ب س م االله الر ح من الر ح ي م

dokumen-dokumen yang mirip
ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL Nomor: 42/DSN-MUI/V/2004 Tentang SYARI AH CHARGE CARD بطاقة الا ي تمان والحسم الا جل ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 58/DSN-MUI/V/2007 Tentang HAWALAH BIL UJRAH

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang SYARIAH CARD. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Konversi Akad Murabahah

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

DAFTAR PUSTAKA. Al-Bugha, Musthafa Dib Buku Pintar Transaksi Syariah. Jakarta: PT. Mizan Publika.

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

المضارع الماضي الا مر

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. c. QS. Yusuf [12]: 72: 7 89' : ;<2)=>3 Penyeru-penyeru itu berseru: Kami

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 74/DSN-MUI/I/2009 Tentang PENJAMINAN SYARIAH

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB III DENDA KETERLAMBATAN (LATE CHARGE) PADA KARTU KREDIT SYARI AH DALAM FATWA DSN MUI NO: 54/DSN-MUI/X/2006 TENTANG SYARI AH CARD

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

PENETAPAN PRODUK HALAL

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 61/DSN-MUI/V/2007 Tentang PENYELESAIAN UTANG DALAM IMPOR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISA UPAH PELACURAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Hukum Membangun Gereja di jazirah Arab

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

Pedoman Wawancara. 1. Apa alasan BNI Syariah Yogyakarta membuka produk Hasanah Card?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Maktabah Abu Salma al-atsari

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang SYARIAH CARD بطاقة الا ي تمان ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi dan penarikan tunai, Bank Syariah dipandang perlu menyediakan sejenis Kartu Kredit, yaitu alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai, di mana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati secara angsuran; b. bahwa Kartu Kredit yang ada menggunakan sistem bunga (interest) sehingga tidak sesuai dengan prinsip Syariah; c. bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas kartu yang sesuai Syariah, Dewan Syari ah Nasional MUI memandang ) بطاقة الاي تمان ( Card perlu menetapkan fatwa tentang Syariah yang fungsinya seperti Kartu Kredit untuk dijadikan pedoman. : 1. Firman Allah SWT, antara lain: a. QS. al-ma idah [5]:1: ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا ا و فو ا ب ا لع قو د ا ح لت ل كم ب ه ي م ة الا ن ع ام ا لا م ا ي ت لى ع لي كم غي ر م ح لي الص ي د و ا نت م ح ر م ا ن ال له ي ح كم م ا ي ر ي د. Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya.

54 Syariah Card 2 b. QS. al-isra [17]: 34: و لا ت قر ب و ا م ا ل ا لي ت يم ا لا ب ا لت ي و ا و فو ا ب ا لع ه د ا ن ا لع ه د كا ن م س و و لا. ه ي ا ح س ن ح ت ى ي ب ل غ ا ش د ه Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa'at) sampai ia dewasa; dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. c. QS.Yusuf [12]: 72: قا لو ا ن فق د ص و اع ا لم ل ك و ل م ن ج اء ب ه ح م ل ب ع ي ر و ا ن ا ب ه ز ع ي م. Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. d. QS. al-ma idah [5]: 2: ي ا ا ي ه ا ا لذ ين ا م ن و ا لا ت ح لو ا ش ع ا ي ر ال له و لا الش ه ر ا لح ر ام و لا ا له د ي و لا ا ل قلا ي د و لا ا م ين ا لب ي ت ا لح ر ام ي ب ت غ و ن فض لا م ن ر ب ه م و ر ض و ان ا و ا ذا ح ل لت م فاص طاد و ا و لا ي ج ر م ن كم ش ن ا ن قو م ا ن ص د و كم ع ن ال م س ج د ا لح ر ام ا ن ت ع ت د و ا و ت ع او ن و ا ع لى ا لبر و الت قو ى و لا ت ع او ن و ا ع لى الا ثم و ا لع د و ان و ات قو ا ال له ا ن ال له ش د يد ا لع قاب. Hai orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatangbinatang hadyu, dan binatang-binatang qala id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya; dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekalikali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. e. QS. al-furqan [25]: 67: و ا لذ ي ن ا ذا ا ن ف قوا لم ي س ر ف وا و لم ي قت ر وا و كا ن ب ي ن ذل ك قو ام ا.

54 Syariah Card 3 Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. f. QS. Al-Isra [17]: 26-27: و لا ت ب ذر ت ب ذ ي ر ا ا ن ا لم ب ذر ي ن كان و ا ا خ و ا ن الش ي اط ي ن و كا ن الش ي طا ن ل ر ب ه ك فو ر ا. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. g. QS. al-qashash [28]: 26: قا لت ا ح د اه م ا ي ا ا ب ت اس ت ا ج ر ه ا ن خ ي ر م ن اس ت ا ج ر ت ا ل قو ي الا م ي ن. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. h. QS. al-baqarah [2]: 275: ا لذ ي ن ي ا ك لو ن الر ب ا لا ي قوم و ن ا لا كم ا ي قوم ا لذ ي ي ت خ ب طه الش ي طا ن م ن ا لم س ذل ك ب ا ن ه م قا لوا ا ن م ا ا لب ي ع م ث ل الر ب ا و ا ح ل ال له ا لب ي ع و ح ر م الر ب ا فم ن ج اء ه م و ع ظ ة م ن ر ب ه فان ت ه ى ف له م ا س لف و ا م ر ه ا لى ال له و م ن ع اد ف ا و لي ك ا ص ح اب الن ار ه م ف يه ا خ ال د و ن. Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

54 Syariah Card 4 i. QS. al-nisa [4]: 29: ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا لا ت ا ك لو ا ا م و ا ل كم ب ي ن كم ب ا لب اط ل ا لا ا ن ت كو ن ت ج ار ة ع ن ت ر اض م ن كم و لا ت قت لو ا ا ن فس ك م ا ن ال له كا ن ب كم ر ح ي م ا. Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. j. QS. al-baqarah [2]: 282: ي ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا ا ذا ت د اي ن ت م ب د ي ن ا لى ا ج ل م س م ى فا كت ب و ه... Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis. k. QS. al-baqarah [2]: 280: و ا ن كا ن ذو ع س ر ة فن ظ ر ة ا لى م ي س ر ة و ا ن ت ص د قو ا خ ي ر ل كم ا ن كن ت م ت ع لم و ن. Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 2. Hadis Nabi s.a.w.; antara lain: a. Hadis Nabi riwayat Imam al-tirmidzi dari Amr bin Auf al-muzani, Nabi s.a.w. bersabda: الص لح ج اي ز ب ي ن ا لم س ل م ين ا لا ص لح ا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا و ا لم س ل م و ن ع لى ش ر وط ه م ا لا ش ر طا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا. Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. b. Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa id al-khudri, Nabi s.a.w. bersabda: لاض ر ر و لاض ر ار. Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain.

54 Syariah Card 5 c. Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Salamah bin al-akwa : ا ن الن ب ي ص لى االله ع لي ه و ا ل ه و س لم ا ت ي ب ج ن از ة ل ي ص لي ع لي ه ا ف قا ل: ه ل ع لي ه م ن د ي ن قا لو ا: ا خ ر ى ف قا ل: ه ل ع لي ه م ن د ي ن قا لو ا: لا فص لى ع لي ه ثم ا ت ي ب ج ن از ة ن ع م قا ل: ص لو ا ع لى ص اح ب كم قا ل ا ب و قت اد ة: ع لي د ي ن ه ي ا ر س و ل االله فص لى ع لي ه. Telah dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Sahabat menjawab, Tidak. Maka, beliau mensalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Mereka menjawab, Ya. Rasulullah berkata, Salatkanlah temanmu itu (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut. d. Hadis Nabi riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibn Hibban dari Abu Umamah al-bahili, Anas bin Malik, dan Abdullah bin Abbas, Nabi s.a.w. bersabda: الز ع ي م غار م. Za im (penjamin) adalah gharim (orang yang menanggung utang). e. Hadis Nabi riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata: كن ا ن كر ي الا ر ض ب م ا ع لى الس و اق ي م ن الز ر ع و م ا س ع د ب ا لم اء م ن ه ا فن ه ان ا ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و ا ل ه و س لم ع ن ذل ك و ا م ر ن ا ا ن ن كر ي ه ا ب ذه ب ا و ف ض ة. Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak. f. Hadis riwayat Abd ar-razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa id al-khudri, Nabi s.a.w. bersabda: م ن اس ت ا ج ر ا ج ي ر ا ف لي ع ل م ه ا ج ر ه. Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. g. Hadis Nabi riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda: م ن فر ج ع ن م س ل م كر ب ة م ن كر ب الد ن ي ا فر ج االله ع ن ه كر ب ة م ن كر ب ي و م ا لق ي ام ة و االله ف ي ع و ن ا لع ب د م اد ام ا لع بد ف ي ع و ن ا خ ي ه.

54 Syariah Card 6 Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-nya selama ia (suka) menolong saudaranya h. Hadis Nabi riwayat Jama ah, (Bukhari dari Abu Hurairah, Muslim dari Abu Hurairah, Tirmizi dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Nasa i dari Abu Hurairah, Abu Daud dari Abu Hurairah, Ibn Majah dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Ahmad dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Malik dari Abu Hurairah, dan Darami dari Abu Hurairah), Nabi s.a.w. bersabda: م ط ل ا لغ ن ي ظ لم Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman i. Hadis Nabi riwayat Nasa i, Abu Daud, Ibn Majah, dan Ahmad dari Syuraid bin Suwaid, Nabi s.a.w. bersabda: لي ا لو اج د ي ح ل ع ر ض ه و ع قو ب ت ه Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu, menghalalkan harga diri dan memberikan sanksi kepadanya. j. Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda: ا ن خ ي ر كم ا ح س ن كم قض اء. Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya. 3. Kaidah Fiqh; antara lain: a. Kaidah: الا ص ل ف ي ا لم ع ام لات الا ب اح ة ا لا ا ن ي د ل د ل ي ل ع لى ت ح ر ي م ه ا. Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. b. Kaidah: ا لم ش ق ة ت ج ل ب الت ي س ي ر. Kesulitan dapat menarik kemudahan. c. Kaidah: ا لح اج ة قد ت ن ز ل م ن ز ل ة الض ر و ر ة. Keperluan dapat menduduki posisi darurat. d. Kaidah: ال ثاب ت ب ا لع ر ف كال ثاب ت ب الش ر ع. Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan syari at).

54 Syariah Card 7 Memperhatikan e. Kaidah: د ر ء ا لم فاس د م قد م ع لى ج لب ا لم ص ال ح Menghindarkan kerusakan (kerugian) harus didahulukan (diprioritaskan) atas mendatangkan kemaslahatan. : 1. Pendapat fuqaha ; antara lain: a. Imam al-dimyathi dalam kitab I anah al-thalibin, jilid III, hal. 77-78: ) لا ب م ا س ي ج ب كد ي ن قر ض) س ي قع... و ذل ك ك ا ن قا ل: ا قر ض ه ذا م ا ي ة و ا ن ا ض ام ن ه ا ف لا ي ص ح ض م ان ه لا ن ه غي ر ثاب ت. و قد ت قد م ل لش ار ح ف ي فص ل ا لق ر ض ذ كر هذ ه ا لم س ا لة و ا ن ه ي كو ن : ض ام ن ا ف ي ه ا. و ع ب ار ت ه ه ن اك : و لو قا ل ا قر ض ه ذا م ا ي ة... و ا ن ا له ا ض ام ن ف ا قر ض ه ا لم ا ي ة ا و ب ع ض ه ا كا ن ض ام ن ا ع لى الا و ج ه. في كو ن م ا ه ن ا م ن ع د م ص ح ة الض م ان م ن اف ي ا ل م ا م ر ع ن ه م ن ا ن الا و ج ه الض م ا ن. (Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu [hak] yang akan terjadi [muncul], seperti piutang dari akad qardh) yang akan dilakukan. Misalnya ia berkata: Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menjaminnya. Penjaminan tersebut tidak sah, karena piutang orang itu belum terjadi (muncul). Dalam pasal tentang qardh, pensyarah telah menuturkan masalah ini --penjaminan terhadap suatu hak (piutang) yang belum terjadi -- dan menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam pasal tersebut adalah sebagai berikut: Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan utang kepada orang dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang (yang memerintahkan) tersebut adalah penjamin menurut pendapat yang paling kuat (awjah). Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini (dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap suatu hak yang akan muncul [terjadi]) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya sendiri dalam pasal tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman. b. Khatib Syarbaini dalam kitab Mughni al-muhtaj, jilid III, hal. 202: (و ي ش ت ر ط ف ى ا لم ض م و ن ) و ه و الد ي ن ( كو ن ه ) ح ق ا ( ثاب ت ا) ح ا ل ا لع قد ف لا ي ص ح ض م ا ن م ا لم ي ج ب (و ص ح ح ا ل قد ي م ض م ا ن

54 Syariah Card 8 م ا س ي ج ب ) ت د ع و ا لي ه. ك ثم ن م ا س ي ب ي ع ه ا و م ا س ي قر ض ه لا ن ا لح اج ة قد (Hal yang dijamin) yaitu piutang (disyaratkan harus berupa hak yang telah terjadi) pada saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin piutang yang belum terjadi (Qaul qadim --Imam al-syafi i-- menyatakan sah penjaminan terhadap piutang yang akan terjadi), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan diutangkan. Hal itu karena hajat --kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya penjaminan tersebut. c. As-Syirazi dalam kitab al-muhadzdzab, juz I, Kitab al- Ijarah, hal. 394: ي ج و ز ع قد الا ج ار ة ع لى ا لم ن اف ع ا لم ب اح ة... و لا ن ا لح اج ة ا لى ا لم ن اف ع كا لح اج ة ا لى الا ع ي ان ف لم ا ج از ع قد ا لب ي ع ع لى الا ع ي ان و ج ب ا ن ي ج و ز ع قد الا ج ار ة ع لى ا لم ن اف ع. Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Manakala akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya dibolehkan pula akad ijarah atas manfaat. d. Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-sunnah, jilid 4, hal. 221-222 : و ا ل ك فا ل ة ب ا لم ال ه ي ا لت ى ي لت ز م ف ي ه ا ا ل كف ي ل ا لت ز ام ا م ال ي ا. Kafalah (jaminan) harta yaitu kafil (penjamin) berkewajiban memberikan jaminan dalam bentuk harta. e. Mushthafa Abdullah al-hamsyari sebagaimana dikutip oleh Syaikh Athiyah Shaqr, dalam kitab Ahsan al-kalam fi al-fatawa wa al-ahkam, jilid 5, hal. 542-543: ا ن الا ع ت م اد ات ا لم س ت ن د ي ة ا لت ي ي ت ع ه د ف ي ه ا ا لب ن ك ل لم ص د ر ب د ف ع ا لم س ت ح قات له ع لى ا لم س ت و ر د ج اي ز ة و الا ج ر ا لذ ي ي و خ ذ ف ي م قاب ل ه ا ج اي ز. و خ ر ج ا لج و از ع لى ا ن طب ي ع ة ه ذا الت ع ام ل ت د و ر ب ي ن ا لو كا لة و ا لح و ا لة و الض م ان. و ك ذل ك ا لح و ا ل ة ب ا ج ر. و ا لو كا ل ة ب ا ج ر لا ح ر م ة ف ي ه ا و الض م ا ن ب ا ج ر خ ر ج ه ع لى ثم ن ا لج اه ا لذ ي ق ي ل ف ي ه ب ا لح ر م ة و ب ا لك ر اه ة و قا ل ب ج و از ه الش اف ع ي ة كم ا خ ر ج ه ع لى ا لج ع ا لة ا لت ي ا ج از ه ا الش اف ع ي ة ا ي ض ا. و ت ح د ث ع ن خ طاب ات الض م ان و ا ن و اع ه ا و ه ي ا لت ي ي ت ع ه د ف ي ه ا

54 Syariah Card 9 ا لب ن ك ب م كت و ب ي ر س له --ب ن اء ع لى ط لب ع م ي ل ه - - ا لى د اي ن ا لع م ي ل ي ض م ن ف ي ه ت ن ف ي ذ ا لع م ي ل لا لت ز ام ات ه و قا ل ا ن ه ا ج اي ز ة. و خ ر ج ذل ك ع لى ا ن ه ا و كا ل ة ا و ك فا ل ة و ه م ا ج اي ز ت ان و ا لع م و ل ة ع لي ه م ا لا ح ر م ة ف ي ه ا. و اع ت م د ف ي د ر اس ت ه ع لى ا لم ر اج ع و ا لم ص اد ر الا قت ص اد ي ة و ع لى كت ب ا لف قه ف ي ا لم ذ اه ب ا لم خ ت ل ف ة. Letter of Credit (L/C) yang berisi ketetapan bahwa bank berjanji kepada eksportir untuk membayar hak-haknya (eksportir) atas importir adalah boleh. Upah yang diterima oleh bank sebagai imbalan atas penerbitan L/C adalah boleh. Hukum boleh ini oleh Muhsthafa al-hamsyari didasarkan pada karakteristik muamalah L/C tersebut yang berkisar pada akad wakalah, hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee) tidak haram; demikian juga (tidak haram) hawalah dengan imbalan. Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa al-hamsyari disandarkan pada imbalan atas jasa jah (dignity, kewibawaan) yang menurut mazhab Syafi i, hukumnya boleh (jawaz) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain hukumnya haram atau makruh. Musthafa al-hamsyari juga menyandarkan dhaman (kafalah) dengan imbalan pada ju alah yang dibolehkan oleh madzhab Syafi i. Mushthafa Abdullah al-hamsyari juga berpendapat tentang bank garansi dan berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumen yang diberikan oleh bank --atas permohonan nasabahnya-- yang berisi jaminan bank bahwa bank akan memenuhi kewajiban-kewajiban nasabahnya terhadap rekanan nasabah. Musthafa menyatakan bahwa bank garansi hukumnya boleh. Bank garansi tersebut oleh Musthafa disejajarkan dengan wakalah atau kafalah; dan kedua akad ini hukumnya boleh. Demikian juga pengambilan imbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan. 2. Keputusan Hai ah al-muhasabah wa al-muraja ah li-al- Mu assasah al-maliyah al-islamiyah, Bahrain, al-ma ayir al- Syar iyah Mei 2004: al-mi yar al-syar i, nomor 2 tentang Bithaqah al-hasm wa Bithaqah al-i timan. 3. Fatwa-fatwa DSN-MUI : a. Fatwa DSN No. 9/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah b. Fatwa DSN No.11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah c. Fatwa DSN No.17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran d. Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Qardh; e. Fatwa DSN No.43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ta widh

54 Syariah Card 10 4. Surat-surat permohonan fatwa perihal kartu kredit yang sesuai dengan prinsip syariah dari bank-bank syariah, antara lain dari: a. Bank Danamon Syariah; b. Bank BNI Syariah; dan c. Bank HSBC Syariah. 5. Hasil Workshop Dewan Syari ah Nasional MUI bekerjasama dengan DPbS-BI, dan Bank Danamon Syariah yang diikuti pula oleh beberapa bank Syari ah, di Ciawi Bogor, pada Mei 2005. 6. Pendapat Rapat Pleno pada hari Rabu, 18 Ramadhan 1427 H / 11 Oktober 2006. Menetapkan Pertama Kedua Ketiga MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG SYARIAH CARD : Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: a. Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti Kartu Kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam fatwa ini. b. Para pihak sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah pihak penerbit kartu (mushdir al-bithaqah), pemegang kartu (hamil al-bithaqah) dan penerima kartu (merchant, tajir atau qabil al-bithaqah). c. Membership Fee (rusum al- udhwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu, sebagai imbalan izin menggunakan kartu yang pembayarannya berdasarkan kesepakatan. d. Merchant Fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada penerbit kartu sehubungan dengan transaksi yang menggunakan kartu sebagai upah/imbalan (ujrah) atas jasa perantara (samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn); e. Fee Penarikan Uang Tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud). f. Ta widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penerbit kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. g. Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. : Hukum Syariah Card dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini. : Ketentuan Akad Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah

54 Syariah Card 11 a. Kafalah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil) bagi Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan Merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank Penerbit Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee (ujrah kafalah). b. Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman (muqridh) kepada Pemegang Kartu (muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank Penerbit Kartu. c. Ijarah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Atas Ijarah ini, Pemegang Kartu dikenakan membership fee. Keempat Kelima : Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud) Syariah Card a. Tidak menimbulkan riba. b. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah. c. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. d. Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya. e. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah : Ketentuan Fee a. Iuran keanggotaan (membership fee) Penerbit Kartu berhak menerima iuran keanggotaan (rusum al- udhwiyah) termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan (ujrah) atas izin penggunaan fasilitas kartu. b. Merchant fee Penerbit Kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah) atas perantara (samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn). c. Fee penarikan uang tunai Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan. d. Fee Kafalah Penerbit kartu boleh menerima fee dari Pemegang Kartu atas pemberian Kafalah. e. Semua bentuk fee tersebut di atas (a s-d d) harus ditetapkan pada saat akad aplikasi kartu secara jelas dan tetap, kecuali untuk merchant fee.

54 Syariah Card 12 Keenam Ketujuh : Ketentuan Ta widh dan Denda a. Ta widh Penerbit Kartu dapat mengenakan ta widh, yaitu ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. b. Denda keterlambatan (late charge) Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari ah atau melalui Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 18 Ramadhan 1427 H 11 Oktober 2006 M Ketua, DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Sekretaris, Dr. K.H. M.A. Sahal Mahfudh Drs. H.M. Ichwan Sam