Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Campak Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Kesehatan tentang Antenatal Care Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

Pengaruh Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuann Dan Sikap Siswa SMP Negeri 08 Bitung

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Kehamilan Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

Oleh: Deis Isyana NP. education) terhadap pengetahuan remaja tentang HIV AIDS ( value = 0,000) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penyuluhan Tentang Senam Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan reproduksi remaja (Kemenkes RI, 2015). reproduksi. Perilaku seks berisiko antara lain seks pranikah yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu mulai berkembang dan pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA N 3 SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adalah penggunaan kondom pada hubungan seks risiko tinggi dan penggunaan

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)

BAB 1 : PENDAHULUAN. terdapat orang terinfeksi HIV baru dan orang meninggal akibat AIDS.

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DENGAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA NEGERI 10 PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

Transkripsi:

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado Email : indira.bonga@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : HIV/AIDS merupakan masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak Negara di seluruh dunia. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Kelompok remaja merupakan kelompok usia yang paling berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV dan AIDS, oleh karena itu penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS, diperlukan upaya khusus yang difokuskan pada kelompok remaja. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS melalui program penyuluhan, dan promosi kesehatan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan remaja. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang berupaya mencari pengaruh antara variabel. Menggunakan desain penelitian One-Group-Pretest-Postest dengan jumlah sampel 65 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji paired samples T Test. Hasil penelitian : menunjukan tingkat pengetahuan sebelum diberikan promosi kesehatan paling besar pada kategori cukup sebesar 53,8% dan setelah diberikan promosi kesehatan tingkat pengetahuan responden paling besar pada kategori baik sebesar 76,9%. Analisa data menunjukan nilai p=0,000<0,05, didapatkan nilai p lebih kecil dari α maka dikatakan hipotesis penelitian diterima. Kesimpulan : ada pengaruh promosi kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap peningkatan pengetahuan remaja. Untuk itu perlu adanya upaya penyebaran informasi mengenai HIV/AIDS secara komprehensif melalui sekolah atau institusi pendidikan dengan melibatkan institusi kesehatan Kata Kunci : Promosi kesehatan, HIV/AIDS, Pengetahuan PENDAHULUAN Dewasa ini penyakit AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrom) telah menjadi pandemik, yaitu telah menyebar keseluruh dunia dengan tingkat penyebaran yang sangat mencemaskan. Pada tahun 2010, menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan penyakit ini telah diderita lebih dari 33,3 juta penduduk dunia kemudian berdasarkan data statistik badan kesehatan dunia, diketahui dalam setiap tahunnya terjadi pertambahan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) sebagai pasien baru diatas 2,6 juta, serta 1,8 juta diantaranya mengalami kematian setiap tahunnya dan secara global kelompok remaja diatas 15 tahun yang banyak terinfeksi HIV/AIDS. (1) Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara tahun 2012 menunjukkan Di Indonesia jumlah kumulatif HIV sampai Desember 2013 tercatat berjumlah 127.416 kasus dengan kasus HIV tertinggi yakni di Provinsi DKI Jakarta (28.790 kasus), Jawa Timur (16.253 kasus), Papua (14.087 kasus), dan Jawa Barat (10.198 kasus). Berdasarkan laporan kasus AIDS sampai dengan Desember 2013, jumlah kumulatif kasus Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 1

AIDS sampai dengan tahun 2013 sebanyak 52.348 kasus, dengan kasus AIDS tertinggi yakni Papua (10.116 kasus), Jawa Timur (8.752 kasus), Provinsi DKI Jakarta (7.477 kasus), dan Jawa Barat (4.131 kasus). Kelompok remaja dalam rentang usia 10-19 tahun, masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja dimanapun ia menetap, mempunyai sifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pengalaman dan pengetahuan yang matang. (2) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat utama untuk terbentuknya tindakan seseorang, dalam mempromosikan bahwa kesehatan itu (3) adalah penting. Promosi kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi tersebut sejalan dengan program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat (4) Pemerintah Indonesia telah mengutamakan Millenium Development Goals (MDGs) dalam pembangunan sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, yaitu pada point ke enam memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. (5) Provinsi Sulawesi Utara ditemukan pada tahun 2011 tercatat 738 kasus AIDS / HIV, kasus tertinggi pada Kota Manado dengan jumlah 303 orang, sementara untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, diperoleh 14 kasus HIV / AIDS. Tahun 2012 tercatat jumlah kasus HIV / AIDS di Sulawesi utara berjumlah 726 kasus, sementara untuk kabupaten Bolaang Mongondow Utara, diperoleh 15 kasus AIDS. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom) tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun, dengan memperhitungkan masa inkubasi sejak terinfeksi hingga berkembang menjadi AIDS sekitar 5-10 tahun dan persentase pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS yang dimiliki remaja pada kelompok umur 15-24 tahun mencapai 11,40 % maka, kelompok remaja merupakan kelompok usia yang paling berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV dan AIDS, oleh karena itu penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS, diperlukan upaya khusus yang difokuskan pada kelompok remaja. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS melalui program penyuluhan, pelatihan dan promosi kesehatan. (5) Hasil wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sangkub Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah sekolah menengah kejuruan satu-satunya yang berada di Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongodow Utara. Jumlah keseluruhan siswa sebanyak 204 siswa yang terdiri dari 9 kelas, pada tahun 2012 terdapat 4 siswi yang berhenti sekolah karena hamil, dan pada tahun 2013 terdapat 6 siswi yang berhenti sekolah Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 2

karena hamil, serta ada beberapa siswi yang sudah banyak terlibat dalam pergaulan bebas, dan diantara 6 siswa yang diwawancarai tentang HIV /AIDS, 3 siswa mengatakan tidak tahu bahwa HIV/AIDS itu menular dan berbahaya, 3 siswa mengatakan kurang mengerti tentang bahaya HIV/AIDS, dengan demikian terjadi peningkatan kasus remaja yang hamil dari tahun 2012 sampai 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV / AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sangkub Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif analitik. Menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Postest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan remaja. Rancangan ini tidak memiliki kelompok pebanding (kontrol) tetapi dilakukan observasi pertama (pre-test ) yang memungkinkan menguji perubahanperubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan mulai februari sampai dengan Juni 2014 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Sangkub Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Variabel bebas dan terikat pada penelitian ini antara lain : promosi kesehatan tentang HIV/AIDS sebagai variable bebas, tingkat pengetahuan remaja sebagai variable terikat. Instrument dalam penelitian ini leaflet dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri I Sangkub kelas X dan XI tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 188 siswa. Besar sampel diambil menggunakan rumus : Diperoleh Jumlah sampel dalam penelitian ini 65 siswa. Data dianalisis dengan uji t berpasangan. Analisis Uji T berpasangan (Paired Sample T-Test) HASIL Gambaran umum responden Hasil pengolahan data primer di SMK Negeri I Sangkub digambarkan sebagai berikut : 1. Gambaran umum responden a. Analisis Univariat Variabel Distribusi Responden Berdasarkan Umur sebagai berikut : 60 40 20 0 52.3 % 33.8 % 3.1 % 10.8 % 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SMK Negeri I Sangkub Kecamatan Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 3

Hasil analisis gambar 2 menunjukkan bahwa distribusi umur responden paling banyak berumur 17 tahun berjumlah 34 siswa (52,3%), umur 16 tahun berjumlah 22 siswa (33,8%), kemudian umur 18 tahun berjumlah 7 siswa (10,8%) dan umur 15 tahun berjumlah 2 siswa (3,1%). 60 40 43.1 % 56.9 % 20 0 Kelas X Kelas XI Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas di SMK Negeri Sangkub Kecamatan Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara Hasil analisi gambar 3, menunjukan bahwa distribusi kelas terbanyak berada di kelas XI dengan jumlah 37 siswa (56,9%),kemudian kelas X berjumlah 28 siswa (43,1%). 60 40 43.1 % 56.9 % 20 0 Laki-laki Perempuan Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMK Negeri I Sangkub Kecamatan Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara Hasil analisis dari gambar 4 diatas menunjukan bahwa distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 37 siswa (56,9%) kemudian laki-laki berjumlah 28 siswa (43,1%). Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 4

Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Hasil Pre-test dan Post test 80 60 40 20 0 53.8 % 38.5 % 7.7 % Pre Test 76.9 % 23.1 % 0 % Post Test Baik Cukup Kurang Gambar 5. Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Promosi Kesehatan tentang HIV/AIDS di SMK Negeri I Sangkub Kecamatan Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara Hasil analisis dari gambar 5, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden (Pre test)sebelum dilakukan promosi kesehatan paling banyak berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 35 siswa (53,8%), berpengetahuan kurang 25 siswa (38,5%) dan yang berpengetahuan baik 5 siswa (7,7%). Setelah dilakukan promosi kesehatan tingkat pengetahuan responden (Post test) berubah baik 50 siswa (76,9%), cukup 15 siswa (23,1%) dan kurang tidak ada. b. Analisis Bivariat Variabel Penelitian Gambaran hasil analisis pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan menggunakan uji statistic Paired Sample T-Test dengan membaca nilai mean sebagai berikut : Tabel 2. Analisis Uji T Berpasangan (Paired Sample T-Test) Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Sebelum dan Sesudah diberikan Promosi Kesehatan di SMK Negeri I Sangkub Tahun 2014 Pre Test Post Test Berdasarkan hasil analisis dengan paired sample T-Test diperoleh nilai mean pengetahuan siswa terhadap HIV/AIDS sebesar 9,71 dan sesudah diberikan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS sebesar 15,60, dan standar deviasi sebelum diberikan promosi kesehatan 3,390 dan sesudah diberikan promosi kesehatan yaitu 1,861, dengan t hitung adalah -20.787 dan N Mean Std.Deviasi t P 65 9.71 3.390-20.787 0,000 65 15.60 1.861 signifikansi lebih kecil dari 5% (p= 0,000< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. PEMBAHASAN Promosi kesehatan menurut WHO adalah proses mengupayakan individuindividu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 5

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatannya. (6) Hal ini sudah dibuktikan oleh peneliti dengan pemberian promosi kesehatan tentang HIV/AIDS dan telah membawa hasil pada peningkatan pengetahuan remaja. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoadmojo (7) adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan pemberian promosi kesehatan. Dimana pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terdiri dari sejumlah faktor dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain. Pengetahuan yang harus dimiliki remaja antara lain adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS karena Data Statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 17.892 kasus, dengan memperhitungkan masa inkubasi sejak terinfeksi hingga berkembang menjadi AIDS sekitar 5-10 tahun dan persentase pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS yang dimiliki remaja pada kelompok umur 15-24 tahun mencapai 11,40 % maka, kelompok remaja merupakan kelompok usia yang paling berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV dan AIDS. (5) Karakteristik responden dalam hal ini siswa-siswi SMK Negeri I Sangkub Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, reponden dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa, yang terdiri atas kelas X dan XI umur 15-18 tahun, dimana umur tersebut mewakili kategori masa remaja awal, menengah dan dan masa remaja akhir umur 10-19 tahun. Karakteristik responden diperoleh jumlah responden terbanyak berasal dari kelas XI dengan jumlah 37 orang (56,9%), dengan umur responden terbanyak yaitu 17 tahun 34 orang (52,3%), yang didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan jumlah responden 37 orang (56,9%). Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap dimana tahap pertama yaitu melakukan pre-test yaitu dengan membagikan kuesioner tentang HIV/AIDS kepada responden sebelum diberikan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS dengan hasil dimana kategori tingkat pengetahuan responden paling banyak berada dalam kategori cukup yaitu 35 orang (58,8%). Tahap kedua dalam penelitian ini adalah promosi kesehatan mengenai HIV/AIDS, pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan pengobatannya, setelah promosi kesehatan dilakukan tahap 3 yaitu post-test dengan jarak waktu pre-test dan post-test yaitu : 1 jam 30 menit dengan pertanyaan yang sama dan hasilnya adalah kategori tingkat pengetahuan responden paling banyak berada dalam kategori baik 50 siswa (76,9%). Analisa data menunjukan bahwa terjadinya perubahan pengetahuan dari siswa-siswi sesudah diberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dimana terlihat adanya peningkatan pengetahuan responden sesudah diberikan promosi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis dengan mnggunakan uji statistik yaitu t dependen diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,000 bisa diambil Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 6

kesimpulan untuk menerima H a karena P Value < α yaitu 0,000 < 0,05. Hasil perhitungan nilai t hitung -20,787 > dari t tabel yaitu 1,668 dari hasil tersebut bisa disimpulkan untuk menerima H a. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa promosi kesehatan tentang HIV/AIDS berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan remaja di SMK Negeri I Sangkub diterima. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya di Sumatera Utara tahun 2009 oleh Lita Sari, yang menyatakan bahwa ada pengaruh peer education terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa setelah diberikan intervensi dalam hal ini peer education dengan di peroleh hasil 0,000 karena nilai p < 0,05, maka dapat dismpulkan bahwa peer education dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara pencegahan penyakit HIV/AIDS. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sejenis di SMA Negeri I Manado oleh Belinda (2013) dimana terdapat peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang cara pencegahan penyakit HIV/AIDS. (8) Dalam penelitian ini, promosi kesehatan dilakukan melalui penyuluhan dengan metode ceramah yaitu salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau peran secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan tanya jawab, sehingga responden memahami apa yang diberikan dan disampaikan. Selain itu, materi juga disampaikan melalui media leaflet yang berisi informasi penting mengenai HIV/AIDS dan disertai gambar yang menarik sehingga informasi dapat ditangkap dengan mudah. Melalui promosi kesehatan dan pembagian leaflet, responden lebih antusias mendengarkan sambil memberikan respons yang baik. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah promosi kesehatan, ternyata hasilnya sangat berpengaruh terhadap jawaban kuesioner. Jadi, dengan pemberian promosi kesehatan yang efektif dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. KESIMPULAN 1. Sebagaian besar siswa-siswi SMK Negeri 1 Sangkub Kecamatan Sangkub Kabipaten Bolaang Mongondow Utara memiliki pengetahuan cukup pada pre-test (53,8%) dan pada post-test memiliki pengetahuan baik (76,9%). 2. Pengetahuan responden dengan kategori kurang ditemukan pada hasil pre-test tetapi setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS tidak lagi ditemukan responden dengan kategori pengetahuan kurang. 3. Dari hasil uji t dependen dapat diketahui bahwa promosi kesehatan tentang HIV/AIDS memiliki pengaruh terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. SARAN 1. Untuk institusi pendidikan kiranya hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan informasi bagi kepentingan pendidikan dan tambahan kepustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti variabel lain yaitu pengaruh promosi kesehatan yang berhubungan erat dengan sikap remaja tentang HIV/AIDS. Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 7

3. Untuk tempat penelitian kiranya dapat bekerja sama dengan Institusi Kesehatan untuk lebih banyak memberikan promosi kesehatan bagi siswa-siswi ditingkat Sekolah Menengah Kejuruan dan sejenisnya. 4. Untuk siswa kiranya lebih aktif dalam mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan kesehatan atau tentang HIV/AIDS lewat media masa,media elektronik dan internet. DAFTAR PUSTAKA 1. Taruna I. Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern. Jakarta: Cempaka Internasional; (2013). 2. Bilotta K. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC; (2013). 3. Kusmiran E. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika; (2011). 4. Setyoadi, Triyanto E. Strategi Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta: Graha Ilmu; (2012). 5. BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia. (2012). 6. Fitriani S. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Garaha Ilmu; (2011). 7. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; (2010). 8. Taher Belinda dkk. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cara Pencegahan Penyakit HIV/AIDS Di SMA Negeri I Manado. (2013); Diakses dari: http://www.ipi140954.pdf. Volume 4 Nomor 1. Januari Juni 2016 8