BAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB IV DATA DAN ANALISA

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF 144 MHz dan UHF 430 MHz untuk Perangkat Transceiver Portabel

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

Perancangan Antena Metamaterial Berbasis NFRP Pada Frekuensi GPS L1 (1,5754 GHz) Untuk Sistem Transfer daya Nirkabel

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI BAHAN PADA PEMBUATAN ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG MEDAN LISTRIK (E)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

BAB II LANDASAN TEORI

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Teori Dasar Antena Horn

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 8,5 dbi

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

: Widi Pramudito NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Antena merupakan perangkat telekomunikasi yang berfungsi untuk

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUKURAN PARAMETER ANTENA HORN PIRAMIDA

karakteristik dan implementasi antena horn piramida yang digunakan dalam komunikasi antar titik jaringan LAN nirkabel (wifi) yang beroperasi pada

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan, Realisasi, dan Pengujian Antena Helik Mode Axial pada Access Point Wireless-G 2,4 GHz Broadband Linksys

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Desain dan Implementasi Antena Mikrostrip Single Rectangular Patch pada Band Frekuensi MHz untuk Pemanen Energi Gelombang Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV SIMULASI DAN PENGUKURAN DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDER 3 PORT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP FREKUENSI 2,4 GHZ

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

RANCANG BANGUN ANTENA SLOT OMNIDIRECTIONAL 13 dbi UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (LAN) Rahmi Sari Marina Daulay NIM :

RANCANG BANGUN ANTENA SLOT WAVEGUIDE 2,4 GHZ. Reza Farizqi 1,Mudrik Alaydrus 2 1,2

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tanpa kabel (wireless) menyebakan para perancang antena agar merancang

BAB III PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH RECTANGULAR SLOT DUAL BAND 2,4 GHz - 5,8 GHz

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

DESIGN ANTENA YAGI UDA UNTUK FREKUENSI 759,25 MHz UNTUK APLIKASI PADA METRO TV MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

[Type the document title]

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA

KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS

BAB I PENDAHULUAN. dan dengan siapa saja. Teknologi wireless merupakan teknologi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi

DESAIN DAN FABRIKASI ANTENA CROSS PLANAR PADA FREKUENSI 2,4 GHz UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV Perancangan Dan Realisasi Antena Horn Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi doubleridged horn antena tanpa adanya aperture horn secara horisontal. Mulai dari perhitungan frekuensi, perancangan ukuran, dan desain antena horn. Sesuai dengan spesifikasi antena yang telah dibahas pada Bab 3. Pada perancangan DRH ini akan mengacu pada teori dan perhitungan di bab 2, kemudian dari teori tersebut akan didapat sebuah rancangan dan dimensi dari antena yang akan dibuat. Kemudian dari desain tersebut akan disimulasikan menggunakan Wipl-D untuk mendapatkan gambaran nilai besaran-besaran dari antena yang akan dibuat. Pada tahap akhir akan dilakukan fabrikasi rancangan antena, selanjutnya akan dilakukan pengukuran. 4.1 Perancangan Antena Horn Pada awal perancangan untuk langkah yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan ukuran dan dimensi waveguide yang akan digunakan sesuai frekuensi yang diinginkan pada pembahasan di Bab 3 yaitu x-band dengan rentang frekuensi 8 GHz - 12 GHz. 4.1.1 Perhitungan Ukuran Waveguide Pada perancangan antena ini digunakan frekuensi x-band dengan ukuran standard size of rectangular waveguide.[6] 35

36 Yaitu a x b dengan ukuran a=2,286 cm dan b=1,016 cm. Untuk perhitungan frekuensi yang bisa digunakan sebagai berikut. Penulis menganalisa dengan mengamati frekuensi cut-off dari masing-masing modes pada waveguide segi empat, mode gelombang H dan gelombang E. Dengan menggunakan rumus. Perhitungan dengan mode H 10 akan memiliki frekuensi cut-off Berikut table perhitungan beberapa mode dengan frekuensi cut-off nya. Tabel 4.1 Perhitungan Frekuensi cut-off dengan beberapa mode Mode m n f c (GHz) H 1 0 6, 562 H 2 0 13, 123 H 0 1 14, 764 H, E 1 1 16, 156 H, E 1 2 30, 248 H, E 2 1 19, 753 Hasil pengukuran frekuensi cut-off pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa, frekuensi yang baik digunakan 6, 562 Ghz < f < 13, 123 GHz. Apabila

37 menggunakan frekuensi dibawah 6, 562 GHz sinyal tidak akan merambat pada waveguide dikarenakan perhitungan cut-off dengan mode terendah H 10 adalah 6,562 GHz. Begitupun dengan batasan frekuensi atas 13, 123 Ghz, apabila melebihi frekuensi tersebut transmisi akan berlangsung secara overmoded, karena lebih dari satu mode secara umum dihindari, yang dapat menyebabkan penyebaran daya pada masing-masing mode. 4.1.2 Perhitungan Besaran Antena Pada pembahasan perhitungan besaran antena DRH seperti faktor refleksi atau return loss, gain, diagram radiasi dan VSWR dihitung menggunakan software wipl-d dengan melakukan perubahan ukuran dan bentuk dari bagian antena sendiri. Return loss yang diinginkan pada rancangan DRH ini adalah < -10dB pada rentang frekuensi x-band yang diinginkan. Serta nilai gain sebesar maksimal 13 dbi, dengan menambah ukuran panjang aperture horn maka akan didapatkan gain yang lebih besar. Diagram radiasi dilakukan dengan pengamatan dari frekuensi kerja yang diinginkan dan derajat kemiringannya memiliki nilai gain yang berbeda-beda. Selanjutnya akan dibahas secara detail pada subbab 4.2. 4.2 Simulasi Hasil Rancangan Double-Ridged Horn Pada perancangan awal dengan menentukan panjang dari waveguide antena berdasarkan pengukuran faktor refleksi yang terbaik. Dari lima ukuran

38 panjang didapatkan dengan panjang 18 mm yang memiliki faktor refleksi paling kecil dari frekuensi kerja x-band. Tabel 4.2 Ukuran panjang waveguide No Ukuran Panjang Waveguide 1 16 mm 2 18 mm 3 20 mm 4 24 mm 5 30 mm 6 Cm 1,8 Cm 1,016 Cm 3 Cm Gambar 4.1 Rancangan DRH tampak samping pada wipl-d

39 Gambar 4.2 Perbandingan return loss ukuran panjang waveguide Setelah dilakukan penentuan panjang waveguide didapatkan ukuran 18 mm, selanjutnya dilakukan simulasi dengan beberapa model horn yang diubah-ubah bentuknya untuk mendapatkan nilai faktor refleksi yang terbaik pada middle frequency 10GHz. Tabel 4.3 Bentuk simulasi antena horn No Model Antena Return loss pada mid Freq (10GHz) 1 Horn Standard - 15,07 db 2 Horn tanpa sisi aperture horisontal -16,3 db 3 DRH tanpa sisi aperture horisontal -26,1 db

40 (a) (b) (c) Gambar 4.3 Tipe antena horn standar(a), Tanpa sisi aperture (b), DRH (c) Gambar 4.4 Perbandingan return loss 3 type antena

41 Dari hasil yang didapatkan dengan simulasi 3 jenis antena horn nilai return loss terbaik pada frekuensi tengah 10GHz adalah DRH tanpa sisi aperture horisontal. Adapun nilai VSWR untuk DRH tersebut < 2 dari frekuensi kerja x-band. Gambar 4.5 VSWR DRH antena tanpa sisi aperture horisontal Setelah hasil return loss didapatkan dengan nilai -26,1dB menggunakan DRH antena, tahap selanjutnya pengukuran dan penentuan tinggi kawat feeding yang akan dipasang pada waveguide. 1,8 Cm 0,328 Cm 0,328 Cm 1,016 Cm 0.68cm 1,13 Cm Diameter Kawat feeding 0.14cm Gambar 4.6 Rancangan ukuran waveguide DRH

42 Gambar 4.7 Perbandingan tinggi kawat feeding terhadap return loss Hasil simulasi didapatkan ukuran tinggi terbaik pada 6,8 mm. Setelah dilakukan pengukuran tinggi kawat selanjutnya dilakukan simulasi perbandingan gain antara 3 tipe antena horn yang berbeda-beda. Gambar 4.8 Perbandingan gain 3 type antena

43 Pada pengukuran diagram radiasi antena DRH diukur dengan nilai sudut dari 0 0 sampai dengan 360 0, dari contoh frekuensi yang di ambil adalah 10,14 Ghz seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.9 Diagram radiasi DRH pada middle frekuensi (10 ghz) Gambar 4.10 Diagram radiasi DRH pada secara kartesian

44 Berikut didapatkan ukuran detail dari simulasi DRH antena pada aplikasi wipl-d 6 Cm 1,8 Cm 2,286 Cm 3 Cm Gambar 4.11 Rancangan DRH tampak atas pada wipl-d 3 Cm 1.2 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm Gambar 4.12 Rancangan ridged DRH pada wipl-d

45 Gambar 4.13 DRH antena full pada wipl-d 4.3 Fabrikasi Double-Ridged Horn Tahap selanjutnya setelah mendapatkan hasil simulasi dan optimasi ukuran dan besaran nilai antena adalah fabrikasi. Untuk bahan yang akan digunakan adalah bahan metal dengan jenis stainless steel. Fabrikasi ini dilakukan pada salah satu jasa bubut untuk mendapatkan hasil yang presisi sesuai ukuran yang diinginkan. Pembuatan antenan ini dilakukan beberapa tahap, yaitu : 1. Pembuatan lempengan ridged dan lempengan sisi aperture horn secara terpisah. 2. Pembuatan waveguide dengan sisi permukaan yang mimiliki 4 lubang, dilubang tersebut digunakan untuk perekat antara waveguide dan sisi aperture dengan baut dan mur. 3. Pembuatan lubang pada waveguide untuk feeding dengan ukuran 4 mm.

46 Berikut hasil dari fabrikasi antena dari sisi atas dan samping. Gambar 4.14 DRH Antena fabrikasi dari sisi atas Gambar 4.15 DRH Antena fabrikasi dari sisi samping 4.4 Pengukuran dan Analisa Double-Ridged Horn Pada bagian akhir penelitian ini adalah pengukuran besaran-besaram penting antena yang telah dibuat. Parameter yang diukur disini adalah return loss, diagram radiasi, dan gain. Pengukuran besaran tersebut dilakukan dengan

47 menggunakan Vektor Network Analyzer (VNA) dengan frekuensi kerja 6GHz- 12GHz. Return loss merupakan besaran daya pantul yang disebabkan oleh ketidak sesuaian impedansi input dengan saluran transmisi. Besarnya parameter return loss bergantung pada perbandingan antara tegangan yang dipantulkan dengan tegangan yang masuk. Semakin besar return loss, maka koefisien pantul yang dihasilkan semakin kecil. Nilai koefisien pantul yang semakin kecil akan menghasilkan VSWR yang semakin kecil pula dan menunjukan saluran yang mendekati sepadan (matching). Diagram radiasi merupakan parameter yang sangat penting dalam sebuah antena. Karena distribusi energi yang dipancarkan oleh antena ke ruang bebas dan menentukan jangkauan dari antena itu sendiri. 4.4.1 Data Hasil Pengukuran Dari pengukuran yang sudah dilakukan dari DRH antena yang dibuat. Diperoleh data hasil pengukuran sebagai berikut. Gambar 4.16 Return loss hasil pengukuran dalam besaran logaritma (db)

48 Nilai return loss yang cukup baik dengan frekuensi kerja dimana nilai return loss < -10 (db) yaitu 6,4 ghz sampai dengan 9 ghz. Nilai VSWR 2 dengan frekuensi kerja 6,3 ghz - 9 ghz. Gambar 4.17 VSWR hasil pengukuran DRH antena Hasil pengukuran Diagram Antena (S21) menggunakan antena kedua berjenis horn standar dari pengukuran beberapa sudut sepeti tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Diagram Radiasi antena S21 dengan beberapa sudut pengukuran No Sudut Gain perbandingan dengan Antena horn (S21) pada Frekuensi 8 Ghz 1 0 0-24 db 2 45 0 horisontal -27 db 3 90 0 horinsontal -41 db 4 45 0 vertikal -28 db 5 90 0 vertikal -37 db 6 180 0-47 db

49 Gambar 4.18 Diagran antena (S21) 0 derajat Gambar 4.19 Diagran antena (S21) 45 derajat Horisontal

50 Gambar 4.20 Diagran antena (S21) 90 Derajat Horisontal Gambar 4.21 Diagran antena (S21) 45 derajat vertikal

51 Gambar 4.22 Diagran antena (S21) 90 derajat vertikal Gambar 4.23 Diagran antena (S21) 180 derajat

52 Pengukuran gain pada antena memiliki cara yang paling sederhana dengan metode dua antena. Dalam pengukuran ini digunakan dua antena yang memiliki nilai standard gain pada salah satu antena terebut. Antena yang sudah memiliki standar yang digunakan dipole ukuran 4 cm dengan nilai gain 1,5 dbi. (a) (b) Gambar 4.24 Pengukuran gain antena DRH perbandingan dengan antena horn (a) dan dipole (b) Dari hasil pengukuran dilakukan pada contoh frekuensi 8 Ghz, hasil tersebut didapatkan nilai ukuran daya S21 dengan antena horn sebesar -26 db dan hasil pengukuran nilai daya S21 dengan antena dipole sebesar -38 db. Hasil kedua nilai daya memiliki selisih sebesar 12 db lalu dikurangi dengan nilai standard gain pada dipole 1,5 db menjadi 10,5 db. Jadi gain antena horn yang dibuat pada frekuensi 8Ghz memiliki nilai gain sebesar 10,5 db. 4.4.2 Analisa Hasil Pengukuran Berdasarkan hasil pengukuran antena yang sudah dibuat, didapatkan nilai return loss < -10 db pada frekuensi kerja 6,3 GHz - 9 GHz. Nilai ini memiliki perbedaan dari hasil simulasi sebelumnya yang dilakukan. Hal ini dikarenakan

53 adanya perbedaan ukuran waveguide antena yang lebih besar beberapa mili meter pada saat proses fabrikasi, sehingga nilai return loss yang diinginkan bergeser frekuensi kerjanya dari 8GHz - 12GHz menjadi 6,3 GHz - 9 GHz. Tabel 4.5 Perbandingan hasil faktor S11 hasil simulasi dengan Fabrikasi Hasil Simulasi Hasil Fabrikasi Range Frequency (S11-10dB) 8-12 ghz 6,3-9 ghz Faktor S11 ( middle Freq. 10 ghz) -26,1 db -8 db Nilai gain yang didapatkan dari hasil simulasi 3 tipe antena yang berbeda, gain yang memiliki nilai terbesar adalah tipe antena horn standard yang memiliki 4 sisi aperture yang lengkap. Dan semakin panjang ukuran aperture maka akan didapatkan nilai gain yang lebih besar begitu pula semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka nilai gain akan semakin besar.