No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA. Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

No. 2/ 20 /DLN Jakarta, 9 Oktober 2000 SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 22 /PBI/2011 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 16/10/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 SURAT EDARAN. Kepada: SEMUA DEBITUR DEVISA UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/ 24 /PBI/2010 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 1/ 9 /DSM Jakarta, 28 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 21 /PBI/2012 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/ 3 /DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/11/PBI/2012

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 20 /PBI/2011 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

No.13/33/DSM Jakarta, 30 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No. 15/17 /DInt Jakarta, 29 April 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/ 17 /PBI/2001 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No.16/20/DSta Jakarta, 28 November Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 10/ 4 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 40 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/4/PBI/2013 TENTANG LAPORAN STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Lembaga Keuangan Non Bank

No. 18/38/DKMP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 17/4/DSta Jakarta, 6 Maret 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA YANG MELAKUKAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA

No. 14/31/DPNP Jakarta, 31 Oktober 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No. 14/39/DPM Jakarta, 28 Desember 2012 S U R A T E D A R A N

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 2 /28/ DSM Jakarta, 21 Desember 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 15/27/DPNP Jakarta, 19 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

No.11/21/DKBU Jakarta, 10 Agustus 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

No. 16/1/DKSP Jakarta, 10 Januari 2014 SURAT EDARAN

No.15/33/DPM Jakarta, 27 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/10/PBI/2014 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.9/1/DInt Jakarta, 15 Februari 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Bank

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N. Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank

No. 3 / 13 / DSM Jakarta, 13 Juni 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.17/20/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 15/10 /DPNP Jakarta, 28 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.18/ 23/DSta Jakarta, 26 Oktober 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN NASABAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No.17/ 23 /DPM Jakarta, 30 September Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/51/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

Box 2 : Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah melalui Arus masuk Devisa (Peraturan Bank Indonesia No 13/20/PBI/2011 ttg Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

Likuditas Valuta Asing

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN BANK DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 13/ 15 /DPbS Jakarta, 30 Mei Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA. Laporan Bulanan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Transkripsi:

No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/24/PBI/2010 tentang Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5181) perlu untuk mengatur kembali ketentuan pelaksanaan mengenai kewajiban pelaporan utang luar negeri, sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan Pelaporan Utang Luar Negeri (ULN) dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai ULN dalam rangka penyusunan Statistik ULN Indonesia dan Statistik Neraca Pembayaran dalam upaya mendukung keberhasilan pengelolaan cadangan devisa dan perumusan kebijakan moneter. B. Pelapor 1. Berdasarkan jenis usaha, Pelapor terdiri dari : a. Lembaga Keuangan: 1) Bank; 2) Lembaga Keuangan Non Bank. b. Non Lembaga Keuangan. 2. Berdasarkan kepemilikan usaha, Pelapor terdiri dari : a. Badan Usaha Milik Negara; b. Badan Usaha Milik Daerah; c. Badan Usaha Milik Swasta; d. Koperasi; e. Perorangan; f. Yayasan; g. Lainnya. 3. Dalam...

3. Dalam hal Pelapor ULN adalah badan usaha, pelaporan dilakukan oleh kantor pusat badan usaha yang bersangkutan. 4. Dalam hal Pelapor ULN adalah perorangan, pelaporan dilakukan oleh perorangan yang bersangkutan. 5. Dalam hal Pelapor ULN mempunyai kantor cabang luar negeri, utang kantor cabang luar negeri tersebut wajib dilaporkan oleh kantor pusat Pelapor ULN. 6. Pelapor ULN harus menunjuk petugas dan/atau penanggung jawab untuk menyusun, memverifikasi dan menyampaikan Laporan ULN. Contoh surat penunjukan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 10. 7. Pelapor ULN sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan angka 4 dapat memberikan kuasa kepada pihak lain untuk melakukan pelaporan ULN. Contoh surat kuasa sebagaimana dimaksud pada Lampiran 11 atau Lampiran 12. II. RUANG LINGKUP LAPORAN A. Ruang Lingkup ULN yang Wajib Dilaporkan 1. ULN yang wajib dilaporkan meliputi : a. ULN berdasarkan Perjanjian Kredit (Loan Agreement); b. ULN berdasarkan Surat Utang (Debt Securities); c. ULN berdasarkan Utang Dagang (Trade Credits); dan/atau d. ULN berdasarkan Utang Lainnya (Other Loans). dalam valuta rupiah dan/atau valuta asing. 2. Surat Utang (Debt Securities) sebagaimana dimaksud pada butir 1.b. meliputi antara lain Letter of Credit (LC) impor yang diakseptasi oleh Bank (Bankers Acceptance), Obligasi, Commercial Papers (CP), Promissory Notes (PN), Medium Term Notes (MTN) dan Floating Rate Notes (FRN). 3. Utang Lainnya (Other Loans) sebagaimana dimaksud pada butir 1.d antara lain berupa pembayaran klaim asuransi dan deviden yang sudah ditetapkan namun belum dibayar. 4. ULN Lembaga Keuangan dan Non Lembaga Keuangan wajib dilaporkan seluruhnya tanpa batasan minimum. 5. ULN...

5. ULN Perorangan yang wajib dilaporkan meliputi : a. setiap ULN dengan nominal paling sedikit USD 200.000,00 (dua ratus ribu dollar Amerika Serikat) atau ekuivalen dengan mata uang lain dengan kurs yang berlaku pada saat dokumen utang ditandatangani atau diterbitkan; dan/atau b. beberapa ULN yang apabila dijumlahkan telah mencapai USD 200.000,00 (dua ratus ribu dollar Amerika Serikat) atau ekuivalen dengan mata uang lain dengan kurs yang berlaku pada saat dokumen utang ditandatangani atau diterbitkan. B. Jenis Laporan Laporan ULN terdiri dari : 1. Laporan Data Pokok ULN dan/atau Perubahannya, meliputi : a. Profil Pelapor Setiap Pelapor yang baru pertama kali melaporkan ULN harus menyampaikan data profil Pelapor. Apabila terjadi perubahan data profil Pelapor maka perubahan tersebut harus disampaikan kepada Bank Indonesia. Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud pada formulir Profil Pelapor (Lampiran 1). b. Profil ULN 1) Atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) pada formulir PK01 (Lampiran 2). 2) Atas dasar Surat Utang (Debt Securities) pada formulir SU01 (Lampiran 3). 3) Atas dasar Utang Dagang (Trade Credits) pada formulir UD01 (Lampiran 4). 4) Atas dasar Utang Lainnya (Other Loans) pada formulir UL01 (Lampiran 5). 2. Laporan...

2. Laporan Data Realisasi ULN a. Atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) pada Formulir PK02 (Lampiran 6). b. Atas dasar Surat Utang (Debt Securities) pada Formulir SU02 (Lampiran 7). c. Atas dasar Utang Dagang (Trade Credits) pada Formulir UD02 (Lampiran 8). d. Atas dasar Utang Lainnya (Other Loans) pada Formulir UL02 (Lampiran 9). III. PENYAMPAIAN LAPORAN A. Jangka Waktu Penyampaian Laporan ULN 1. Laporan Data Pokok ULN dan/atau Perubahannya a. Laporan data pokok ULN dan/atau perubahannya wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah penandatanganan Perjanjian Kredit (Loan Agreement), penerbitan Surat Utang (Debt Securities), pengakuan utang atas Utang Dagang (Trade Credits), dan/atau pengakuan utang atas Utang Lainnya (Other Loans). Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka Laporan ULN disampaikan pada hari kerja berikutnya. Contoh: Laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 2011 wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama pada tanggal 10 Agustus 2011. b. Dalam hal penarikan ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) telah dilakukan sebelum tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit (Loan Agreement), maka untuk kepentingan pelaporan...

pelaporan ULN, penandatanganan Perjanjian Kredit (Loan Agreement) dianggap telah dilakukan pada tanggal penarikan ULN dan laporan data pokok ULN wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah tanggal penarikan ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) tersebut. Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka Laporan ULN disampaikan pada hari kerja berikutnya. Contoh: Laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Agustus 2011 tetapi penarikannya dilakukan pada tanggal 15 Juli 2011 maka laporan data pokok ULN tersebut wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama pada tanggal 10 Agustus 2011. 2. Laporan Data Realisasi ULN Laporan data realisasi ULN wajib disampaikan secara bulanan kepada Bank Indonesia dengan waktu penyampaian dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 pada bulan berikutnya. Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka laporan disampaikan pada hari kerja berikutnya. Contoh: Laporan data realisasi ULN selama bulan Juli 2011, wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama pada tanggal 10 Agustus 2011. 3. Koreksi Laporan ULN a. Koreksi Laporan Data Pokok ULN dan/atau Perubahannya Koreksi atas laporan data pokok ULN dan/atau perubahannya wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama tanggal 20 bulan penyampaian laporan. Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka laporan disampaikan pada hari kerja berikutnya. Contoh : Koreksi data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juni 2011 wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama pada tanggal 20 Juli 2011. b. Koreksi

b. Koreksi Laporan Data Realisasi ULN Koreksi atas laporan data realisasi ULN wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama tanggal 20 bulan penyampaian laporan. Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka laporan disampaikan pada hari kerja berikutnya. Contoh : Koreksi laporan data realisasi ULN selama bulan Juli 2011, wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lama pada tanggal 22 Agustus 2011. 4. Tidak Menyampaikan Laporan ULN Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan ULN apabila sampai dengan 6 (enam) bulan terhitung sejak batas akhir penyampaian Laporan ULN sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 Pelapor tidak menyampaikan Laporan ULN. 5. Keterlambatan Penyampaian Laporan ULN a. Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Pokok ULN dan/atau Perubahannya Laporan data pokok ULN dan atau perubahannya pada bulan yang bersangkutan dianggap terlambat, apabila laporan disampaikan kepada Bank Indonesia melebihi tanggal 10 bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada angka 1. Contoh : Laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 2011 dianggap terlambat apabila disampaikan kepada Bank Indonesia setelah tanggal 10 Agustus 2011. b. Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Realisasi ULN Laporan data realisasi ULN bulan yang bersangkutan dianggap terlambat, apabila disampaikan kepada Bank Indonesia melebihi tanggal 10 bulan berikutnya, sebagaimana dimaksud pada angka 2. Contoh : Laporan data realisasi ULN selama bulan Juli 2011, dianggap terlambat apabila disampaikan kepada Bank Indonesia setelah tanggal 10 Agustus 2011. c. Keterlambatan Penyampaian Koreksi Laporan Data Pokok ULN Laporan

Laporan koreksi data pokok ULN dianggap terlambat, apabila disampaikan kepada Bank Indonesia melebihi tanggal 20 bulan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 3.a. Contoh : Koreksi laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juni 2011 dianggap terlambat apabila disampaikan kepada Bank Indonesia setelah tanggal 20 Juli 2011. d. Keterlambatan Penyampaian Koreksi Laporan Data Realisasi ULN Koreksi laporan data realisasi ULN dianggap terlambat, apabila disampaikan kepada Bank Indonesia melebihi tanggal 20 bulan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 3.b. Contoh : Koreksi laporan data realisasi ULN selama bulan Juni 2011, dianggap terlambat apabila disampaikan kepada Bank Indonesia setelah tanggal 20 Juli 2011. 6. Batas Waktu Penyampaian Pelaporan Menggunakan Media Off Line a. Tanggal penerimaan laporan dengan menggunakan media off line berupa disket/compact disc, media penyimpanan lainnya, atau hard copy oleh Bank Indonesia adalah sesuai dengan tanggal penerimaan di Bank Indonesia. Untuk pengiriman dengan pos, tanggal penerimaan laporan adalah tanggal stempel pos. b. Laporan ULN dengan media off line berupa disket/compact disc, media penyimpanan lainnya, atau hard copy harus sudah diterima di Bank Indonesia dengan batas waktu paling lama pukul 16.15 WIB. B. Media Penyampaian Laporan Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia menggunakan media on line (web technology) atau media off line berupa lampiran e-mail, disket/ compact disc, media penyimpanan lainnya, atau hard copy melalui kurir atau jasa ekspedisi dengan alamat : 1. Media on line (web technology) : a. Untuk pendaftaran Pelapor baru secara online melalui https://www.bi.go.id/siulweb/ b. Untuk pelaporan Laporan ULN menggunakan aplikasi SIUL yang diberikan oleh Bank Indonesia. 2. Media

2. Media off line : a. Disket/ compact disc, media penyimpanan lainnya atau hard copy : Bagian Penatausahaan dan Publikasi Pinjaman Luar Negeri Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara Lt.5 Jalan MH. Thamrin No.2 Jakarta. b. E-mail : aplnsiul@bi.go.id C. Prosedur Penyusunan dan Penyampaian Laporan ULN Prosedur dan penyusunan penyampaian Laporan ULN tercantum dalam Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaporan Utang Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13. IV. TATA CARA PENGENAAN SANKSI A. Sanksi Administratif Berupa Denda 1. Pelapor yang tidak menyampaikan Laporan ULN kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.A.4, dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Contoh: a. Perusahaan A memiliki ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 2011 sebesar ekuivalen Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Laporan ULN wajib disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 10 Agustus 2011. Perusahaan A sampai dengan 6 bulan sejak batas akhir penyampaian laporan yaitu tanggal 10 Februari 2012 tidak menyampaikan laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) tersebut kepada Bank Indonesia, maka Perusahaan A dikenakan sanksi sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). b. Perusahaan B memiliki ULN atas dasar Perjanjian Kredit Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 4 Juli 2011 sebesar ekuivalen Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Penarikan dilakukan pada tanggal 12 Juli 2011. Laporan ULN wajib disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 10 Agustus 2011. Laporan data pokok ULN disampaikan pada tanggal 9 Agustus 2011, sedangkan sampai dengan tanggal 10 Februari 2012 laporan data realisasi...

realisasi ULN tidak disampaikan kepada Bank Indonesia. Terkait dengan kasus ini, maka perusahaan B dianggap tidak menyampaikan laporan data realisasi ULN sehingga dikenakan sanksi sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). 2. Keterlambatan Penyampaian Laporan ULN dikenakan sanksi administratif berupa denda dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pelapor yang terlambat menyampaikan laporan data pokok ULN dan/atau perubahannya, dan/atau laporan data realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada butir III.A.5.a dan III.A.5.b, dikenakan sanksi administratif berupa denda Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap 1 (satu) Hari keterlambatan untuk setiap Pelapor. b. Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi laporan data pokok ULN dan/atau perubahannya, dan/atau koreksi laporan data realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada butir III.A.5.c dan III.A.5.d, dikenakan sanksi administratif berupa denda Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk setiap 1 (satu) Hari keterlambatan untuk setiap Pelapor. c. Jumlah keseluruhan denda sebagaimana dimaksud pada butir a dan b paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Pelapor atas keterlambatan Laporan ULN dan/atau koreksi Laporan ULN yang disampaikan pada periode yang sama. Contoh : 1) Keterlambatan Penyampaian Laporan ULN dan Batas Maksimal Pengenaan Denda Sampai dengan posisi akhir bulan September 2011, Perusahaan C memiliki ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat Utang (Debt Securities) dan Utang Dagang (Trade Credits). ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) tersebut masing-masing ditandatangani pada tanggal 1, 5 dan 7 September 2011. Laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) dan laporan data realisasi ULN periode laporan bulan September 2011 disampaikan pada tanggal 30 Desember 2011. Pada...

Pada tanggal tersebut perusahan C juga menyampaikan koreksi data realisasi pembayaran bunga ULN atas dasar Surat Utang (Debt Securities) periode laporan bulan September 2011. Laporan data pokok ULN dan laporan data realisasi ULN periode laporan bulan September 2011 wajib disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2011, sedangkan laporan koreksi data realisasi ULN periode laporan bulan September 2011 wajib disampaikan pada tanggal 20 Oktober 2011. Terkait dengan kasus ini, maka perusahaan C seharusnya dikenakan sanksi denda sebagai berikut: - Sanksi denda keterlambatan penyampaian laporan data pokok ULN: 59 (lima puluh sembilan) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp5.900.000,00 (lima juta sembilan ratus ribu rupiah). - Sanksi denda keterlambatan penyampaian laporan data realisasi ULN: 59 (lima puluh sembilan) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp5.900.000,00 (lima juta sembilan ratus ribu rupiah). - Sanksi denda keterlambatan penyampaian koreksi laporan data realisasi ULN: 52 (lima puluh dua) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp5.200.000,00 (lima juta dua ratus ribu rupiah). Total sanksi denda perusahaan C sebesar Rp17.000.000,000 (tujuh belas juta rupiah). Berhubung batas maksimal pengenaan sanksi denda atas keterlambatan penyampaian Laporan ULN adalah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), maka Perusahaan C terkena sanksi denda paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). 2) Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Pokok ULN dan/atau Perubahannya a) Perusahaan D memiliki 3 (tiga) ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang masing-masing ditandatangani pada tanggal 4, 6 dan 8 Juli 2011. Batas waktu penyampaian laporan...

laporan data pokok ULN untuk ketiga Perjanjian Kredit (Loan Agreement) tersebut seharusnya 10 Agustus 2011, namun baru disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 12 Agustus 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan D dikenakan sanksi sebesar: 2 (dua) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah). b) Perusahaan E memiliki 1 (satu) ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 2 November 2011. Batas waktu penyampaian Laporan ULN tersebut seharusnya 10 Desember 2011, namun karena ULN ditarik pada tanggal 17 Oktober 2011 maka batas waktu penyampaian Laporan ULN paling lama menjadi tanggal 10 November 2011. Perusahaan E baru menyampaikan Laporan ULN kepada Bank Indonesia pada tanggal 19 Desember 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan E dikenakan sanksi sebesar: 27 (dua puluh tujuh) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus ribu rupiah). c) Perusahaan F memiliki 3 (tiga) jenis ULN atas dasar Surat Utang (Debt Securities) yang diterbitkan pada tanggal 12 Juli 2011, Utang Dagang (Trade Credits) yang diakui sebagai ULN pada tanggal 20 Juli 2011, dan Utang Lainnya (Other Loans) yang diakui sebagai ULN pada tanggal 27 Juli 2011. Batas waktu penyampaian laporan data pokok ULN untuk ketiga jenis ULN tersebut seharusnya pada tanggal 10 Agustus 2011, namun baru disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 22 Agustus 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan F dikenakan sanksi sebesar: 7 (tujuh) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah). d) Perusahaan G memiliki 1 (satu) ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 15 Juni 2011. Batas waktu penyampaian Laporan data pokok ULN tersebut...

tersebut seharusnya pada tanggal 10 Juli 2011, namun karena tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian laporan data pokok ULN menjadi tanggal 11 Juli 2011. Perusahaan G baru menyampaikan laporan data pokok ULN kepada Bank Indonesia pada tanggal 14 Juli 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan G dikenakan sanksi sebesar: 3 (tiga) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah). e) Perusahaan H memiliki 1 (satu) ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 15 Juni 2011. Batas waktu penyampaian laporan data pokok ULN tersebut seharusnya pada tanggal 10 Juli 2011, namun karena tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka batas penyampaian laporan ULN menjadi tanggal 11 Juli 2011. Perusahaan H baru menyampaikan laporan data pokok ULN kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 Desember 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan H seharusnya dikenakan sanksi sebesar: 121 (seratus dua puluh satu) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp12.100.000,00 (dua belas juta seratus ribu rupiah). Namun berhubung batas maksimal pengenaan sanksi denda atas keterlambatan penyampaian Laporan ULN adalah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), maka Perusahaan H terkena sanksi denda paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). 3) Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Realisasi ULN a) Perusahaan I menyampaikan laporan data realisasi ULN selama bulan Juli 2011 pada tanggal 16 Agustus 2011. Batas waktu penyampaian laporan data realisasi ULN untuk bulan Juli seharusnya pada tanggal 10 Agustus 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan I dikenakan sanksi sebesar: 4 (empat)...

4 (empat) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah). b) Perusahaan J menyampaikan laporan data realisasi ULN selama bulan Agustus 2011 pada tanggal 14 September 2011. Batas waktu penyampaian laporan data realisasi ULN tersebut seharusnya pada tanggal 10 September 2011, namun karena tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka batas penyampaian laporan ULN menjadi tanggal 12 September 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan J dikenakan sanksi sebesar: 2 (dua) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah). c) Perusahaan K menyampaikan laporan data realisasi ULN selama bulan Juni 2011 pada tanggal 20 Desember 2011. Batas waktu penyampaian laporan data realisasi ULN tersebut seharusnya pada tanggal 10 Juli 2011, namun karena tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka batas penyampaian laporan ULN menjadi tanggal 11 Juli 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan K seharusnya dikenakan sanksi sebesar: 113 (seratus tiga belas) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp11.300.000,00 (sebelas juta tiga ratus ribu rupiah). Berhubung batas maksimal pengenaan sanksi denda atas keterlambatan penyampaian Laporan ULN adalah sebesar Rp10.000.000,00, (sepuluh juta rupiah) maka Perusahaan K terkena sanksi denda paling banyak sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). 4) Keterlambatan Penyampaian Koreksi Laporan Data Pokok ULN dan Koreksi Laporan Data Realisasi ULN a) Perusahaan L menyampaikan koreksi laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 1 Juni 2011, pada tanggal 25 Juli 2011. Batas waktu penyampaian koreksi laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) tersebut seharusnya...

seharusnya pada tanggal 20 Juli 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan L dikenakan sanksi sebesar: 3 (tiga) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah). b) Perusahaan M menyampaikan koreksi laporan data realisasi ULN untuk periode Juni 2011, pada tanggal 27 Juli 2011. Batas waktu penyampaian koreksi laporan data realisasi ULN untuk tersebut seharusnya pada tanggal 20 Juli 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan M dikenakan sanksi sebesar: 5 (lima) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). c) Pada tanggal 29 Juli 2011, Perusahaan N menyampaikan koreksi laporan data pokok ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 15 Juni 2011. Selain itu pada tanggal tersebut perusahaan N juga menyampaikan koreksi laporan data realisasi ULN periode bulan Juni 2011. Batas waktu penyampaian koreksi laporan data pokok dan data realisasi ULN tersebut pada tanggal 20 Juli 2011. Terkait keterlambatan di atas maka Perusahaan N dikenakan sanksi sebesar: 7 (tujuh) hari x Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) = Rp 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah). B. Pembayaran Sanksi Administratif Berupa Denda 1. Pembayaran sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada huruf A disetorkan ke Rekening Kas Negara No. 501.000.000 yang ada di Bank Indonesia. 2. Pelaksanaan pembayaran sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan setelah adanya surat pemberitahuan dari Bank Indonesia dengan tembusan kepada Kantor Kas Negara yang antara lain berisi tentang penetapan besarnya denda yang harus dibayar dan tata cara penyetorannya. 3. Bukti...

3. Bukti pembayaran sanksi administratif berupa denda harus disampaikan kepada Bank Indonesia. V. LAIN-LAIN Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 13 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. VI. PENUTUP Dengan diberlakukannya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/19/DInt tanggal 22 Juli 2010 perihal Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2011. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA NELSON TAMPUBOLON DIREKTUR INTERNASIONAL DInt