PENDAHULUAN. Andri Irawan

dokumen-dokumen yang mirip
KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMAN

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

SUPERVISI PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENJASOKES PADA KURIKULUM 2013 DI SMA SE-KOTA PONTIANAK ARTIKEL DODI ARIANTO NIM F

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

HAMBATAN MAHASISWA REGULAR B PRODI PENJASKESREK FKIP UNTAN DALAM MENYELESAIKAN PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RUSLI NIM F

TINGKAT KEDISIPLINAN MAHASISWA DALAM PROSES PERKULIAHAN JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN PRODI PENJASKESREK PONTIANAK 2014

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

ANALYSIS OF TEACHING SKILLS OF KINDERGARTEN TEACHER WITH BACHELOR S OF DEGREE EDUCATED AT PAYUNGSEKAKI DISTRICT OF PEKANBARU

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

KETERAMPILAN GAYA BEBAS (CRAWL) DALAM OLAHARAGA RENANG PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNTAN ANGKATAN 2013

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

PENGGUNAAN KARTU FLASH

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

Key words: method, activity, achivement i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

FKIP 2015, ANALISIS KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR CALON GURU BIOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMA

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN COURSE REVIEW HORAY DI MIN PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

KEMAHIRAN MENULIS TEKS DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

Kata Kunci : Variasi Mengajar Guru dan Hasil Belajar Siswa

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI BEBERAPA SMA NEGERI KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Andri Irawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA Dan MENUTUP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMAN SE-KOTA PONTIANAK Eka Supriatna dan Muhammad Arif Wahyupurnomo Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat 78124 email: m.arif.wp.17@gmail.com Abstract The problem of this research was there were some students who were less active, spirited, and serious in the learning process. In regards to the problem, the teacher s factor brought a big influence toward students activeness and behaviour. The method of this research was descriptive study with the survey design and the sample was 17 teachers. Based on the research findings about the teacher skill in opening and closing the subject, it is found that the teachers of physical education subject who teach in Pontianak were classified into two categories: very good 76.5% and good 23.5%. The total grouping score of the entire physical education teachers is 533 which is classified into very good category. Based on the result, it can be conlcuded that the teachers have applied the skill in opening and closing the lesson well. Key words: the skill in opening and closing, teacher and physical education Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat sebagian siswa yang kurang aktif, kurang semangat dan kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Terkait hal tersebut, faktor guru sangat berpengaruh terhadap perilaku dan keaktifan siswa. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan pendidik dalam membuka dan menutup pelajaran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan bentuk penelitian ini merupakan penelitian survei. Sampel yang digunakan berjumlah 17 guru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajaran, guru pendidikan jasmani SMAN yang mengajar di kota Pontianak tergolong pada dua klasifikasi yaitu baik sekali sebesar 76.5% dan baik sebesar 23.5%. Sedangkan jumlah pengelompokan skor keseluruhan dari semua guru pendidikan jasmani adalah 533 yang termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah menerapkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dengan baik. Kata kunci: keterampilan terbuka dan tertutup, guru dan pendidikan jasmani PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang melibatkan aktivitas fisik dan pembiasaan pola hidup sehat sehingga dapat merangsang pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan serta perkembangan individu yang seimbang. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional (Samsudin, 2011: 58). Dalam proses pembelajaran, guru dan peserta didik merupakan dwi-tunggal yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi tanggung jawab seorang pendidik untuk menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna. Peran guru tentu sangat diperlukan karena sebagai figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting 66

Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di SMAN Se-Kota Pontianak dalam pendidikan. Sedangkan peserta didik adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Sebagai seorang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tentu sangat memerlukan suatu strategi dan keterampilan pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mencapai hal itu, tentu tidak mudah terlebih mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berlangsung di lapangan, sehingga memiliki tingkat kerumitan yang berbeda bila dibandingkan dengan di kelas. Berdasarkan observasi penulis, proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMAN Se-kota Pontianak, guru kurang mampu untuk mengkondisikan seluruh siswa agar siap mental dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Permasalahan yang sering muncul di SMAN Pontianak Kota adalah terdapat siswa yang kurang aktif, kurang semangat dan kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Hal ini ditandai pada saat guru bertanya kepada siswa, siswa lebih banyak diam daripada aktif bicara atau bertanya dan pada saat melakukan suatu gerakan siswa tidak bersungguh-sungguh. Siswa yang memiliki perilaku seperti itu tidak sepenuhnya kesalahan yang dilakukan oleh siswa, tetapi faktor guru juga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa. Apabila seorang guru kurang menguasai keterampilan dasar mengajar maka mengakibatkan proses pembelajaran tidak berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Wahyudi (2011: 359) keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang berjumlah sangat banyak. Keterampilan dasar mengajar sangat penting dikuasai oleh guru terutama untuk menciptakan suasana belajar yang dinamis, maka pendidik harus merencanakan hal-hal yang dapat membuat siswa tertarik dan siap mental dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Mengenai hal ini, guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar terutama keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru yang dilakukan pada pertama kali kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran, melainkan pada setiap penggal kegiatan yang dilakukan seperti memulai kegiatan tanya jawab atau mengenai konsep baru. Banyak orang yang beranggapan bahwa kesan pertama dari bentuk suatu hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa kesan pertama yang baik akan membuahkan yang baik pula. Sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Keterampilan menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru dalam mengakhiri kegiatan interaksi pembelajaran. Menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, serta mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Membuka dan menutup pelajaran dapat dilakukan terhadap pelajaran, baik yang panjang ataupun yang pendek, bagian-bagian yang kecil dari bahan keseluruhan atau bagian demi bagian suatu konsep. Selain itu dapat juga dilakukan terhadap anak didik yang merupakan kelompok kecil, individu ataupun kelompok besar (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:138-139). Kriteria guru yang baik saat membuka pelajaran, seperti: menimbulkan rasa ingin tahu, sikap antusias, memberikan variasi pembelajaran juga membuat kaitan dengan pembelajaran sebelumnya. Usaha-usaha yang dilakukan guru saat menutup pelajaran, seperti: kegiatan memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa dan memberikan gambaran (untuk mengetahui hubungan) antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan membuka 67

Eka Supriatna & Muhammad Arif Wahyupurnomo dan menutup pelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Masalah yang terjadi di sekolah terkait dengan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Mengapa pada awal pelajaran guru kurang mampu menarik perhatian seluruh siswa sehingga proses belajar mengajar yang dinamis tidak tercapai? 2. Mengapa pada akhir pelajaran, tidak setiap pertemuan guru mengaplikasikan ide baru pada situasi lain dan memberikan soal-soal tertulis? 3. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam melalui penelitian dengan judul Survei Keterampilan Guru dalam Membuka dan Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-kota Pontianak. METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang aktif mengajar dan sudah menjadi pegawai tetap di 10 SMAN Se-kota Pontianak, terdiri dari guru pendidikan jasmani SMAN 1 sampai SMAN 10 yang berjumlah 17 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono (2010: 124) Sampling Jenuh adalah, teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah numerical rating scale, yaitu pernyataan tentang kualitas tertentu dari sesuatu yang akan diukur, yang diikuti oleh angka yang menunjukkan skor sesuatu yang akan diukur (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 120). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan, sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 46). Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan membuka dan menutup pelajaran pada guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Lembar observasi diberikan kepada pengamat saat mengamati guru mengajar. Selain itu, studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh daftar nama dan jumlah guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMAN se-kota Pontianak. Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yang berupa penilaian skor angka yaitu baik sekali (nilai skor 5), baik (nilai skor 4), cukup (nilai skor 3), kurang baik (nilai skor 2) dan sangat kurang baik (nilai skor 1). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik deskripsi persentase, yaitu dengan cara menghitung berapa jumlah responden yang memberikan jawaban yang tersedia kemudian dipersentasekan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian keterampilan membuka dan menutup pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dilaksanakan di 10 Sekolah Menengah Atas yang berada di kota Pontianak dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang. Pelaksanaan pengambilan data dilakukan selama 9 hari terhitung dari tanggal 18-26 Februari 2014. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dibantu oleh pengawas dari dinas pendidikan kota Pontianak yang bertugas sebagai tenaga ahli yang melakukan penilaian terhadap sampel. Setelah diperoleh nilai dari masing-masing guru, maka dilakukan pengelompokkan perkategori beserta persentasenya yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4: Kategori Presentase Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 68

Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di SMAN Se-Kota Pontianak Merujuk dari hasil penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan data yang tertera pada tabel 4, ternyata guru Pendidikan Jasmani SMAN yang ada di kota Pontianak tergolong pada dua kategori yaitu baik sekali dan baik. Sedangkan untuk jumlah skor pengelompokan semua guru adalah 533 yang berarti tingkat keterampilan semua guru termasuk dalam kategori sangat baik. Guru yang termasuk dalam kategori sangat baik adalah sebesar 76.5%, sedangkan guru yang termasuk dalam kategori baik jumlahnya lebih besar yaitu 23.5%. Untuk guru yang termasuk dalam kategori cukup, kurang dan kurang sekali berjumlah 0%. Berdasarkan data penelitian yang telah dilaksanakan dapat dijabarkan mengenai keterampilan membuka pelajaran pada guru Pendidikan Jasmani yang mengajar di SMAN Se-kota Pontianak pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Kategori Keterampilan Membuka Pelajaran Hasil dari tabel 5 menunjukkan bahwa guru Pendidikan Jasmani yang mengajar di kota Pontianak tergolong pada dua kategori yaitu sangat baik sebesar 70.6% dan baik sebesar 29.4%. Untuk kategori cukup, kurang dan kurang sekali tidak ada atau 0%. Sesuai dengan data penelitian yang telah dilaksanakan di SMAN Se-kota Pontianak dapat dijabarkan mengenai keterampilan menutup pelajaran pada guru Pendidikan Jasmani yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Kategori Keterampilan Menutup Pelajaran Berdasarkan hasil data yang diperoleh mengenai keterampilan menutup pelajaran dari tabel 6, ternyata guru pendidikan jasmani tergolong pada 3 kategori yaitu sangat baik sebesar 76.5%, baik sebesar 17.6% dan cukup 5.9%. Sedangkan untuk kategori kurang dan kurang sekali sebesar 0%. Pembahasan Keterampilan Membuka Pelajaran Sesuai dengan data yang ada pada tabel 5 mengenai keterampilan membuka pelajaran, dapat dipaparkan bahwa guru Pendidikan Jasmani yang mengajar di kota Pontianak tergolong pada dua kategori yaitu sangat baik yaitu sebesar 70.6% dan baik sebesar 29.4%. Data ini menunjukkan bahwa keterampilan membuka pelajaran guru sudah memenuhi tingkatan kriteria dalam indikator keterampilan membuka pelajar. Jumlah guru yang tergolong dalam kategori sangat baik sebanyak 12 guru atau sebesar 70.6%. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika awal pelajaran atau setiap penggal pelajaran, guru sudah dapat mengajar sesuai dengan kriteria yang ada. Sudah seharusnya guru membuat perhatian dan mental siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru yang termasuk dalam klasifikasi baik yaitu sebesar 29.4% atau sebanyak 5 guru. Hasil ini menunjukkan bahwa guru sudah mempunyai kriteria yang memadai pada saat mengajar, namun tetap harus untuk selalu meningkatkan keterampilannya dalam mengajar. Untuk kategori cukup, kurang dan kurang sekali yaitu 0%. Artinya tidak ada guru yang termasuk dalam pengelompokkan klasifikasi ini, sehingga dapat dikatakan guru saat mengajar sudah tidak perlu lagi diragukan keterampilan membuka pelajaran. Keterampilan Menutup Pelajaran Mengenai keterampilan menutup pelajaran (lihat tabel 6) dapat dipaparkan bahwa guru pendidikan jasmani tergolong pada 3 kategori yaitu sangat baik sebesar 76.5%, baik sebesar 17.6% dan cukup 5.9%. Sedangkan untuk kategori kurang dan kurang sekali sebesar yaitu 0%. Guru yang termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 76.5% atau sebanyak 13 guru. Data ini menunjukkan bahwa dalam menutup pelajaranpun, 69

Eka Supriatna & Muhammad Arif Wahyupurnomo guru sudah dapat mengajar sesuai dengan kriteria yang ada dalam instrumen. Sebanyak 3 guru atau sebesar 17.6% termasuk dalam klasifikasi baik saat menutup pelajaran. Data ini menunjukkan bahwa guru sudah mengajar dengan baik saat akhir pelajaran atau tiap penggal akhir pelajaran yang seharusnya tetap membuat siswa untuk mengetahui gambaran tentang apa yang telah dipelajari. Dalam keterampilan menutup pelajaran ini, terdapat satu orang guru atau sebesar 5.9% yang termasuk dalam kategori cukup. Ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan guru dalam menutup pelajaran belum mencapai kriteria. Dalam hal ini, guru tetap harus selalu memperhatikan aspekaspek pembelajaran dan selalu meningkatkan kompetensinya dalam mengajar seperti meninjau kembali, mengevaluasi dan memberi tindak lanjut agar materi yang telah disampaikan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa dan dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui (lihat tabel 4) bahwa tingkat keterampilan dasar mengajar (keterampilan membuka dan menutup pelajaran) pada guru Pendidikan Jasmani di SMAN Se-kota Pontianak sebanyak 13 orang atau sebesar 76.5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang mengajar pendidikan jasmani di SMAN Kota Pontianak sudah mampu untuk mengajar dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani. Guru yang termasuk dalam kategori baik yaitu 4 orang atau sebesar 23.5%. Hasil persentase ini dapat menunjukan tingkat keterampilan guru Pendidikan Jasmani di SMAN kota Pontianak sudah baik, namun masih terdapat kekurangan mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajar sehingga belum maksimal dalam pelaksanaan mengajarnya sesuia dengan instrumen penelitian. Persentase guru yang termasuk dalam kategori cukup, kurang dan kurang sekali berjumlah 0 atau sebesar 0%. Hal ini berarti guru pendidikan jasmani SMAN di kota Pontianak memiliki tingkat keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal itu juga sudah sesuai dengan prestasi yang diperoleh oleh sekolah yang dapat menunjukkan kualitasnya dalam mengajar. Bila dilihat berdasarkan jumlah penilaian seluruh sampel (17 guru) nilai termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor dari seluruh berjumlah 533. Hal Ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang dikuasai oleh guru sudah tidak perlu diragukan lagi saat proses pembelajaran. Tidak ada seseorang yang sempurna bahkan seorang pendidikpun tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing terutama saat mengajar. Hal itu dapat dilihat dari cara menyampaikan materi dengan suara dan gaya yang berbeda yang dapat membuat sebagian siswa kurang menyukai itu. Tentunya ini tidak mudah tapi sudah merupakan tugas seorang guru untuk membuat seluruh siswa menyukai dan aktif terhadap materi yang akan dipelajari. Hasil yang dilakukan peneliti selama penelitian di 10 SMAN Se-kota Pontianak terlihat bahwa keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran pendidikan Jasmani sudahlah sangat baik, tetapi tetap saja selalu ada siswa yang kurang aktif atau tidak semangat melakukan gerakan dan masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan gurunya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajaran pada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMAN Se-kota Pontianak, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat keterampilan guru dalam membuka pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tergolong pada dua kategori yaitu sangat baik sebesar 70.6% atau sebanyak 12 guru dan kategori baik sebesar 29.4% atau sebanyak 5 guru. Untuk kategori cukup, kurang dan kurang sekali tidak ada ataupun 0%. 70

Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di SMAN Se-Kota Pontianak 2. Tingkat keterampilan guru dalam menutup pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tergolong pada 3 kategori yaitu sangat baik sebesar 76.5% atau sebanyak 13 guru, kategori baik sebesar 17.6% atau sebanyak 3 guru dan cukup sebesar 5.9% atau 1 guru. Sedangkan untuk kategori kurang dan kurang sekali sebesar yaitu 0%. 3. Tingkat keterampilan guru saat membuka pelajaran termasuk dalam kategori sangat baik dan baik. Data ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan membuka pelajaran sudah memenuhi kriteria, yaitu sangat baik dan baik. Sedangkan untuk keterampilan menutup pelajaran termasuk dalam kategori sangat baik, baik dan cukup. Data ini menunjukkan bahwa terdapat 1 orang guru belum memenuhi kriteria yaitu dalam kategori cukup sebesar 5.9%. Saran Berpijak dari kesimpulan, adapun saran yang dapat diajukan kepada guru Pendidikan Jasmani yang belum memenuhi kriteria dalam keterampilan menutup pelajaran, yaitu 1) merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari, sehingga anak didik memperoleh gambaran yang jelas tentang persoalan yang baru saja dipelajari, 2) mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok agar materi yang disampaikan dapat diterima sehingga membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya, 3) menjelaskan fungsi dan tujuan pembelajaran atau kegiatan telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoretis Psikologi). Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lestudy. (2012). Kepribadian dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Samsudin. (2011). Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Modul). Jakarta: Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. (2006). Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat. Widoyoko, S. Eko Putro. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wahyudi. (2011). Visi Ilmu Pendidikan. Jurnal. Pontianak: Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP UNTAN. 4 (1): 359. 71