BAB I PENDAHULUAN. manusia. Islam juga memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting. dalam kehidupan manusia, seperti firman Allah Ta ala berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pemahaman Konsep Matematika. objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. maupun perubahan sikap atau nilai (afektif). Slameto mendefinisikan belajar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia ( id-ego super ego)

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. mampu bekerja sama. Kemampuan tersebut diberikan agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teoretis. 1. Pembelajaran Matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai

BAB II KAJIAN TEORI. langsung oleh siswa ataupun guru. Belajar adalah suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dengan ilmu yang dimiliki. Kemampuan mengembangkan diri ini

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya inpit secara

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, maupun sosial. Persoalan

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) KOTA JAMBI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB II KAJIAN TEORI. siswa dengan topik baru dan di tengah-tengah pelajaran untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses yang telah dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan sesuatu maka pembelajaran berarti menunjuki seseorang tentang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi permasalahan-permasalahan dan tantangan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II. terlebih dahulu mengetahui arti pemahaman dan konsep. Pemahaman. kejadian - kejadian, kegiatan - kegiatan atau hubungan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Untuk mencapai itu, perlulah prilaku kritis dipupuk sejak dini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri ada. Manusia pertama dalam pandangan Islam adalah Nabi Adam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai ilmu matematika akan memudahkan mengembangkan kemampuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan merupakan bagian mendasar dalam kehidupan manusia, terutama pada zaman dimana teknologi menjadi kebutuhan seharihari manusia. Islam juga memandang bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti firman Allah Ta ala berikut: ق ل ھ ذ ه س ب ی ل ى أ د ع واإ ل ى الله ع ل ى ب ص ی ر ة أ ن ا و م ن ات ب ع ن ى Artinya: Katakanlah (Muhammad), Inilah jalanku yang lurus, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan ilmu. (Qs. Yusuf: 108) Selain firman Allah di atas, nabi Muhammad SAW juga menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan melalui hadits yang artinya sebagai berikut: niscayalah andaikata engkau berangkat kemudian engkau belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka hal itu adalah lebih baik dari pada kamu bersembahyang seratus rakaat. (HR: Ibnu Abdilbarr) Matematika sebagai ilmu memiliki juga peran penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak terlepas dari peran matematika. Matematika menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Dengan berkembangnya matematika akan sangat bermanfaat untuk menciptakan perkembangan peradaban manusia. Salah satu kemajuan peradaban itu ditandai dengan terciptanya berbagai alat-alat elekronik yang digunakan manusia untuk

2 memenuhi kebutuhan hidupnya. Alat elektronik tersebut merupakan produk dari konsep dan bahasa matematika. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan matematika sejak lahir yaitu kecerdasan matematika. Kemampuan matematika dapat dikembangkan melalui proses belajar. Dengan mempelajari matematika, manusia mampu berpikir rasional dan logis dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya. Sehingga mempelajari matematika menjadi kebutuhan bagi manusia. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan manusia, pemerintah Indonesia menjadikan matematika sebagai mata pelajaran wajib untuk setiap jenjang pendidikan yang ada di Indonesia. Pada sekolah menengah pertama matematika dijadikan mata pelajaran wajib. Pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama menekankan pada aspek pemahaman konsep matematika. Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar menengah, salah satu tujuan pendidikan matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 1 Dalam mencapai tujuan matematika pada pendidikan menengah, seluruh instansi pendidikan serta elemen yang ada di dalamnya melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki pembelajaran matematika di sekolah 1 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Pendidikan Nasional, Jakarta, 2006, h. 140.

3 menengah, seperti menggunakan berbagai model, strategi, media, serta kegiatan yang mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan matematika di sekolah menengah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan matematika sekolah menengah belum mencapai hasil yang maksimal. Kenyataan ini juga terjadi di MTs Negeri Lipat Kain. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di MTs Negeri Lipat Kain, salah satu guru mata pelajaran matematika menjelaskan bahwa, guru-guru matematika telah berusaha memberikan pengajaran menggunakan strategi, media, pemberian tugas dan mengajak siswa terlibat aktif di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun pembelajaran yang dilakukan belum mencapai hasil maksimal. 2 Berdasarkan observasi ditemukan gejala-gejala yang terjadi pada proses pembelajaran matematika di MTs Negeri Lipat Kain sebagai berikut: 1. Sebagian siswa tidak mencapai standar kelulusan minimum yaitu nilai 70 yang ditetapkan Madrasah 2. Sebagian siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan 3. Sebagian siswa tidak memperhatikan pelajaran dan sering melakukan aktivitas lain di luar proses pembelajaran matematika 4. Sebagian siswa tidak dapat menyelesaikan soal matematika yang berbeda dari contoh yang diberikan 2013. 2 Wawancara dengan Neni Sriwahyuni guru matematika MTsN Lipatkain, 11 Februari

4 5. Sebagian siswa tidak dapat mengaplikasikan rumus matematika dalam menyelesaikan persoalan matematika. 6. Sebagian siswa tidak dapat merubah soal cerita ke dalam model matematika. 7. Sebagian siswa dalam menjawab soal matematika melakukan kesalahan dalam menggunakan konsep dan prosedur. Berdasarkan gejala yang telah disebutkan sebelumnya terlihat bahwa terdapat permasalahan dalam pemahaman konsep matematika siswa MTs Negeri Lipat Kain. Gejala yang menunjukkan adanya sebagian siswa tidak dapat menyelesaikan masalah matematika yang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan guru, tidak dapat mengaplikasikan rumus ke dalam persoalan matematika, dan tidak dapat merubah soal cerita ke dalam model matematika, Mengindikasikan rendahnya tingkat pemahaman konsep matematika yang dimiliki siswa MTs Negeri Lipat Kain. Konsep adalah suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefenisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. 3 Konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu. 4 Dalam arti lain, konsep adalah suatu pengetahuan yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama, sehingga objek tersebut dapat dibedakan satu sama lainnya. Konsep dalam matematika bersifat hierakis. Setiap konsep dipelajari dari 3 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2007, h. 158. 4 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Baerkembang (edisi keenam), Erlangga, Jakarta, 2009, h. 327.

5 konsep yang umum dan mendasar ke konsep yang khusus dan lebih kompleks. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. 5 Sebagai suatu kemampuan, pemahaman konsep mutlak perlu dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika, karena untuk memahami sebuah konsep matematika baru dibutuhkan pemahaman konsep sebelumnya sebagai prasyarat. Pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki siswa pada ranah kognitif. Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar menengah, salah satu tujuan pendidikan matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 6 Dengan demikian, salah satu tujuan pendidikan nasional menekankan pada kemampuan pemahaman konsep bagi siswa sekolah menengah di Indonesia. Artinya setiap siswa pendidikan menengah seharusnya mamiliki kemampuan pemahaman konsep matematika. Pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui kemampuan mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, membedakan, membandingkan, menjelaskan gagasan pokok, dan menghubungkan konsep-konsep dalam pemecahan masalah. 5 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2008, h. 149. 6 Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, h. 140.

6 Rendahnya pemahaman konsep siswa disebabkan oleh konsep matematika yang abstrak sehingga kurang bermakna bagi siswa. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang mampu membuat suasana belajar matematika itu sesuai dengan kondisi siswa serta mengajak siswa merasakan secara lansung pengalaman dengan melibatkan emosi siswa dalam proses belajar sehingga konsep matematika menjadi lebih konkrit dan mudah dipahami siswa. Strategi pembelajaran merupakan tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara lansung, lebih efektif, lebih mudah di transfer ke dalam situasi yang baru. 7 Strategi membantu guru untuk mengendalikan proses belajar yang efisien dan bermakna sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk itu seorang guru harus mampu memilih srategi yang tepat bagi peserta didiknya agar tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran kuantum merupakan cara mempermudah proses pembelajaran dengan memadukan unsur seni dan pemcapaian terarah, untuk semua mata pelajaran. Dalam pembelajaran kuantum setiap siswa dianggap sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar, usaha yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran harus diakui, sehingga kesalahan dalam belajar dianggap sebagai hal yang biasa. Pandangan ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: Ajaklah mereka itu kejalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik. (Qs. Nalh: 125) 7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta, 2010, h. 15.

7 Strategi pembelajaran kuantum memberikan gaya baru dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Pembelajaran kuantum mengaitkan antara pengalaman dan emosi dalam proses belajar, sehingga mampu membuat pelajaran menjadi bermakna dan akan meninggkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Hartono menjelaskan banwa, pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai koteks pembelajaran. 8 Penelitian yang dilakukan Greonendal, seorang instruktur di SuperCamp (sebuah lembaga pendidikan dan penelitian di AS) dalam penelitian melibatkan 6042 lulusan SuperCamp usia 12 sampai 22 tahun, menemukan bahwa strategi pembelajaran kuantum mampu: 69% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan hasil belajar, 81% memperbesar keyakinan diri, 84% meningkatkan kehormatan diri, 98%, meningkatkan keterampilan diri. 9 Pada hasil penenelitian Greonendal, pembelajaran kuantum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penilaian atau hasil belajar dalam pembelajaran meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Menurut Mas ud Zein dalam pembelajaran matematika ada kemampuan pemahaman konsep, kemampuan 8 Hartono, ( et al), PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, Zanafa, Pekanbaru, 2008, h. 53. 9 Made Wena, Srategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, h. 167.

8 komunikasi, dan kemampuan pemecahan masalah. 10 Dalam hasil belajar pemahaman konsep, kemampuan komunikasi, dan pemecahan masalah termasuk dalam kemampuan pada ranah kognitif, seperti yang dijelaskan Mas ud Zein bahwa ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berfikir. 11 Seperti yang telah dijelaskan pada hasil penelitian Greonendal, bahwa strategi pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar, artinya secara tidak lansung pembelajaran kuantum meningkatkan pemahaman konsep. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa MTs Negeri Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. 10 Mas ud Zein dan Darto, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Daulat Riau, Pekanbaru, 2012, h. 20. 11 Ibid, h.17.

9 B. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah, yaitu: 1. Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 12 Jadi, strategi pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan dan usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan kondisi berlajar yang kondusif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. 13 Strategi pembelajaran kuantum yang dimaksud adalah suatu stategi pembelajaran yang memadukan segala unsur yang ada di dalam diri siswa serta lingkungan belajar siswa untuk memaksimalkan proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa dengan melibatkan emosi siswa dalam proses pembelajaran. 3. Pemahaman konsep matematika adalah kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. 14 Jadi, pemahaman konsep matematika adalah kemampuan bersikap dan berpikir yang ditunjukkan siswa dalam memahami makna, definisi, ciri khusus, hakikat dan inti dari materi 12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007, h. 124. 13 Dobbi Deporter, Mark Reardon, Sarah Singer Nourie, Quantum Teaching :Orchestrating Student Succes, terjemahan Ary Nilandri. Allyn and Bacon, Boston, 1999, h. 3. 14 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit, h. 149.

10 matematika, serta kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat dalam penyelesaian masalah matematika C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Adapun masalah yang teridentifikasi berdasarkan gejala yang ada pada latar belakang adalah: a. Hasil belajar siswa rendah b. Motivasi belajar siswa kurang c. Tingkat pemahaman konsep matematika siswa masih rendah. 2. Batasan Masalah Berdasarkan gejala-gejala yang telah dipaparkan pada latar belakang penulis menemukan beberapa masalah yang teridentifikasi. Dari masalah yang ada, masalah rendahnya pemahaman konsep memiliki potensi yang lebih besar dalam menghambat tercapainya tujuan pembelajaran di MTs Negeri Lipat Kain. Untuk itu penulis membatasi masalah hanya pada rendahnya pemahaman konsep siswa MTs Negeri Lipat Kain dengan penerapkan strategi pembelajaran kuantum sebagai alternatif penyelesaian.

11 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: apakah terdapat pengaruh penerapan strategi pembelajaran kuantum terhadap pemahaman konsep matematika siswa MTs Negeri Lipat Kain? D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh penerapan strategi pembelajaran kuantum terhadap pemahaman konsep matematika siswa MTs Negeri Lipat Kain. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi guru, sebagai solusi baru untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika dan hasil belajar matematika siswa. b. Bagi siswa: 1) Agar pemahaman konsep matematika siswa meningkat 2) Agar hasil belajar matematika siswa meningkat 3) Agar pembelajaran matematika lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa c. Bagi kepala madrasah, sebagai salah satu bahan rekomendasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa di MTs Negeri Lipat Kain.