Perkembangan Krisis Global dan Dampaknya Pada Perekonomian & APBN 2009 Disampaikan Menteri Keuangan pada Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI 12 Februari 2009
Pokok Bahasan 1. Krisis Global dan Perkembangan Terkini i 2. Dampak Krisis Global pada Perekonomian Indonesia 3. Realisasi APBN-P P 2008 4. Langkah-langkah Kebijakan Fiskal APBN 2009 dalam Mengantisipasi Dampak Krisis Global 5. Tindak Lanjut 2
Krisis Global dan Perkembangan Terkini i 3
Kondisi Perekonomian Global Masih Mengalami Perubahan Maret 2007 September 2007 Maret 2008 April 2008 September 2008 Oktober 2008 Nopember 2008 Januari 2009 Februari 2009 4
Penciutan Nilai Aset Beberapa Lembaga Keuangan Dunia Sangat Drastis Nilai Pasar - January 20 th 2009, $Bn Nilai Pasar - per Q2 2007, $Bn Morgan Stanley 49 RBS 120 Deutsche Bank 76 Credit Agricole 67 Societe Generale 80 Barclays 91 BNP Paribas 108 Unicredit 93 UBS 116 16 4.6 10.3 17 26 7.4 32.5 26 35 Citigroup 255 JP Morgan 215 HSBC Credit Suisse 75 Goldman Sachs 100 Santander 116 165 27 35 64 19 85 97
PHK dan Pengangguran meningkat dari waktu ke waktu. Pengangguran di Inggris mencapai 1,92 juta Pengangguran di Spanyol naik dari 13% ke 16%. Penggangguran di Perancis meningkat dari 7,9% menjadi 10%. Beberapa perusahaan mengurangi pegawai: Citigroup mengurangi 52.000 pegawai Bank of America mengurangi 35.000 pegawai Nissan Motor Inggris mengurangi 1.200 pegawai Microsoft mengurangi 5.000 pegawai Motorola mengurangi 4.000 pegawai Sony mengurangi sebesar 18.000 pegawai Honda mengurangi 3.000 pegawai Tingkat Pengangguran di US dan UK Meningkat Tajam US UK Unemployment Rate (%) Des 2007 Nop 2008 0 1 2 3 4 5 6 7 8 The Economist 22 Januari 2009 6
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia terus direvisi menurun... Pertumbuhan PDB Global (%) Jan 08 Oct 08 Nov 08 Jan 09 World 44 4.4 30 3.0 22 2.2 05 0.5 USA 1.8 0.1 0.7 1.6 Europe 1.9 0.2 0.7 2.0 Japan 1.7 0.5 0.2 2.6 China 10.0 9.3 8.5 6.7 India 8.2 6.9 6.3 5.1 AS E AN 5 6.2 4.9 4.2 2.7 10 8 Persen, yoy 6 4 2 0 2 4 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 World Adv anced economies Euro area Emerging and dev eloping economies ASEAN-5 7
... Krisis global menurunkan volume perdagangan dunia BALTIC DRY INDEX menunjukkan penurunan biaya pengangkutan laut karena slow demand. Pertumbuhan Trade Volume 20 %, pert tumbuhan yo oy 10 0 2000 Volume Perdagangan g Dunia 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 10 YoY Pertumbuhan % 8 6 4 2 0-2 -4 Perkiraan Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia Tahun 2009 6.9 5.8 4.1 2.1-2.8 Jan 08 Apr 08 Oct 08 Nov 08 Jan 09 8
Arus Modal Global ke Negara Berkembang Semakin Menyusut Swasta, net Miliar (US $) 1000 800 600 400 200 0 Pemerintah, net 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2007 2008e 2009f
Dampak Krisis Global pada Perekonomian Indonesia 10
IHSG tertekan dan Nilai Tukar Rupiah terkoreksi. 13,000 EOY 2008 3,000 12,500 Rp 11,801 2,800 12,000 11,500 11,000 10,500 10,000 9,500 IDR/USD IHSG [rhs] Rp 11,120 1.355,4 2,600 2,400 2200 2,200 2,000 1,800 1,600 1,400 9,000 8,500 1.342,23 1,200 1,000 11 1-Jan-08 1-Feb-08 1-Mar-08 1-Apr-08 1-May-08 1-Jun-08 1-Jul-08 1-Aug-08 1-Sep-08 1-Oct-08 1-Nov -08 1-Dec-08 1-Jan-09 1-Feb-09
Biaya penerbitan surat utang Indonesia semakin mahal Yield Surat Utang Negara (persentase) Periode -1 year 31 Dec 08 9-Feb-08 LD S UN YIE 5 Y 9.21 11.80 11.369 10 Y 10.02 11.89 12.255 30 Y 10.64 12.1919 12.812 INDO-18 627 6.27 942 9.42 9794 9.794 12
I Kapitalisasi Pasar di BEI dan Transaksi Perdagangan SUN menurun dalam beberapa bulan terakhir IH S G 3000 2500 2000 1500 1000 500 Kapitalisasi Pasar BEI 0 2- Jan- 08 2- Feb- 08 2- Mar- 08 Perkembangan IHSG dan Kapitalisasi Saham 2 Jan '08-9 Feb 09 2- Apr- 08 2- Jun- 08 2- Jul- 08 2- Aug- 08 Kapitalisasi Saham 2- May- 08 2- Sep- 08 2- Oct- 08 IHSG 2- Nov- 08 1.342,23 1.077T 2- Dec- 08 2- Jan- 09 2- Feb- 09 3000 2500 2000 1500 1000 500 R p ) s i ( T r i l i u n K a p i t a l i s a Transaksi Perdagangan SUN Transaksi Perdagangan Harian V o lu m e 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 Jan 08 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des Jan 09 Bulan 13
Ekspor dan impor cenderung menurun sejak Juni 2008, baik dari sisi nilai maupun pertumbuhannya. Juta US$ 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 - Perkembangan Ekspor Impor Indonesia % 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% 2007-J F M A M J J A S O N D 2008-J F M A M J J A S O N D 2009-J Nilai Ekspor Nilai Impor Pertm. Ekspor Pertm. Impor 14
Semua harga-harga komoditas ekspor Indonesia di Dunia menurun sangat tajam.. Harga Komoditas Pertanian 140,0 130,0 120,00 110,0 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 Palm Oil Cotton Rubber Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09 Harga Manufaktur Harga Pertambangan 130 150 110 130 90 110 90 70 Steel Alumunium Pulp Iron Ore 70 WTI Copper Nickel 50 50 30 30 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09 15
Permintaan Minyak Dunia Menurun karena perlambatan Perekonomian Dunia (S > D) Harga Minyak terus turun Perkembangan Suplai dan Permintaan Minyak Dunia 2007-2008 (MBCD) 88.0 87.0 TOTAL DEMAND 86.0 TOTAL SUPPLY 85.0 84.0 83.0 82.0 81.0 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07 Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Perkembangan Harga Minyak Internasional 135.00 120.00 105.00 WTI ICP Nymex Futures 90.00 00 75.00 60.00 45.00 30.00 16 Jan07 Mar May Jul Sep Nov Jan08 Mar May Jul Sep Nov Jan09 Mar May Jul Sep Nov
Perkembangan lifting minyak Indonesia, 2004-2009 Ribu Barel/ Hari 1100 1,100 1,050 1,072 1,075 1,037 1,000 1,003 1000 1,000 950 957 950 927 931 960 900 899 850 800 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Target Realisasi 17
Pertumbuhan Penerimaan Pajak triwulanan juga tunjukkan laju penurunan Pertumbuhan YoY (2008) Per rsen 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 - (10.0) PPN Impor PPN DN PPh Non Migas Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan 18
Pertumbuhan beberapa penerimaan Perpajakan ( PPh Non Migas, serta PPN Impor dan Domestik) menunjukkan penurunan Realisasi & Pertumbuhan PPh Non Migas (y-o-y) Rp Triliun Persen 50 60 40 30 20 10 0 Realisasi Pertumbuhan (y-o-y) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan 2008 2009 Realisasi & Pertumbuhan PPN Impor (y-o-y) Rp Triliun 10 50 40 30 20 10 0 Persen 100 Realisasi & Pertumbuhan PPN DN (y-o-y) Rp Triliun Persen 15 30 10 20 5 10 0 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan -5 2008 2009-10 -10-20 -15-30 8 6 4 2 0-2 -4 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan 2008 2009 80 60 40 20 0-20 -40 Dampak krisis ekonomi telah terlihat dari menurunnya penerimaan PPh Non Migas dan PPN. 19
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi oleh para Analis Lembaga Keuangan juga mengalami koreksi dari waktu ke waktu Lembaga Keuangan Mei 08 Sep 08 Des 08 Jan 09 Danareksa Securities 5,9 5,9 5,6 4,8 HSBC Economics 5,3 4,9 4,9 3,8 Bank Danamon 6,3 6,3 4,3 4,3 JP Morgan Chase 52 5,2 47 4,7 42 4,2 42 4,2 Nomura 4,8 4,5 4,5 3,6 Global Insight 6,0 5,7 4,3 4,3 Citigroup 6,3 5,8 3,8 3,8 Standard Chartered 6,2 6,2 4,5 4,5 Bahana Securities 6,2 6,2 5,4 4,8 Asia Devt Bank 6,2 6,2 5,5 5,5 World Bank 6,4 6,2 4,4 4,4 IMF 6,3 6,3 5,5 3,5 Consensus (Mean) 5,9 5,7 4,7 4,3 20
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menjadi 4,0% 5,0% Pertumbuhan PDB 8% 24% PDB Konsumsi RT Ekspor Investasi 6.3% 6.2% 6.0% 6% 5.0% 57% 5.7% 55% 5.5% 5.0% 16% 4% 4.0% 2% 8% 0% 2004 2005 2006 2007 2008* 2009 2009* 0% Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2009 ke 4,0% - 5,0%, pertumbuhan konsumsi RT diharapkan 4,7%, kisaran pertumbuhan ekspor adalah 0 5 % tergantung pada perkembangan perdagangan dan pertumbuhan dunia Jika proyeksi pertumbuhan ekspor 0% mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sedikit atas 4%, jika 5% maka proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 4,5% 21
Dampak Pada Pengangguran & Kemiskinan 12.00 11.50 11.00 10.50 10.00 9.50 9.00 8.50 8.00 7.50 7.00 Perkiraan Dampak Pengangguran Terbuka, 2005 2009 (persen) 8.87 8.34 7.44 Feb Nov Feb Agust Feb Agust Feb Agt Feb Agt 2005 2006 2007 2008 2009 Tanpa Krisis Krisis Tanpa Kebijakan Krisis Dengan Kebijakan Fenomena 1999-2005 akan terulang less job growth with poverty reduction 22
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Indikator Ekonomi Makro Target Realisasi APBN Proyeksi 2007 2008 2008 2009 2009 Pertumbuhan Ekonomi (%) 63 6.3 64 6.4 62* 6,2 60 6.0 4050 4.0-5.0 Inflasi (%) 6.6 6.5 11.1 6.2 6.0 Suku Bunga SBI 3 bl (%) 8.0 7.5 9.3 7.5 7.5 Nilai Tukar (Rp/US$) 9,140 9,100 9,692 9,400 11,000 Harga Minyak ICP (US$/barel) 72.3 95.0 96.8 80.0 40-60 Lifting Minyak (MBCD) 0.899 0.927 0.931 0.960 0.960 *Perkiraan Realisasi 23
Realisasi APBN-P 2008 24
Realisasi Defisit APBN-P 2008 mencapai 0,1% PDB didukung oleh tingginya realisasi penerimaan dalam negeri 2007 2008 Triliun Rp Uraian Realisasi % thd APBN-P APBN-P Realisasi % thd APBN-P A. Pendapatan Negara dan Hibah 707,8 102,0 895,0 981,0 109,6 I. Penerimaan Dalam Negeri 706,1 102,3 892,0 978,7 109,7 1. Penerimaan Perpajakan 491,0 99,8 609,2 658,7 108,11 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 215,1 108,5 282,8 320,1 113,2 II. Hibah 1,7 44,4 2,9 2,3 78,3 B. Belanja Negara 757,6 100,7 989,5 985,3 99,6 I. Belanja Pemerintah Pusat 504,6 101,3 697,1 692,6 99,4 - Belanja K/L 225,0 92,0 290,0 265,3 91,5 - Belanja Non K/L 279,6 110,3 407,0 427,3 105,0 II. Transfer Ke Daerah 253,3 99,6 292,4 292,6 100,1 1. Dana Perimbangan 244,0 99,7 278,4 278,9 100,2 2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 93 9,3 96,99 14,0 13,7 98,1 C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (49,8) 85,5 (94,5) (4,2) 4,5 % defisit thd PDB (1,3) (2,1) (0,1) D. Pembiayaan (I + II) 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7 I. Pembiayaan Dalam Negeri 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7 Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan (7,4) (0,0) 51,3-25
Realisasi Pendapatan Negara lebih tinggi, baik Pajak maupun PNBP Rp Triliun 700 600 500 400 300 200 100 0 Rp Triliun 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Kepabeanan & Cukai Pajak Migas Pajak Non Migas 347.0 409.2 491.0 609.2 2005 2006 2007 2008 APBN P 146.9 PNBP Lainnya Dividen BUMN Penerimaan SDA 227.0 215.1 282.8 2005 2006 2007 2008 APBN P 658.7 2008 Realisasi 320.1 2008 Realisasi Perpajakan dalam 5 tahun naik rata-rata 23,8% per tahun Perpajakan tahun 2008 naik 34,2% Pajak Non Migas 29,6% Pajak Migas 75% Bea & Cukai 33,4% Tingginya realisasi perpajakan didukung oleh: Sektor booming (perkebunan dan pertambangan) Tingginya impor barang modal Intensifikasi Perpajakan dan sunset policy PNBP naik rata-rata 29,6% per tahun PNBP tahun 2008 naik 48,8% SDA naik 67,1% Dividen BUMN naik 32,8% PNBP lainnya naik 13,9% 26
Belanja Negara terus meningkat, baik Belanja Pemerintah Pusat maupun Transfer ke Daerah Triliun Rp 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Lainnya Subsidi Pem by Bungan Utang Bel K/L 54,3 120,8 65,2 120,8 64,2 107,4 79,1 189,4 49,6 150,2 79,8 225,0 77,9 63,4 234,4 275,3 94,8 290,0 2005 2006 2007 APBNP 08 88,6 265,3 Real 2008 Belanja Pemerintah Pusat tahun 2008 meningkat 37,3%: Belanja K/L naik 17,9% Belanja non K/L naik 52,8% Triliun Rp 350 300 250 200 150 100 50 0 Otsus & Penyes DAK DAU DBH 7.2 4.8 88.8 49.7 4.0 11.6 145.7 9.3 16.2 164.8 64.9 62.9 2005 2006 2007 APBNP 08 14.0 13.7 21.2 20.8 179.5 179.5 77.7 78.6 Real 08 Transfer ke Daerah tahun 2008 meningkat 15,5%: Dana Perimbangan naik 14,3% Dana Otsus & Penyesuaian naik 47,6%
Penyerapan Belanja K/L 2008 cukup baik walaupun dilakukan perubahan APBN 2008 di awal tahun % thd Pagu APBNP 100 80 60 40 20 0 Perkembangan Penyerapan Belanja K/L 2006-2008 Triw I Triw II Triw III Triw IV 2006 2007 2008 Penyerapan Belanja K/L tahun 2008: 91,5%, 2007 : 92% dan 2006: 88,3% Pola Penyerapan Belanja K/L per Triwulan 50 40 2006 2007 2008 % thd Pa agu 30 20 10 0 9.1 45.6 33.2 17.6 23.0 17.7 22.1 18.4 Triw I Triw II Triw III Triw IV Penyerapan Belanja K/L 2008 pada Triw I relatif tinggi, namun Triw berikutnya terhambat karena revisi DIPA 28
Rendahnya realisasi defisit APBN 2008 menyebabkan adanya kelebihan pembiayaan (SILPA) Rp51,3 T Triliun Rp 2007 2008 Uraian Realisasi % thd APBN-P APBN-P 2008 Realisasi % thd APBN-P D. Surplus/Defisit Anggaran (49,8) 85,55 (94,5) (4,2) 4,5 % Defisit terhadap PDB (1,3) (2,1) (0,1) E. Pembiayaan 42,5 72,8 94,5 55,5 58,7 Pembiayaan Dalam Negeri 66,3 93,6 107,6 74,6 69,3 1. Perbankan dalam negeri 8,4 79,3 (11,7) (11,7) 100,0 2. Non-perbankan dalam negeri 57,9 96,2 119,3 86,3 72,3 a. Penerimaan Privatisasi 0,3 15,2 0,5 0,1 16,5 b. Hasil Pengelolaan Aset 2,4 145,5 3,9 2,8 73,0 c. Surat Berharga Negara (neto) 57,2 97,7 117,8 85,9 72,9 d. Dana Investasi Pemerintah dan Rest. BUMN (2,0) 100,0 (2,8) (2,5) 88,6 II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (23,9) 190,2 (13,1) (19,1) 145,7 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 34,1 80,7 48,1 44,1 91,6 a. Pinjaman Program 19,6 103,2 26,4 29,6 112,22 b. Pinjaman Proyek 14,5 62,3 21,8 14,5 66,5 2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (57,9) 105,8 (61,3) (63,2) 103,1 Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan (7,4) (0,0) 51,3 - Rasio Utang Pemerintah thd. PDB (% PDB) 60 56 50 40 47 39 35 32 30 20 10 0 2004 2005 2006 2007 2008 29
Langkah-langkah Kebijakan Fiskal APBN 2009 dalam Mengantisipasi Dampak Krisis Global 30
Respon APBN 2009 terhadap Dampak Krisis Global Menjaga konsumsi masyarakat dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui penurunan tarif pajak OP, kenaikan PTKP, kenaikan gaji PNS/TNI- Polri/Guru/Dosen/Pensiunan/Tunjangan Veteran, peningkatan alokasi belanja sosial dan subsidi langsung ke RTS dalam APBN 2009 Memperbaiki daya saing dan daya tahan sektor usaha melalui penurunan tarif PPh Badan, pajak-bm DTP, subsidi energi dan air bersih, kenaikan KUR, PPh 21/25 dan dukungan ekspor melalui ASEI Menangani dampak PHK melalui peningkatan belanja infrastruktur, PNPM, BLK Mendesain APBN 2009 untuk mengantisipasi dampak krisis global melalui pembiayaan siaga (standby loan). 31
Upaya Menjaga Daya Beli Masyarakat Penurunan : inflasi, suku bunga, harga BBM, harga bahan baku & komoditas pokok, serta tarif transportasi publik Belanja Masyarakat Tetap Tinggi: Program2 belanja dan Subsidi langsung ke RTS Belanja PEMILU legislatif dan PILPRES Perbaikan penghasilan dan Pensiun Aparatur Negara (Gaji Naik 15% & Gaji ke 13) Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui PNPM (Rp10,3 T) Untuk pembangunan Jalan & jembatan, Air Minum, Pasar, Irigasi, Listrik Peningkatan Perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan a.l. melalui : Dana BOS Rp17,3 T, Jamkesmas Rp7,2 T, serta Program Keluarga Harapan Rp1,1 T & BLT Rp3,8 T 32
Dampak Krisis Ekonomi Global pada Asumsi Ekonomi Makro dan APBN 2009 1.Penyesuaian proyeksi asumsi Ekonomi Makro 2009 : Pertumbuhan ekonomi : 6,0% 4,7% Kurs Rupiah : Rp9.400 Rp11.000 per US$ Harga ICP : US$80 US$45 per barel 2.Pendapatan negara turun Rp132,0 T Penerimaan Perpajakan turun Rp59,0 T Dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi, depresiasi Rupiah, dan penurunan harga minyak PNBP turun Rp73,1 T Dampak turunnya harga minyak Uraian Penerimaan Perpajakan Proyeksi Pendapatan Negara APBN Proyeksi Selisih Dampak Langsung g 725.8 666.9 (58.9) - PPh non migas 300.7 283.33 (17.3) Growth turun 1% --> turun Rp9,4 T - PPh migas 56.7 38.8 (18.0) - PPN 249.5 236.0 (13.5) - Bea Masuk 19.2 17.2 (2.0) ICP turun US$10 --> turun Rp6,7 T Kurs naik Rp1.000 --> naik Rp6,0 T Growth Go turun tuu 1% --> turun tuu Rp2,9 T Inflasi turun 1% --> turun Rp3,4 T Growth turun 1% --> turun Rp0,2T Kurs naik Rp1.000 --> naik Rp0,2 T Tarif efektif turun - Bea Keluar 9.3 2.4 (6.9) Tarif turun menjadi 0% PNBP Migas 162.1 92.0 (70.1) ICP turun US$10 --> turun Rp24,6 T Kurs naik Rp1.000 --> naik Rp17,2 T 33
lanjutan 3.Belanja negara turun Rp53,1 T Subsidi Turun Rp43,1 T Dampak harga minyak turun dan kebijakan BBM/Listrik Bunga Utang Naik Rp8,1 T Dampak Depresiasi Rupiah Transfer ke Daerah Turun Rp16,9 T Dampak turunnya penerimaan yang dibagihasilkan (Migas/Pajak) URAIAN Subsidi BBM Subsidi Listrik Subsidi Pajak APBN 2009 Proyeksi Subsidi PROYEKSI SELISIH KETERANGAN 57.6 24.5 (33.1) 46.0 42.5 (3.5) Triliun Rp ICP turun ke US$45/barel dan depresiasi rupiah ke Rp11.000 subsidi turun Rp35,6T Penurunan harga solar subsidi naik Rp2,8 T ICP turun dan depresiasi rupiah subsidi turun Rp6,4T Diskon tarif listrik subsidi naik Rp1,4 T 25.3 18.3 (7.0) Dampak pengurangan DTP PPN BBM sejalan jl dengan penurunan harga BBM 34
lanjutan 4. Rencana Tambahan Stimulus Fiskal 0,3% PDB Belanja Infrastruktur dan Subsidi Rp15,0T 5. Defisit APBN 2009 meningkat (Rp78,1 T): 1,0% PDB 2,5% PDB Dampak penurunan pendapatan negara dan belanja negara, serta rencana tambahan stimulus fiskal 2009 6. Pembiayaan anggaran meningkat : 1,0% PDB 2,5% PDB Sumber tambahan pembiayaan : Penggunaan dana SILPA tahun 2008 sekitar Rp51,3 T Pinjaman Siaga/Standby loan sekitar Rp37,8 T (U$3,4 miliar) Kesimpulan Panitia Anggaran DPR RI dalam APBN 2009: Bila dalam pelaksanaan APBN 2009, pasar keuangan tidak dapat menyerap rencana SBN yang akan diterbitkan, Pemerintah dan/atau biaya penerbitan SBN menjadi relatif mahal, maka Pemerintah dapat menggunakan alternatif pembiayaan yang berasal dari pinjaman tunai bilateral dan multilateral (standby loan) dengan mengupayakan biaya yang paling efisien 35
Instrumen Stimulus Fiskal 2009 Dalam UU APBN 2009 (Rp 56,3 T) : 1. Penghematan Pembayaran Pajak (Tax Saving) Tarif PPh Badan + Orang Pribadi + PTKP Rp43 T (0,8% PDB), melalui penurunan tarif PPh sesuai dengan amandemen UU PPh 2. Subsidi Pajak-BM/DTP kepada dunia usaha/rts PPN eksplorasi Migas, Minyak goreng Rp3,5 T (0,07 %PDB) Bea Masuk Bahan Baku & Barang Modal Rp2,5 T (0,05 %PDB) PPh Karyawan Rp6,5 T (0,12 %PDB), realokasi dari DTP PPN PPh Panas Bumi Rp0,8 T (0,02 %PDB) Tambahan pada APBN 2009 (Rp 15 T) untuk dibahas dengan Panitia Anggaran DPR RI: 3. Subsidi + Belanja Negara pada Dunia Usaha/Lap. Kerja Penurunan harga Solar (Subsidi Solar) Rp2,8 T (0,05 %PDB) Diskon beban puncak Listrik Industri Rp1,4 T (0,03 %PDB) Tambahan Belanja Infrastruktur, KUR & BLK Rp10,2 T(0,2% PDB) Perluasan PNPM Rp0,6 T (0,01 % PDB) TOTAL Rp 71,3 T (1,4% PDB) 36
Perbandingan Besaran Stimulus Fiskal 2009 Stimulus Fiskal di Beberapa Negara % PDB 3.0 0 2.5 2.0 1.5 % -2-4 -1-2,5-3,1-1,4-2,5-1 -1,7-2,9-3,5 1.0 0.5-6 -4,8 0.0-8 Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam 2009 2009 Forecast Stimulus fiskal di beberapa negara mencapai di atas 1% PDB Negara-negara ASEAN melakukan koreksi defisit karena penerimaan turun & program stimulus fiskal 37
Kebijakan Stimulus Fiskal di Beberapa Negara Si Stimulus Fiskal Bentuk Negara Insentif Perpajakan 1. Penurunan tarif PPh Badan Brazil, Australia, China, Jepang, Kanada, Prancis, Indonesia, Jerman, Italia, Inggris, Rusia, Argentina, Belanda, Amerika Serikat 2. Penurunan tarif PPh Orang Pribadi Brazil, Australia, China, Jepang, Kanada, Prancis, Indonesia, Jerman, Italia, Inggris, Rusia, Argentina, Amerika Serikat 3. Penghapusan Pajak Ekspor Indonesia, Argentina, China, Jerman 4. Penurunan tarif Pajak Kendaraan Argentina, China, Jerman 5. Fasilitas PPh UKM Indonesia, Inggris 6. Penurunan tarif PPN Inggris, China, Italia Belanja 1. Belanja Infrastruktur Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Argentina, China, Jepang, Prancis, Inggris, Italia, Mexico, Taiwan, Swiss, Thailand, Singapura 2. Subsidi Industri Rusia, Brazil 3. Subsidi BBM dan Energi Indonesia, Malaysia, Mexico, Swiss, China 4. Subsidi Properti China, India, Australia, Inggris 5. Tunjangan Rumah Tangga/cash Australia, Jepang, Italia, China, Indonesia, 6. Tunjangan PHK, BLK Jepang, Indonesia 7. Subsidi Listrik, Air, Pariwisata Subsidi Transportasi Thailand 8. Konservasi Energi China, 9. Subsidi Kredit UKM Korea Selatan, Jerman, Hungaria, Inggris 10. Subsidi pendidikan dan kesehatan Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Indonesia 38
Proyeksi APBN 2009 Uraian APBN Proyeksi Selisih A. Pendapatan Negara dan Hibah 985.7 853.7 (132.0) I. Penerimaan Dalam Negeri 984.8 852.8 (132.0) 1. Penerimaan Perpajakan 725.8 666.9 (59.0) 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 258.9 185.9 (73.1) II. Hibah 0.9 0.9 0.0 B. Belanja Negara 1,037.1 983.2 (53.9) I. Belanja Pemerintah Pusat 716.4 680.0 (36.3) Belanja K/L 322.3 322.3 0.0 Belanja Non K/L 394.1 357.7 (36.3) - Subsidi 166.7 123.6 (43.1) a Subsidi Energi 103.6 67.0 (36.6) - BBM 57.6 24.5 (33.1) - Listrik 46.0 42.5 (3.5) b Subsidi Non Energi 63.1 56.6 (6.6) Stimulus Fiskal (Infrastruktur) 0.0 7.7 7.7 II. Transfer Ke Daerah 320.7 303.1 (17.6) C. Surplus Defisit Anggaran (A - B) (51.3) (129.5) (78.1) % defisit thd PDB (1.0) (2.5) (1.5) D. Pembiayaan (I + II) 51.3 129.5 78.1 I. Pembiayaan Dalam Negeri 60.8 108.0 47.2 1. Perbankan Dalam Negeri 16.6 65.8 49.2 a.l. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 2008 2.1 51.3 49.2 2. Non-Perbankan Dalam Negeri 44.2 42.22 (2.0) a.l. Surat Berharga Negara (Neto) 54.7 54.7 0.0 II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) (9.4) (15.6) (6.1) 1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) 52.2 56.5 4.4 2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (61.6) (72.1) (10.5) III. TAMBAHAN PEMBIAYAAN UTANG 0.0 37.1 37.1 Memorandum Item : Total stimulus fiskal Rp71,3 T berasal dari penghematan pajak Rp43 T, subsidi pajak dan bea masuk Rp13,3 T, subsidi energi Rp4,2 T, PNPM Rp0,6 T, tambahan belanja infrastuktur Rp7,7 T, KUR dan BLK Rp2,5 T 39
TINDAK LANJUT 40
Tindak Lanjut 1. Perkembangan krisis global berjalan sangat cepat dan pengaruhnya sangat dalam sehingga semua negara perlu melakukan respon segera untuk mengatasinya. 2. Perubahan indikator ekonomi dalam bentuk penurunan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, harga minyak berdampak kepada postur APBN 2009, khususnya penurunan pendapatan negara yang berakibat meningkatnya defisit APBN. 3. Sesuai dengan amanat UU No. 41/2008 tentang APBN 2009 (Pasal 23), Pemerintah akan menyampaikan kondisi ekonomi makro dan dampaknya pada APBN 2009 untuk mendapat persetujuan DPR. 4. Langkah-langkah antisipasi dampak krisis global memerlukan dukungan Panitia Anggaran DPR secepatnya. Langkah tersebut t meliputi penyesuaian postur APBN 2009, tambahan stimulus fiskal. 41
Terima Kasih 42
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi menjadi 4,0% 5,0% 8% Pertumbuhan PDB 20% 7% PDB Konsumsi RT Ekspor 5.7% 6.3% Investasi 6.2% 6.0% 18% 6% 5.5% 16% 5.0% 5.0% 14% 5% 4.0% 12% 4% 10% 3% 8% 2% 6% 4% 1% 2% 0% 0% -1% 2004 2005 2006 2007 2008* 2009 2009* -2% Untukmencapai pertumbuhan ekonomi 2009 ke 4,0% 0% 5,0%, pertumbuhan konsumsi RT diharapkan 4% 43
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Indikator Ekonomi Makro Target Realisasi 2009 2007 2008 2008 APBN Proyeksi Proy. Terkini Pertumbuhan Ekonomi (%) 63 6.3 64 6.4 62* 6,2 60 6.0 40-50 4.0 5.0 42 4.2 Inflasi (%) 6.6 6.5 11.1 6.2 6.0 6.0 Suku Bunga SBI 3 bl (%) 8.0 7.5 9.3 7.5 7.5 7.5 Nilai Tukar (Rp/US$) 9,140 9,100 9,692 9,400 11,000 11.000-12.000 Harga Minyak ICP (US$/barel) 72.3 95.0 96.8 80.0 40-60 40-60 Lifting Minyak (MBCD) 0.899 0.927 0.931 0.960 0.960 0.960 44