KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN

GAMBARAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1 BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

: THERESYA GATRA STERI

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

GAMBARAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA MUDA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DALAM MENIKAHKAN ANAKNYA DI USIA REMAJA DI DUSUN JOTAWANG BANGUNHARJO BANTUL

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

GAMBARAN PERILAKU REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

Abortus Spontan pada Pernikahan Usia Dini

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah tahun dan tahun untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI DESA LEMPONG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Transkripsi:

KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: ELFA YENITRA 1113172 PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

ii

iii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Karakteristik Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja yang Melakukan Pernikahan Dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. Kuswanto Hardjo, dr.,m.kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 3. Fitriani Mediastuti, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan. 4. Ekawati, S.SiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuknya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Selaku Kepala Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan izin melakukan penelitian. 6. Semua pihak yang telah mendukung terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua. Yogyakarta, Agustus 2016 penulis iv

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix INTISARI... x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10 A. Tinjauan Teori... 10 1. Karakteristik... 10 2. Remaja... 12 3. Kehamilan Tidak Diinginkan... 16 4. Pernikahan Dini... 20 B. Kerangka Teori... 25 C. Kerangka Konsep... 26 D. Pertanyaan Penelitian... 26 BAB III METODE PENELITIAN... 27 A. Rancangan Penelitian... 27 B. Lokasi dan Waktu Penetilian... 27 C. Populasi dan Sampel... 28 D. Variabel Penelitian... 28 E. Definisi Operasional... 29 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 30 G. Metode Pengumpulan dan Analisa Data... 30 H. Etika Penelitian... 32 I. Jalannya Penelitian... 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 35 A. Hasil Penelitian... 35 B. Pembahasan... 39 C. Keterbatasan Penelitian... 44 v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 45 A. KESIMPULAN... 45 B. SARAN... 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY... 3 Tabel 1.2 Keaslian Penelitian... 7 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 29 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015... 36 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Alasan Menikah pada remaja yang menikah Dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015... 37 Tabel 4.3 Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan Usia Menikah, Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini Secara keseluruhan di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015... 38 vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori... 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian... 26 viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 7. Lembar Observasi Lampiran 8. Lembar Hasil Penelitian Lampiran 9. Kegiatan Bimbingan KTI ix

KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA INTISARI Elfa Yenitra 1, Ekawati 2 Latar Belakang: Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan apabila pria kurang dari 21 tahun dan wanita kurang dari 19 tahun. Pernikahan dini terjadi karena salah satu faktor dari pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan yang terjadi dikarenakan suatu sebab sehingga keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orangtua bayi tersebut. Di wilayah DIY, kabupaten dengan pernikahan dini tertinggi yaitu Gunungkidul Desa Jatiayu. Tujuan: Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Metode Penelitian: Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang sudah menikah pada tahun 2015. Cara pengambilan data menggunakan data sekunder dan alat pengumpulan data yang di gunakan adalah lembar observasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu total populasi. Hasil: Mayoritas yang melakukan pernikahan dini pada remaja usia 16-19 tahun yaitu sebanyak (76,6%), pendidikan terakhir remaja mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebanyak (66,0%), alasan remaja melakukan pernikahan dini karenakan hamil duluan yaitu sebanyak (91,5%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun sebanyak (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebanyak (59,6%). Kesimpulan: Kejadian pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia 16-19 tahun, berpendidikan SMP dengan alasan menikah karena hamil duluan. Kata Kunci: Kehamilan Tidak Diinginkan, Kejadian Pernikahan Dini Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta x

CHARACTERISTICS OF UNWANTED PREGNANCY INCIDENTS ON TEENAGERS WITH THE EARLY MARRIAGE IN JATIAYU VILLAGE KARANGMOJO SUB-DISTRICT OF GUNUNG KIDUL DISTRICT OF YOGYAKARTA ABSTRACT Elfa Yenitra 1, Ekawati 2 Background: Early marriage is a marriage which happen if the man less than 21 years old and the woman less than 19 years. Early marriage occurs because one of factors of promiscuity led to the unwanted pregnancies. Unwanted pregnancy is a pregnancy happens because of a cause that its presence is not desired by one or both of the baby's parents. In Special Region of Yogyakarta area, district with the highest early marriage is in Gunungkidul of Jatiayu Village. Objective: Known the characteristics of unwanted pregnancy incidents on teenagers who did the early-age marriage in Jatiayu Village. Research Method: Research was kind of analytic survey with retrospektif approach in the year of 2015. Population in this research was whole teenagers who already marriage. The way of taking data used secondary data and data collection tools used observation sheet. Sampling technique used total population. Result: Most teenagers did the early marriage in age 16-19 years old as much (76,6%), teenagers last education most was Junior High School as much (66,0%), the reason of teenagers did the early marriage was pregnant outside marriage as much (91,5%), teenagers parents marriage in age 19 years old as much (70,2%), teenagers parents most had Elementary School education as much (59,6%). Conclusion: Early marriage incidents based on respondents characteristics most in age 16-19 years, Junior High School education with the reason of marriage because of pregnant outside marriage. Keywords: Unwanted Pregnancy, Early Marriage Incidents Students of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Lecturer of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yakni antara usia 10-19 tahun dimana masa periode pematangan organ reproduksi manusia dan disebut masa pubertas (Kusmiran, 2012). Sebagai tanda tanda pematangan organ reproduksi ditandai dengan beberapa tanda seks sekunder yaitu dengan tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, pinggul membesar, payudara membesar, kulit lebih lembut serta suara semakin merdu (Widyastuti, 2009). Permasalahan remaja dalam kesehatan diantaranya masih tinggi usia pernikahan pertama di bawah usia 20 tahun, yaitu usia 10-14 tahun sebanyak 4,8% dan usia 15-19 tahun sebanyak 41,9%. Aktifitas seksual remaja erat kaitannya dengan perkembangan psikis, fisik, proses belajar dan sosiokultural (Dinkes, 2011). Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Ada sekitar 35% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kehamilan sebelum menikah (Soetjiningsih, 2008). World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Sebagian besar kelahiran ini (95%) terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang. Di Amerika Latin dan Karibia 1

2 29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria (79%), kongo (74%), Afganistan (54%) dan Bangladesh (51%) (WHO, 2014). Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia di tahun 2007. Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di indonesia berada di urutan ke dua terbanyak setelah Kamboja. Menurut laporan Riskesdas 2013, dikemukakan bahwa 2,6% perempuan di antara usia 10-54 tahun menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% perempuan menikah pada umur 15-19 tahun. Salah satu masalah kesehatan reproduksi adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa seorang perempuan untuk bereproduksi lebih panjang jika menikah pada usia muda. Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68%. Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 tahun yang menikah diperkotaan meningkat menjadi 21%, sedangkan yang terjadi di perdesaan tentang pernikahan usia muda ini menurun menjadi 24,5%. Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah, jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (11,7% P :

3 1,6%L) diantara kelompok umur perempuan 20-24 tahun lebih dari 56,2% sudah menikah (BKKBN, 2012). Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY No Tahun Kota Jumlah (orang) Presentase 1 2013 Bantul Gunungkidul 2 2014 Bantul Gunungkidul 118 orang 116 orang 132 orang 148 orang 50,4% 49,5% 47,1% 52,8% 3 2015 Bantul Gunungkidul 132 orang 184 orang 41,7% 58,2% Dari Tabel 1.1 disebutkan bahwa menurut Kementrian Agama DIY tahun 2015 Gunungkidul menduduki peringkat pertama dalam pernikahan dibawah umur dengan rincian 184 orang (58,2%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Indonesia, yaitu pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang diatur dan seks bebas pada remaja, remaja yang melakukan seks bebas merasa bahwa seks bebas aman untuk dilakukan, padahal seks bebas banyak resiko salah satunya yaitu kehamilan diluar nikah (BKKBN, 2012). Menurut data Dinas Kesehatan Gunungkidul tahun 2015 terdapat 236 kasus kehamilan tidak diinginkan. Pernikahan di usia muda meningkat terbukti dengan meningkatnya permohonan pernikahan anak di bawah umur di KUA meningkat, 83% permohonan karena kehamilan tidak diinginkan (KTD). (Pemerintahan Agama Wonosari, 2015)

4 Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan wawancara terhadap 13 orang pada tanggal 24 Maret 2016 di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY terdapat 47 remaja yang sudah melakukan pernikahan dini dan diperoleh informasi bahwa 83% remaja yang hamil di luar nikah. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penilaian ini adalah Bagaimanakah karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul?. 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian di Desa Jatiayu Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakteristik remaja yang melakukan pernikahan dini berdasarkan usia menikah dan pendidikan terakhir di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

5 b. Diketahuinya karakteristik usia menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. c. Diketahuinya karakteristik alasan menikah pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan, bahwa seks bebas pada remaja dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan sehingga terjadinya pernikahan dini di usia kurang dari 19 tahun. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan dan dampak dari pernikahan dini. b. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan informasi tentang kejadian pernikahan dini yang terjadi karena faktor seks bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Sehingga

6 Bidan dapat memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja. c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian pernikahan dini.

7 E. Keaslian Peneliti Tabel 1.2.Keaslian Penelitian No Tahun Peneliti Judul Metode analisis, populasi, sampel dan variabel Hasil Penelitian Perbedaan dan Persamaan 1 2015 Desiyanti Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik analitik kuantitatif, Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas yaitu peran orang tua dalam komunikasi keluarga, pendidikan orang tua, pendidikan responden. Variabel tergantung adalah pernikahan dini, populasi seluruh pasangan usia suburyang telah menikah dan tercatat di Kecamatan. Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara peran orang tua sebagai komponen dalam system komunikasi dengan kejadian pernikahan dini pada anaknya, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian pernikahan dini, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan responden dengan kejadian pernikahan dini. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian mengenai pernikahan dini. b. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu jumlah populasi, teknik sampling dan sampel peneliti.

8 2 2013 Azinar Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan di Universitas Negeri Semarang Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Semarang usia remaja (18-24 tahun) yang berjumlah 26,486 orang. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus minimal sample size, didapatkan sampel 380 orang (laki-laki 197 orang,perempuan 183 orang). Sampel tersebut kemudian didistribusikan pada tiap-tiap fakultas secara proporsional, pengambilan sampel dilakukan secara random. Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) terlihat ada pengaruh yang signifikasi antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa tabulasi silang tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses media pornografi, sikap orang tua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat dengan perilaku seksual pran ikah responden dapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan prilaku seksual pranikah, Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah mengenai Kehamilan tidak diinginkan, sedangkan b. perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian, teknik sampling, populasi dan sampel penelitian.

9 3 2014 Bahar Identifikasi faktor pendorong pernikahan dini dengan metode analisis faktor di Kota Medan Metode pengambilan data menggunakan teknik cluster sampling dengan besar sampel 60 orang, populasi yang digunakan adalah para remaja yang menikah pada rentan tahun 2005-2012. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 faktor dominan yang mempengaruhi keputusan remaja menikah di usia muda yaitu faktor ekonomi dan biologis (30,688%), faktor pergaulan (15,187%), dan faktor tradisi (13,682%). Faktor ekonomi dan biologis merupakan faktor dominan yang menjadi pengaruh terkuat dalam pengambilan keputusan remaja untuk menikah di usia muda. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti mengenai pernikahan dini, sedangkan b. Perbedaan Peneliti sekarang dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel, teknik sampling, populasi dan sampel peneliti.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Jatiayu adalah salah satu desa dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari sembilan Desa ini terdapat satu Desa yang memiliki angka kejadian pernikahan dini terbanyak yaitu Desa Jatiayu. Desa Jatiayu terdapat satu Polindes yang dikelola oleh bidan. Masyarakat Desa Jatiayu menganggap pernikahan dini adalah suatu kejadian yang biasa bahkan sudah menjadi kebudayaan atau turun menurun dari orang tuanya yang dulunya juga menikah pada usia muda. Di Desa Jatiayu tenaga kesehatannya belum pernah mengadakan penyuluhan mengenai pernikahan dini. Desa Jatiayu terdiri dari 13 Dusun yang meliputi Dusun Kedungdowo, Dusun Pengkol 2, Dusun Pengkol 3, Dusun Wonotoro, Dusun Sawahan 5, Dusun Candi 6, Dusun Candi 7, Dusun Kerdon, Dusun Tegalsari, Dusun Ngringin, Dusun Tuwuhan, Dusun Bangkan dan Dusun Sawahan 13. 2. Karakteristik Responden Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah, pendidikan orang tua dan alasan menikah disajikan pada tabel berikut. 35

36 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) 1 Usia menikah 10 12 tahun 1 2,1 13 15 tahun 10 21,3 16 19 tahun 36 76,6 2 Pendidikan terakhir Tidak sekolah 1 2,1 SD 13 27,7 SMP 31 66,0 SMA 2 4,3 3 Usia orang tua saat menikah 19 tahun 33 70,2 20 tahun 14 29,8 4 Pendidikan terakhir orang tua saat menikah Tidak sekolah 14 29,8 SD 28 59,6 SMP 3 6,4 SMA 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0 Total 47 100,0 (Sumber: Data sekunder, 2015)

37 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu berusia 16-19 tahun yaitu sebesar 36 responden (76,6%), mereka mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun yaitu sebesar 33 responden (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 28 responden (59,6%). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Alasan Remaja Menikah di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) Alasan menikah 1 Hamil 43 91,5 2 Tidak hamil 4 8,5 Total 47 100,0 (Sumber: Data Sekunder, 2015) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa alasan remaja menikah dini yaitu karena hamil sebesar 43 responden (91,5%). 3. Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menikah dan Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini. Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja dengan alasan menikah dini secara keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta

38 Tabel 4.3. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan Usia Menikah, Pendidikan Terakhir, usia orang tua dan pendidikan terakhir orang tua Dengan Alasan Menikah Dini Secara Keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun 2015 No Karakteristik Hamil Alasan Menikah Tidak Hamil Total F % F % F % 1 Usia menikah 10-12 tahun 1 2,1 0 0,0 1 2,1 13-15 tahun 8 17,0 2 4,3 10 21,3 2 Pendidikan terakhir 16-19 tahun 34 72,3 2 4,3 36 76,6 Tidak sekolah 1 2,1 0 0,0 1 2,1 3 Usia orang tua saat menikah SD 10 21,3 3 6,4 13 27,7 SMP 31 66,0 0 0,0 31 66,0 SMA 1 2,1 1 2,1 2 4,3 19 tahun 29 61,7 4 8,5 33 70,2 20 tahun 14 29,8 0 0,0 14 29,8 4 Pendidikan orang tua saat menikah Tidak sekolah 11 23,4 3 6,4 14 29,8 SD 27 57,4 1 2,1 28 59,6 SMP 3 6,4 0 0,0 3 6,4 SMA 2 4,3 0 0,0 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Total 43 91,5 4 8,5 47 100,0 (Sumber: Data sekunder, 2015)

39 Tabel 4.2 dapat diketahui karakteristik berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini dengan alasan hamil pada usia menikah 16-19 tahun yaitu sebesar 34 responden (72,3%), pendidikan terakhir remaja yang menikah mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%). B. Pembahasan 1. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini karena hamil terlebih dahulu yaitu sebesar (91,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad (2009), yang menyatakan bahwa ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Karena kekhawatiran orang tua perempuan maka mereka segera menikahkan anaknya, karena menurut mereka anak sudah tidak perawan lagi, dan akan menjadi aib keluarga. Terlebih jika kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak tersebut.

40 Dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas pernikahan yang akan dilaksanakan bukan lagi sebagaimana pernikahan yang diamanatkan UU bahkan agama. Pernikahan yang dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di kemudian hari bisa goyah, apalagi jika pernikahan tersebut didasarkan keterpaksaan. Efek terbangkitnya dorongan seksual adalah keinginan untuk menyalurkan hasrat seksual dengan melakukan hubungan seks usia dini di luar ikatan pernikahan yang salah satu dampaknya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (Mendatu, 2007). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Istiqomah (2014), yang berjudul Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta bahwa penyebab pernikahan dini adalah kehamilan diluar nikah sebesar 60%. 2. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarkan usia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai usia remaja yang melakukan pernikahan dini dalam kategori usia 16-19 tahun yaitu sebesar (76,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dikemukakan oleh BKKBN bahwa Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia. Masih banyak provinsi di Indonesia yang masyarakatnya menikah di usia 16-19 tahun. Angka kejadian pernikahan dini di Indonesia tidak dapat di kategorikan rendah karena mencapai 46,7%.

41 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri Di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo bahwa sebagian besar responden yang melakukan pernikahan usia muda berusia 17 tahun sebesar (31,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melakukan pernikahan dini mayoritas berpendidikan SMP sebesar (66,0%) dari total responden sebanyak 47 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2011), pendidikan rendah menyebabkan remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi matang dan sebagainya mengenai informasi yang dibutuhkan kaitannya dengan masalah kesehatan reproduksi. Sebagai akibat, banyak terjadi perilaku seks yang menyimpang pada mereka yang berpendidikan sangat rendah apalagi disertai kemiskinan. Permasalahan akan muncul jika perempuan hamil terlebih dahulu sebelum menikah masih berstatus sebagai pelajar. Sehingga akan membuat malu atau aib keluarga yang menyebabkan mereka dikucilkan dari masyarakat (Surjadi, 2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo bahwa pernikahan dini paling banyak terjadi pada remaja dengan pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar (42,9%).

42 3. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarka usia dan pendidikan terakhir orang tua Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai usia orang tua remaja mayoritas menikah 19 tahun yaitu sebesar (61,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih (2013), yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten bahwa sebagian besar orang tua yang menikah 19 tahun sebesar (67,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat pinem (2009), mengatakan bahwa bagi orang-orang yang hidup di awal abad ke-20 atau sebelumnya, pernikahan pada usia kurang dari 19 tahun adalah hal biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar (59,6%). Faktor yang paling dominan mempengaruhi seorang remaja melakukan perkawinan usia muda adalah faktor orang tua, orang tua mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan remaja dan masa depan remaja itu sendiri sarwono (2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih (2013), yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten bahwa pernikahan dini paling banyak terjadi pada orang tua dengan pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar (64,0%).

43 4. Karakteristik alasan pernikahan dini pada remaja Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik remaja berdasarkan usia dengan alasan menikah pada remaja yaitu mayoritas usia 16-19 tahun menikah karena hamil sebesar 34 responden (72,3%). Tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan pendidikan dengan alasan menikah yaitu mayoritas berpendidikan SMP karena hamil sebesar 31 responden (66,0%). Karakteristik usia orang tua saat menikah dengan alasan remaja yang hamil mayoritas berusia 19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%). Dari hasil wawancara pada petugas KUA bahwa pernikahan dini terjadi karena pergaulan bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan diluar nikah. Pergaulan bebas sekarang sudah menjadi trend bagi anak muda zaman sekarang. Mereka sama sekali tidak memikirkan dampak pergaulan bebas. Mereka hanya memikirkan kepuasannya sendiri tanpa memikirkan dampak terhadap orang tuanya. Pendidikan rendah dan kebutuhan ekonomi juga memicu remaja melakukan pernikahan dini. Masalah dan dampak yang terjadi pada remaja yang menikah dini Menurut Romauli (2012) perkawinan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan masalah yaitu secara fisiologis alat reproduksi masih belum siap untuk

44 menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi. Secara psikologis umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Secara sosial ekonomi makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuat dorongan mencari nafkah sebagai penopang (Romauli, 2012). C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diluar kemampuan peneliti sehingga hasil yang diharapkan belum maksimal. Keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini meliputi: 1. Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari KUA Karangmojo. 2. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang diambil berdasarkan catatan register, sehingga tidak dapat melihat kondisi responden yang sebenarnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta dan pembahasannya di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu hampir semua responden yang menikah dengan alasan hamil terlebih dahulu sebesar (91,5 %). 2. Pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia 16-19 tahun yaitu sebesar (76,6%). Berpendidikan SMP sebesar (66,0%). 3. Sebagian besar pernikahan dini berdasarkan karakteristik usia 16-19 tahun dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (72,3%). 4. Sebagian besar pernikahan dini pada remaja mayoritas berpendidikan SMP dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (66,0%). 5. Sebagian besar orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun dengan alasan remaja yang menikah karena hamil sebesar (61,7%). 6. Sebagian besar pendidikan orang tua yaitu SD dengan alasan remaja yang menikah karena hamil yaitu sebesar (57,4%). 45

46 B. Saran 1. Bagi Remaja Diharapkan remaja dapat menambah pengetahuan baik dari tenaga kesehatan, media elektronik dan cetak mengenai dampak dari kesehatan reproduksi apabila mengalami kehamilan sebelum melangsungkan pernikahan pada usia 19 tahun. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Bidan diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap kejadian pernikahan dini berupa penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi kepada anak-anak SMP dan SMA yang ada disekolah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk dapat melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pernikahan dini.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta Ahmad. (2009). Pernikahan Dini. Jakarta: Salemba Medika Azinar, M. (2013). Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Kemas. Vol 8, No 2, 153-160 Bahar, A. Tarigan, G. Bangun, P. (2014). Identifikasi Faktor Pendorong Pernikahan Dini dengan Metode Analisis Faktor. Saintia Matematika, Vol 2, No 1, 1-11 BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada beberapa Provinsi di Indonesia Dahro, A. (2012). Psikologi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Desiyanti, I. W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mafanget Kota Manado. Jikmu, Vol 5, No 2 Dinkes Kabupaten Gunungkidul. (2015). Profil Kesehatan Tahun 2015. Gunungkidul : Dinkes Kabupaten Gunungkidul Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data Contoh Aplikasi Studi Kasus Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Istiqomah, A. (2014). Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta. Samudra Ilmu, Vol 5, No 2 Kementrian Agama DIY. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun 2015. Yogyakarta Kementrian Agama Gunungkidul. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun 2015. Gunungkidul Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Manuaba, IAC. Manuaba, IBGF. Manuaba, IBG. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mendatu, A. (2007). Kehamilan Tidak Diinginkan. Yogyakarta: Firma Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media Poerwadarminto, WSJ. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika Purwaningsih, E. (2013). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Pernikahan Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten. Involusi Kebidanan, Vol 4, No 7 Riskesdas. (2013). Masalah Reproduksi Remaja. Romauloi, S. (2012). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaj. Jakarta: Raja Grafindo Saryono. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press SDKI. (2012). Pernikahan Perempuan Muda di Indonesia. Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Soetjiningsih. (2008). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto Sopiyudin. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sujarweni, A. (2014). Metodologi Penelitian Keperawanan. Yogyakarta: Gava Media WHO. (2014). The WHO Application of ICD-10 to deaths during pregnancy, childbirth and the puerperium: ICD-MM. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/70929/1/9789241548458_eng.pdf. Diakses pada tanggal 15 April 2016 Jam 14.30 WIB. Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Yunita, A. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo. Ngudi Waluyo, Vol 5, No 2