. Penelitian ini dilakukan di BPM N Padang Panjang pada bulan Maret sampai Mei 2015. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di BPM N dengan jumlah populasi sebanyak 54 orang. Teknik pengambilan sample pada penelitian ini dengan Consecutive Sampling dimana responden kebetulan ada pada saat melakukan penelitian dan memenuhi criteria Inklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 35 orang. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dimana peneliti mengambil responden yang memenuhi criteria inklusi dan setelah plasenta dan bayi lahir langsung dilakukan penimbangan, kemudian dilakukan pencatatan di lembar observasi. Setelah semua sample terpenuhi dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independent dan variabel dependent. Sedangkan analisis bivariat untuk menghubungkan antara variabel dependent dan independent dengan menggunakan uji Chy-Square dengan tingkat kepercayaan 95%, jika nilai p<0,05 maka dikatakan berhubungan

3. Hasil Dan Pembahasan Tabel 1. Distribusi Frekwensi Berat Plasenta Di BPM N Panyalaian Kec.X Koto Kab. Tanah Datar Tahun 2015 Berat Plasenta N % Berat Plasenta Normal 30 85,7 Berat Plasenta Tidak Normal 5 14,3 Total 35 100 Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sebagian besar responden (85,7%) memiliki berat plasenta normal. Berat plasenta yang tidak normal dapat dipengaruhi karena terdapatnya kelainan bentuk dari plasenta dan kurang berfungsinya faal plasenta sehingga plasenta tidak dapat berkembang dengan baik. Plasenta adalah jaringan yang keluar dari rahim mengikuti janin yang baru lahir, selama kehamilan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin.plasenta normal pada saat aterm mempunyai dua sisi yaitu sisi fetal dan maternal, plasenta berwarna merah tua dengan berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat bayi sekitar 500-600 gram, diameter 15-25 cm dan tebal sekitar 3 cm, akan tetapi ukuran ini bervariasi tergantung bagaimana plasenta disiapkan (4). Berat plasenta mencerminkan perkembangan plasenta, fungsi dan berkolerasi dengan usia ibu, usia kehamilan, kenaikan BB selama hamil, IMT, LILA. Plasenta memegang peran penting dalam perkembangan janin normal dan kegagalan plasenta untuk mendapatkan berat badan dan insufisiensi fungsinya dapat mengakibatkan gangguan janin. Berat plasenta dapat dipengaruhi oleh faktor ibu, janin dan faktor plasenta itu sendiri, dalam penelitian ini didapatkan 5 responden yang memiliki berat plasenta yang kurang dari normal. Responden diambil adalah responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eklusi, jadi jika faktor umur, Usia Kehamilan, Kenaikan berat badan selama hamil, LILA, Jumlah kotiledon dan Jumlah selaput ketuban sudah terpenuhi. Meskipun semua responden sudah memenuhi kriteria inklusi dan eklusi namun pada penelitian ini masih ditemukan berat plasenta yang kurang dari normal, dapat simpulkan penyebab lain berat plasenta yang tidak normal adalah faktor dari plasenta yaitu terdapat kelainan pada bentuk plasenta seperti plasenta fenestrate ialah plasenta yang berlobang ditengahtengahnya, kelainan pada insersi plasenta seperti plasenta accrete, plasenta increta dan plasenta perkerta, kelainan lain yang bisa dialami plasenta adalah penyakit plasenta seperti infark putih plasenta, infark merah, kista plasenta dan tumor plasenta, dan hal yang juga mempengaruhi perkembangan plasenta adalah disfungsi plasenta atau kurang baiknya faal plasenta yang menyebabkan plasenta tidak dapat berkembang dengan semestinya. Tabel 2. Distribusi Frekwensi Berat Badan Lahir Bayi Di BPM N Panyalaian Kec.X Koto Kab. Tanah Datar Tahun 2015 Berat Badan lahir Bayi N % BBLN 32 91,4 BBLR 3 8,6 Total 35 100 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa hampir seluruh responden (91,4%) memiliki bayi dengan berat badan lahir normal. Bayi yang memiliki berat badan lahir rendah dapat disebabkan karena kehamilan dengan hydramnion dan asupan gizi yang didapatkan dari ibu kurang. Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan sangat tergantung kepada keutuhan dan kelancaran suplay vascular uteroplasenta. Suplai utero plasentayang terganggu akan menyebabkan gangguan fungsi plasenta dalam menyalurkan bahan makanan dan nutrisi yang diperlukan bagi janin. Sehingga pasokan nutrisi yang dialirkan dari plasenta ke janin menjadi berkurang dan bisa mengakibatkan kelahiran BBLR (4). Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh faktor ibu, faktor janin dan faktor plasenta, bahkan juga bisa dari tali pusat, dari 35 orang responden yang diambil sudah memenuhi kriteria inklusi dan eklusi, dan tidak ada gangguan terhadap status gizi ibunya, hasil pemeriksaan semua dalam batas normal. Namun dalam hasil penelitian ini masih terdapat 3 orang bayi yang mengalami BBLR. BBLR dapat disebabkan oleh faktor yang terjadi pada kehamilan seperti hamil dengan Hydramnion, Hamil ganda, Perdarahan antepartum, Preeklamsi dan eklamsi serta ketuban pecah dini. Faktor dari janin itu sendiri juga dapat mempengaruhi seperti cacat bawaan atau kelainan kongenital, infeksi dalam rahim. Tabel 3. Hubungan Berat Plasenta dengan Berat Badan Lahir Bayi Di BPM N Panyalaian Kec.X Koto Kab. Tanah Datar Tahun 2015 Berat Berat Badan lahir Bayi Total Ρ Plasenta BBLN BBLR Value N % N % N % Normal 30 100 0 0 30 100 0,002

Tidak Normal 2 40,0 3 60 5 100 Jumlah 32 91,4 3 8,6 35 100 Berdasarkan Tabel 3 hasil penelitian terhadap 35 responden, 30 responden memiliki berat plasenta normal seluruh nya (100%) memiliki berat badan lahir normal, dan dari 5 orang responden yang memiliki berat plasenta tidak normal lebih dari separoh (60%) memiliki berat bayi lahir rendah. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang bermakna antara berat plasenta dengan berat badan lahir bayi di BPM N, dengan nilai ρ = 0,002. Untuk menurunkan angka kejadian BBLR di mulai dari perkembangan intrauterine, diantaranya adalah perkembangan plasenta yang akan menjadi penyalur oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Plasenta adalah jaringan yang keluar dari rahim mengikuti janin yang baru lahir, selama kehamilan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin. Plasenta normal pada saat aterm mempunyai dua sisi yaitu sisi fetal dan maternal, plasenta berwarna merah tua dengan berat pada kehamilan aterm adalah 1/6 kali berat bayi sekitar 500-600 gram, diameter 15-25 cm dan tebal sekitar 3 cm, akan tetapi ukuran ini bervariasi tergantung bagaimana plasenta disiapkan (4). Berat plasenta sangat menentukan berat badan lahir bayi, apabila berat plasenta normal maka berat badan lahir juga akan normal. Berat plasenta sangat menentukan berat janin, karena plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan janin dan sebaliknya. Hasil penelitian yang didapatkan terdapat 3 orang responden yang mengalami BBLR dengan plasenta yang tidak normal, hal ini berbanding lurus karena jika berat plasenta tidak normal maka berat bayi yang akan lahir juga tidak normal, namun dalam hasil penelitian ini juga ditemukan 2 orang responden dengan berat badan lahir bayi normal namun berat plasentanya tidak normal, Hal ini jelas berbanding terbalik, karena jika berat bayi normal maka berat plasenta juga normal. Karena seluruh responden yang diambil sudah memenuhi kriteria inklusi, maka akibat ketidak normalan berat plasenta dan berat badan lahir bayi adalah, pada 3 responden yang memiliki berat badan lahir rendah dan berat plasenta yang tidak normal terdapat gangguang terhadap asupan gizi ibu hamil, sehingga plasenta tidak dapat berkembang dengan baik dan tidak bisa menjalankan tugasnya untuk mentransfer oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Sementara hasil penelitian yang menyatakan dari 35 responden terdapat 2 plasenta yang memiliki berat tidak normal namun berat badan lahir bayi nya normal hal ini dipengaruhi oleh faktor dari plasenta itu sendiri, karena kedua plasenta yang yang lahir tidak normal ini mengalami kelainan terhadap penanaman plasenta di dinding rahim, plasenta ini tertanam sampai ke dalam lapisan myometrium atau disebut plasenta increta sehingga tidak bisa dilahirkan secara spontan dan dilahirkan dengan cara manual plasenta. Faktor lain yang juga mempengaruhi berat plasenta yang tidak normal adalah pada bentuk plasenta seperti plasenta fenestrate ialah plasenta yang berlobang ditengah-tengahnya, penyakit plasenta seperti infark putih plasenta, infark merah, kista plasenta dan tumor plasenta, dan hal yang juga mempengaruhi perkembangan plasenta adalah disfungsi plasenta atau kurang baiknya faal plasenta yang menyebabkan plasenta tidak dapat berkembang dengan semestinya. 4. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan berat plasenta dengan berat badan lahir bayi di BPM N tahun 2015 dengan jumlah responden 35 orang, dapat disimpulkan :Sebagian besar berat plasenta normal di BPM N tahun 2015 yaitu ( 85,7 % ) Hampir seluruh responden memiliki berat badan lahir bayi normal di BPM N tahun 2015 yaitu (91,4 %) Ada hubungan antara berat plasenta dengan berat badan lahir bayi di BPM N tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan : Bagi BPM Agar BPM lebih meningkatkan promosi kesehatan yang berpengaruh langsung terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan terutama bagi ibu hamil. Perlu menjadi perhatian terhadap pemeriksaan dan melakukan penimbangan berat plasenta serta mencatat hasil penimbangan berat plasenta pada catatan medik ibu yang melahirkan, untuk meningkatkan kesehatan bayi. Bagi Peneliti Mengembangkan dan menerapkan kemampuan peneliti dalam menyusun laporan penelitian dan menambah pengetahuan peneliti dalam bidang metodologi riset kebidanan, serta merupakan syarat dalam menyelesaikan studi di STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Bagi Pendidikan Dapat memberikan suatu referensi terbaru dalam mengembangkan ilmu kebidanan. Selain itu dapat menjadi document dan bahan tambahan sumber bacaan perpustakaan di STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi dan dapat menjadi sumber masukan dalam bidang ilmu terkait.

Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda seperti pengaruh paritas dan jarak kehamilan terhadap pertumbuhan plasenta dan janin intrauterine, atau menambahkan jenis kelamin bayi dan kadar HB terhadap berat plasenta dengan berat badan lahir bayi. Daftar Pustaka 1. Dapertemen Kesehatan RI.2002. 2. Ashgarnia, dkk. 2006, Jurnal Berat Plasenta Hubungannya Dengan Karakteristik Maternal dan Neonatal 3. Prof.dr.I.B.G.Manuaba.Sp.OG (K), dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 4. Mukhlisan, Hasra, dan Nur Indrawaty Liputo, (2013), Hubungan Berat Plasenta Dengan Berat Badan Lahir Bayi di Kota Pariaman Jurnal Kesehatan Andalas,2013. 5. Penny Simkin,P.T, dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Perpustakaan Nasional.