KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 178 TAHUN 2004

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 111 TAHUN 2003 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA REGISTRASI KOMPETENSI BIDANG LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA REGISTRASI KOMPETENSI BIDANG LINGKUNGAN

4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 112 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 78 TAHUN 2003 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1094 K/30/MEM/2003 TENTANG STANDAR LATIH KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 2052 K/40/MEM/2001 TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

PROSES AMDAL. Informasi. Proses ilmiah, semi ilmiah, profesional dan rasional. Keputusan. Proses birokrasi dan politik

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG


PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Auditor Akreditasi Lembaga Sertifikasi Ekolabel

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER /MEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

Penyelengaraan diklat dilakukan sesuai dengan kurikulum dan silabus diklat

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENILAIAN KESESUAIAN DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasion

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Komite Akreditasi Nasional

a. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional khususnya pembentukan Tim Penilai Arsiparis perlu di lakukan oleh tenagatenaga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENCATATAN PENGALIHAN PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 04/M/PER/XII/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

Transkripsi:

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 178 TAHUN 2004 TENTANG KURIKULUM PENYUSUNAN, PENILAIAN DAN PEDOMAN SERTA KRITERIA PENYELENGGARAAN PELATIHAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup perlu diatur kualifikasi penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dengan pemberian lisensi/ sertifikasinya; b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelatihan di bidang analisis mengenai dampak lingkungan hidup perlu dilakukan penyempurnaan atas kurikulum dan kualifikasi penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup; c. bahwa mengingat hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Kurikulum Penyusunan, Penilaian dan Pedoman serta Kriteria Penyelenggaraan Pelatihan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERTAMA : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG KURIKULUM PENYUSUNAN, PENILAIAN DAN PEDOMAN SERTA KRITERIA PENYELENGGARAAN PELATIHAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. KEDUA : Kurikulum Pelatihan Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Keputusan ini. KETIGA : Kurikulum Pelatihan Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Keputusan ini. KEEMPAT : Pedoman dan Kriteria Penyelengaraan Pelatihan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Keputusan ini. KELIMA : Dengan berlakunya Keputusan ini, maka segala ketentuan yang berkaitan dengan kurikulum Pelatihan Kursus Dasar AMDAL (AMDAL A), Kursus Penyusun AMDAL (AMDAL B) dan Kursus Penilai AMDAL (AMDAL C) dinyatakan tidak berlaku lagi. KEENAM : Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal 1 Januari 2005. Salinan sesuai aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 8 September 2004. Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM.

LAMPIRAN III Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun: 2004 Tanggal : 2004. PEDOMAN DAN KRITERIA PENYELENGGARAAN PELATIHAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN 1. PENDAHULUAN. Kriteria Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan pelengkap dari Pedoman Persyaratan Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL, agar mutu pelatihan dapat dijaga dan lulusannya mempunyai kemampuan yang sama (standar). Untuk itu pelatihan yang diselenggarakan perlu mengacu kepada suatu pedoman penyelenggaraan pelatihan AMDAL. 2. RUANG LINGKUP. Lingkup dari pedoman ini meliputi materi pelatihan, metode pelatihan, persyaratan peserta pelatihan, persyaratan umum penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi peserta pelatihan. 3. ACUAN. Pedoman BSN 601 1999 : Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Auditor Lingkungan. Kurikulum Pelatihan AMDAL. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 4. DEFINISI. 4.1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. 4.2. Pelatihan AMDAL adalah proses melatih seseorang atau kelompok agar memahami AMDAL dan mampu melakukan kegiatan penyusunan serta penilaian dokumen AMDAL. 4.3. Pelatihan Penyusunan AMDAL adalah pelatihan mengenai cara - cara penyusunan dokumen AMDAL

4.4. Pelatihan Penilaian AMDAL adalah pelatihan mengenai cara - cara penilaian dokumen AMDAL. 4.5. Penyelenggara Pelatihan AMDAL adalah lembaga yang menyelenggarakan program pelatihan AMDAL yang memenuhi kriteria dan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. 4.6. Instruktur Pelatihan AMDAL adalah individu yang memiliki kemampuan dalam memberikan materi pelatihan AMDAL. 4.7. Pengamat Pelatihan AMDAL adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap peserta pelatihan AMDAL. 4.8. Petugas Lembaga Penyelenggara Pelatihan adalah individu atau kelompok yang melaksanakan seluruh kegiatan administrasi penyelenggaraan pelatihan. 5. PERSYARATAN UMUM PENYELENGGARAAN PELATIHAN. 5.1. Jumlah Peserta Pelatihan dan Kehadiran. Untuk menjamin kedinamisan kelas, peserta dibatasi sebagai berikut : Pelatihan Penyusunan AMDAL maksimum 25 orang untuk tiap kelas ; Pelatihan Penilaian AMDAL maksimum 40 orang untuk tiap kelas. Peserta harus menghadiri keseluruhan acara pelatihan. Ketidakhadiran peserta pada saat pelatihan akan mempengaruhi hasil evaluasi harian. Penyelenggara pelatihan harus membuat aturan untuk kehadiran peserta dan disampaikan kepada peserta pelatihan. 5.2. Instruktur Pelatihan. Penyelenggara pelatihan harus menyediakan instruktur yang kompeten, terseleksi dan juga menyediakan instruktur pengganti dengan kompetensi yang sama. Penyelenggara pelatihan harus mempunyai prosedur yang terdokumentasi mengenai instruktur dan kinerjanya dan harus dikaji setiap tahun. Dalam setiap penyelenggaraan pelatihan minimal harus ada satu pengamat yang terlibat aktif dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan mengajar dan kegiatan lapangan. 5.3. Lamanya Pelatihan. Lamanya waktu pelatihan adalah : Penyusunan AMDAL : 306 (tiga ratus enam) jam ; Penilaian AMDAL : 126 (seratus dua puluh enam) jam. Waktu tersebut tidak termasuk waktu istirahat, makan dan ujian akhir.

5.4. Fasilitas Penunjang Pelatihan. Penyelenggara pelatihan menyediakan ruang kelas, alat peraga dan fasilitas lain yang diperlukan untuk aktivitas kelas dan untuk pelaksanaan ujian. Penyelenggara pelatihan dapat juga menyediakan fasilitas penunjang lainnya, seperti video atau peralatan pelatihan lainnya yang menunjang pelatihan. 5.5. Perlengkapan Pelatihan. Setiap peserta diberikan satu set materi dan perlengkapan pelatihan yang akan mendukung jalannya pelatihan. 5.6. Bahasa. Bahasa yang digunakan dalam pelatihan adalah Bahasa Indonesia. Jika ada instruktur/tamu yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia, maka diperlukan penerjemah. Penerjemah sebaiknya juga menguasai aspek teknis. 5.7. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan. Dalam rangka peningkatan unjuk kerja penyelenggaraan pelatihan, dapat dibuat quesioner penilaian penyelenggaraan pelatihan yang harus diisi oleh peserta pelatihan. 6. PERSYARATAN PESERTA PELATIHAN. Para peserta diharapkan mengenal dokumen yang terkait dengan AMDAL. Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan kriteria kualifikasi AMDAL yaitu : a. Pelatihan Penyusunan AMDAL : Berpendidikan minimal D3 atau sederajat. b. Pelatihan Penilaian AMDAL : Berpendidikan minimal D3 atau sederajat. 7. METODE PELATIHAN. Metode pelatihan meliputi: Ceramah, tanya jawab, diskusi dan kunjungan lapangan.

KRITERIA PENYELENGGARA PELATIHAN. 1. Penyelenggara Pelatihan. Penyelenggara pelatihan AMDAL yang terakreditasi selanjutnya disebut sebagai Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL adalah lembaga yang menyelenggarakan pelatihan AMDAL yang memenuhi persyaratan sesuai dengan pedoman ini dan pedoman yang terkait. 2. Sistim Administrasi 2.1. Organisasi. 1.a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus berbentuk badan hukum sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia. 1.b. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus mempunyai sumber daya yang memadai baik sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. 1.c. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus mempunyai kebijakan dan prosedur tertulis, serta terdokumentasi. 1.d. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan terdokumentasi. 1.e Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus bertanggungjawab terhadap keseluruhan penyelenggaran pelatihan. 1.f. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan, terutama mengenai kurikulum/silabus, Instruktur, metodologi pelatihan, perturan dan prosedur untuk memperoleh sertifikat pelatihan AMDAL. 1.g. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus mempunyai jaringan kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan AMDAL. 1.h. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus dapat memberikan penilaian yang obyektif terhadap kelulusan peserta pelatihan. 1.i. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus diakreditasi oleh komite Akreditasi Nasional (KAN). 1.j. Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus menentukan dan memelihara kebijakan dan prosedur penyelenggaraan administrasi pelatihan yang didokumentasikan dalam bentuk sistem mutu meliputi semua aspek administrasi pelatihan, termasuk penerimaan peserta, daftar hadir, jumlah Peserta, persyaratan Instruktur, fasilitas dan peralatan yang digunakan.

3. Struktur Struktur organisasi Lembaga Penyelenggara Pelatihan AMDAL harus sedemikian rupa agar dapat memberikan kepercayaan terhadap mutu penyelenggaraan pelatihannya. Lembaga penyelenggara pelatihan harus : a. Mempunyai personel tetap dengan jumlah dan kualifikasi yang memadai di bawah tanggung jawab seorang Kepala. b. Mendokumentasikan tugas dan tanggung jawab setiap personel secara jelas. c. Memiliki sistem mutu untuk memberikan keyakinan atas kemampuannya dalam penyelenggakan pelatihan. d. Memiliki kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan pengaduan, permohonan, banding dan sengketa yang diterima dari peserta pelatihan atau dari pihak lain tentang penyelenggaan pelatihan atau hal hal lain yang berkaitan. 4. Kerjasama Peyelenggara pelatihan yang telah diakreditasi dapat bekerja sama dengan organisasi atau lembaga luar untuk menyelenggarakan pelatihan. Kerja sama tersebut dituangkan dalam dokumen perjanjian yang di dalamnya mencakup ketentuan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. 5. Administrasi a. Lembaga penyelenggara pelatihan harus memberitahukan dan mengumumkan setiap perubahan yang akan dibuat pada persyaratan penyelenggara pelatihan. b. Dalam hal terjadi perubahan ruang lingkup pelatihan pada lembaga penyelenggara pelatihan maka, lembaga yang bersangkutan harus memperoleh pengesahan dari lembaga akreditasi. c. Penyelenggara pelatihan mengawasi kepemilikan, penggunaan dan publikasi dari tanda/logo akreditasi Pelatihan AMDAL. 6. Informasi, Dokumentasi dan Rekaman. a. Informasi tentang kualifikasi pelatihan dan pengalaman yang relevan untuk setiap personil yang terbat dalam penyelenggara pelatihan. b. Dokumentasi Lembaga penyelenggara pelatihan harus membuat dokumentasi mengenai aktivitas yang dilakukan dan menetapkan serta memelihara prosedur pengendalian seluruh dokumen dan data. c. Penyelenggara pelatihan harus memelihara sistem rekaman untuk kesesuaian yang berkesinambungan terhadap ketentuan dalam pedoman ini. Rekaman harus dipelihara dalam jangka waktu minimal 5 (lima ) tahun.

8. Kualifikasi Teknis. Personil yang terlibat dalam penyelenggara pelatihan harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan fungsinya. Salinan sesuai aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA.,MSM. Hoetomo, MPA.