BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Rokhmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Pendidikan dasar tahun 1994, telah merumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Mata pelajaran yang masuk dalam kurikulum sekolah dasar salah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

PENILAIAN OTENTIK ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu soal. Pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sampai Sekolah Menengah Pertama (SM P) / Madrasah Tsanawiyah (MTS).

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar memiliki delapan mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan untuk semua tingkatan kelas baik yang dilakukan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah (kelas I s.d III) dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi dengan ruang lingkup meliputi aspek-aspek : 1) manusia, tempat, dan lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) system sosial dan budaya; serta 4) perilaku Ekonomi dan kesejahteraan. Tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS pada sekolah dasar adalah agar peserta didik memiliki kemampuan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah) :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Adapun kemampuan minimal peserta didik kelas IV sekolah dasar dalam pembelajaran kurun satu tahun pelajaran/dua semester diharapkan peserta didik memiliki kompetensi : a) memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; b) mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar pembelajaran IPS memuat, antara lain untuk semester genap (sebagai bahan penelitian) : a) Memahami bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungannya; b) Membuat daftar kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat untuk kegiatan ekonomi; c) Pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, penulis beranggapan bahwa pada persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran IPS di kelas IV menunjukan indikasi adanya permasalahan yang cukup signifikan. Permasalahan yang dapat mengakibatkan kurang baik terhadap kelancaran dan

keberhasilan belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03. Nilai KKM (Ketuntasan Kemampuan Minimal) untuk mata pelajaran IPS yang ditargetkan guru kelas dan sekolah pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 tidak tercapai sehingga diperlukan remedial dan dilakukan pengkajian kembali nilai KKM untuk semester selanjutnya. Beberapa faktor yang mengakibatkan timbul permasalahan di atas diantaranya: 1. Kegiatan pembelajaran yang masih bersifat tradisional dan dalam pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktivitas menerangkan, memberikan contoh, dan siswa diberikan latihan-latihan mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah disampaikan. 2. Guru berkonsentrasi mengajar, dimana hanya bertumpu pada pencapaian target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan, oleh karena itu banyak materi yang harus disampaikan. Anggapan adanya permasalahan ini didasari perolehan temuan-temuan di lapangan, antara lain : 1) Nilai rata-rata untuk semester ganjil 2012-2013 pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai 6.05 Sedangkan nilai rata-rata kelas untuk semua mata pelajaran adalah 7.02, jadi nilai IPS di bawah nilai rata-rata kelas; 2) Rata-rata nilai ulangan harian siswa untuk mata pelajaran IPS selama semester ganjil masih di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Termasuk nilai rata-rata pekerjaan rumah mata pelajaran IPS masih rendah;

3) Kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa kelas IV untuk bidang tugas mata pelajaran IPS (yang dipajang pada papan pameran/panel kelas) belum tampak menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran IPS; 4) Kuantitas alat peraga (manual) yang dibuat guru kelas belum tampak untuk dijadikan sebagai Sumber Belajar. Perolehan hasil belajar siswa yang kurang baik disebabkan pelaksanaan proses pembelajarannya itu sendiri. Siswa kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS sehingga pembelajaran di kelas kurang aktif. Guru dalam membelajarkan siswanya lebih banyak merujuk pada buku paket dan informasi satu arah. Hubungan antar siswa, kelompok secara multi arah dalam pembelajaran di kelas tidak diarakan oleh guru. Pembelajaran bersifat parsial, hanya membina domain kognitif taksonomi kawasan rendah, yaitu hafalan. Guru dalam mendesain perencanaan pembelajaran kurang holistic termasuk penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan menjenuhkan. Berdasarkan gejala dan temuan yang kurang baik sebagaimana tersebut di atas, maka untuk keberhasilan pembelajaran diperlukan adanya inovasi dan variasi aktivitas dalam pembelajaran IPS. Penerapan strategi, pendekatan, atau metode pembelajaran yang digunakan harus menyenangkan dan bisa memotivasi siswa belajar. Pembelajaran di kelas hendaknya menunjukan pada pembelajaran yang efektif dan bermakna dengan metode yang tepat guna. Maka perlu diupayakan suatu metode yang dapat diterapkan dalam kehidupan siswa dari lingkungan masyarakat dalam konteks materi pelajaran IPS yang berhubungan dengan sosial peserta didik

baik di rumah maupun di sekolah disertai perkembangan usia sekolah dasar, maka untuk dijadikan salah satu pilihan penggunaan metode pada pembelajaran IPS di kelas adalah metode Bermain Peran. Pilihan metode bermain peran dianggap tepat pada pembelajaran IPS didasari atas pertimbangan dan kondisi perkembangan sosial, antara lain : 1) IPS sebagai pengetahuan praktis dengan materi konkrit yang mempelajari gejala dan peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa; 2) Perkembangan usia SD Kelas IV (9-10 tahun) merupakan usia peralihan dari masa khayal ke alam nyata, sehingga para siswa dapat membawa masa khayalnya dalam bentuk kreatifitas permainan peran ; 3) Pengalaman siswa di rumah melalui tayangan sinetron media televisi memudahkan siswa untuk mengikuti pertunjuk dalam permainan perannya. Winataputra (1992 : 40) mengemukakan.. melalui metode bermain peran anak diajarkan secara aktif sehingga domain kognitif, psikomotorik, dan afektif bisa berkembang secara bersama. Manfaat yang dapat dipetik dari metode bermain peran, antara lain : 1) dapat mempertimbangkan perhatian siswa melalui adegan-adegan yang tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi; 2) siswa ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia; 3) siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain. Melalui penggunaan metode bermain peran dengan langkah-langkah yang tepat disertai perangkat penunjang yang cukup, pembelajaran IPS akan membawa hasil yang baik bagi siswa. Penguasaan materi, variasi metode dan kelengkapan

sarana/media disertai kecerdasan pendidik merupakan faktor keberhasilan pembelajaran. Guru seyogyanya dapat menunjukkan dan mengilhami kepada para siswanya untuk berkreasi dan berinovasi. B. Rumusan Masalah Formulasi masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi persoalanpersoalan yang berhubungan dengan upaya guru dalam peningkatan hasil belajar siswa pada persiapan dan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV (dalam konteks materi Kegiatan Ekonomi) melalui penggunaan metode bermain peran. Adapun pokok-pokok penelitian sebagai rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tersebut di bawah ini : a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan menggunakan metode bermain peran? b. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran pada materi kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03? c. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kontek kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 melalui metode bermain peran? C. Hipotesis Tindakan Bertolak dari teoritis yang dikemukakan, maka hipotesis yang disajikan pada penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sesuai tahapan-tahapan yang benar dan dilengkapi perangkat penunjang

secukupnya, dapat menghasilkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03 dalam konteks/materi Kegiatan Ekonomi. 2. Tujuan Khusus Sesuai pokok-pokok penelitian, maka tujuan khusus penelitian adalah : a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang rumusan perencanaan di kelas IV SD Negeri Man de 03 dengan menggunakan metode Bermain Peran; b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Bermain Peran di kelas IV SD Negeri Mande 03; c. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan materi kegiatan ekonomi pada

pembelajaran IPS dengan konteks kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode bermain peran; d. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran hambatan-hambatan yang dihadapi guru dan siswa kelas IV pada pelaksanaan pembelajaran IPS yang menggunakan metode Bermain Peran. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian secara langsung atau tidak langsung, antara lain : 1. Bagi Siswa a. Mengembangkan aktivitas, kreativitas, inovasi, dan kemandirian; b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa; c. Memberikan pengalaman yang bermakna; d. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa; e. Memberikan motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir dan mengembangkan potensi diri siswa. 2. Bagi Peneliti/Guru a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Bermain Peran; b. Mampu mengembangkan variasi metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan tuntutan lingkungan sekitar untuk efektivitas pembelajaran yang bermakna;

c. Meningkatkan unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya; d. Memberikan pengalaman bagi guru kelas IV dan guru lainnya dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu fungsi profesionalisme guru; e. Meningkatkan kerja sama internal guru di lingkungan SD Negeri Mande 03 d alam rangka peningkatan pelaksanaan dan pelayanan pendidikan bagi peserta didik. 3. Bagi Sekolah a. Pemberian pembelajaran sebagai ajang pembinaan profesionalsme guru dan konstribusi pengembangan satuan pendidikan di lingkungan SD Negeri Mande 03 khususnya; b. Pemberian pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme satuan pendidikan dalam rangka pelayanan pendidikan terhadap peserta didik dan warga lingkungan SD Negeri Mande 03. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesimpangsiuran istilah yang berkenaan dengan penelitian ini, dipandang perlu menyamakan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini, antara lain:

1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dimaksudkan perolehan nilai siswa pada akhir tatap muka/pembelajaran (IPS); 2. Metode bermain peran merupakan cara utama (dalam pembelajaran) yang dipergunakan untuk mencapai suatu jalan (sebagai hasil belajar). Yaitu cara penyajian pembelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan cara tingkah laku dalam hubungan sosial dengan menghadirkan peran-peran yang ada di dunia nyata ke dalam proses pembelajaran; 3. Pembelajaran IPS yaitu proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam lingkungan belajar yang mengkaji berkenaan dengan kehidupan nyata di masyarakat. IPS merupakan kepanjangan Ilmu pengetahuan Sosial yakni nama mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang sekolah dasar; 4. Materi kegiatan ekonomi: Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus melakukan berbagai kegiatan diantaranya bekerja. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut kegiatan ekonomi. Bentuk kegiatan ekonomi berupa pekerjaan atau mata pencaharian. Jumlah dan jenis mata pencaharian setiap daerah berbeda-beda. Materi kegiatan ekonomi ini dimaksudkan untuk pembelajaran yang akan disajikan dalam pembelajaran sebagai bahan/kajian penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas IV SD Negeri Mande 03.