VISI PERBAIKAN KOTA VS REGULASI OLEH : IWAN KURNIAWAN KABID PELAYANAN 1 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Forum Regulasi 2I Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Jumat, 28 Oktober 2016 I Jakarta Convention Center
VISI JAKARTA AMAN, NYAMAN, BERKELANJUTAN, SEJAJAR KOTA-KOTA BESAR DUNIA, DIHUNI MASYARAKAT SEJAHTERA
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG GUNA TERWUJUDNYA VISI, MISI, DAN TUJUAN PENATAAN RUANG, DITETAPKAN KEBIJAKAN PERATURAN ZONASI MELIPUTI : KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN RUANG KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG 1. koefisien dasar bangunan maksimum (KDB); 2. koefisien lantai bangunan maksimum (KLB); 3. ketinggian bangunan maksimum ; 4. koefisien dasar hijau minimum (KDH); dan 5. koefisien tapak besmen maksimum (KTB) KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM KETENTUAN LAIN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGENDALIKAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN CAGAR BUDAYA, KAWASAN RAWAN BENCANA, KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN, DAN KAWASAN LAINNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Perda Prov. DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Pasal 194-196
SEKILAS MENGENAI BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Solusi Perizinan Warga Jakarta
365 hari Mendobrak Sistem Pelayanan Perizinan Publik
PTSP Melakukan Berbagai Pembenahan Internal Restrukturisasi Organisasi Internal Communication Website Perbaikan Internal Business Process Real Time Tracking Simplikasi Proses Perizinan Pendelegasian Wewenang Standarisasi Pelayanan
Pelayanan.jakarta.go.id pelayanan jakarta-ptspdkijakarta @layananjakarta
PERIZINAN PEMBANGUNAN
ALUR PROSES PELAYANAN PERIZINAN DI BPTSP & 5 KANTOR PTSP WALIKOTA LUAS TANAH >5000 HAK ATAS TANAH KONSULTASI BKPRD KONSULTASI GPA KELAS A > 8 LT KELAS B < 8 LT IPPT * KRK GPA KELAS A > 8 LT (NRT) KELAS B < 8 LT (NRT) SLF IPPL * LUAS TANAH >5000 UKUR KRK TRACE PEMATOKAN IZIN LINGK. IPAL DEWATERING PLB & KMRL IMB KELAS A > 8 LT (NRT) KELAS B < 8 LT (NRT)
ALUR PROSES PELAYANAN PERIZINAN IMB DI TINGKAT BPTSP 1 SEKRETARIAT TABG KONSULTASI (TEKNIS + ADM) PROSES IMB PERSETUJUAN TEKNIS IMB 6 2 3 4 5 7 KONSULTASI TABG MAKSIMAL 2 KALI SK IMB 20 HARI
ALUR PROSES PELAYANAN PERIZINAN SLF DI TINGKAT BPTSP 5 3 REKOMENDASI DINAS DAMKAR (REKOM. KESELAMATAN KEBAKARAN SLF-1) 1 REKOMTEK 4 PERSETUJUAN (TEKNIS + ADM) SLF REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN DINAS TENAGA KERJA (BEJANA TEKAN, GONDOLA, ALAT ANGKUT, LIFT, PENANGKAL PETIR DAN LISTRIK) REKOMENDASI DINAS PENATAAN KOTA 2 PENYELESAIAN KEWAJIBAN*
FORMATPERHITUNGAN INTENSITAS BANGUNAN (KDB, KLB, KDH, KTB, KB) http://bit.ly/2ac3gh8 PEDOMAN GAMBAR PERENCANAAN ARSITEKTUR (GPA) http://tinyurl.com/pedomangpa PELAYANAN KONSULTANSI PERIZINAN BANGUNAN http://bit/ly29uvsnk Telp : 0813-1951-8998 Email : tabgap_bptsp@yahoo.co.id GLOSSARY TENTANG ISTILAH TEKNIS PEMBANGUNAN DAN KETATARUANGAN http://pelayanan.jakarta.go.id/download/publikasi APLIKASI HITUNG ESTIMASI RETRIBUSI IMB KELAS A www.4share.com/mobile/ahnktaz5ba/qret-alpha.html FORMAT PERHITUNGAN OTTV http://greenbuilding.jakarta.go.id/
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG REGULASI JARAK BEBAS BANGUNAN GREEN BUILDING
Urban density sirkulasi
Kualitas ruang
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDB KDB? KDB Luas Lantai Dasar Luas Lahan Luas Lantai Dasar Luas Lahan persentase PERBANDINGAN antara LUAS SELURUH LANTAI DASAR BANGUNAN GEDUNG dan LUAS LAHAN PERPETAKAN ATAU LAHAN PERENCANAAN yang dikuasai sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, RDTR dan Peraturan Zonasi. (Perda 1 Tahun 2014)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDB Ketentuan KDB No Tinggi Dinding Pengatapan Perhitungan 1. t 1.20 m (proyeksi) 100% 50% x Luas Bidang Ybs * 2. t > 1.20 m 100% 100% x Luas Bidang Ybs 3. t 1.20 m (proyeksi) 100% 50% x Luas Bidang Ybs * 4. t 1.20 m (proyeksi) 0% Tidak Dihitung 5. t 1.20 m (proyeksi) 100% 50% x Luas Bidang Ybs * 6. t > 1.20 0% Tidak Dihitung * asalkan luasnya < 10% dari batasan KDB, selebihnya dihitng 100% luas RAMP sirkulasi kendaraan dan TANGGA TERBUKA menuju keatas dihitung 50% apabila tidak melebihi 10% dari batasan KDB yang ditetapkan dan selebihnya dihitung 100%.
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDB Tidak dihitung KDB SELASAR Penghubung 1 lantai Lebar 3m Beratap Tidak berdinding BANGUNAN PENUNJANG pos keamanan, bangunan ATM, gardu listrik, tangki air, kilang minyak, tangki penyimpanan, ruang me, ruang pembuangan sampah, PKL pada bangunan (tidak permanen tidak berdinding) dan Terpisah dari bangunan utama
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG Rumus perhitungan KDB KDB 1. Bangunan untuk kegiatan rumah (Sangat Kecil/Kecil/Sedang/Besar) : KDB = Luas Lantai Dasar Bangunan termasuk proyeksi Lahan Perencanaan 100% 2. Bangunan bukan kegiatan rumah : Rumus Persentasi Proyeksi : KDB = Luas Lt. proyeksi) Luas Batasan KDB 100% Rumus Perhitungan KDB jika Persentasi Proyeksi tidak lebih dari 10% : KDB = Luas Lantai Dasar Bangunan + proyeksi) (50% x Lt. Proyeksi Lahan Perencanaan 100% Rumus Perhitungan KDB jika Persentasi Proyeksi lebih dari 10% : KDB = Luas Lantai Dasar Bangunan + proyeksi) (10% x50% x Batasan KDB Lahan Perencanaan 100%
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG Contoh perhitungan KDB CONTOH I. Luas Total Proyeksi = 30 m2 Presentase Proyeksi : = Total Proyeksi : Batasan KDB = 30 m2 / 400 m2 = 7,5 % (Proyeksi < 10% Batasan KDB) Perhitungan Luas KDB: = Total Luas Lantai Dasar - (Proyeksi X 50%) = 200 (30 x 50%) = 200 15 = 185 m2 KDB = 185 m2 x 100% = 18.50 % 1000 m2 KDB Proyeksi Lantai Dasar Proyeksi Data Lahan : Lahan Perencanaan = 1000 m2 KDB = 40% Luas Batasan KDB = 400 m2 Luas Lantai Dasar = 200 m2 CONTOH II. Luas Total Proyeksi = 60 m2 Presentase Proyeksi : = Total Proyeksi : Batasan KDB = 60 m2 / 400 m2 = 15 % (Proyeksi > 10% Batasan KDB) Perhitungan Luas KDB: = Total Luas Lantai Dasar - (10% X 50% X Batasan KDB) = 200 (10% x 50% x 400 ) = 200 20 = 180 m2 KDB = 180 m2 x 100 % = 18.00 % 1000 m2
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB? KLB Seluruh Lantai Bangunan Lahan KLB Luas Seluruh Lantai Bangunan Luas Lahan angka persentase perbandingan antara LUAS SELURUH LANTAI BANGUNAN gedung dengan LUAS LAHAN PERPETAKAN ATAU LAHAN PERENCANAAN yang dikuasai sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. (Perda 1 Tahun 2014)
FUNGSI UTAMA FASILITAS SP/ME PARKIR INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB Apartemen Kantor Toko Warung Ruang M/E Ruang instalasi air Parkir beserta sirkulasinya Hotel Lobby Tangga, TK Mushola SD Ruang tunggu sopir Ruang PKL Dihitung 100% Dihitung 100% 20% dari luas lantai bangunan tidak dihitung KLB selebihnya dihitung dalam KLB 100% 50% dari luas KLB tidak dihitung KLB, dan kelebihan batasan 50% dihitung sebagai KLB100%; Perhitungan KLB
BALKON * TERPISAH DARI BANGUNAN BANGUNAN LAYANG LANTAI EVAKUASI BENCANA INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB Balkon menjorok keluar Balkon didalam struktur massa bangunan TPS Gardu listrik Tangki penyimpanan Kilang minyak / gas Tangki Air Pos Jaga koridor atau jembatan penghubung antar bangunan yang digunakan pejalan kaki dan tidak dipergunakan untuk kegiatan lain bangunan di atas 24 lantai yang menyediakan lantai evakuasi bencana satu lantai / lebih dan tidak dimanfaatkan untuk kegiatan lain 10% dari setiap luas lantai bangunan dihitung 50% KLB dan kelebihan dihitung sebagai KLB 100% Tidak dihitung KLB Tidak dihitung KLB Tidak dihitung KLB * Dengan ketentuan khusus Perhitungan KLB
BANGUNAN KHUSUS PARKIR BANGUNAN KHUSUS PARKIR INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB Bukan bangunan pelengkap dari bangunan utama Prasarana parkir perpindahan moda (PARK AND RIDE), terintegrasi dengan angkutan umum massal, dan bukan bangunan pelengkap dari bangunan utama Luas lantai bangunan boleh mencapai 150% dari luas total lantai yang telah ditetapkan pada RDTR dan Peraturan Zonasi Luas lantai bangunan mencapai 200% dari luas total lantai yang telah ditetapkan pada RDTR dan Peraturan Zonasi Perhitungan KLB
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB Balkon
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB b b c Tinggi atap a f c e g f h d Lebar lantai Tinggi dinding No Lebar lantai (Eg / fh) Akses dari dalam bangunan Tinggi Dinding (m) Pengatapan Perhitungan 1. t 1.20 pada min. 3 100% Tidak Dihitung 2. Memiliki akses/ sisinya 0% Tidak Dihitung L 1.20 3. Tidak Memiliki akses 100% 100% x Luas Bidang Ybs t > 1.20 4. 0% Tidak Dihitung 5. t 1.20 pada min. 3 100% 50% x Luas Bidang Ybs * 6. Memiliki akses/ sisinya 0% Tidak Dihitung L > 1.20 7. Tidak Memiliki akses 100% 100% x Luas Bidang Ybs t > 1.20 8. 0% Tidak Dihitung * asalkan luasnya < 10% dari luas abcd, kelebihannya dihitung 100% ** jarak lantai balkon ke atap maksimal 5m Ketentuan balkon
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KLB a b Tinggi atap e f d g c Tinggi dinding No Lebar lantai (Ef / gc) Akses dari dalam bangunan Tinggi Dinding (m) Pengatapan Perhitungan 1. t 1.20 pada 1-2 100% 50% x Luas Bidang Ybs * Memiliki akses/ 2. sisinya 0% Tidak Dihitung L 1.20 Tidak Memiliki 3. 100% 100% x Luas Bidang Ybs akses t > 1.20 4. 0% Tidak Dihitung 5. t 1.20 pada 1-2 100% 50% x Luas Bidang Ybs * Memiliki akses/ 6. sisinya 0% Tidak Dihitung L > 1.20 Tidak Memiliki 7. 100% 100% x Luas Bidang Ybs akses t > 1.20 8. 0% Tidak Dihitung * asalkan luasnya < 10% dari dari luas abcd, kelebihannya dihitung 100% ** jarak lantai balkon ke atap maksimal 5m Lebar lantai Ketentuan balkon
KOEFISIEN TAPAK BASEMEN (KTB)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KTB KTB? KTB Luas Lantai Basement Luas Lahan Luas Lantai Basement = 50 m2 Luas Lahan Perencanaan = 100 m2 angka persentase berdasarkan perbandingan antara luas tapak basemen dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. (Perda 1 Tahun 2014)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KTB Jarak dinding terluar basemen paling kurang 3 m (tiga meter) dari GSJ, pengaman saluran dan/atau kaveling; Basemen 2 atau lapis kedua yang berada di bawah permukaan tanah diperkenankan paling besar 75 % B1 Batasan Mengikuti Peraturan Zonasi B2 dst batasan 75% dari luas lahan Penggunaan basemen yang berada di bawah prasarana umum dan RTH harus mendapatkan persetujuan Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari BKPRD Ketentuan KTB
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KTB Ketentuan KTB pada sub zona R.1, R.2, R.3, R.4, R.5, R.6 dan R.9 dengan KTB paling tinggi sama dengan KDB yang telah ditetapkan dalam RDTR dan PZ, dan hanya digunakan sebagai fungsi penunjang hunian. Besaran KTB untuk kegiatan Rusun dan Rusun Umum menggunakan ketentuan khusus PSL sangat padat 60%,PSL padat 55%, Kurang padat 50%, Tidak padat 45% dan subzona KDB rendah 40% Sub blok yang besar KTB nya tidak ditentukan dalam RDTR dan Peraturan Zonasi, besaran KTB KDB yang telah ditetapkan RDTR dan Peraturann Zonasi -Rapergub Tata Bangunan
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH KDH? adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan atau penghijauan dan luas lahan perpetakan atau lahan perencanaan yang dikuasai sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Perda no. 1 Tahun 2014 NILAI KDH = LUAS BIDANG TANAH YANG DIHITUNG KDH X 100% LUAS LAHAN PERENCANAAN (LUAS ABCD)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH SISTEM SIRKULASI UDARA (paru-paru kota); PENGATUR IKLIM MIKRO SEBAGAI PENEDUH; PRODUSEN OKSIGEN; PENYERAP AIR HUJAN; PENYEDIA HABITAT SATWA; PENYERAP POLUTAN; PENAHAN ANGIN.
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH Intensitas pemanfaatan ruang berdasarkan Koefisien Dasar Hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 613 ayat (1) huruf e, KDH sesuai yang ditetapkan dalam RDTR dan PZ kecuali perkerasan di permukaan tanah yang dipergunakan sebagai jalan, prasarana parkir dan plaza. Perda no. 1 Tahun 2014 Pasal 615 ayat (5)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH Intensitas pemanfaatan ruang berdasarkan KDH sebagaimana dimaskud pada ayat (5), permukaan basement 1 lapis pertama yang diturunkan paling kurang 3m dibawah permukaan tanah yang dimanfaatkan sebagai resapan air dan RTH diperhitungkan sebagai KDH. Perda no. 1 Tahun 2014 Pasal 615 ayat (6)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH PROYEKSI
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH AKSES MOBIL DAMKAR KDH?
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DAPAT DIPERHITUNGKAN KDH JIKA : Mempunyai fungsi resapan dan harus Dapat ditumbuhi oleh rumput. Tidak dimanfaatkan, dipergunakan, dan/atau bagian dari jalur sirkulasi internal untuk kegiatan operasional dan servis. Dikhususkan Hanya Untuk Akses Pemadam Kebakaran, tidak di manfaatkan untuk kegiatan yang lain, termasuk parkir kendaraan Maksimal 50% Dari Batasan KDH Yang Ditetapkan dengan ketentuan sisa luas KDH yang bukan digunakan sebagai akses kebakaran, tidak kurang dari 10% luas lahan perencanaan. Memberikan tanda antara jalur khusus pemadam kebakaran dengan area KDH lain. KDH Hard Standing Mobil Pemadam Kebakaran Tidak Dihitung KDH.
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KDH DIHITUNG SEBAGAI KDH BIDANG TANAH TANPA PERKERASAN UNTUK HIJAU TAMAN DAN RESAPAN AIR BIDANG TANAH DGN BIDANG ATAS BASEMENT SATU DITURUNKAN 3 M STEPPING STONES PEJALAN KAKI DALAM TAMAN (LANDSCAPING) JALUR PEMADAM KEBAKARAN SESUAI KETENTUAN TIDAK DIHITUNG SEBAGAI KDH BANGUNAN BIDANG TANAH DGN BIDANG ATAS BASEMENT SATU DITURUNKAN < 3 M BIDANG TANAH TERKENA RENCANA JALAN JALAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PLAZA / PARKIR KENDARAAN HARD STANDING MOBIL PEMADAM KEBAKARAN KOLAM RENANG
KETINGGIAN BANGUNAN (KB)
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KB KETINGGIAN BANGUNAN (KB) KB dikelompokkan menjadi: a. Bangunan rendah =1 4 lantai; b. Bangunan sedang = 5-8 lantai; c. Bangunan tinggi = > 8 lantai. adalah jumlah keseluruhan lantai bangunan dengan memperhatikan ketentuan tinggi ruang setiap lantai bangunan dan ketinggian peil lantai dasar.
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG Batas KETINGGIAN BANGUNAN? KB 1. MASSA BANGUNAN Ketentuan ini berlaku pada massa bangunan dengan batas tertinggi elemen struktur, yakni bubungan atap tertinggi, ataupun dinding parapet dan mencakup elemen estetis/fasade bangunan yang ada. 2. ELEMEN UTILITAS Ketentuan ini berlaku apabila terdapat jaringan peralatan utilitas (penangkal petir, menara telekomunikasi, peralatan MEP) pada area atap bangunan maupun menempel pada bangunan.
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KB A. Jarak vertikal dari permukaan lantai dasar ke lantai 2 paling besar 10 m dan jarak vertikal lantai-lantai selanjutnya paling besar 5 m B. Dalam hal jarak vertikal dari lantai penuh berikutnya lebih dari 5 m maka ruangan tersebut dianggap sebagai 2 lantai (perhitungan hanya terhadap jarak bebas bangunan); Tidak berlaku untuk bangunan tempat ibadah, gedung pertemuan, gedung pertunjukan, gedung sekolah, bangunan monumental yang memiliki nilai arsitektur spesifik. C. Tinggi peil lantai dasar suatu lantai bangunan gedung diperkenankan mencapai maksimal 1,20 m mengikuti rata-rata jalan, dengan tetap memperhatikan keserasian lingkungan. B A C Ketentuan KETINGGIAN BANGUNAN?
INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KB MEZZANINE a. Jika luasnya kurang dari 50 % dari luas lantainya tidak dihitung sebagai lantai penuh; b. Jika luasnya melebihi 50 % dari luas lantainya, dianggap sebagai lantai penuh.
JARAK BEBAS BANGUNAN
JARAK BEBAS BANGUNAN SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAYAAN BENCANA KEBAKARAN RERUNTUHAN BANGUNAN
JARAK BEBAS BANGUNAN JARAK ANTAR BANGUNAN GEDUNG JARAK ANTARA BANGUNAN DENGAN BATAS-BATAS PERSIL
DIPENGARUHI OLEH : A. KETINGGIAN BANGUNAN JARAK BEBAS BANGUNAN B. JENIS BIDANG DINDING BANGUNAN Rumus : (Y)n = (3,5 + n/2)m Ket : n : Jumlah lapis y : jarak bebas (m) DINDING TERBUKA DINDING TERTUTUP DINDING MASIF
KETENTUAN JARAK BEBAS JARAK BEBAS BANGUNAN 1 DINDING TERBUKA 4 Jalan 2 DINDING MASIF/TERTUTUP DINDING TERBUKA 5 3 DINDING MASIF/TERTUTUP
KETENTUAN JARAK BEBAS JARAK BEBAS BANGUNAN 6 9 7 10 8
ARKADE? Perda no. 1 Tahun 2014 adalah angka ruang publik yang terbentuk oleh struktur bangunan (atap,, dinding, kolom) digunakan sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki untk membentk karakteristik arsitektur lingkungan.
KETENTUAN JARAK BEBAS JARAK BEBAS BANGUNAN 11 SECONDARY SKIN FASADE
KETENTUAN JARAK BEBAS JARAK BEBAS BANGUNAN Jika Tapak Lahan yang dapat dibangun 36 m2 Dapat dikecualikan untuk jarak bebas samping dan belakang dan maksimal 3 lantai, kecuali pada kawasan tertata. JARAK BEBAS SAMPING paling kurang 2 m (kecuali pada lahan perencanaan dengan lebar sampai 7 m JARAK BEBAS BELAKANG (* paling kurang 2 m x 1/3 lebar lahan perencanaan kecuali pada kegiatan rumah flat paling kurang 2 m RUMAH SANGAT KECIL, KECIL, SEDANG, BESAR & RUMAH FLAT (* Rapergub Tata Bangunan
BANGUNAN GEDUNG HIJAU PERGUB NO. 38 TAHUN 2012
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) MASALAH : KEKURANGAN LUASAN KDH GEDUNG DI DAERAH CAWANG (JAKTIM)
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) FOTO SURVEY KONDISI 13 OKTOBER 2016
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) GAMBAR KONDISI LAPANGAN TGL 13 OKTOBER 2016
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) FOTO SURVEY KONDISI 18 OKTOBER 2016 (SETELAH DISESUAIKAN)
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) FOTO SURVEY KONDISI 18 OKTOBER 2016 (SETELAH DISESUAIKAN)
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) GEDUNG DI JL. JENDERAL SUDIRMAN (JAKSEL) GEDUNG DI SETIABUDI (JAKSEL) KAWASAN SCBD SUDIRMAN MASALAH : KELEBIHAN NILAI KLB (±400M2) MASALAH : KEKURANGAN LUASAN KDH (±7%) MASALAH : PELAMPAUAN KLB (±9.000M2)
CONTOH KASUS KETIDAKSESUAIAN PELAKSANAAN DENGAN IZIN YANG TERBIT TERKAIT DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF) GEDUNG DI JL. THAMRIN (JAKPUS) GEDUNG DI KELAPAGADING (JAKUT) KAWASAN ISKANDARSYAH (JAKSEL) MASALAH : KELEBIHAN NILAI KDB (±300M2) MASALAH : KELEBIHAN KLB (±2.400M2) MASALAH : KELEBIHAN KLB (±1.200M2)